Masa Depan Konstruksi Berkelanjutan: Menakar Potensi Hempcrete di Industri Bangunan Swedia

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

24 April 2025, 13.03

Freepik.com

Pendahuluan: Industri Konstruksi di Persimpangan Jalan

 

Swedia dikenal sebagai negara maju yang progresif dalam urusan keberlanjutan. Namun, bahkan di negara yang mengusung green transition ini, industri konstruksi masih menjadi penyumbang besar emisi gas rumah kaca—sekitar 21% dari total emisi nasional. Di tengah tuntutan netralitas karbon 2045, inovasi bahan bangunan menjadi titik krusial.

 

Tesis yang ditulis oleh Vladislav Potko dan Tobias Raphael Schlegel ini mengangkat satu solusi menarik: hempcrete, material bangunan dari limbah ganja industri (hemp shiv) yang dicampur dengan pengikat kapur. Studi ini tak hanya mengevaluasi keberlanjutan material tersebut, tapi juga menelaah hambatan adopsinya di Swedia melalui pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif.

 

 

Apa Itu Hempcrete?

 

Hempcrete adalah campuran hemp shiv (bagian kayu dalam batang tanaman hemp), lime binder (biasanya kapur hidrolik), dan air. Material ini tidak dimaksudkan sebagai beton struktural, melainkan sebagai isolasi termal dan akustik, serta pengatur kelembaban bangunan.

 

Kelebihan Utama:

  • Karbon negatif: Menyerap lebih banyak CO₂ daripada yang dilepaskan dalam produksi
  • Tahan jamur dan hama
  • Insulasi termal tinggi (λ ~ 0.06 W/m·K)
  • Daur hidup panjang (hingga 100 tahun)

 

Kekurangan:

  • Kekuatan tekan rendah (~1 MPa)
  • Pengeringan lama (hingga 6 minggu)
  • Kurangnya standardisasi di Swedia

 

Metodologi Penelitian

 

Penulis menggunakan pendekatan mixed-methods:

  • Literature review untuk aspek teknis dan keberlanjutan hempcrete
  • Wawancara semi-terstruktur dengan 7 pelaku industri Swedia (arsitek, kontraktor, regulator)
  • Survei online terhadap 55 profesional konstruksi di Swedia
  • Analisis SWOT terhadap hempcrete

 

Temuan Utama: Antara Optimisme dan Hambatan

 

1. Dampak Lingkungan Positif

Studi Life Cycle Assessment (LCA) menunjukkan hempcrete memiliki potensi global warming (GWP) -108 kg CO₂e/m³, menjadikannya carbon sink dibanding beton biasa (+400–500 kg CO₂e/m³).

 

2. Ketahanan dan Efisiensi Energi

Hempcrete dapat menurunkan kebutuhan pemanasan hingga 30% dalam iklim dingin seperti Swedia, berkat kapasitas penyimpanan panas dan kelembaban.

 

3. Kurangnya Dukungan Regulasi

Tidak adanya standar teknis dan kode bangunan nasional untuk hempcrete menghambat kepercayaan kontraktor besar.

 

4. Ketidaktahuan dan Persepsi Negatif

Banyak responden survei yang mengaitkan hemp dengan ganja narkotika, bukan sebagai serat industri. Ini menimbulkan resistensi sosial dan pasar.

 

Studi Kasus: Hempcrete di Dunia Nyata

 

Prancis

Telah memiliki standar nasional (NF DTU 45.11) untuk konstruksi hempcrete. Digunakan pada lebih dari 1.000 proyek perumahan sejak 2012.

 

Inggris

Beberapa pengembang menggunakan hempcrete untuk rumah pasif. University of Bath aktif dalam riset skala besar.

 

Swedia

Masih minim penggunaan. Hanya 3 proyek rumah eksperimental yang tercatat menggunakan hempcrete.

 

Analisis SWOT Hempcrete di Swedia

 

Strengths:

  • Emisi karbon negatif
  • Material alami lokal
  • Insulasi termal dan akustik

 

Weaknesses:

  • Lama pengeringan
  • Kuat tekan rendah
  • Tidak cocok untuk struktur beban

 

Opportunities:

  • Target net-zero emissions 2045
  • Tren rumah pasif dan arsitektur organik
  • Potensi pertanian hemp lokal

 

Threats:

  • Hambatan hukum dan birokrasi
  • Persepsi sosial terhadap ganja
  • Ketergantungan pada binder impor

 

Kritik dan Perbandingan

 

Studi ini unggul dalam menggambarkan gambaran makro adopsi material hijau, namun tidak menyajikan pengujian teknis langsung di laboratorium. Dibandingkan dengan studi oleh Elfordy et al. (2008) tentang uji termal hempcrete, tesis ini lebih fokus pada hambatan implementasi di lapangan.

 

Namun pendekatan wawancara dan survei justru memperkaya sudut pandang praktis yang sering kali luput dari artikel ilmiah teknis.

 

Implikasi Industri & Rekomendasi

 

1. Regulasi Progresif

Pemerintah Swedia perlu mengembangkan standar teknis untuk hempcrete agar industri merasa aman secara hukum.

 

2. Kampanye Edukasi

Perlu pemisahan citra hemp industri dari ganja rekreasional agar diterima publik luas.

 

3. Inovasi Teknologi

Riset lebih lanjut diperlukan untuk mempercepat waktu pengeringan dan meningkatkan kekuatan mekanik tanpa mengorbankan keberlanjutan.

 

Kesimpulan: Hempcrete, Alternatif Realistis atau Solusi Elitis?

 

Tesis ini menunjukkan bahwa hempcrete secara teknis layak dan lingkungan sangat unggul, namun masih menghadapi tantangan besar dari sisi penerimaan pasar dan regulasi di Swedia.

Dengan komitmen iklim jangka panjang, Swedia punya peluang untuk memimpin Eropa dalam adopsi hempcrete. Namun diperlukan kolaborasi lintas sektor: pemerintah, akademisi, dan industri material.

 

 

Sumber:

Potko, V., & Schlegel, T. R. (2022). Sustainability and innovation in Sweden’s construction industry: Exploring the potential of hemp-based building materials. University of Gävle.