MarmorStuff: Inovasi Berkelanjutan dalam Bisnis Furnitur Menggunakan Limbah Marmer

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani

30 April 2024, 09.03

Tim MarmorStuff bersama Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) di Pameran Decorintex 2023 di Surabaya

Kampus ITS, ITS News - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil melakukan inovasi dalam bisnis furnitur dan dekorasi rumah dengan memanfaatkan limbah marmer. Bisnis yang diberi nama MarmorStuff ini bertujuan untuk mengurangi polusi yang disebabkan oleh limbah marmer dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Salsabila Dhita Nurani, ketua tim MarmorStuff, menjelaskan bahwa ide bisnis ini muncul setelah melihat tumpukan limbah marmer dari para pengrajin di kampung halamannya, Kabupaten Tulungagung. "Limbah marmer tersebut memiliki corak dan warna yang indah, dan sayang sekali jika tidak dimanfaatkan dan dibiarkan mengotori lingkungan," ujar Dhita.

Bersama dengan anggota tim lainnya, Zaky Ahmad Mubaarok, Arvia Khosyi Pratista, Aisyah Nabila Zein, dan Muhammad Muzakky, Dhita menyulap limbah marmer tersebut menjadi produk furnitur dan dekorasi rumah yang ramah lingkungan. Dalam prosesnya, Dhita dan timnya berkolaborasi dengan pengrajin marmer lokal di Tulungagung untuk mengembangkan bisnis tersebut.

Potret Salsabila Dhita Nurani (kanan) ketika menjelaskan produk MarmorStuff kepada para pengunjung Demo Day ITS 2023

Salsabila Dhita Nurani (kanan) saat menjelaskan produk MarmorStuff kepada pengunjung ITS Demo Day 2023

Lebih lanjut, Dhita menjelaskan bahwa MarmorStuff menggunakan teknik upcycling dalam proses produksinya. Upcycling merupakan teknik daur ulang yang tidak mengubah bentuk asli dari sampah. "Dengan upcycling, kami tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal, sehingga produk yang dihasilkan lebih terjangkau dan ramah lingkungan," jelas mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS ini.

Mengenai proses pembuatannya, potongan marmer yang tersisa pada awalnya diklasifikasikan berdasarkan pola dan warnanya. Selanjutnya, potongan marmer tersebut disusun dalam cetakan yang kemudian dituangi campuran semen putih, lem, dan bubuk kalsium. Setelah itu, proses pengeringan memakan waktu tiga hari sebelum produk dipoles dan diberi lapisan luar.

Gambar Bena Coaster, salah satu seri produk home decor dari MarmorStuff

Bena Coaster, salah satu seri produk dekorasi rumah dari MarmorStuff

Hasil dari produk ini tergantung dari cetakan yang digunakan. Sejauh ini, Dhita dan tim telah menghasilkan produk furnitur seperti meja dan kursi kafe, serta produk dekorasi rumah seperti nampan dan tatakan gelas. "Dengan teknik yang sama, kami bisa menghasilkan berbagai produk sesuai dengan permintaan konsumen," jelasnya.

Di tengah persaingan pasar, tim yang dibimbing oleh dosen Departemen Desain Produk ITS, MY Alief Samboro ST MDs ini juga telah menunjukkan keunggulan produknya melalui pameran-pameran berskala nasional maupun internasional. "Kami telah berhasil menjual produk kami di pameran berskala nasional DECORINTEX 2023 dan pameran berskala internasional IFFINA (Indonesia Meubel & Design Expo) 2023," ujar Dhita dengan bangga.

Potret Salsabila Dhita Nurani (kanan) bersama salah satu pemilik coffee shop saat menunjukkan produk MarmorStuff dalam acara Pop Up Store di Kota Blitar, Jawa Timur

Salsabila Dhita Nurani (kanan) bersama salah satu pemilik kedai kopi saat menunjukkan produk MarmorStuff di acara Pop Up Store di Kota Blitar, Jawa Timur

Inovasi bisnis ramah lingkungan ini berhasil mengantarkan Dhita dan timnya meraih medali perak dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 tahun 2023. Khususnya pada kategori presentasi Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran pada akhir November lalu. "Harapan kami, upaya ini dapat membantu para pengrajin marmer dan mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah marmer di Tulungagung," ujar Dhita. (Humas ITS)

Disadur dari: www.its.ac.id