Pendahuluan
Pemindahan ibu kota Indonesia ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan lompatan menuju masa depan kota cerdas yang hijau, inklusif, dan berstandar internasional. Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan visi ini adalah pengelolaan air bersih dan sumber daya air secara cerdas. Artikel ini mengupas secara kritis konsep smart city dan smart water management (SWM) yang diusulkan untuk IKN, mengaitkannya dengan tren global, serta mengulas studi kasus, angka-angka nyata, dan potensi implementasi di Indonesia.
Visi IKN: Kota Smart, Green, dan Berkelanjutan
IKN diharapkan menjadi kota modern, smart, dan berkelanjutan yang mengintegrasikan teknologi informasi, arsitektur modern, serta kearifan lokal. Salah satu target utama adalah memenuhi seluruh indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dengan menekankan ruang terbuka hijau minimal 50% dari tata ruang kota, serta perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi1.
Tantangan Air Bersih di IKN: Fakta & Angka
Ketersediaan Sumber Air
Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, terdapat enam infrastruktur utama sumber air baku di Kalimantan Timur, seperti Waduk Manggar (kapasitas 14,2 juta m³), Waduk Barnacle (2,43 juta m³), hingga Intake Sungai Mahakam (0,02 juta m³). Total potensi air baku dari lima infrastruktur eksisting adalah 4.827 liter/detik. Pemerintah juga membangun Waduk Sepaku-Semoi (2.500 liter/detik) dan merencanakan tujuh infrastruktur baru, termasuk Waduk Batu Lepek (14.500 liter/detik)1.
Kualitas Air Permukaan
Hasil pengujian kualitas air Sungai Mahakam menunjukkan kondisi yang memprihatinkan:
- TSS: 62–231 mg/L (standar: 50 mg/L)
- BOD: 3,72–16,5 mg/L (standar: 2 mg/L)
- COD: 12,14–33,49 mg/L (standar: 10 mg/L)
- DO: 2,03–3,56 mg/L (standar: 6 mg/L)
- Fe: 1,19–4,36 mg/L (standar: 0,3 mg/L)
- Koliform total: hingga 30.000.000/mL (standar: 1.000/mL)
Angka-angka ini menunjukkan bahwa kualitas air mentah di IKN jauh di bawah standar air minum, sehingga diperlukan sistem pengelolaan air yang sangat canggih dan terintegrasi1.
Potensi Banjir dan Keterbatasan Air Tanah
Wilayah IKN rentan terhadap banjir, terutama di kawasan Sepaku, Samboja, dan Muara Jawa akibat deforestasi serta aktivitas pertambangan. Potensi air tanah juga terbatas, dengan debit rata-rata hanya 0,7 liter/detik di beberapa titik, dan kualitas yang buruk (tinggi Fe, bahkan asin di kedalaman tertentu)1.
Konsep Smart City: Pilar Transformasi Urban
Smart city bukan sekadar kota digital, tetapi kota yang mengintegrasikan teknologi, masyarakat, dan lingkungan untuk menciptakan ekosistem urban yang efisien, inklusif, dan berkelanjutan. Model smart city menurut Supangkat (2018) mencakup tiga pilar: smart economy, smart society, dan smart environment. Sementara Leimiller dan O'Mara (2013) menekankan pentingnya integrasi enam sektor: energi, integrasi sistem, layanan publik, mobilitas, bangunan, dan air1.
Smart Water Management: Solusi Inovatif untuk Kota Masa Depan
Definisi & Manfaat SWM
Smart Water Management (SWM) adalah pendekatan pengelolaan air berbasis teknologi mutakhir seperti IoT, sensor, dan sistem kontrol otomatis untuk memastikan efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan air di tingkat kota. SWM menawarkan manfaat utama:
- Deteksi kebocoran secara real-time
- Monitoring kualitas air online
- Optimalisasi operasi dan pemeliharaan
- Penghematan biaya dan energi
- Peningkatan pengalaman pelanggan1
Studi Kasus Implementasi SWM
1. Smart Water Grid (SWG)
SWG menggabungkan teknologi sensor, komunikasi dua arah, dan sistem kontrol otomatis (misal: SCADA) untuk memantau dan mengendalikan distribusi air secara efisien. Sensus (2012) membagi smart meter dalam lima lapisan, mulai dari sensor hingga software analitik real-time. Dengan SWG, kebocoran air yang sebelumnya bisa berlangsung bertahun-tahun dapat dideteksi dalam hitungan jam, mengurangi Non-Revenue Water (NRW) yang di Indonesia rata-rata mencapai 32,8%1.
2. Flood Early Warning System (FEWS)
FEWS diimplementasikan untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir. Sistem ini memanfaatkan data real-time dan prediksi cuaca untuk memberikan peringatan dini, seperti yang telah sukses diuji di DKI Jakarta melalui J-FEWS. Output FEWS meliputi prediksi curah hujan, tinggi muka air, hingga estimasi waktu banjir tiba, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat melakukan evakuasi lebih cepat1.
3. Water Quality Online Monitoring (OnLimo)
OnLimo adalah sistem monitoring kualitas air secara online dan real-time, menggunakan sensor yang terintegrasi dengan data logger dan software. Sistem ini sudah diimplementasikan di PDAM Pontianak dan Kutai Kartanegara, serta mampu memberikan early warning jika terjadi pencemaran air di sumber air baku maupun outlet limbah industri1.
Strategi Implementasi di IKN: Langkah-Langkah Kunci
Tahapan Penerapan Smart City & SWM
- Pembentukan Tim Kebijakan Smart City
Melibatkan semua pemangku kepentingan untuk menyusun visi bersama. - Studi Kebutuhan dan Sinkronisasi Dokumen
Menyusun master plan dan blueprint smart city yang terintegrasi dengan dokumen hukum dan perencanaan pembangunan. - Sosialisasi dan Edukasi
Melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, dan pelaku industri dalam proses transformasi digital. - Penerapan Roadmap dan Inovasi Berkelanjutan
Mengadopsi teknologi baru dan melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan performa smart city dan SWM1.
Analisis Kritis & Opini
Kelebihan Konsep SWM untuk IKN
- Efisiensi Operasional: Integrasi SWM berpotensi menurunkan NRW, menghemat biaya energi dan bahan kimia, serta meningkatkan cakupan layanan air bersih.
- Mitigasi Risiko Bencana: FEWS dan OnLimo memperkuat sistem mitigasi banjir dan pencemaran air, sangat relevan untuk wilayah tropis dengan curah hujan tinggi.
- Transparansi & Keterbukaan Data: Sistem monitoring real-time meningkatkan transparansi pengelolaan air dan mempercepat respons terhadap masalah.
Tantangan dan Kritik
- Investasi Awal Tinggi: Implementasi SWM dan smart city memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, SDM, dan teknologi.
- Kesiapan SDM: Diperlukan pelatihan intensif bagi operator dan pengelola agar mampu mengoperasikan sistem canggih seperti SCADA dan IoT.
- Konektivitas & Keamanan Data: Infrastruktur digital harus didukung jaringan internet yang andal dan sistem keamanan siber yang kuat.
Perbandingan dengan Studi Lain
Konsep SWM di IKN sejalan dengan tren global, seperti proyek smart water di Singapura (PUB) dan Barcelona, yang berhasil menurunkan NRW hingga di bawah 10% melalui smart metering dan data analytics. Namun, tantangan geografis dan sosial di Indonesia membutuhkan penyesuaian khusus, terutama dalam hal edukasi masyarakat dan adaptasi teknologi lokal.
Relevansi dengan Tren Industri & Masa Depan
Transformasi IKN menjadi kota cerdas dengan SWM bukan hanya solusi teknis, tetapi juga bagian dari revolusi industri 4.0 di sektor tata kelola kota dan sumber daya alam. Implementasi SWM akan membuka peluang kolaborasi antara pemerintah, startup teknologi, dan universitas untuk mengembangkan solusi berbasis IoT, big data, dan AI di bidang air dan lingkungan.
Rekomendasi & Nilai Tambah
- Kolaborasi Multistakeholder: Libatkan sektor swasta, universitas, dan masyarakat dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem SWM.
- Peningkatan Literasi Digital: Edukasi masyarakat tentang manfaat smart city dan SWM agar tercipta budaya hemat air dan responsif terhadap peringatan dini.
- Pengembangan Teknologi Lokal: Dorong inovasi teknologi berbasis kebutuhan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Kesimpulan
Mewujudkan IKN sebagai kota cerdas dan berkelanjutan sangat bergantung pada keberhasilan implementasi smart water management. Studi kasus dan angka-angka nyata dari Kalimantan Timur menegaskan perlunya sistem pengelolaan air berbasis teknologi untuk mengatasi tantangan kualitas, kuantitas, dan risiko bencana. Dengan strategi yang tepat, kolaborasi lintas sektor, dan edukasi berkelanjutan, IKN dapat menjadi model kota masa depan yang hijau, inklusif, dan resilien.
Sumber : Hernaningsih, T., Said, N. I., Yudo, S., Wahyono, H. D., Widayat, W., & Rifai, A. (2023). Application of the concept of smart city and smart water management for the new capital city. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1201(1), 012103.