Teknologi Industri & AI
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 25 September 2025
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (sering disingkat AI) makin lama makin jadi tulang punggung dalam industri berat, termasuk sektor energi dan perminyakan. Salah satu area yang sering dianggap “kurang sexy” tapi ternyata punya dampak besar adalah pompa lumpur (mud pump) dalam operasi pengeboran minyak dan gas. Pompa lumpur ini bisa dibilang adalah jantung sistem sirkulasi di rig pengeboran. Tesis karya Faraz Feizi (2022) dengan judul Artificial Intelligence-based Approach for Predicting Mud Pump Failures mencoba mengupas bagaimana AI bisa dipakai buat memprediksi kegagalan pompa lumpur dengan cara yang lebih sederhana, murah, tapi tetap efektif.
Kenapa topik ini penting? Karena pompa lumpur itu kalau rusak, seluruh operasi pengeboran bisa berhenti total. Bayangin aja, biaya sewa rig pengeboran bisa mencapai jutaan dolar per hari. Kalau pompa rusak, maka semua orang di lokasi harus menunggu sampai diperbaiki. Waktu tunggu inilah yang dalam industri dikenal dengan istilah Non-Productive Time (NPT), alias waktu terbuang yang bikin biaya meroket tanpa hasil apa pun. Selain kerugian finansial, ada juga risiko HSE (Health, Safety, and Environment), yaitu kesehatan, keselamatan kerja, dan dampak lingkungan. Jadi jelas, topik ini bukan cuma soal hemat duit, tapi juga soal keselamatan pekerja dan keberlanjutan operasi.
Latar Belakang: Masalah di Lapangan yang Mendorong Penelitian
Dalam operasi pengeboran, downtime akibat kegagalan mekanis adalah penyebab utama keterlambatan proyek. Feizi menyoroti bahwa pompa lumpur sering jadi sumber masalah karena sifat kerjanya yang berat. Pompa ini harus terus mengalirkan lumpur bor bertekanan tinggi untuk melumasi mata bor, menjaga lubang tetap stabil, dan mencegah ledakan akibat tekanan bawah tanah yang abnormal.
Masalah muncul karena komponen pompa lumpur sering aus atau gagal. Beberapa contoh umum adalah kegagalan katup (valve failure), piston rusak, liner aus, hingga kerusakan pada seat (tempat dudukan katup). Kalau salah satu komponen ini gagal, tekanan dan aliran lumpur langsung terganggu. Akibatnya operasi harus berhenti, bahkan kadang bisa memicu kegagalan berantai pada komponen lain.
Tradisi lama dalam industri adalah pakai perawatan reaktif (reactive maintenance), yaitu baru diperbaiki kalau sudah rusak. Metode ini jelas bikin biaya jadi tinggi. Ada juga preventive maintenance (perawatan pencegahan), misalnya ganti suku cadang setiap periode tertentu. Tapi masalahnya, jadwal ini kadang terlalu cepat (jadi boros biaya) atau malah terlambat (sehingga kegagalan tetap terjadi).
Nah, di sinilah masuk konsep Predictive Maintenance (PdM), yaitu pendekatan perawatan prediktif yang mencoba memperkirakan kapan sebuah komponen akan gagal dengan cara memonitor kondisi real-time. PdM memanfaatkan data, model matematis, hingga teknologi AI untuk “membaca tanda-tanda kerusakan” sebelum benar-benar rusak.
Tujuan Tesis Feizi
Feizi menetapkan beberapa tujuan jelas dalam penelitiannya.
Ambisi ini menarik karena biasanya prediksi kegagalan butuh banyak parameter dan sensor canggih. Feizi justru ingin membuktikan bahwa dengan data sederhana tapi relevan, AI bisa bekerja efektif.
Metodologi: Cara Penelitian Dijalankan
Metodologi yang dipakai Feizi lumayan sistematis dan praktis, mencerminkan pendekatan yang bisa langsung diadaptasi di lapangan.
1. Akuisisi Data
Data dikumpulkan dari dua sumber utama:
2. Persiapan Data
Data mentah sering punya masalah kayak noise, data hilang, atau outlier. Jadi Feizi melakukan preprocessing untuk memastikan data bisa dipakai.
3. Identifikasi Indikator Kondisi
Feizi berfokus pada indikator sederhana: tekanan dan aliran. Ide dasarnya adalah bahwa kegagalan komponen pompa pasti memunculkan pola anomali di tekanan atau aliran. Misalnya, kalau katup bocor, tekanan akan menurun meskipun flow rate tetap.
4. Pembuatan Model AI
Feizi menggunakan MATLAB Classification Learner dan Diagnostic Feature App untuk membangun model klasifikasi berbasis supervised machine learning. Artinya, model dilatih dengan data yang sudah diberi label “sehat” atau “gagal” berdasarkan catatan historis.
5. Validasi dengan Studi Kasus
Model kemudian diuji dengan data historis untuk melihat apakah benar bisa mendeteksi pola kegagalan sebelum terjadi kerusakan besar.
Hasil Utama: Apa yang Ditemukan?
Ada beberapa temuan penting dari penelitian ini:
Temuan ini memperkuat argumen bahwa kesederhanaan kadang lebih baik. Daripada investasi sensor mahal, cukup gunakan data yang sudah ada lalu olah dengan AI.
Analisis Praktis: Implikasi di Dunia Nyata
1. Penghematan Biaya
Setiap jam downtime di rig pengeboran bisa bernilai ribuan hingga jutaan dolar. Kalau AI bisa mendeteksi kegagalan lebih awal, biaya NPT bisa ditekan drastis.
2. Keselamatan dan Lingkungan
Pompa lumpur gagal bukan cuma soal downtime, tapi juga risiko HSE. Misalnya kalau lumpur tidak cukup menahan tekanan, bisa terjadi blowout yang berbahaya. Prediksi dini berarti risiko bisa diminimalkan.
3. Implementasi Sederhana
Karena hanya pakai sensor SPP dan flow rate, model ini bisa diadopsi tanpa perlu investasi besar. Ini penting buat perusahaan yang ingin hasil cepat tanpa biaya tambahan tinggi.
Kritik terhadap Penelitian
Walaupun menjanjikan, ada beberapa catatan kritis:
Relevansi dengan Industri 4.0
Tesis ini sejalan dengan tren besar Industri 4.0, yaitu integrasi dunia fisik dan digital. Beberapa poin relevansinya:
Dengan kombinasi itu, perusahaan bisa bergerak menuju operasi yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tesis ini memberikan kontribusi praktis yang nyata. Feizi berhasil membuktikan bahwa AI bisa mendeteksi kegagalan pompa lumpur lebih awal hanya dengan data sederhana (tekanan & aliran). Temuan ini relevan banget buat industri pengeboran yang selama ini selalu dibayang-bayangi risiko downtime mahal.
Meskipun masih ada keterbatasan, arah yang ditunjukkan jelas: masa depan perawatan peralatan industri akan semakin bergantung pada AI, machine learning, dan data-driven decision making.
📄 Sumber resmi: Feizi, F. (2022). Artificial Intelligence-based Approach for Predicting Mud Pump Failures. Montanuniversität Leoben. DOI: 10.3990/AC17011574