Lima Strategi Kebijakan Publik untuk Mendorong Masa Depan Mobilitas Listrik di Filipina

Dipublikasikan oleh Marioe Tri

08 September 2025, 20.58

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Transformasi menuju mobilitas listrik bukan sekadar tren teknologi, melainkan kebutuhan strategis dalam menghadapi krisis iklim, urbanisasi cepat, serta ketergantungan pada bahan bakar fosil. Artikel Driving to the Future: Electric Mobility in the Philippines menekankan peran Electric Vehicle Industry Development Act (EVIDA, RA 11697) sebagai pijakan hukum. Undang-undang ini menunjukkan komitmen pemerintah Filipina dalam membangun ekosistem kendaraan listrik (EV), mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memperkuat daya saing industri nasional di kancah global.

Bagi pembuat kebijakan, isu ini bersifat multidimensional: melibatkan lingkungan (reduksi emisi), ekonomi (industri baru dan lapangan kerja), sosial (akses transportasi hijau yang lebih murah), serta administratif (koordinasi lintas kementerian dan sektor swasta).

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

  1. Dampak Sosial dan Lingkungan

    • Penggunaan EV dapat memangkas polusi udara perkotaan, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

    • Transportasi lebih senyap menurunkan polusi suara, memberi kenyamanan di kota-kota besar.

  2. Dampak Ekonomi

    • Industri EV membuka peluang investasi manufaktur, distribusi, dan layanan purna jual.

    • UMKM berpotensi masuk ke pasar perawatan baterai, penyediaan suku cadang, hingga konversi kendaraan konvensional.

  3. Hambatan

    • Infrastruktur charging masih minim, terutama di luar ibu kota.

    • Harga EV relatif tinggi dibanding kendaraan konvensional.

    • Kapasitas riset lokal di bidang baterai dan sistem pengisian daya masih terbatas.

  4. Peluang

    • EVIDA memfasilitasi Comprehensive Roadmap for EV Industry (CREVI) yang bisa jadi arah pembangunan hingga 2040.

    • Kolaborasi dengan universitas dan swasta bisa mempercepat inovasi.

    • Potensi integrasi EV dengan energi terbarukan (PLTS atap, smart grid) mendukung agenda transisi energi nasional.

5 Rekomendasi Kebijakan Publik Praktis

  1. Perluasan Infrastruktur Pengisian Daya Nasional
    Pemerintah perlu menetapkan target pembangunan stasiun pengisian daya di setiap kota besar dan jalur utama antarprovinsi. Skema public-private partnership (PPP) bisa mempercepat realisasi tanpa membebani APBN.

  2. Subsidi dan Insentif Fiskal yang Tepat Sasaran
    Subsidi sebaiknya diarahkan bukan hanya untuk pembelian EV baru, tetapi juga untuk konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik, sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat menengah-bawah.

  3. Dukungan terhadap Industri Lokal
    CREVI harus dipadukan dengan program industrial upgrading agar Filipina tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen. Misalnya, investasi di pabrik baterai, riset daur ulang baterai, dan produksi komponen EV lokal.

  4. Integrasi EV dengan Energi Terbarukan
    Kebijakan mendorong integrasi EV dengan sumber energi hijau, seperti panel surya rumah tangga atau microgrid berbasis energi terbarukan. Upaya ini relevan dengan Energy and Cost Efficiency in Industry, yang menekankan bagaimana industri bisa lebih hemat energi sekaligus ramah lingkungan.

  5. Program Edukasi dan Pelatihan Nasional
    Pemerintah perlu meluncurkan pelatihan tenaga kerja EV (teknisi, perakit baterai, insinyur charging station). Langkah ini tidak hanya menyiapkan SDM, tapi juga menjamin keberlanjutan sektor industri baru. Program ini juga relevan dengan Perencanaan Transportasi: Membentuk Masa Depan Mobilitas yang Berkelanjutan, karena membekali pemangku kepentingan dengan wawasan kebijakan transportasi hijau yang komprehensif.

Kritik: Risiko Jika Tanpa Kebijakan Serius

Tanpa arah kebijakan publik yang kuat, EVIDA berpotensi hanya menjadi undang-undang simbolis. Filipina bisa terjebak sebagai konsumen EV impor tanpa kemandirian industri. Infrastruktur terbatas dapat menimbulkan kesenjangan akses: EV hanya untuk kelas menengah-atas, bukan solusi massal. Selain itu, tanpa kebijakan integrasi dengan energi terbarukan, penggunaan EV justru bisa meningkatkan konsumsi listrik berbasis fosil—bertolak belakang dengan tujuan dekarbonisasi.

Penutup: Relevansi Strategis untuk Filipina

Artikel ini menegaskan bahwa mobilitas listrik adalah agenda nasional yang menyentuh isu pembangunan berkelanjutan, kesehatan masyarakat, dan daya saing global. EVIDA dan CREVI sudah memberi arah, tetapi implementasi membutuhkan keberanian politik, koordinasi antar-lembaga, serta kolaborasi publik-swasta.

Dengan lima langkah kebijakan publik yang realistis, Filipina tidak hanya bisa mengejar ketertinggalan, tapi juga memposisikan diri sebagai pemimpin regional dalam teknologi transportasi hijau.

Sumber

Institute of Integrated Electrical Engineers of the Philippines, The Electrical Engineer, April/August 2024 Issue.