Kecelakaan SilkAir Penerbangan 185: Misteri Tragis di Udara yang Tak Terpecahkan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

26 April 2024, 15.00

Sumber: id.wikipedia.org

SilkAir Penerbangan 185 adalah penerbangan komersial yang dioperasikan oleh SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Indonesia ke Bandara Changi di Singapura. Pada tanggal 19 Desember 1997 sekitar pukul 16:13 WIB, sebuah pesawat Boeing 737-300 yang beroperasi pada rute tersebut jatuh di Sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh penumpang yang berjumlah 104 orang (97 penumpang dan 7 awak), termasuk pilot Tsu Way Ming dari Singapura dan co-pilot Duncan Ward dari Selandia Baru, tewas.

Penyelidikan atas bunuh diri kapten dan kemungkinan penyebabnya

Investigasi pun dilakukan atas kejadian ini. Dikembangkan bersama oleh sekelompok ahli dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, AS. NTSB, Singapura dan Australia. Pada tanggal 14 Desember 2000, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tersebut tidak jelas. Namun NTSB berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, tindakan Kapten Tsu yang membuang pesawat ke laut (bunuh diri). Menurut banyak laporan, alasan Kapten Tsu melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut:.

  1. Masalah keuangan keluarga, di mana dia dilaporkan mengalami kerugian dalam investasi keuangan, dan hutang tagihan kartu kreditnya yang lebih besar dari kemampuannya membayar. Hal ini terutama diakibatkan dari pengeluaran keluarganya yang lebih besar dari gajinya sebagai pilot.

  2. Kapten Tsu membeli polis asuransi beberapa hari sebelum kejadian (pada hari kecelakaan, jaminan perlindungan dari polisnya mulai berlaku), sehingga ia melakukan tindakan (menjatuhkan pesawat) tersebut untuk mendapatkan uang santunan asuransi (sebagai pengganti kerugian investasinya sebelumnya).

  3. Dia juga dilaporkan beberapa kali mendapat teguran disiplin dari SilkAir, termasuk satu tindakan yang berkaitan dengan memanipulasi sekring dari perekam suara kokpit (CVR),

  4. Laporan lain mengatakan ia juga berkonflik dengan Kopilot Ward dan beberapa rekannya yang meragukan kemampuannya memimpin sebagai Kapten Pilot.

  5. Kapten Tsu adalah mantan pilot dan instruktur A-4 Skyhawk Angkatan Udara Singapura. Ia memiliki pengalaman dengan pesawat tersebut selama 20 tahun. Selama kariernya, ia pernah mengalami musibah, yaitu kehilangan 4 teman satu skuadronnya ketika latihan terbang rutin, setahun sebelum kecelakaan. Dampak psikologis dari musibah ini diduga mengubah kepribadian Tsu yang berujung pada kecelakaan pesawat SilkAir tersebut.

Sumber: id.wikipedia.com