Teknologi Industri / Transformasi Digital
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 14 Agustus 2025
Dalam era Industri 4.0—fase revolusi industri yang ditandai oleh integrasi Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), komputasi awan (Cloud Computing), dan teknologi canggih lainnya—konsep Digital Twin atau kembaran digital telah menjadi salah satu inovasi paling menjanjikan. Digital Twin, secara sederhana, adalah replika digital dari objek fisik yang terus diperbarui dengan data real-time dari objek tersebut. Konsep ini bukan hanya visualisasi 3D, melainkan platform cerdas yang bisa memprediksi, menganalisis, dan bahkan mengontrol aset fisik.
Penelitian yang menjadi bahan resensi ini berjudul “Digital Twin implementation in Operations and Maintenance phase – Components and Benefits” karya George Michael Quaye (2021). Fokus utamanya adalah bagaimana Digital Twin dapat diterapkan pada fase operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance/O&M) bangunan—fase yang biasanya memakan waktu paling lama dalam siklus hidup aset, namun justru sering diabaikan dalam hal inovasi teknologi.
Nilai pasar global Digital Twin pada 2020 mencapai USD 3,1 miliar, dan diprediksi melonjak hingga USD 48,2 miliar pada 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 58%. Angka ini menunjukkan bahwa dunia industri sudah mulai melihat Digital Twin bukan sekadar tren, tapi kebutuhan strategis.
Latar Belakang: Kesenjangan Digitalisasi di Industri AEC
Industri Architecture, Engineering, and Construction (AEC) terkenal lambat mengadopsi teknologi baru. Salah satu alasan utamanya adalah sifat industrinya yang terfragmentasi, di mana banyak pihak terlibat dengan sistem dan standar yang berbeda-beda. Meskipun Building Information Modelling (BIM) telah diadopsi secara luas pada tahap desain dan konstruksi, penerapannya di fase O&M masih minim.
Padahal, fase O&M mencakup berbagai aktivitas penting: pemeliharaan fasilitas, pengelolaan energi, perbaikan darurat, hingga perencanaan renovasi. Saat ini, data operasional biasanya tersebar di berbagai sistem seperti Computerized Maintenance Management Systems (CMMS), Building Automation Systems (BAS), dan Energy Management Systems (EMS), yang seringkali tidak saling terhubung. Akibatnya, operator gedung kesulitan mendapatkan gambaran menyeluruh secara real-time.
Digital Twin hadir untuk mengatasi masalah ini. Dengan mengintegrasikan semua data statis (misalnya dari BIM) dan data dinamis (misalnya dari sensor IoT), operator dapat mengakses satu sumber informasi terpusat yang akurat dan terkini.
Komponen dan Jenis Digital Twin
Konsep Digital Twin yang dibahas dalam paper ini dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan tahap siklus hidup dan tingkat integrasi datanya:
Dengan arsitektur ini, sebuah Digital Twin tidak hanya berfungsi sebagai arsip digital, tetapi sebagai sistem cerdas yang membantu pengambilan keputusan berbasis data.
Perbandingan BIM vs Digital Twin
Banyak orang keliru menganggap BIM dan Digital Twin adalah hal yang sama.
Contoh perbedaan aplikatif: BIM bisa menunjukkan lokasi sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) dalam gedung. Digital Twin tidak hanya menunjukkan lokasinya, tetapi juga memantau suhu, konsumsi energi, getaran mesin, dan memprediksi kapan unit tersebut perlu diservis.
Metodologi Penelitian: Kombinasi Literatur dan Wawancara
Penulis menggunakan systematic literature review untuk memetakan penelitian terkait Digital Twin di fase O&M, dilengkapi dengan wawancara semi-terstruktur dengan praktisi industri. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran nyata status digitalisasi, hambatan yang dihadapi, dan potensi manfaat implementasi DT.
Hasilnya, ada konsistensi antara literatur dan wawancara: industri menyadari potensi besar DT, tetapi adopsinya terhambat oleh kurangnya integrasi sistem, keterbatasan anggaran IT (rata-rata hanya 1% dari pendapatan), dan ketiadaan standar data yang konsisten.
Temuan Utama: Status Digitalisasi O&M
Dari hasil studi, tiga tren utama muncul:
Manfaat Digital Twin bagi Stakeholder
Implementasi Digital Twin membawa manfaat nyata bagi berbagai pihak:
Kerangka Implementasi Digital Twin di Fase O&M
Paper ini mengusulkan framework implementasi yang praktis:
Aplikasi Dunia Nyata
Implementasi framework ini punya dampak signifikan di berbagai sektor:
Kritik terhadap Paper
Meskipun komprehensif, paper ini memiliki beberapa kelemahan:
Namun, kekuatan utama paper ini adalah kombinasi metodologi akademis dan wawasan praktis dari pelaku industri.
Kesimpulan
Digital Twin menawarkan paradigma baru untuk mengelola fase O&M bangunan. Dengan integrasi data real-time, analitik cerdas, dan visualisasi intuitif, industri AEC dapat beralih dari pendekatan reaktif ke proaktif dan prediktif.
Rekomendasi penulis untuk sukses implementasi:
Jika strategi ini diikuti, Digital Twin tidak hanya menjadi alat teknologi, tetapi fondasi utama transformasi digital industri konstruksi dan pengelolaan aset.
Sumber Paper:
Digital Twin implementation in Operations and Maintenance phase – Components and Benefits – Aalborg University, 2021.