Key Performance Indicators (KPIs) untuk Meningkatkan Kinerja Keselamatan Pengembang Bangunan di Industri Konstruksi

Dipublikasikan oleh

15 September 2025, 13.41

Sumber: Freepik.com

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Penelitian Mahmoud et al. (2020) berangkat dari persoalan mendasar bahwa industri konstruksi, khususnya di sektor pengembangan bangunan, masih menghadapi tingkat kecelakaan kerja yang tinggi meskipun berbagai kebijakan keselamatan telah diperkenalkan. Makalah ini berupaya menjawab pertanyaan bagaimana indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPIs) dapat digunakan secara efektif untuk menilai sekaligus meningkatkan performa keselamatan para pengembang bangunan.

Secara metodologis, penelitian ini memanfaatkan survei kuesioner yang melibatkan sejumlah besar responden profesional konstruksi. Data dianalisis menggunakan Relative Importance Index (RII) untuk menentukan prioritas dan tingkat kepentingan masing-masing indikator. Temuan kunci menunjukkan bahwa terdapat 15 KPI utama yang secara signifikan mencerminkan dan memengaruhi kinerja keselamatan pengembang bangunan.

Secara kuantitatif, hasil analisis memperlihatkan beberapa indikator yang sangat menonjol:
- Penyediaan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) memiliki nilai RII hampir sempurna (RII = 0,98).
- Kepatuhan terhadap peraturan keselamatan pemerintah memperoleh nilai RII = 1,00.
- Komitmen manajemen terhadap keselamatan juga mencatat nilai tinggi (RII = 0,97).

Selain itu, indikator lain seperti pelatihan rutin keselamatan, pelaporan kecelakaan, serta audit keselamatan internal, seluruhnya berada pada rentang RII tinggi (0,85–0,95).

Kontribusi utama makalah ini adalah menyusun kerangka KPI yang terstruktur untuk industri konstruksi, dengan fokus pada pengembang bangunan. Artikel ini mengisi celah dalam literatur dengan menghadirkan instrumen pengukuran yang dapat digunakan secara praktis oleh manajer proyek, kontraktor, maupun pembuat kebijakan.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Walaupun menawarkan kontribusi penting, penelitian ini tetap memiliki sejumlah keterbatasan yang membuka ruang bagi riset lanjutan.

Pertama, dari sisi metodologi, penelitian ini hanya menggunakan questionnaire survey dengan analisis RII. Meskipun RII efektif untuk memberikan gambaran prioritas, metode ini cenderung deskriptif dan belum mampu menangkap hubungan kausalitas antar variabel.

Kedua, keterbatasan muncul pada konteks geografis penelitian. Studi ini difokuskan pada sektor konstruksi dengan representasi responden tertentu, sehingga hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasikan.

Ketiga, penelitian ini menitikberatkan pada perspektif manajemen dan pengembang, sementara suara pekerja lapangan kurang dieksplorasi.

Keempat, penelitian ini mengasumsikan bahwa semua KPI memiliki bobot kepentingan yang relatif stabil, padahal dinamika proyek dapat memengaruhi relevansi KPI.

Terakhir, belum adanya model integratif yang menghubungkan KPI dengan indikator performa organisasi lainnya (biaya, waktu, mutu) meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana keseimbangan antara keselamatan dan target bisnis dikelola.

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan

1. Pengembangan Model Kuantitatif untuk Menguji Kausalitas Antar-KPI
Penelitian lanjutan dapat menggunakan metode structural equation modeling (SEM) untuk menguji model kausal antara KPI utama dan outcome keselamatan nyata.

2. Studi Longitudinal tentang Dinamika Relevansi KPI di Berbagai Fase Proyek
Peneliti dapat melacak proyek konstruksi dari tahap awal hingga akhir, lalu mengukur perubahan tingkat kepentingan KPI di tiap fase.

3. Integrasi Perspektif Pekerja Lapangan dalam Validasi KPI
Riset lanjutan perlu mengintegrasikan suara pekerja lapangan dengan pendekatan mixed-method, untuk membandingkan hasil antara manajemen dan pekerja.

4. Perbandingan Lintas Sektor Konstruksi dan Lintas Negara
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan di sektor lain dan berbagai negara dengan regulasi berbeda.

5. Pengembangan Model Integratif antara KPI Keselamatan dan Kinerja Proyek
Penelitian lanjutan dapat membangun balanced scorecard khusus konstruksi yang memasukkan keselamatan sebagai salah satu pilar utama.

Penutup Kolaboratif

Secara keseluruhan, penelitian Mahmoud et al. (2020) memberikan kontribusi signifikan dalam memformulasikan KPI yang relevan dan terukur untuk meningkatkan kinerja keselamatan pengembang bangunan. Namun, keterbatasan metodologis, kontekstual, dan perspektif aktor menunjukkan perlunya riset lanjutan yang lebih mendalam, lintas konteks, dan integratif. Arah riset ke depan harus melibatkan kolaborasi multi-pihak agar hasil penelitian tidak hanya berhenti pada ranah akademik, tetapi juga terimplementasi dalam praktik industri. Penelitian lebih lanjut harus melibatkan institusi seperti universitas teknik terkemuka, asosiasi kontraktor nasional, dan lembaga pengawas keselamatan kerja untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil.
 

Baca Selengkapnya disini: https://www.jiem.org/index.php/jiem/article/view/3099