Kementerian ESDM Kejar Pengoperasian Pembangkit EBT Sesuai Target

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E.

05 Maret 2022, 17.02

Energi Terbarukan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya pelaksanaan Commercial Operation Date (COD) pembangkit energi baru dan terbarukan bisa berjalan sesuai target yang ditetapkan. Pemerintah sudah menargetkan bauran energi terbarukan bisa mencapai 23 persen pada 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana memastikan target tersebut telah dimonitor bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

"Kami bersama dengan PLN memastikan bahwa titik-titik COD masih sesuai. Kami punya tim bersama untuk memantau ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2/2022).

Ia menjelaskan, hingga akhir 2021, bauran energi terbarukan mencapai 11,5 persen dari total energi nasional. Artinya masih terdapat selisih 11,5 persen lagi yang harus dikejar pemerintah dalam 4 tahun mendatang.

Selama masa tersebut, Dadan bilang, PLN maupun swasta akan mengejar ketertinggalan 10 giga watt (GW) hingga 2025. Selanjutnya, dalam jangka 5 tahun atau 2030 ditargetkan bauran energi terbarukan mencapai 20,9 GW, sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021 - 2030.

Dia mengungkapkan, pencapaian target tersebut bertujuan mengantisipasi meningkatnya konsumsi listrik di masa mendatang. Dadan meyakini konsumsi listrik Indonesia perlahan akan mengalami lonjakan menyusul negara lain di Asia Tenggara.

"Konsumsi listrik kita masih rendah angkanya, seperti negara tetangga Malaysia misalnya tiga kali lipat dari kita. Ini adalah satu potensi ke depan, Indonesia masih akan tumbuh lebih cepat dan diperlukan listrik lebih banyak," jelas dia.

"Saya melihat oversuplay dari PLN ini sifatnya sementara, PLN pun saya kira melihat demikian, kita akan lewati waktu-waktu tersebut dan bertahap bagaiama EBT-nya bisa bertambah," lanjut Dadan.

Di sisi lain, salah satu fokus pemerintah dalam isu bauran energi adalah pemanfaatan potensi energi terbarukan sehingga bisa menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). Keterlibatan swasta mendukung PLN juga dinilai penting sebagai bagian dari pencapaian target bauran EBT.

Tercatat pada 2021, pemerintah berhasil menambah 600 MW kapasitas pembangkit EBT, sedangkan di 2022 direncanakan akan ada sekitar 700 MW untuk masuk ke sistem PLN. Untuk itu, fokus pemanfaatan EBT diupayakan demi menekan emisi gas rumah kaca.

"Yang dicari adalah bagiamana turunkan GRK. Pencapaian hal ini mengenai sifat dari energi sama-sama tahu bahwa upayanya adalah dorong pemanfatan energi bersih," pungkasnya.


Sumber Artikel: kompas.com