Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pendahuluan: Tantangan Konstruksi Terowongan Besar di Era Modern
Konstruksi terowongan bawah tanah berukuran besar, terutama yang menggunakan metode drilling and blasting, menjadi tantangan utama dalam pengembangan infrastruktur modern. Kompleksitas bertambah saat proyek tersebut berada di bawah kawasan bersejarah seperti Badaling Great Wall di Tiongkok. Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana monitoring geoteknik dan penilaian keselamatan diterapkan pada proyek terowongan tiga jalur besar (large-span triple tunnels), serta bagaimana data lapangan dan teknik mitigasi digunakan untuk menjamin stabilitas struktur dan keselamatan lingkungan sekitar.
Latar Belakang dan Signifikansi Studi
Large-span triple tunnels semakin banyak digunakan untuk mendukung kebutuhan transportasi massal di kota besar. Namun, metode drilling and blasting yang fleksibel dan cocok untuk kondisi geologi rumit, juga membawa risiko interaksi beban yang kompleks dan getaran tanah yang berpotensi merusak struktur sekitar, termasuk bangunan bersejarah. Studi ini menjadi sangat penting karena:
Studi Kasus: Proyek Badaling Great Wall Station
Badaling Great Wall Station adalah stasiun kereta bawah tanah terdalam di dunia, berlokasi di bawah kawasan wisata dan cagar budaya Tembok Besar Tiongkok. Proyek ini melibatkan tiga terowongan paralel berukuran besar yang dibangun di bawah Jundushan Mountain, melewati tiga zona patahan utama dan batuan dengan kualitas bervariasi (grade III dan V menurut sistem BQ Tiongkok).
Metode Konstruksi dan Monitoring
Metode drilling and blasting digunakan dengan siklus penggalian standar 2 meter. Lubang bor berdiameter 42 mm, kedalaman 0,7–1,9 m, dan muatan peledak 40–120 kg per siklus tergantung kualitas batuan. Untuk membatasi overbreak, diterapkan teknik smooth blasting.
Monitoring geoteknik dilakukan secara real-time pada beberapa parameter kunci:
Frekuensi monitoring:
Hasil Monitoring dan Temuan Kunci
Tekanan Batuan Sekitar
Tekanan Kontak dan Gaya Internal Lining
Getaran Tanah dan Dampak pada Permukaan
Teknik Mitigasi dan Optimasi
Berdasarkan feedback monitoring, diterapkan beberapa teknik mitigasi:
Analisis Tambahan dan Opini
Keunggulan Studi:
Kritik dan Saran:
Perbandingan dengan Penelitian Lain:
Relevansi untuk Tren Industri dan Pembelajaran
Studi ini sangat relevan untuk platform pembelajaran teknik sipil dan geoteknik karena:
Kesimpulan
Monitoring geoteknik dan penilaian keselamatan pada proyek terowongan tiga jalur besar di bawah Badaling Great Wall menunjukkan bahwa dengan strategi monitoring real-time, teknik mitigasi getaran, dan desain urutan penggalian yang tepat, risiko terhadap struktur bawah tanah dan bangunan permukaan dapat diminimalisir secara signifikan. Studi ini menjadi referensi penting untuk proyek serupa di masa depan, terutama di kawasan sensitif secara budaya dan geologi.
Sumber : Ran Li, Dingli Zhang, Qian Fang, Ao Li, Xuefei Hong, Xuebo Ma (2019), Geotechnical monitoring and safety assessment of large-span triple tunnels using drilling and blasting method, Journal of Vibroengineering, Volume 21, Issue 5.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pendahuluan: Transformasi Infrastruktur Perkotaan dengan Utility Tunnel
Pertumbuhan kota modern menuntut solusi infrastruktur yang efisien, aman, dan berkelanjutan. Salah satu inovasi penting adalah multi-purpose utility tunnel (MUT)-terowongan bawah tanah yang menampung berbagai utilitas seperti listrik, air, dan telekomunikasi dalam satu jalur terproteksi. Artikel ini mengupas hasil riset terbaru mengenai simulasi stokastik dua metode utama konstruksi MUT: microtunneling dan cut-and-cover (C&C), dengan fokus pada durasi, biaya, serta dampak sosial dan lingkungan.
Latar Belakang: Mengapa Utility Tunnel?
Metode tradisional pemasangan utilitas bawah tanah, yaitu dengan mengubur pipa atau kabel langsung di bawah jalan, telah digunakan selama puluhan tahun. Namun, solusi ini sering menimbulkan masalah serius:
MUT menawarkan solusi terintegrasi: semua utilitas berada di satu terowongan yang mudah diakses untuk pemeliharaan, sehingga mengurangi penggalian berulang dan meningkatkan keamanan serta efisiensi kota.
Metode Penelitian: Simulasi Stokastik dan 4D
Penelitian ini mengembangkan dua model simulasi stokastik berbasis Discrete Event Simulation (DES) untuk membandingkan dua metode konstruksi MUT:
Selain itu, simulasi 4D (3D plus waktu) digunakan untuk menilai aspek konstruktabilitas dan potensi konflik spasial-temporal selama pelaksanaan proyek.
Hasil Utama: Studi Kasus, Angka, dan Temuan Kunci
Studi Kasus: Implementasi di Montreal
Penelitian ini mengambil kasus nyata pembangunan utility tunnel di Montreal, Kanada. Dua metode dibandingkan secara langsung dari segi durasi, biaya, dan dampak lingkungan.
Durasi Konstruksi
Biaya Konstruksi
Dampak Sosial dan Lingkungan
Data Angka dari Studi
Keunggulan dan Kekurangan Masing-masing Metode
Cut-and-Cover (C&C):
Microtunneling:
Analisis Tambahan dan Opini
Konteks Global dan Tren Industri
Di banyak kota besar dunia seperti Tokyo, Singapura, dan Paris, penggunaan MUT dengan microtunneling makin populer. Faktor pendorongnya adalah kebutuhan mengurangi dampak sosial dan mempercepat proyek di area perkotaan padat. Namun, biaya investasi awal yang tinggi masih menjadi tantangan utama, terutama di negara berkembang.
Perbandingan dengan Penelitian Lain
Penelitian ini selaras dengan temuan sebelumnya di Eropa dan Asia, yang menunjukkan bahwa microtunneling sangat efektif untuk proyek di bawah infrastruktur vital atau kawasan dengan lalu lintas padat. Namun, beberapa studi menyoroti pentingnya analisis kelayakan ekonomi jangka panjang, mengingat biaya operasional dan pemeliharaan utility tunnel cenderung lebih rendah dibanding metode tradisional.
Kritik dan Saran
Penelitian ini sangat kuat dalam pendekatan kuantitatif dan penggunaan simulasi stokastik. Namun, ada beberapa aspek yang bisa dikembangkan:
Relevansi untuk Platform Pembelajaran
Artikel ini sangat relevan untuk platform pembelajaran teknik sipil, manajemen konstruksi, dan perencanaan kota. Materi berbasis studi kasus nyata, analisis data, serta simulasi stokastik dan 4D memberikan pengalaman belajar yang aplikatif dan kontekstual. Siswa dan profesional dapat memahami tidak hanya aspek teknis, tetapi juga pertimbangan sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam pemilihan metode konstruksi.
Kesimpulan
Multi-purpose utility tunnel adalah solusi masa depan untuk infrastruktur kota modern. Pilihan metode konstruksi sangat bergantung pada konteks proyek, dengan microtunneling unggul dalam kecepatan dan minim gangguan, sementara cut-and-cover lebih hemat biaya untuk diameter besar. Simulasi stokastik dan 4D menjadi alat penting dalam pengambilan keputusan, memastikan proyek berjalan efisien, aman, dan berkelanjutan.
Sumber : Shayan Jorjam (2022), Stochastic Simulation of Construction Methods of Multi-purpose Utility Tunnels, Master of Applied Science Thesis, Concordia University, Montreal, Quebec, Canada.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pengelolaan limbah nuklir jangka panjang menuntut infrastruktur bawah tanah yang stabil selama puluhan hingga ratusan tahun. Salah satu kandidat terbaik untuk penyimpanan geologis adalah formasi lempung dalam, seperti Boom Clay di Belgia dan Callovo-Oxfordian claystone di Prancis. Artikel ini menyajikan hasil analisis 20 tahun pemantauan struktur galeri bawah tanah di kedua lokasi penelitian: Connecting Gallery dari laboratorium HADES (Belgia) dan GRD4 Gallery dari Meuse/Haute-Marne URL (Prancis).
1. Konteks Proyek dan Signifikansinya
Tujuan utama dari studi ini:
2. Galeri HADES: 20 Tahun Pemantauan di Boom Clay
Konstruksi Connecting Gallery
Instrumentasi
Hasil Utama
Dampak PRACLAY Heater Test
3. Galeri GRD4: Eksperimen di Lempung Batu Prancis
Konstruksi GRD4 Gallery
Instrumentasi
Hasil Pemantauan
4. Perbandingan Perilaku Jangka Panjang
Persamaan:
Perbedaan:
5. Analisis Stres: Model dan Validasi
Pendekatan Eurocode2
6. Implikasi untuk Repositori Limbah Nuklir
7. Refleksi & Rekomendasi Praktis
Untuk insinyur dan perencana:
Untuk kebijakan nuklir nasional:
Untuk akademisi:
Sumber : Dizier, A., Scibetta, M., Armand, G., Zghondi, J., et al. Stability analysis and long-term behaviour of deep tunnels in clay formations. Geological Society, London, Special Publications, 536, 185–204. Published online: May 22, 2023.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pendahuluan: Tantangan Konstruksi Terowongan Modern
Dalam era urbanisasi pesat, pembangunan jalur kereta bawah tanah kerap bersinggungan dengan infrastruktur eksisting, termasuk terowongan operasional yang telah berfungsi selama bertahun-tahun. Studi yang diulas kali ini menyoroti risiko dan solusi konstruksi Tunnel Boring Machine (TBM) di atas terowongan operasional, mengambil studi kasus nyata dari proyek Chongqing Rail Transit Line 5 di Tiongkok. Penelitian ini bukan hanya relevan secara teknis, tetapi juga penting bagi keselamatan publik dan efisiensi investasi infrastruktur perkotaan.
Latar Belakang dan Signifikansi Studi
Konstruksi terowongan baru di dekat atau di atas terowongan yang telah beroperasi menimbulkan tantangan teknis yang besar. Risiko utamanya meliputi deformasi tanah, perubahan gaya internal struktur, hingga potensi kerusakan pada terowongan lama yang dapat mengancam keselamatan operasional. Di banyak negara maju seperti Jepang, panduan teknis telah dikembangkan untuk mengendalikan risiko ini, namun di Tiongkok, kasus-kasus spesifik seperti TBM yang melintas di atas terowongan aktif masih membutuhkan kajian mendalam dan solusi berbasis data lapangan serta simulasi numerik.
Metodologi: Inspeksi Lapangan & Simulasi Numerik
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan utama:
Pendekatan kombinasi ini memungkinkan peneliti untuk memahami baik kondisi aktual maupun potensi risiko berdasarkan skenario rekayasa.
Temuan Utama: Dampak Konstruksi TBM terhadap Terowongan Operasional
Studi Kasus: Proyek Chongqing Rail Transit Line 5
Angka-angka Penting dari Studi
Strategi Pengendalian Risiko
Penelitian ini mengusulkan beberapa solusi berbasis hasil simulasi dan evaluasi lapangan:
Kritik dan Komparasi dengan Penelitian Lain
Penelitian ini unggul dalam menggabungkan data lapangan dengan simulasi numerik, memberikan gambaran komprehensif mengenai risiko dan solusi yang dapat diterapkan. Namun, pendekatan ini masih memiliki keterbatasan:
Relevansi dengan Tren Industri dan Pembelajaran Digital
Topik ini sangat relevan dengan tren global di bidang konstruksi infrastruktur dan smart city. Penggunaan simulasi numerik, monitoring otomatis, dan penguatan struktur berbasis data adalah bagian dari transformasi digital di sektor konstruksi. Untuk platform pembelajaran, artikel ini juga menjadi contoh pembelajaran berbasis studi kasus nyata yang mengintegrasikan teori, simulasi, dan aplikasi lapangan.
Opini dan Rekomendasi
Penelitian ini sangat direkomendasikan bagi para insinyur sipil, manajer proyek, dan pemangku kepentingan di bidang infrastruktur perkotaan. Studi ini tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara tim lapangan dan tim analisis untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan proyek. Untuk pengembangan ke depan, integrasi machine learning dalam monitoring dan prediksi deformasi struktur dapat menjadi terobosan berikutnya.
Kesimpulan
Konstruksi TBM di atas terowongan operasional adalah tantangan besar yang membutuhkan pendekatan multidisiplin. Studi kasus Chongqing Rail Transit Line 5 membuktikan bahwa kombinasi inspeksi lapangan, simulasi numerik, dan pengendalian parameter konstruksi dapat secara signifikan mengurangi risiko kerusakan struktur lama. Solusi yang ditawarkan dapat menjadi acuan berharga bagi proyek-proyek serupa di masa depan, baik di Tiongkok maupun di negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Sumber : Lu F, Li L, Chen Z, Liu M, Li P, Gao X, Ji C, Gong L (2023), Risk analysis and countermeasures of TBM tunnelling over the operational tunnel. Front. Earth Sci. 11:1103405. doi: 10.3389/feart.2023.1103405
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Latar Belakang & Signifikansi
Penelitian oleh Arora dkk. (2020) dari Colorado School of Mines ini menyoroti tantangan konstruksi terowongan di tanah lunak (squeezing ground), seperti lempung dan batuan kaya lempung, yang menyebabkan deformasi besar dan risiko keruntuhan. Studi ini menggunakan model fisik inovatif yang mensimulasikan penggalian dengan Tunnel Boring Machine (TBM) mini di bawah tekanan triaksial, meniru kondisi lapangan hingga kedalaman 500 meter.
Metodologi & Temuan Kunci
1. Model Fisik & Material Sintetis
- Batuan sintetis (campuran lempung, semen, dan air) dirancang meniru sifat mudstone alami, dengan UCS 4.47 MPa dan modulus elastisitas 0.65 GPa.
- TBM mini dilengkapi sensor untuk memantau torsi, tekanan, dan laju ekskavasi.
2. Hasil Eksperimen
- Deformasi Time-Dependent: Setelah 168 jam, deformasi radial meningkat 35-55% di lokasi tertentu (Tabel 3-3).
- Akustik Emisi (AE): Terjadi 1.588 event AE selama ekskavasi, dengan peningkatan 60% pasca-ekskavasi akibat creep (Gambar 3-11).
- Longitudinal Displacement Profile (LDP): Deformasi maksimum 1.45% di area terjauh dari muka terowongan (Gambar 3-13).
3. Klasifikasi Squeezing Ground
- "Squeezing number" (S) diperkenalkan untuk memprediksi tingkat deformasi:
- S < 1: Deformasi minimal (<1%).
- S > 17: Deformasi ekstrem (>10%) (Tabel 2-3).
Studi Kasus & Validasi
- Terowongan John Street (Kanada): Tekanan horizontal 13-30x lebih besar dari vertikal menyebabkan deformasi moderat (Gambar 2-3).
- Terowongan Laodongshan (China): Batuan grade V dengan S = 7.78 mengakibatkan konvergensi horizontal 402 mm (Gambar 2-4).
- Terowongan Stillwater (AS): 26% panjang terowongan mengalami deformasi 2-5% (Gambar 2-6).
Kritik & Rekomendasi
- Keterbatasan: Model belum menguji efek sistem penyangga (support) atau kondisi anisotropik.
- Aplikasi Industri: Temuan ini bisa direplikasi untuk proyek terowongan dalam atau pertambangan, dengan penyesuaian parameter material.
- Saran Penelitian Lanjutan: Perlunya eksperimen dengan variasi GSI dan pengaruh air tanah.
Kesimpulan
Studi ini memberikan pemahaman komprehensif tentang mekanisme squeezing ground dan alat prediksi deformasi melalui squeezing number. Implementasi model fisiknya menjadi landasan baru untuk desain terowongan yang lebih aman dan ekonomis.
Sumber : Arora, K., Gutierrez, M., & Hedayat, A. (2020). Experimental Study of Tunnels in Squeezing Ground Conditions. University Transportation Center for Underground Transportation Infrastructure, Colorado School of Mines.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Stabilitas muka terowongan adalah tantangan teknis penting, terutama saat penggalian dilakukan di bawah muka air tanah atau dalam kondisi geoteknik yang buruk. Penelitian dalam dokumen ini menyajikan pendekatan Limit Analysis terkini untuk mengevaluasi efek dari tiga aspek utama yang sering dihadapi dalam proyek-proyek terowongan modern: panjang free span, penguatan dengan forepole umbrella, dan drainase muka baik dalam kondisi steady-state maupun transient.
1. Pengaruh Free Span terhadap Stabilitas Muka Terowongan
Free span mengacu pada bagian dari muka terowongan yang tidak diberi penyangga setelah penggalian. Studi ini menunjukkan bahwa:
2. Efektivitas Forepole Umbrella sebagai Sistem Penguatan
Forepole umbrella adalah metode penguatan yang umum digunakan dalam New Austrian Tunneling Method (NATM), terutama untuk tanah kohesif lunak. Penelitian ini menemukan bahwa:
3. Pengaruh Drainase Muka dalam Kondisi Jenuh Air
Advance drainage sangat penting dalam menjaga stabilitas terowongan di bawah muka air tanah. Penelitian ini membedakan efeknya dalam dua kondisi:
3.1 Kondisi Steady-State
3.2 Kondisi Transient
4. Validasi dan Perbandingan Model
Seluruh pendekatan analitis dibandingkan dengan model numerik dari FLAC3D dan OptumG2:
Refleksi & Relevansi Industri
Dalam praktik rekayasa bawah tanah, kesalahan dalam memperkirakan stabilitas muka dapat menyebabkan over-excavation, collapse, bahkan kerugian finansial besar. Pendekatan Limit Analysis yang diperluas seperti dalam studi ini memberikan kerangka kerja cepat namun andal untuk merancang:
Penelitian ini relevan bagi proyek-proyek subway, terowongan air bersih, dan infrastruktur bawah tanah lainnya, terutama di wilayah berair tinggi seperti kota pesisir dan daerah aluvial.
Sumber : PhD Thesis tentang Stabilitas Muka Terowongan: Analisis Free Span, Penguatan Forepole Umbrella, dan Drainase di Bawah Muka Air Tanah.