Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Stabilitas Ekonomi Malaysia: Kajian Strategis dan Framework Keberlanjutan

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

28 Mei 2025, 13.30

pexels.com

Pendahuluan

Dalam era transformasi ekonomi dan tantangan global pasca-pandemi, sektor konstruksi memainkan peran yang semakin vital dalam menopang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Artikel ilmiah berjudul "Construction Sector Contribution to Economic Stability: Malaysian GDP Distribution" karya Alaloul et al. (2021) menawarkan kajian mendalam mengenai keterkaitan antara sektor konstruksi dan sektor-sektor utama lainnya dalam PDB Malaysia. Melalui pendekatan ekonometrik dan peramalan berbasis model VECM, penelitian ini memberikan landasan penting bagi perumusan kebijakan pembangunan berkelanjutan.

Relevansi Penelitian

Sektor konstruksi menyumbang hingga 5–7% terhadap PDB global, dan di Malaysia, kontribusinya mencapai nilai tertinggi sebesar RM 146,37 miliar pada 2019. Namun, dampak pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan signifikan hingga 44,5% pada Q2 2020. Situasi ini memperlihatkan betapa sensitifnya sektor ini terhadap gangguan eksternal. Oleh karena itu, penting untuk memahami keterkaitannya dengan sektor lain guna merancang kebijakan adaptif.

Tujuan dan Metodologi

Penelitian ini bertujuan untuk:

  • Menilai hubungan jangka pendek dan panjang antara sektor konstruksi dan sektor-sektor utama (pertanian, manufaktur, jasa, pertambangan).

  • Menyusun model peramalan kontribusi konstruksi terhadap PDB hingga 2050.

  • Mengembangkan kerangka kerja konseptual untuk keberlanjutan sektor konstruksi.
     

Metode:

  • Data 1970–2019 dari Department of Statistics Malaysia dan World Bank.

  • Pengujian Pearson correlation, uji akar unit ADF, cointegration Johansen, Granger causality, dan pemodelan VECM.

  • Peramalan hingga 2050, serta uji IRF dan CUSUM untuk respons terhadap guncangan.
     

Temuan Utama

1. Hubungan Keterkaitan Antar Sektor

  • Konstruksi menunjukkan korelasi tinggi dengan sektor lain (Pearson > 0,95).

  • Granger causality menunjukkan sektor jasa dan pertanian memengaruhi konstruksi secara unidirectional.

  • Sektor manufaktur, pertambangan, dan PDB tidak memengaruhi konstruksi secara signifikan.
     

2. Respons terhadap Guncangan

  • IRF menunjukkan bahwa guncangan dari konstruksi berdampak positif jangka pendek terhadap manufaktur dan jasa.

  • Guncangan pada sektor pertanian memiliki dampak tertunda tapi positif pada konstruksi.

  • Guncangan internal konstruksi menunjukkan kenaikan hingga tahun ke-8 sebelum kembali stabil.
     

3. Peramalan Kontribusi hingga 2050

  • Nilai kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB diperkirakan naik tiga kali lipat dari 2020 hingga 2050.

  • Prediksi menyebutkan kontribusi akan mencapai RM 280 miliar pada 2050.

  • Validasi model melalui Theil U-statistic = 0, menunjukkan akurasi tinggi.
     

Studi Kasus dan Konteks Praktis

Pandemi COVID-19 menyebabkan kerugian besar pada sektor konstruksi Malaysia:

  • Penundaan proyek, kenaikan biaya, PHK masal.

  • Paket stimulus PRIHATIN diluncurkan untuk memulihkan sektor ini.

  • Kontribusi konstruksi turun 44,5% di Q2 2020, lalu pulih 12,4% di Q3.
     

Framework Keberlanjutan

Penelitian ini menyusun framework konseptual berbasis tiga pilar:

  1. Stakeholder Engagement: Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

  2. Produktivitas dan Teknologi: Adopsi metode konstruksi modern dan green building.

  3. Regulasi dan Lingkungan: Legislasi ketat untuk pembangunan berkelanjutan.
     

Diagram Framework

Input: Alokasi anggaran dan sumber daya

Sektor Ekonomi (Khususnya Konstruksi)

Output: Pertumbuhan PDB, Infrastruktur, Lapangan Kerja, Keberlanjutan

 

Perbandingan dan Nilai Tambah

Penelitian ini memperluas studi sebelumnya dengan mengintegrasikan IRF dan VECM secara simultan. Berbeda dari studi di Australia atau China yang hanya memodelkan harga atau tenaga kerja, artikel ini menyoroti dinamika intersektoral dan dampaknya terhadap keberlanjutan.

Kritik:

  • Data hanya sampai 2019, belum mencakup dampak penuh COVID-19.

  • Generalisasi terbatas pada konteks Malaysia.

  • VECM memiliki keterbatasan dalam memprediksi pergeseran eksternal besar.
     

Namun, model ini bisa direplikasi di negara berkembang lain untuk membangun strategi pembangunan infrastruktur yang tangguh.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Sektor konstruksi di Malaysia tidak hanya menjadi pendorong pertumbuhan, tetapi juga indikator kepekaan ekonomi terhadap krisis. Studi ini menunjukkan bahwa dukungan kebijakan, teknologi, dan strategi keberlanjutan dapat menjadikan sektor ini tahan terhadap guncangan dan tetap berkontribusi positif terhadap PDB nasional.

Rekomendasi:

  • Pemerintah perlu mendorong green construction dan insentif fiskal.

  • Adaptasi framework ke kebijakan nasional dan daerah.

  • Pembaruan data pasca-2020 untuk validasi lanjutan.

Dengan pendekatan berbasis data dan integrasi multivariat, Malaysia dapat menjadikan sektor konstruksi sebagai pilar ekonomi masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

 

Sumber:
Alaloul, W. S., et al. (2021). Construction Sector Contribution to Economic Stability: Malaysian GDP Distribution. Sustainability, 13(9), 5012. https://doi.org/10.3390/su13095012