Kemenperin Tingkatkan Populasi IKM Inovatif dengan Cara Latih Ribuan Wirausaha Baru

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja

12 Februari 2024, 11.38

mnews.co.id

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) semakin meningkatkan kemampuan wirausaha baru (WUB) sektor industri kecil dan menengah (IKM) untuk semakin tumbuh serta berdaya saing dalam memproduksi barang dan jasa. Para IKM terus dilatih oleh Kemenperin dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi, dan memperkuat keterampilan teknis, terutama dalam penggunaan teknologi informasi guna mengembangkan usahanya.

“Ditjen IKMA Kemenperin dengan rutin melakukan bimbingan teknis serta pendampingan kepada WUB IKM di berbagai daerah agar mereka dapat naik kelas menjadi pelaku IKM yang inovatif. Program ini tujuannya untuk meningkatkan perhatian WUB IKM terhadap legalitas usaha melalui perizinan berusaha yang saat ini bisa diakses dengan mudah melalui web Online Single Submission (OSS),” tutur Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Senin(18/7).

Ditjen IKMA Kemenperin mempunyai 2 program utama dalam rangka meningkatkan populasi IKM melalui kewirausahaan. Pertama, untuk calon wirausaha baru yang belum lama merintis usaha, Ditjen IKMA terus menggelar pelatihan WUB melalui program santripreneur, pelatihan WUB di daerah tertinggal, perbatasan, terluar, dan pascabencana. Kedua, pendampingan WUB yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain mencakup dekonsentrasi.

“Sampai triwulan 2022, Ditjen IKMA sudah melatih 12.700 wirausaha baru serta memfasilitasi 3.648 wirausaha baru industri kecil dengan legalitas usaha. Selain itu, program penumbuhan WUB tahun 2021 berhasil melatih 6.258 WUB dan memberikan fasilitasi legalitas usaha kepada 3.048 WUB,” ujar Reni.

Sesudah melalui program dasar pelatihan WUB, Ditjen IKMA memfasilitasi pula pelaku IKM dalam program peningkatan daya saing melalui beragam pendampingan, perluasan akses pasar, pameran, serta awarding.

Menurut Reni, program ini penting guna mendongkrak kemampuan sektor IKM yang selama ini berkontribusi besar dalam perekonomian nasional. “Saat ini banyaknya unit usaha IKM mencapai 4,4 juta unit usaha atau 99,7 persen dari total unit usaha industri, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,36 juta orang atau 66,25 persen dari total tenaga kerja industri, IKM mampu berkontribusi sejumlah 21,47 persen dari total nilai output industri nasional,” ungkapnya.

Setelah 2 tahun dihadapkan oleh pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia semakin pulih. Tingkat konsumsi masyarakat yang saat ini kembali meningkat ikut menggiatkan aktivitas IKM dalam memproduksi barang ataupun jasa.

“Dengan kreativitas, WUB IKM dapat mempergunakan serta mengolah sumber kekayaan alam menjadi produk berkualitas. Apalagi, akses teknologi informasi yang semakin berkembang memudahkan WUB IKM dalam proses produksi, sampai mengenalkan dan memasarkan produknya,” ujar Reni.

Selain itu, Direktur  IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari mengungkapkan, Ditjen IKMA sudah menyelenggarakan pula Bimbingan Teknis WUB IKM di Provinsi Maluku guna meningkatkan wawasan dan keterampilan teknis serta menguatkan jejaring antar IKM. Bimbingan Teknis WUB IKM di Provinsi Maluku ini menyasar WUB IKM di bidang ikan asap cair, daur ulang limbah, kerajinan plastik, perbaikan elektronik, pengolahan daging ikan serta anyaman lidi.

Sementara itu, reparasi mesin kapal angkutan, servis ponsel, pangan berbasis hasil laut, anyaman daun lontar, dan perbaikan mesin motor tempel. Bimtek itu digelar di 4 kabupaten dan kota di Provinsi Maluku dengan tema sesuai potensi komoditas di masing-masing daerah.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id