Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Laporan Keuangan

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan dari suatu perusahaanpada suatu periode akuntansi. Keberadaan laporan keuangan dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan khususnya dalam bidang keuangan. Susunan laporan keuangan terbagi menjadi laporan posisi keuanganlaporan laba rugilaporan arus kas dan laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah salah satu bentuk dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan tiap bulan, semester, tahun atau beberapa tahun.

Penyusunan laporan keuangan harus disesuaikan dengan peraturan dan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Isi laporan keuangan harus memberikan pandangan yang sama kepada pembacanya. Laporan keuangan juga harus memuat deskripsi mengenai transaksi keuangan yang benar-benar terjadi.

Pemakai laporan keuangan terdiri atas pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan laba maupun organisasi nirlaba. Pihak yang memakai laporan keuangan antara lain pihak manajemen keuangan, calon investorakuntankrediturwirausahawan, karyawan, pemerintah dan publik. Masing-masing memiliki kebutuhan informasi yang berbeda terhadap laporan keuangan. Pihak-pihak ini memanfaatkan informasi yang ada di dalam laporan untuk menentukan suatu pengambilan keputusan dalam hal keuangan.

Tujuan

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Informasi ini bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaandisamping pihak manajemen perusahaan.

Para pemakai laporan akan menggunakan laporan keuangan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan sebuah entitas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

Asumsi dasar

Laporan keuangan disusun atas dua asumsi dasar, yaitu asumsi kelangsungan usaha dan asumsi akrual. Pada asumsi kelangsungan usaha, diasumsikan bahwa perusahaan akan terus beroperasi sehingga entitas keuangan tidak mungkin menghilang. Oleh karenanya, penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan nilai yang wajar. Sementara itu, asumsi akrual merupakan sebuah asumsi bahwa pencatatan akuntansi dilakukan ketika transaksi telah terjadi. Posisi keuangan yang meliputi aset dan liabiltas tidak ditentukan oleh selesainya penerimaan atau pengeluaran. Asumsi akrual mengutamakan status hukum dari aset dan liabilitas setelah transaksi terjadi tanpa perlu menunggu status pembayaran dan penerimaannya.

Karakteristik

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki oleh laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Dapat dipahami berarti bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pembacanya dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna. Laporan keuangan dianggap relevan jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna. Keandalan berarti bahwa informasi dalam laporan keuangan bersifat bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material. Sedangkan dapat diperbandingkan berarti bahwa informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.

Isi

Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan berfungsi untuk memberi informasi terkait posisi dan informasi keuangan sebuah entitas pada akhir periode waktu akuntansi. Laporan posisi keuangan digunakan untuk menentukan langkah terkait finansial pada periode selanjutnya. Dalam laporan posisi keuangan dimasukkan informasi mengenai aktiva dan pasiva. Aktiva hanya terdiri dari aset. Sedangkan pasiva terdiri dari liabilitas (kewajiban) dan ekuitas (modal). Aset merupakan segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan. Sedangkan pasiva adalah segala sesuatu yang digunakan oleh perusahaan agar aset dapat dibiayai.

Laporan posisi keuangan disebut juga sebagai neraca. Penentuan posisi keuangan berkaitan langsung dengan aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah pendapatan dan beban

Laporan laba rugi

Laporan laba rugi berisi informasi mengenai laba dan rugi dalam keuangan yang menunjukkan kinerja sebuah entitas.  Hasil dari laporan laba rugi hanya ada dua yaitu memperoleh laba atau memperoleh rugi. Laporan laba rugi berisi tentang pendapatan, harga perolehan dan biaya. Isinya juga dapat berupa penjualan, harga barang atau jasa, dan biaya. Laba diperoleh ketika selisih antara pendapatan dikurangi dengan harga perolehan dan biaya bernilai positif. Sementara rugi diperoleh keitka selisih antara pendapatan dikurangi dengan harga perolehan dan biaya bernilai negatif.

Terdapat dua format yang dapat digunakan untuk menyusun laporan laba rugi yaitu sebagai berikut.

  • Single-step, dengan cara menjumlahkan pendapatan dari atas ke bawah menjadi satu kelompok kemudian dikurangi dengan total biaya beban dalam periode yang ditentukan.
  • Multi-step, dengan cara memisahkan pendapatan menjadi dua kategori yaitu pendapatan operasional dan non-operasional.

Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menampilkan perubahan jumlah modal dari awal periode pemodalan hingga akhir periode pemodalan. Selain perubahan jumlah, laporan perubahan modal juga menyebutkan penyebab terjadinya perubahan modal. Perubahan modal dihitung dengan menyertakan informasi mengenai akun modal, prive, dan laba bersih.

Laporan perubahan modal bertujuan untuk menginformasikan perubahan yang terjadi terhadap aktiva bersih sebuah entitas. Selain itu, juga untuk menginformasikan rangkuman dari investasi yang dihasilkan dalam satu periode. Laporan ini merupakan salah satu dokumen konfidensial sehingga tidak semua orang memiliki akses.

Laporan arus kas

Laporan arus kas berisi rincian sumber pemasukan dan pengeluaran kas sesuai dengan kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. Informasi mengenai kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu disajikan di dalam laporan arus kas. Selain itu, laporan arus kas juga dapat dijadikan sebagai alat analisis terhadap kesesuaian investasi dan pembiayaan dalam rencana keuangan perusahaan. Dalam perusahaan publik, laporan arus kas disebut sebagai laporan sumber dan penggunaan kas.

Laporan arus kas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • aktivitas operasi yang berisi laporan arus kas mengenai kegiatan operasional,
  • aktivitas investasi yang berisi laporan arus kas terhadap kegiatan berkaitan dengan aktiva tetap,
  • aktivitas pendaan yang berisi laporan arus kas terhadap kegiatan perubahan permodalan.

Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan yang diberikan sebagai informasi tambahan dan penjelas terhadap isi laporan keuangan. Angka-angka akuntansi yang disajikan di dalam laporan keuangan tidak selalu memberikan informasi secara jelas. Informasi yang disajikan cenderung kuantitatif dan tidak memberikan penjelasan yang cukup secara kualitatif. Posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tidak dapat secara jelas disampaikan melalui angka-angka pada laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan digunakan untuk melengkapi kekurangan informasi kuantitatif tersebut. Informasi di dalam catatan atas laporan keuangan antara lain dasar penyusunan laporan, kebijakan akuntansi, dan standar akuntansi keuangan.

Catatan atas laporan keuangan juga memuat segala transaksi operasi, investasi dan pendanaan yang tidak menimbulkan pendapatan dan pengeluaran kas. Selain itu, catatan atas laporan keuangan juga memasukkan transaksi yang tidak dimasukkan ke dalam laporan arus kas meskipun kedudukannya setara dengan kas. Catatan atas laporan keuangan umumnya digunakan oleh perusahaan besar dengan bentuk catatan kaki. Tujuan dari catatan atas laporan keuangan adalah untuk memudahkan pembaca dalam memahami laporan keuangan. 

Penyusunan

Laporan keuangan ditulis dengan identifikasi berupa judul, nama organisasi atau perusahaan, jenis laporan dan tanggal serta periode laporan. Penyajian data pada laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas harus dalam satu periode waktu tertentu. Sedangkan penyajian laporan posisi keuangan memberikan keterangan tanggal tertentu. Pembaca harus mudah memahami isi laporan keuangan. Tata letak tulisan, kosakatagaya bahasa dan keterangan tambahan mendapatkan perhatian utama selama penulisan laporan keuangan. Laporan keuangan disusun secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Masa penyusunan yang umum adalah pada akhir tahun.

Penyusunan laporan keuangan memerlukan alat bantu berupa neraca lajur. Isi neraca lajur adalah lajur-lajur yang meliputi neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca setelah penyesuaian, laba rugi dan neraca. Tiap lajur ini tersusun atas debit dan kredit.

Analisis

Laporan keuangan selalu memerlukan kegiatan analisis secara objektif. Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan peralatan dan teknik tertentu. Laporan keuangan yang dianalisis memiliki tujuan umum sebagai alat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan bertujuan untuk memperkirakan kinerja keuangan yang akan terjadi di masa depan.

Pihak yang mengadakan analisis laporan keuangan adalah para pengambil keputusan keuangan. Laporan keuangan dalam hal ini hanya menyajikan informasi mengenai kinerja keuangan di masa lalu sehingga menimbulkan kekurangan terhadap informasi yang dibutuhkan. Pengadaan analisis laporan keuangan menjadi penting bagi para pengambil keputusan untuk membentuk perkiraan-perkiraan yang tepat yang akan terjadi di masa depan.

Analisis horizontal

Analisis horizontal merupakan perbandingan kinerja keuangan antar tahun. Perbandingannya dapat dilakukan minimal antara tahun sebelumnya dengan tahun berikutnya. Analisis horizontal juga dapat membandingkan kinerja keuangan melebihi dua tahun.

Analisis vertikal

Analisis vertikal membandingkan posisi keuangan dari tiap aset, liabilitas, dan ekuitas keuangan di dalam laporan keuangan. Dalam laporan posisi keuangan, tiap bagian dari ketiganya dibandingkan melalui persentase masing-masing terhadap jumlah keseluruhannya. Pembandingan dengan persentase ini juga berlaku pada laporan laba rugi dan laporan perubahan modal.

Analisis rasio

Analisis rasio dalam laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu entitas dengan membandingkannya dengan akun-akun yang ada dalam hal keuangan. Laporan keuangan yang menggunakan analisis rasio utamanya ditujukan kepada investor dan kreditur. Analisis rasio berguna bagi investor dan kreditur untuk memberikan keputusan dalam memberikan investasi dan pinjaman terhadap suatu entitas.

Pemakai

Manajemen perusahaan

Laporan keuangan disajikan oleh perusahaan melalui akuntansi manajemen. Penyajiannya hanya untuk pihak internal perusahaan. Pihak internal ini bekerja di dalam perusahaan khususnya dalam bidang manajemen keuanganmanajemen produksi, dan manajemen pemasaran. Data dan informasi keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan di masa depan.

Organisasi sektor publik

Organisasi sektor publik memiliki kewajiban untuk membuat laporan keuangan untuk sektor publik. Laporan keuangan ini bersifat formal. Kewajiban pembuatan laporan keuangan ini disertai dengan pembuatan laporan kinerja yang berkaitan dengan keuangan maupun non-keuangan. Pembuatan laporan keuangan pada organisasi sektor publik dapat merupakan hasil adaptasi dari laporan keuangan sektor swasta. Persyaratan isi laporan ialah memuat sifat dan karakteristik keuangan sektor publik. Batasan yang diberikan terhadap laporan keuangan organisasi sektor publik adalah memasukkan pertimbangan politik dan sosial. Keduanya termasuk dalam jenis pertimbangan non-moneter.

Usaha mikro kecil menengah

Usaha mikro kecil menengah menggunakan laporan keuangan untuk memperoleh pendanaan dari bank.Adanya laporan keuangan membuat suatu usaha mikro kecil menengah mempunyai kejelasan dan tanggung jawab dalam hal keuangan. Isi laporan keuangan untuk usaha mikro kecil menengah paling sedikit meliputi neraca, laporan laba rugi pada periode tertentu dan catatan atas laporan keuangan.

Pribadi

Laporan keuangan pribadi dibutuhkan bagi seseorang untuk pengajuan utang maupun bantuan finansial lainnya. Pada umumnya, laporan keuangan pribadi terdiri dari formulir tunggal yang memuat catatan tentang aset dan tanggungan pribadi. Selain itu juga dapat memuat laporan arus kas. Adapun bentuk formulirnya ditentukan oleh institusi yang menyediakan piutang atau bantuan finansial terkait.

Prinsip pelaporan

Pengguna laporan keuangan umumnya menggunakan harga perolehan sebagai acuan dalam pelaporan. Harga perolehan menunjukkan sejarah pemakaian biaya. Sifat penyusunan laporan keuangan dengan catatan pembiayaan di masa lalu bersifat historis sehingga lebih andal dibandingkan dengan prinsip akuntansi lainnya. Dalam laporan keuangannya disertakan laporan aktiva dan liabilitas. Objektivitas dari prinsip biaya historis ditinjau dari harga perolehan yang tetap sama dari pelapor keuangan manapun pada pembelian aktiva yang sama.

Laporan keuangan perusahaan umumnya dilaporkan dalam dua jenis laporan. Perbedaan keduanya adalah pada tujuan pelaporan. Perusahaan umumnya menyediakan laporan keuangan untuk pembayaran pajak dan untuk pelaporan kepada para pemegang saham. Dalam pelaporan digunakan metode penyusutan dan metode garis lurus. Pada pelaporan pajak, perusahaan memberikan laporan keuangan dengan metode penyusutan yang dipercepat. Sementara pada pemegang saham, laporan keuangan diberikan dengan metode garis lurus sehingga diperoleh beban penyusutan yang lebih sedikit.

Audit

Audit laporan keuangan merupakan kegiatan menyesuaikan bukti-bukti pernyataan keuangan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain dengan kriteria keuangan yang telah ditetapkan. Auditor laporan keuangan merupakan sebuah tim atau perseorangan yang memiliki keahlian dalam mengadakan audit. Selain itu, auditor juga memahami standar audit yang telah ditetapkan. Audit menemukan kesesuaian bukti laporan keuangan dengan cara membandingkannya dengan standar akuntansi keuangan. Hasil audit kemudian dilaporkan kepada para pemakai laporan keuangan.  Dalam audit laporan keuangan terbentuk hubungan terbalik antara risiko audit dan bukti audit. Bukti audit yang diperlukan semakin banyak ketika tingkat risiko audit semakin rendah. 

Kegunaan

Alat komunikasi bisnis

Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kegiatan akhir dalam siklus kegiatan akuntansi. Sebagai bagian akhir dari akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dan hasil operasi dari perusahaan. Informasi ini dimanfaatkan bersama oleh pihak-pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Kedua jenis pihak ini mengadakan komunikasi bisnis menggunakan laporan keuangan. Karenanya, laporan keuangan dianggap sebagai salah satu bahasabisnis.

Menentukan efektivitas modal

Efektivitas modal dapat diketahui dari laporan keuangan. Isi laporan keuangan yang dapat memberitahukan efektivitas modal adalah laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Kedua jenis laporan ini dianalisis dengan memperhatikan beberapa jenis ukuran antara lain likuiditas dan rentabilitas. Efektivitas modal dapat diketahui dari hasil analisisnya ditambah dengan informasi mengenai sumber modal.

Pembukuan pajak

Pembuatan laporan keuangan khususnya laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi merupakan bagian akhir dari pembukuan pajak. Keberadaan laporan keuangan membuat pembukuan menjadi lebih teratur. Data informasi dan keuangan yang dimasukkan di dalam laporan keuangan meliputi aset, liabilitas, pendapatan, biaya, jumlah harga perolehan serta penyerahan barang dan jasa selama satu periode pajak tertentu.

Pembedaan

Haruslah dibedakan antara pengertian pelaporan keuangan dan laporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modalorganisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk Prinsip Akuntansi Berterima Umum. Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara pernyataan dan laporan.

Acuan

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dilakukan oleh seluruh perusahaan di dunia yang ditujukan bagi para pemakai eksternal. Perbedaan karakteristik antara laporan keuangan di suatu negara dengan negara lain hanya berkaitan dengan kebutuhan sosial, ekonomi dan hukum. Kebutuhan ini yang kemudian membuat perbedaan atas kebijakan atau ketentuan akuntansi terhadap penulisan laporan keuangan di masing-masing negara di dunia. Sementara itu, tujuan penulisan laporan keuangan pada dasarnya sama di seluruh negara di dunia.

Standar Pelaporan Keuangan Internasional

Standar Pelaporan Keuangan Internasional merupakan salah satu standar akuntansi keuangan di dunia, Standar ini diterbitkan oleh Badan Standar Akuntansi Internasional yang berpusat di LondonInggris. Tujuan pembuatan standar ini untuk menjadi standar akuntansi keuangan yang dapat berlaku di seluruh negara di dunia khususnya perusahaan publik.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan merupakan dewan yang dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menyusun standar akuntansi keuangan. Produk hukum yang dihasilkan oleh dewan ini ialah prinsip akuntansi berterima umum. Standar akuntansi keuangan yang dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan mulai kurang dipercaya sejak munculnya skandal akuntansi yang meibatkan perusahaan-perusahaan besar. Skandal ini disebabkan oleh adanya kekurangan dalam peraturan yang berkaitan dengan hubungan antara pelaporan keuangan dan standar akuntansi keuangan.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Laporan Keuangan

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Pelatihan

Dipublikasikan oleh Admin pada 12 Maret 2022


Pelatihan adalah kegiatan melatih atau mengembangkan suatu keterampilan dan pengetahuan kepada diri sendiri atau orang lain, yang terkait dengan kompetensi tertentu yang dianggap berguna.

Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur profesi tertentu yang disesuaikan dengan teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki kecakapan dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. [1]

Pembicara seminar sedang membawakan materi pelatihan

Suasana sebuah pelatihan penggunaan aplikasi berbasis komputer

Pengertian Pelatihan dalam Manajemen Sumberdaya Manusia

Cut Zurnali (2004), mengemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi pelatihan sebagai berikut:

  1. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
  2. Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
  3. Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.
  4. Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
  5. Menurut Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), training is usually conducted when employees have a skill deficit or when an organization changes a system and employees need to learn new skill. Ini berarti bahwa pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu system dan para perlu belajar tentang keahlian baru.
  6. Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227), Training is a learning experience in that it seeks a relatively permanent change in an individual that will improve the ability to perform on the job. Ini berarti bahwa pelatihan adalah suatu pengalaman pembelajaran di dalam mencari perubahan permanen secara relatif pada suatu individu yang akan memperbaiki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya itu.
  7. Menurut Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at), Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktik untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end) manusia, dan fitrahnya.

Cut Zurnali (2004) menjelaskan bahwa pengertian pelatihan yang dikemukakan oleh para ahli di atas sering dijadikan acuan dalam riset-riset manajemen sumberdaya manusia, psikologi industri, dan administrasi. Definisi-definisi para ahli tersebut dapat dengan lengkap mendeskripsikan mengenai arti dan tujuan pelatihan.

Tujuan Dan Manfaat Pelatihan

Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for employees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training programs and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.

Cut Zurnali (2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan yang dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright (2003), yaitu:

  • Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar,
  • Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru,
  • Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas,
  • Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran,
  • Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut,
  • Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.

Tiga Level Analisis Penentuan Kebutuhan Pelatihan[sunting | sunting sumber]

Menurut Cut Zurnali (2004), terdapat 3 (tiga) tingkatan atau level analisis dalam menentukan kebutuhan pelatihan yang harus dipenuhi, yaitu:

  • Pertama, organization analysis (analisis organisasi): Memfokuskan pada pengenalan di dalam organisasi di mana pelatihan dibutuhkan.
  • Kedua, operations analysis (analisis operasi): Mencoba mengenal isi pelatihan-apa yang tenaga kerja harus lakukan agar bekerja secara kompeten.
  • Ketiga, individual analysis (analisis individual): Menentukan seberapa baik setiap pekerja atau karyawan yang sedang melakukan tugas dalam menyelesaikan tugasnya.

Menurut Dessler (edisi terjemahan:1997:263), Pelatihan memberikan karyawan baru atau lama suatu keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Dengan demikian pelatihan berarti menunjukkan seorang masinis bagaimana mengoperasikan mesin barunya, bagi seorang juru jual baru, bagaimana menjual produk perusahaannya, atau bagi seorang penyelia baru bagaimana mewawancarai dan menilai karyawan.

Indikasi Keberhasilan Suatu Program Pelatihan

Menurut Soekidjo Notoatmodjojo (1991: 53), pelaksanaan program pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pelatihan tersebut terjadi suatu proses transformasi dalam:

  1. Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas
  2. Perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja.

Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian atau evaluasi atas pelaksanaan pelatihan tersebut.

Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah suatu lembaga pelatihan yang memberikan latihan keterampilan bagi masyarakat yang sertifikatnya dapat digunakan untuk mencari lowongan pekerjaan. Saat ini, LPK bersama LKP, telah dinaungi oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Pelatihan

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Hubungan industrial

Dipublikasikan oleh Admin pada 11 Maret 2022


Hubungan industrial adalah hubungan pihak yang berkepentingan atas proses produksi baik barang maupun jasa di perusahaan.[1] Hubungan industrial mengambil istilah dari "labour relation" atau hubungan perburuhan. Awalnya istilah ini meliputi hubungan perburuhan, membahas berbagai masalah yang berhubungan dengan pekerja buruh dan pengusaha. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa masalah hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha menyangkut aspek yang luas. Abdul Khakim (2009) menyampaikan bahwa hubungan industrial tidak terbatas hanya pada hubungan antara pekerja buruh dan pengusaha, tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah.[2]

Pihak dalam perusahaan

Pihak yang berkepentingan dalam setiap perusahaan (stakeholders) diantaranya:

  1. Pengusaha dan pemilik saham yang diwakili oleh pihak manajemen;
  2. Pekerja buruh dan serikat pekerja atau serikat buruh;
  3. Perusahaan pemasok;
  4. Konsumen;
  5. Perusahaan pengguna;
  6. Masyarakat ;
  7. Pemerintah.

Pelaku hubungan industrial juga melibatkan pihak ketiga, yaitu:

  1. Konsultan atau pengacara.
  2. Arbitrator, konsiliator, mediator, dan akademisi.
  3. Hakim pengadilan hubungan industrial

Prinsip-Prinsip Hubungan Industrial

Payaman J. Simanjuntak (2009)[1] menyatakan terkait prinsip dari Hubungan industrial, yaitu:

  1. Kepentingan Bersama: Pengusaha, pekerja buruh, masyarakat, dan pemerintah
  2. Kemitraan yang menguntungkan: Pekerja buruh dan pengusaha sebagai mitra yang saling tergantung dan membutuhkan
  3. Hubungan fungsional dan pembagian tugas
  4. Kekeluargaan
  5. Penciptaan ketenangan berusaha dan ketentraman bekerja
  6. Peningkatan produktivitas
  7. Peningkatan kesejahteraan bersama

Sarana Pendukung Hubungan Industrial

Payaman J. Simanjuntak (2009) [1] menyampaikan sarana-sarana pendukung hubungan industrial, yaitu sebagai berikut:

  1. Serikat Pekerja atau Buruh
  2. Organisasi Pengusaha
  3. Lembaga Kerjasama bipartit (LKS Bipartit)
  4. Lembaga Kerjasama tripartit (LKS Tripartit)
  5. Peraturan Perusahaan
  6. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
  7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaaan
  8. Lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian Kerja Bersama atau disingkat menjadi PKB, merupakan pijakan karyawan dalam menorehkan prestasi yang berujung kepada kinerja korporat, dan kesejahteraan karyawan. PKB memang penting bagi perusahaan manapun. Hubungan kerja senantiasa terjadi baik secara formal maupun informal, dan semakin intensif di dalam masyarakat kita sat ini.

Hubungan kerja yang memiliki potensi timbulnya perbedaan pendapat atau bahkan konflik. Cara mencegah timbulnya akibat buruk, maka perlu adanya pengaturan di dalam hubungan kerja ini dalam bentuk PKB. Praktiknya persyaratan kerja diatur dalam bentuk perjanjian kerja yang sifatnya perorangan.

PKB dibuat atas persetujuan kedua pihak yakni pemberi kerja dan pekerja. Pengaturan syarat kerja bersifat kolektif dapat dalam bentuk Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjanjian Kerja Bersama atau PKB sebelumnya dikenal juga dengan istilah KKB (Kesepakatan Kerja Bersama) / CLA (Collective Labour Agreement).

KKB atau CLA adalah merupakan perjanjian hasil perundingan yang berisi syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak dengan pengusaha. Manajemen Perusahaan menjadi wakil pengusaha dan Serikat Karyawan Bidang Ketenakerjaan yang mewakili pekerja.

Aturan perjanjian tertuang dalam Pasal 1 UU No.13 tahun 2003 Point 21,[3] bahwa PKB dibuat dengan melalui perundingan antara manajemen dan serikat karyawan. Poin yang tertuang bertujuan untuk menjamin kepastian dan perlindungan di dalam hubungan kerja. Partisipasi perjanjian merupakan upaya bersama untuk memetakan dan menentukan nasib perusahaan kedepan. PKB berlaku paling lama adalah dua tahun dan dapat diperpanjang paling lama satu tahun.

PKB merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk untuk menjalankan hubungan industrial, dimana sarana lain adalah serikat karyawan, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama bipartit, lembaga kerjasama tripartit, peraturan perusahaan, peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Perundingan pembuatan PKB berikutnya dapat dimulai paling cepat tiga bulan sebelum berakhirnya PKB yang berlaku sesuai ketentuan. Jika tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang masih berlaku tetap berlaku untuk satu tahun. ketentuan ini agar tidak memakan waktu lama, dan berlarut-larut sampai terjadi kebuntuan (dead lock) yang mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Hubungan industrial

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Organisasi

Dipublikasikan oleh Admin pada 11 Maret 2022


Organisasi (bahasa Yunaniὄργανονorganon - alat) merupakan wadah atau tempat berkumpulnya orang dengan 3 sistematis, terpimpin, terkendali, terencana, rasional dalam memanfaatkan segala sumber daya baik dengan metode, material, lingkungan dan uang serta sarana dan prasarana, dan lain sebagainya dengan efisien dan efektif untuk bisa mencapai tujuan organisasi.[1]

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologiekonomiilmu politikpsikologi, dan manajemen.[2] Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi, perilaku organisasi, atau analisis organisasi.[2]

Definisi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.[2] Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uangmaterialmesinmetodelingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.[2]

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.[3]
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.[4]
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.[5]
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.[6]

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.[2] Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran [2]

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.[2] Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.[2] Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.[2]

Partisipasi

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.[7] Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.[2] Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.[2]

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.[2]

Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata.[2] Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.[2]

Unsur-unsur

Menurut Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:[2]

  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Jenis-jenis organisasi

  • Formal
  • Informal
  • Non formal

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:[2]

  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical participation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang

Syarat-syarat

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .

  • Waktu. Untuk dapat berpartisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan di sini adalah untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.[2]
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.[2]
  • Subjek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.[2]
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalaupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.[2]
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.[2]
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.[2]
  • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan pada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.[2]

Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.[2]

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Organisasi

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Manajemen sumber daya manusia

Dipublikasikan oleh Admin pada 11 Maret 2022


Manajemen sumber daya manusia atau disingkat MSDM, adalah pemanfaatan sejumlah individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.[1] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologisosiologi, dan lain-lain. Unsur utama MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

Keterangan

Suatu perusahaan akan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial yang brilyan, baik yang sudah pengalaman ataupun trainee. Kerepotannya adalah bagaimana membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu menjamin ia bakal “loyal” terus.

Merekrut tenaga tingkat manajerial merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi menjaring calon yang tepat adalah secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.

Usaha yang kompleks dan tidak murah ini belum juga menjamin kesesuaian antara calon pegawai dengan jabatan yang bakal diisinya. Ketidakcocokan bisa karena ternyata si calon itu tidak memenuhi sejumlah syarat kerja, atau malah si calon itu sendiri yang — setelah ia tahu lebih banyak mengenai pekerjaannya — merasa kurang pas dengan kedudukan barunya.

Bila ini keadaannya, maka dapat diperkirakan bahwa cepat atau lambat si pegawai itu akan “mental” atau hengkang dari tempat kerja. Hal yang amat merugikan perusahaan sekiranya pegawai tersebut sebenarnya termasuk pekerja yang baik dan penuh potensi.

Membuat Betah

Gaji tinggi, fasilitas lengkap, sertajabatan/ke-dudukan yang jelas tak selalu menjamin betahnya seorang pegawai, apalagi untuk tingkat ma¬najerial ke atas. Sebagai orang baru, hal-hal itu tentu menjadi pertimbangan, namun, selang beberapa waktu, tentu ada hal-hal lain yang bakal dicarinya.

Upaya untuk membuat pegawai baru betah, apalagi bila diketahui ia tipe yang penuh inisiatif, enerjik, dan ogah rutinitas, harusnya dimulai sejak awal, kala ia baru masuk. Pada bulan pertama diperkenalkan kepada lingkungan kerjanya serta tugas-tugasnya secara spesifik. Bersamaan dengan itu pula sang pegawai baru di-expose pada budaya perusahaan, yakni pola perilaku segenap warga perusahaan yang mencerminkan sistem nilai yang dianut perusahaan.

Pelatihan

Untuk para manajer baru yang tugasnya berhubungan dengan banyak unit lain dalam perusahaan, maka ada baiknya ia pun mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Beberapa perusahaan besar bahkan mengharuskan para manajer tersebut untuk mengikuti hands-on training di beberapa unit yang relevan. Ini pengalaman yang penting mengingat bahwa dalam tugasnya kelak sang manajer bakal berhubungan banyak dengan unit-unit tersebut sehingga perlu memahami pola kerjanya sedetail mungkin.

Dalam proses ini, yang bisa saja berlangsung sampai setahun, trainee yang bakal menduduki jabatan eselon manajemen ini berinteraksi de¬ngan banyak pihak; dengan kalangan pelaksana, penyelia, manajer, dan tak jarang pula dengan pimpinan perusahaan. Kerapkali momen sosialisasi seperti ini menjadi faktoryang turut mendu-kung kemajuan karier trainee tersebut.

Selain itu, pelatihan dalam bidang organisasi, komunikasi, maupun bidang-bidang lain yang menunjang ketrampilan manajemen, merupakan masukan berharga bagi calon manajer. Apa¬lagi bila materi pelatihan disajikan oleh praktisi-praktisi yang mengenai betul kondisi dan iklim kerja di perusahaan. Memang, sekali lagi, ini bentuk perhatian pada calon-calon manajer yang harganya tentu mahal.

Tetapi ini harus dipandang sebagai investasi perusahaan untuk memiliki jajaran manajer yang trampil, mampu, dan punya wawasan yang sejalan dengan cita-cita dan falsafah perusahaan. Dari sudut si calon manajer sendiri, ini merupakan perlakuan yang tentunya memperkaya pengetahuan dan kemampuan individualnya, yang pada gilirannya bisa berperan besar dalam menumbuhkan loyalitasnya pada perusahaan.

Ibarat bayi yang baru lahir dan memasuki dunia baru, maka enam bulan pertama seorang pe¬gawai baru adalah masa-masa kritis yang menentukan sikap dan pandangannya terhadap perusahaan maupun pekerjaannya.

Betah dan Berprestasi

Bagi pegawai baru yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan manajerial, tentunya ada harapan bahwa ia diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Percuma mereka sekolah tinggi-tinggi (sering kali sampai tingkat MBA) bila kesempatan itu tak kunjung tiba. Oleh karena itu, suatu kesalahan besar bila pada saat ia masuk ia langsung diantar ke meja atau ruangannya, lantas didiamkan. Perusahaan mungkin menganggap bahwa pasti pegawai baru itu akan segera bersibuk diri dalam pekerjaan. Dugaan yang cenderung meleset karena siapa pun juga dan sehebat apa pun orangnya butuh tuntunan dalam orientasi pekerjaan. Lantas ia butuh kesempatan untuk mempraktikkan sega-la pengetahuan sekolahnya secara konkret di tempat kerja.

Hal lain yang dapat membuat “orang baru” dalam perusahaan semakin betah adalah apabila dalam bulan-bulan pertama ia sudah dilibatkan dalam beberapa persoalan perusahaan yang cukup penting. Ini kesempatan pula baginya untuk menyumbangkan pikirannya dalam rangka pemecahan masalah. Syukur-syukur bila sumbang sarannya benar-benar diperhatikan dan — kalau memang itu usul yang pantas — diterapkan. Secara psikologis hal ini dapat diterangkan sebagai proses daur pengalaman yang menguatkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Dalam proses seperti ini, urutan-urutan kejadian adalah sebagai berikut:

  • ada pegawai baru dalam perusahaan,
  • sebagai orang baru ia akan mengacu pada atasannya dalam perusahaan,
  • bila atasan atau pimpinan perusahaan itu memberi kesempatan padanya untuk berpe-ran aktif dalam suatu pemecahan persoalan, maka,
  • pegawai baru tersebut akan memperoleh rasa puas yang sifatnya menguatkan keputusan-nya semula untuk masuk dalam perusahaan.

Untuk menciptakan kondisi kerja seperti itu, maka perusahaan sebenarnya dapat merancangnya sejak awal. Selain tugas-tugas yang relatif rutin yang dibebankan pada manajer baru tersebut, maka dapat pula disisipkan beberapa tugas lain yang sifatnya khusus. Misalnya, ia si manajer baru dapat dimasukkan ke dalam sua¬tu tim yang menangani proyek tertentu. Tentunya tugas-tugas khusus yang diberikan itu harus sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam tugasnya hendaknya proporsional dengan statusnya seba¬gai orang baru. Jangan sampai orang baru ini mendapat “daging yang terlalu besar dan alot ba¬ginya untuk dikunyah”.

Sistem mentor

Banyak pula perusahaan yang menggunakan sistem mentor dalam program orientasi tenaga manajerial baru. Yang biasa dikaryakan untuk tugas mentor ini adalah para eksekutif senior. Cara ini memungkinkan manajer baru untuk lebih cepat mengenal medan. la pun akan menyerap informasi-informasi (dan “trick-trick”) dalam tugasnya yang mungkin tak bisa diperoleh melalui pola orientasi lain. Mentor akan memberi tahu titik-titik bahaya yang perlu dihindari, kesempatan-kesempatan mana yang bakal muncul dan dimanfaatkan, serta 100 hal-hal lain (kecil maupun besar) yang bisa membuat manajer baru lebih efektif lebih cepat.

Yang penting, si mentor memberi informasi tidak berdasarkan kerangka teoretis belaka tetapi sudah dicampurnya dengan unsur pengalaman dan kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses kerja bertahun-tahun.

Tentunya perusahaan harus selektif dalam memilih mentor. Gunakan eksekutif-eksekutif atau tenaga senior lainnya yang benar-benar kompeten dan punya keinginan untuk membimbing tunas baru. Ini penting karena yang ditangani adalah kader-kader calon penerus perusahaan. Sikap dan cara kerja yang akan tumbuh pada mereka bisa banyak ditentukan oleh pengalaman dini yang dilewati semasa di bawah pengawasan dan bimbingan mentor.

Penting pula bagi manajer baru yang sedang dalam masa orientasi seperti di atas untuk memperoleh umpan balik yang cukup. Performance appraisal (penilaian karya) terhadap aktivitas kerjanya tiap 3 bulan selama satu atau dua tahun dinilai banyak ahli perusahaan sebagai tidak berlebihan. Tak perlu terlalu repot melaksanakan ini, cukup satu session tatap muka untuk mengutarakan apa yang telah dilakukan selama ini, mana yang dianggap benar atau efektif, mana yang kurang tepat, dan kira-kira apa yang bakal dihadapinya dalam waktu yang akan datang.

Memang, tampaknya cukup rumit untuk mengurusi orang yang baru memasuki sebuah perusahaan. Tetapi bila ini menyangkut tenaga yang dipandang penting oleh perusahaan (”bintang” begitu), maka mau tak mau upaya ini harus ditelusuri. Betapa tidak. Dalam suasana kompetitif seperti sekarang, Tenaga kerja yang baik pada dasarnya tak bisa dibeli; paling-paling hanya bisa “disewa” beberapa tahun saja. Oleh karena itu penting menumbuhkan rasa betah dan loyal pada dirinya, agar penyewaan terha-dapnya berlangsung terus.

Sumner: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Manajemen sumber daya manusia
« First Previous page 3 of 3