Industri Otomotif

Hyundai Motor Company

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Hyundai Motor Company (Hangul: 현대자동차 주식회사; Hanja: 現代自動車株式會社) (Hangul: 현대; Hanja: 現代; MRHyŏndae,IPA: [hjə́ːndɛ],LSEHYUD), adalah sebuah perusahaan otomotif yang merupakan divisi dari Hyundai Motor Group dan merupakan produsen mobil terbesar di Korea Selatan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 oleh Chung Ju-yung dan bermarkas di Yangjae-dongSeocho-guSeoul. Perusahaan otomotif ini berkembang di Korea Selatan dan sanggup menembus pasar internasional yang sebelumnya dikuasai oleh pabrikan otomotif Jepang. Hyundai merupakan perusahaan otomotif dengan pertumbuhan penjualan tercepat di dunia. Hyundai bersama Kia, saat ini adalah produsen mobil terbesar keempat di dunia berdasarkan penjualan tahun 2010.[2] Tahun 2008, Hyundai (tanpa Kia) menempati posisi kedelapan di dunia.[3] Tahun 2010, Hyundai berhasil menjual 3,6 juta unit kendaraan di seluruh dunia.

Perusahaan ini mengoperasikan fasilitas produksi mobil terintegrasi terbesar dunia di Ulsan, Korea Selatan, yang mampu memproduksi 1.6 juta mobil tiap tahunnya.[4]

Hyundai berarti "zaman sekarang" dalam bahasa Korea.

Sejarah

Pabrik mobil terbesar di dunia milik Hyundai di Ulsan, Korea Selatan yang mampu memproduksi 1,6 juta unit kendaraan tiap tahunnya.

Chung Ju-yung mendirikan Hyundai Engineering and Construction Company pada 1947. Hyundai Motor Company kemudian didirikan pada 1967. Model pertama perusahaan ini adalah Cortina, hasil kerja sama dengan Ford Motor Company dan dipasarkan pada 1968. Ketika mereka pertama kali membuat mobil, Hyundai merekrut George Turnbull, mantan Direktur Manajemen Austin Morris di British Leyland. Ia juga merekrut 5 orang teknisi Inggris lainnya yaitu: Kenneth Barnett (desainer bodi), insinyur John Simpson dan Edward Chapman, John Crosthwaite (insinyur sasis), serta Peter Slater (kepala insinyur pengembangan).[5][6][7][8] Pada 1975, mobil Korea pertama, Pony dipasarkan. Didesain oleh Giorgio Giugiaro dan teknologi powertrain dari Mitsubishi. Hyundai mulai mengekspor Pony pada tahun berikutnya ke Ekuador dan negara-negara Benelux..

Tahun 1991, Hyundai sukses mengembangkan mesin bensinnya sendiri (4 silinder Alpha) dan sistem transmisinya sehingga mereka tidak bergantung lagi pada perusahaan lain.

Tahun 1983, Hyundai mulai mengekspor Pony ke Kanada tetapi tidak ke Amerika Serikat karena tidak memenuhi standar emisi disana. Penjualan Pony di Kanada sangat bagus, dan menjadi satu dari penjualan mobil paling top di pasar Kanada. Pony menawarkan kualitas yang setara dengan harga yang murah.

Pada tahun 1986, Hyundai mulai menjual produknya di Amerika Serikat, dan Hyundai Excel dinominasikan sebagai Produk Terbaik di urutan ke 10 oleh Majalah Fortune. Hyundai juga memproduksi mobil dengan teknologinya sendiri mulai tahun 1988, dimulai dari Hyundai Sonata.

Pada tahun 1996, Hyundai Motors India Limited didirikan di Irrungattukotai di dekat ChennaiIndia.[9]

Pada tahun 1998, Hyundai mencoba untuk merombak citranya dalam rangka membangun dirinya untuk menjadikan dirinya sebuah perusahaan kelas dunia. Chung Ju-Yung menyerahkan kepemimpinan Hyundai ke anaknya, Chung Mong-Koo pada tahun 1999.[10] Perusahaan induk Hyundai, Hyundai Motor Group, menginvesasi besar-besaran dalam kualitas, desain, produksi, dan riset jangka panjang terhadap kendaraannya. Perusahaan ini memberikan garansi 10-tahun atau 100.000 mil kepada mobil-mobil yang dijual di Amerika Serikat dan membuat kampanye marketing yang agresif.

Pada tahun 2004, Hyundai berada pada posisi kedua pada survei/studi yang dilakukan J.D. Power and Associates dalam hal kualitas. Hyundai saat ini merupakan satu dari 100 merek paling bernilai di dunia. Sejak tahun 2002, Hyundai juga menjadi salah satu sponsor resmi Piala Dunia FIFA.

Pada tahun 2006, pemerintah Korea Selatan melakukan investigasi terhadap pemimpin Hyundai, Chung Mong Koo, atas dugaan korupsi. Pada tanggal 28 April 2006, Chung ditangkap dan dikenakan tuduhan penggelapan sebesar 100 miliar Won (US$ 106 juta).[11] Sebagai penggantinya, wakil Chairman dan CEO Hyundai, Kim Dong-jin, menggantikan posisinya sebagai kepala perusahaan.

Tanggal 30 September 2011, Yang Seung Suk mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan CEO Hyundai Motor Co. Pada masa penggantian ini, Chung Mong-koo dan Kim Eok-jo akan berbagi tugas posisi CEO.[12]

Penelitian dan pengembangan

Hyundai mempunyai 6 pusat pengembangan di seluruh dunia, yaitu di Korea (3), Jerman, Jepang, dan India. Sebagai tambahan, Hyundai juga mempunyai 1 pusat desain di California, Amerika Serikat, yang khusus ditujukan untuk pengembangan desain mobil Hyundai di Amerika Serikat [13]

Bisnis

Lihat pula: Hyundai

Pada tahun 1998, setelah terjadi guncangan pada industri otomotif Korea yang disebabkan karena over-ambisius dan krisis finansial Asia, Hyundai mengakuisisi Kia Motors. Tahun 2000, mereka juga membentuk aliansi strategis dengan Daimler-Chrysler dan memisahkan diri dari Hyundai Group . Tahun 2001, Daimler-Hyundai Truck Corporation terbentuk. Tapi, pada tahun 2004, Daimler-Chrysler mendivestasikan 10,5% sahamnya di perusahaan tersebut dengan nilai 900 juta Dollar AS.

Hyundai telah menginvestasikan diri untuk membangun pabrik di Amerika Utara, India, Republik Ceko, Pakistan, China, dan Turki, beserta fasilitas penelitian dan pengembangan di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Pasifik. Tahun 2004, Hyundai Motor Company berhasil membukukan penjualan dengan nilai 57,2 miliar Dollar AS di Korea Selatan dan menjadikannya sebagai perusahaan kedua terbesar di negara tersebut. Penjualan Hyundai tahun 2005 mencapai 2.533.695 unit di seluruh dunia, naik 11% dari tahun sebelumnya. Hyundai menargetkan pada tahun 2006 mereka dapat menjual 2,7 juta unit kendaraan. Pada tahun 2007, penjualan mereka telah mencapai 3.961.629 unit di seluruh dunia dan berhasil melewati FiatChrysler, PSA/PeugeotNissan, dan Honda.

Kendaraan Hyundai dijual di 193 negara di dunia dengan jaringan sebesar 5.000 dealer dan ruang pamer (showroom). Setelah tahun 2009, Hyundai merupakan perusahaan otomotif terbesar keempat di dunia.[14]

Merek Hyundai sendiri nilainya terus naik dan berada pada posisi ke-65 pada tahun 2007 sebagai "Best Global Brands" oleh survei yang dilakukan Interbrand and Business Week. Nilainya sekitar 5 miliar Dollar AS. Persepsi publik tentang Hyundai telah berubah seiring dengan peningkatan kualitas pada produk-produk Hyundai. Pada tahun 2011, merek ini mencatatkan pertumbuhan penjualan tertinggi di dunia untuk 2 tahun berturut-turut

Hyundai di Amerika Utara

Hyundai Genesis, pemenang North American Car of the Year 2009.

Hyundai Sonata generasi ke-6, terpilih sebagai mobil paling aman dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat.[15] .

Hyundai Elantra, pemenang North American Car of the Year pada ajang Detroit Auto Show 2012.

Hyundai Tiburon, dikenal juga dengan nama Tuscani di Korea Selatan dan Hyundai Coupe di Inggris/Indonesia. Produksi model ini dihentikan sejak tahun 2008.

Hyundai Veloster adalah mobil sport kompak 3 pintu. Diproduksi pertama kali tahun 2011 dan sebagai pengganti Hyundai Tiburon.

Hyundai Tucson, dikenal juga dengan nama ix35 di Eropa dan Brasil.

Hyundai Santa Fe memenangkan Top Pick oleh majalah Consumer Reports tahun 2008.

Hyundai Universe Space Luxury, mobil wisata Hyundai yang paling modern saat ini. Penerus Hyundai Aero.

Amerika Serikat

Hyundai mulai menjual mobilnya di Amerika Serikat pada tanggal 20 Februari 1986 dengan model, Hyundai Excel. Waktu itu, Excel ditawarkan dalam berbagai trim dan model bodi. Pada tahun itu, Hyundai mencatatkan rekor penjualan mobil terbanyak pada tahun pertama bisnisnya di Amerika Serikat, dengan angka 168.882 unit.

Awalnya diterima baik, kemudian kelemahan-kelemahan dari Excel mulai tampak, seperti; pemotongan ongkos produksi menyebabkan kualitas mobil ini buruk. Karena reputasi yang buruk mengenai kualitas ini, dengan cepat penjualan Hyundai turun drastis, dan banyak dealer hanya mendapatkan dana dari memperbaiki mobil atau membiarkan saja produk mereka. Pada suatu titik, Hyundai menjadi bahan hinaan banyak pihak, sampai-sampai David Letterman juga memasukkannya sebagai bahan candaan dalam acaranya.[16]

Sebagai bentuk respon, Hyundai mulai menginvestasikan dananya untuk pengembangan desain, kualitas, produksi, dan penelitian untuk kendaraannya. Hyundai memberikan garansi 10 tahun atau 100.000-mil (160.000 km) untuk powertrain (dikenal sebagai Hyundai challenge) pada kendaraan-kendaraannya yang dijual di Amerika Serikat. Pada tahun 2004, penjualan Hyundai kembali meningkat drastis dan reputasi Hyundai pun membaik. Pada tahun 2004 juga, Hyundai seimbang dengan Honda dalam hal kualitas pada survei/studi yang dilakukan oleh J.D. Power and Associates, dengan 102 masalah per 1000 kendaraan. Hal ini menjadikan Hyundai di peringkat kedua dalam industri otomotif, hanya di belakang Toyota, dalam hal kualitas kendaraan. Perusahaan ini kemudian menempati posisi ketiga dalam survei J.D. Power pada tahun 2006, di belakang Porsche dan Lexus.[17] Hyundai berada pada posisi keempat dalam hal "Perusahaan Paling Disegani di Dunia" oleh CNN pada tahun 2011, di belakang BMW (Bayerische Motoren Werke), Volkswagen, and Daimler.

Hyundai terus menginvestasikan dananya di Amerika Serikat seiring dengan semakin populernya produk mereka. Pada tahun 1990, Hyundai meluncurkan Pusat Desain Hyundai di Fountain Valley, California. Pusat ini kemudian pindah ke fasilitas senilai 30 juta dolar di Irvine, California tahun 2003, dan namanya menjadi Pusat Teknik dan Desain Hyundai Kia Motors. Selain studio desain, di fasilitas ini dulunya juga terdapat Hyundai America Technical Center, Inc. (HATCI yang diluncurkan tahun 1986), divisi yang khusus bertanggung jawab masalah teknis Hyundai di A.S. Saat ini Hyundai America Technical Center pindah ke fasilitas seluas 200.000-kaki-persegi (19.000 m2) senilai 117 juta dolar di Superior Township, Michigan (dekat Ann Arbor). Pada tahun itu juga, HATCI juga mengumumkan bahwa mereka akan mengembangkan operasi tekniknya di Michigan dan berencana menambah 600 insinyur dan karyawan teknik lainnya dalam 5 tahun ke depan. HATCI juga mempunyai kantor di California dan Alabama.

Hyundai America Technical Center menyelesaikan konstruksi fasilitas seluas 4.300-ekar (17 km2) di California City, California tahun 2004. Fasilitas ini terletak di Gurun Mojave dan terdapat lintasan oval sepanjang 64-mil (103 km),[4] sebuah Vehicle Dynamics Area, tempat pengetesan pengendalian, jalanan bukit buatan, dan beberapa jenis jalan lainnya. Fasilitas ini bernilai 50 juta dolar AS.[18] Hyundai juga menyesaikan pabrik perakitan di pinggiran Montgomery, Alabama tahun 2004, dengan pembukaan resmi tanggal 20 Mei 1005. Pabrik ini sendiri menghabiskan dana 1,1 miliar dolar AS. Pabrik yang mempunyai 2.000 karyawan ini memproduksi Hyundai Sonata dan Hyundai Santa Fe. Pabrik ini merupakan percobaan kedua Hyundai untuk memproduksi mobil di Amerika Utara sejak pabrik mereka di Quebec, Kanada, tutup tahun 1993.

Pada tahun 2006, J.D. Power and Associates memposisikan Hyundai pada posisi ketiga, di belakang Porsche dan Lexus, dalam hal kualitas.[19] Peringkat ini jatuh ke posisi ke-12 tahun 2007.[20] Pada tahun 2009, Hyundai juga berhasil menyabet penghargaan merek non-premium terbaik pada studi J.D. Power and Associates.[21]

Pada ajang New York International Auto Show 2007, Hyundai memperkenalkan sedan mewah berpenggerak roda belakang (FR) dengan mesin V8 yang disebut dengan Concept Genesis untuk diposisikan di atas Azera/Grandeur pada jajaran mobilnya. Mobil konsep ini memulai debutnya pada pertengahan tahun 2008. Hyundai Genesis merupakan mobil berpenggerak roda belakang pertama Hyundai setelah sebelumnya mereka hanya memproduksi mobil berpenggerak roda depan.[22]

Hyundai di India

Hyundai Motor India Limited saat ini adalah eksportir mobil kedua terbesar di India.[23] Hyundai menjadikan India sebagai basis perakitan globalnya untuk mobil-mobil kecil. Hyundai juga menjual beberapa model di India, beberapa diantaranya yang populer adalah Santro Xing, i10, dan i20. Model lainnya misalnya Getz PrimeAccentTerracanElantra (Dihentikan), Verna generasi kedua, TucsonSanta Fe, dan Sonata Transform. Hyundai juga mempunyai 2 pabrik di India yang berlokasi di Sriperumbudur, negara bagian Tamil Nadu. Kedua pabrik itu mempunyai kapasitas total 600.000 unit per tahunnya. Pada tahun 2007, mereka juga membuka fasilitas penelitian dan pengembangan di Hyderabad Andhra pradesh, memperkerjakan sekitar 450 insinyur dari negara tersebut.

Hyundai di Eropa

Pada bulan November 2008, Hyundai membuka pabrik Eropa pertamanya di Nošovice, Republik Ceko, diikuti dengan investasi sebesar 1 miliar Euro dan 2 tahun masa pembangunan.[24][25] Pabrik ini digunakan untuk membuat i30 yang dijual untuk pasar Eropa dan mempunyai kapasitas produksi 300.000 unit dalam setahun.[26] Pabrik baru Hyundai terletak 90 km sebelah utara dari Fasilitas Desain dan Pengembangan milik Kia Motors di Slowakia.

Hyundai di Turki

Pembukaan pabrik pertama Hyundai di Turki yang berlokasi İzmit diselesaikan bulan September 1997. Karena permintaan semakin membesar, Hyundai membuka pabrik lagi di Kozyatağı, dengan kolaborasi dengan Isuzu Anadol. Joint venture Hyundai di Turki dikenal dengan nama Hyundai Assan Otomotiv.

Hyundai di Mesir

Mobil-mobil Hyundai juga dibuat di Mesir oleh perusahaan lokal Ghabbour Group yang berlokasi di Kairo. Hyundai mempunyai banyak model yang dijual di Mesir, beserta dengan beberapa model yang hanyatersedia di pasar Mesir. Dulunya, mereka juga merakit model Hyundai semacam Verna.

Hyundai di Rusia

Di Rusia, produksi mobil-mobil Hyundai seperti AccentSonataHyundai ElantraHyundai Santa Fe, dilakukan di pabrik TagAZ di Taganrog.[27] Pada tahun 2007, mereka juga mulai membangun pabrik mobil di Saint Petersburg dengan kapasitas per tahun 100.000 mobil. Pabrik ini selesai pada tahun 2010.[28]

Hyundai di China

Saat ini, Hyundai bekerjasama dengan partnernya di China Beijing Automobile Industry Holding Co. untuk mengembangkan mobil listrik yang hanya dijual di China.[29][30]

Beijing Hyundai

Joint venture dengan Beijing Automotive Group,[31] Beijing Hyundai Motor memproduksi banyak kendaraan Hyundai[butuh rujukan] beserta dengan beberapa model lainnya yang hanya ada Cina.[32] Perusahaan ini berhasil menjual 700.000 mobil penumpang pada tahun 2010.[33] SUV Hyundai sendiri diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.

Kerjasama Hawtai

Antara tahun 2002[34]-2010[35] Hawtai Motor membuat model China dari Hyundai Matrix,[36] Hyundai Santa Fe,[34][37] dan Hyundai Terracan.[34][37] Santa Fe adalah SUV paling laris kelima di China tahun 2010,[38] dan beberapa model yang dibuat Hawtai mungkin berbeda dengan pasar negara lainnya.[39]

Hyundai di Jepang

Meskipun penjualan Hyundai naik pesat di dunia, tetapi di Jepang mereka tak mampu berbuat banyak. Hyundai hanya berhasil menjual 15.000 unit mobil dari tahun 2001 sampai 2009.[40] Mereka mengeluarkan pengumuman pada bulan November 2009 yang berisi menarik semua produk mobil penumpangnya dari pasar Jepang dan hanya berfokus pada mobil komersial saja.[40] Mereka juga berkata bahwa mungkin untuk kembali ke pasar Jepang jika keadaan pasarnya sudah kondusif.[41]

Hyundai di Filipina

Saat ini Hyundai berada pada posisi ketiga di pasar mobil Filipina. Model yang dijual antara lain Getz, i10, Accent, SantaFe, Sonata, dan Grand Starex. Penjualan Hyundai tahun 2009 sekitar 11.086 unit dan pada tahun berikutnya 20.712 unit, meningkat hampir dua kali lipat.

Hyundai di Selandia Baru

Penjualan Hyundai di Selandia Baru pada tahun 2011 naik 27% dibandingkan tahun 2010.[42]

Hyundai di Indonesia

Hyundai hadir pertama kali di Indonesia pada tahun 1995 melalui Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) PT. Citra Mobil Nasional. Saat itu, Hyundai meluncurkan satu model, Elantra, dari pabrik perakitan di Bekasi Barat yang berkapasitas 10.000 unit setahun.[43] Saat ini, produk Hyundai yang ada di Indonesia antara lain AvegaGrand AvegaH-1/StarexSonatai10Hyundai New Elantra (hanya di pakai oleh kepolisian), dan Tucson. Sebelumnya, model-model yang pernah dijual antara lain Accent, Atoz, Matrix, Getz, Coupe, Grandeur/Azera, Santa Fe, dan i20. Hyundai Grand Avega dihentikan penjualannya bulan April 2012 karena hadirnya i20.[44]

Selengkapnya
Hyundai Motor Company

Industri Otomotif

Mobil listrik

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya. Mobil listrik sangat populer pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar bensin yang semakin murah. Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat pada mobil-mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen kendaraan baru menaruh perhatian yang serius pada kendaraan listrik listrik. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak emisi gas rumah kaca.[1][2] Sampai bulan November 2011, model-model listrik yang tersedia dan dijual di pasaran beberapa negara adalah Tesla RoadsterREVAiRenault Fluence Z.E.BuddyMitsubishi i MiEVTazzari ZeroNissan LeafSmart EDWheego Whip LiFeMia listrik, dan BYD e6. Nissan Leaf, dengan penjualan lebih dari 20.000 unit di seluruh dunia (sampai November 2011),[3] dan Mitsubishi i-MiEV, dengan penjualan global lebih dari 17.000 unit (sampai Oktober 2011), adalah kedua mobil listrik paling laris di dunia.[4]

Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa. Yang paling utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor.[5][6][7] Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya.[1][2] Pada akhirnya, ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang, karena bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, kenaikan harga minyak dapat memukul ekonomi mereka.[1][8][9] Bagi negara berkembang, harga minyak yang tinggi semakin memberatkan neraca pembayaran mereka, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.[10][11] Keuntungan lainnya ialah mobil listrik tidak menimbulkan kebisingan polusi suara karenanya dapat bermanfaat bagi lingkungan.[12]

Meskipun mobil listrik memiliki beberapa keuntungan potensial seperti yang telah disebutkan di atas, tapi penggunaan mobil listrik secara meluas memiliki banyak hambatan dan kekurangan.[1][2] Sampai pada tahun 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa dan kendaraan listrik hibrida karena harga baterai ion litium yang mahal.[13] Meskipun begitu, saat ini harga baterai mulai turun karena mulai diproduksi dalam jumlah besar.[14] Faktor lainnya yang menghambat tumbuhnya penggunaan mobil listrik adalah masih sedikitnya stasiun pengisian untuk mobil listrik, ditambah lagi ketakutan pengendara akan habisnya isi baterai mobil sebelum mereka sampai di tujuan. Beberapa pemerintah di beberapa negara di dunia telah menerbitkan beberapa insentif dan aturan untuk menanggulangi masalah ini, yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan mobil listrik, untuk membiayai pengembangan teknologi mobil listrik sehingga harga baterai dan komponen mobil bisa semakin efisien. Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan dana hibah sebesar US$2,4 miliar untuk pengembangan mobil listrik dan baterai.[15] Pemerintah Tiongkok mengumum kan bahwa mereka akan menyediakan dana sebesar US$15 miliar untuk memulai industri mobil listrik di negaranya.[16] Beberapa pemerintah lokal dan nasional di banyak negara telah menerbitkan kredit pajak, subsidi, dan banyak insentif lainnya untuk mengurangi harga mobil listrik dan mobil plug-in.[17][18][19][20]

Di negara Indonesia sendiri, pada tanggal 1 April 2012 pemerintah kucurkan 100 miliar rupiah untuk riset mobil listrik.[21] Lalu pada tanggal 10 Juni 2013 pemerintah tegaskan kendaraan listrik bebas pajak.[22] Dan kemudian pada tanggal 12 Juni 2013 Zbee dari Swedia resmi membuka pabrik kendaraan listrik dengan nama PT Lundin Industry, yang terletak di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, dan target produksi minimal 100.000 unit per tahun.[23]

Sejarah

Mobil listrik Jerman, 1904, dengan sopir di atas

Artikel utama: Sejarah mobil listrik

Mobil listrik populer pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika listrik masih dipilih sebagai penggerak utama pada kendaraan. Hal ini disebabkan karena mobil listrik menawarkan kenyamanan dan pengoperasian yang mudah yang tidak dapat dicapai oleh kendaraan-kendaraan bermesin bensin saat itu. Perkembangan teknologi pembakaran dalam yang semakin maju, terutama di starter listriknya, lambat laun mengurangi popularitas mobil listrik. Hal ini ditambah dengan kemampuan mobil bensin dapat menempuh jarak yang lebih jauh, pengisiasn bensin yang lebih cepat, dan infrastruktur pengisian semakin bertambah, ditambah dengan sistem produksi massal yang diterapkan oleh Ford Motor Company, membuat harga mobil bensin turun drastis sampai setengah harga mobil listrik. Mobil listrik pun menjadi semakin tidak populer, dan secara total menghilang dari pasaran, terutama di pasaran gemuk seperti Amerika Serikat, pada tahun 1930-an. Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak orang yang sadar akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh mobil berbahan bakar bensin, ditambah harga bensin yang mahal dan terus naik, membuat mobil listrik kembali diminati. Mobil listrik jauh lebih ramah lingkungan dari mobil bensin, biaya perawatan lebih murah, ditambah teknologi baterai yang semakin maju. Kekurangannya adalah harga mobil listrik saat ini masih mahal. Mobil listrik saat ini mulai mendapatkan lagi popularitasnya di beberapa negara di dunia setelah sekian lama menghilang dari peradaban.

1890-an sampai 1900-an: Awal sejarah

Sebelum masanya mesin pembakaran dalam, mobil listrik telah memegang banyak rekor kecepatan dan jarak. Di antara semua rekor ini, salah satu yang paling terkenal adalah pemecahan rekor kecepatan 100 km/h (62 mph) oleh Camille Jenatzy pada tanggal 29 April 1899. Ia menggunakan kendaraannya yang berbentuk roket Jamais Contente, dengan kecepatan maksimal 10.588 km/h (6.579 mph). Sebelum tahun 1920-an, mobil listrik bersaing ketat dengan mobil berbahan bakar bensin.[24]

Thomas Edison dan sebuah mobil listrik tahun 1913 (sumber dari National Museum of American History)

Tribelhorn 1908

Dimulai pada tahun 1896 untuk mengatasi masalah infrastruktur pengisian yang kurang, sebuah jasa pelayanan penggantian baterai dimulai oleh perusahaan Hartford Electric Light Company untuk truk listrik. Pemilik kendaraan membeli kendaraannya dari General Electric Company (GVC) tanpa baterai dan membeli baterainya di Hartford Electric dengan sistem baterai yang dapat diganti-ganti. Pemilik kendaraan akan dikenai biaya servis bulanan dan biaya perjalanan per milnya untuk biaya perawatan truknya. Jasa pelayanan ini tersedia pada tahun 1910 sampai 1924 dan menempuh total jarak sekitar 6 juta mil. Pada tahun 1917, sebuah perusahaan di Chicago menjalankan servis pelayanan serupa untuk pemilik mobil Milburn Light Electric yang juga membeli kendaraannya tanpa baterainya.[25]

Pada tahun 1897, mobil listrik mulai dipakai sebagai kendaraan komersial di Amerika Serikat sebagai armada taksi listrik New York City, taksi ini dibuat oleh Electric Carriage dan Wagon Company Philadelphia. Mobil-mobil listrik di Amerika Serikat diproduksi oleh Anthony Electric, BakerColumbiaAndersonFritchleStudebakerRikerMilburn, dan beberapa perusahaan lainnya di awal abad ke-20.

Meskipun memiliki kecepatan yang rendah, tapi mobil listrik memiliki banyak kelebihan dibandingkan kompetitornya di awal 1900-an. Mobil listrik tidak menimbulkan getaran, mobil listrik juga tidak mengeluarkan gas buang yang berbau, dan tidak berisik bila dibandingkan dengan mobil bensin. Selain itu, mobil listrik tidak memerlukan perpindahan gigi, dimana pada mobil bensin hal inilah yang menjadi penghambat besar dalam mengemudikannya. Mobil listrik pada masa itu juga digunakan oleh orang-orang kaya yang menggunakannya sebagai mobil kota, sehingga keterbatasan jarak bukanlah hambatan besar. Kelebihan lainnya, mobil listrik juga tidak membutuhkan usaha keras untuk menyalakannya, tidak seperti mobil bensin yang membutuhkan tuas tangan untuk menyalakan mobilnya. Mobil listrik pada masa itu dianggap sebagai mobil yang cocok untuk pengemudi wanita karena kemudahan dalam mengoperasikannya.

Henney Kilowatt, mobil listrik buatan tahun 1961 yang berbasis Renault Dauphine

Pada tahun 1911, New York Times menyatakan bahwa mobil listrik adalah kendaraan "ideal" karena lebih bersih, lebih senyap, dan lebih hemat daripada mobil bensin.[26]

1990-an sampai sekarang: Kembalinya minat publik[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Sejarah kendaraan listrik: Kembalinya minat publik

Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an menimbulkan kembalinya minat masyarakat akan mobil listrik. Pada awal 1990-an, California Air Resources Board (CARB) mulai menekan para pabrikan otomotif untuk mulai membuat mobil yang efisien dalam baqhan bakar, rendah emisi, dengan tujuan akhirnya adalah membuat kendaraan emisi nol seperti kendaraan listrik.[1][27] Sebagai respons, beberapa pabrikan mencoba membuat mobil listrik mereka masing-masing, seperti Chrysler TEVan, truk pikap Ford Ranger EVGM EV1, pikap S10 EV, hatchback Honda EV Plus, miniwagon Altra EV, dan Toyota RAV4 EV. Mobil-mobil ini akhirnya ditarik peredarannya di pasar Amerika Serikat.[28]

Nissan Leaf pertama yang diantarkan ke konsumen di A.S. di jalanan San Francisco

Resesi ekonomi global pada akhir tahun 2000-an membuat banyak produsen otomotif dunia meninggalkan mobil-mobil SUV yang besar dan boros, dan beralih ke mobil-mobil kecil, hibrida, dan mobil listrik. Perusahaan otomotif asal CaliforniaTesla Motors, memulai pengembangan Tesla Roadster pada tahun 2004, dan kemudian diluncurkan ke publik pada tahun 2008. Sampai bulan Januari 2011, Tesla telah berhasil menjual 1.500 unit Roadster di 31 negara.[29] Mitsubishi i MiEV diluncurkan untuk penggunaan armada di Jepang bulan Juli 2009, dan mulai dijual pada perseorangan pada bulan April 2010.[30][31][32] i Miev mulai dijual di Hong Kong bulan Mei 2010,[33] dan Australia mulai Juli 2010.[34]

Penjualan Nissan Leaf di Jepang dan Amerika Serikat dimulai pada bulan Desember 2010, meskipun di awal peluncurannya hanya tersedia di beberapa kawasan saja dengan jumlah yang terbatas pula.[35][36][37] Sampai bulan September 2011, mobil-mobil listrik yang dijual di pasaran adalah REVAiBuddyCitroën C1 ev'ieTransit Connect ElectricMercedes-Benz Vito E-CellSmart ED, dan Wheego Whip LiFe.

Perbandingan dengan kendaraan bermesin pembakaran dalam[sunting | sunting sumber]

Saat ini, target terpenting dari kendaraan listrik adalah mengatasi masalah di bidang pengembangan, produksi, dan operasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam sejenis.

Harga

Penjualan Mitsubishi i MiEV ke publik dimulai di Jepang pada bulan April 2010, Hongkong pada bulan Mei 2010, dan Australia pada bulan Juli 2010.

Mobil listrik pada umumnya lebih mahal daripada mobil bermesin pembakaran dalam. Alasan utamanya adalah mahalnya harga baterai. Para pembeli mobil di AS dan Inggris terlihat tidak mau untuk mengeluarkan uang mereka lebih banyak untuk mobil listrik.[38][39] Hal ini pun menyebabkan tersendatnya transisi dari mobil bensin ke mobil listrik. Sebuah survei yang dilakukan oleh Nielsen untuk Financial Times menunjukkan bahwa 65% orang Amerika dan 76% orang Inggris tidak mau mengeluarkan uang lebih banyak dari apa yang mereka keluarkan untuk mobil bensin.[40] Sebuah laporan oleh J.D. Power and Associates juga mengklaim bahwa 50% pembeli mobil di Amerika tidak mau membeli kendaraan hijau jika harganya 5.000 dolar lebih mahal dari kendaraan bensin sejenis, meskipun mereka juga mengkhawatirkan lingkungan.[41]

Perusahaan mobil listrik Tesla Motors menggunakan teknologi baterai komputer jinjing sebagai baterai yang mereka gunakan di mobil listrik mereka. Baterai ini 3 sampai 4 kali lebih murah bila dibandingkan dengan baterai mobil listrik biasa yang dipakai perusahaan mobil lainnya. Baterai konvensional menghabiskan 700-800 dolar AS per kilowatt jam, sedangkan baterai yang menggunakan sel dari komputer jinjing hanya 200 dolar AS saja. Pada akhirnya, hal ini memungkinkan turunnya harga mobil listrik yang menggunakan teknologi dari Tesla seperti Toyota RAV4 EVSmart ED, dan Model X.[42][43][44] New York Times sendiri mengestimasi harga baterai berkisar antara US$400 sampai US$500 per kilowatt-jam.[45]

Saat ini, Nissan LEAF adalah mobil listrik paling murah di Amerika Serikat, dengan harga awal adalah US$32,780 yang kemudian berkurang menjadi US$25,280 setelah dikurangi pajak federal sebesar US$7,500. Harga mobil ini kemudian turun lagi di California menjadi US$20,280 setelah pemerintah negara bagian itu memberikan pemotongan pajak sebesar US$5,000. Pemotongan pajak serupa juga diberikan di beberapa daerah lainnya.

Sedan listrik Renault Fluence Z.E. 5 pintu akan dijual dengan harga awal dibawah 20.000 dolar AS. Harga ini belum termasuk pemotongan pajak dari pemerintah AS.[46] Mobil ini akan dijual tanpa baterai, maka harganya jauh lebih murah. Para pembeli mobil ini nantinya akan mengkontrak baterai mobilnya dari perusahaan Better Place.

Biaya perawatan

Tesla Roadster yang dijual di AS dan Eropa memiliki jarak tempuh sekitar 245 mil sekali pengisian baterainya.

Besar biaya perawatan dari mobil listrik sebagian besar adalah biaya perawatan dan penggantian baterainya. Sebuah mobil listrik hanya memiliki 5 suku cadang bergerak pada motor listriknya, bandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam yang memiliki ratusan suku cadang bergerak.[47] Baterai mobil listrik harganya sangat mahal tapi biaya perawatannya sangat kecil, apalagi dengan baterai Lithium yang saat ini banyak digunakan.

Untuk menghitung berapa biaya per kilometer dari mobil listrik maka penting untuk menetapkan berapa nilai pakai baterai. Untuk menetapkan nilai ini merupakan hal yang sulit dikarenakan fakta yang menunjukkan bahwa kapasitas baterai akan berkurang sedikit demi sedikit setiap kali pengisian ulang. Umur baterai dikatakan habis apabila si pemilik mobil merasa bahwa kemampuan baterainya sudah tidak dapat diandalkan lagi. Meskipun secara pemakaian sudah "habis", tapi baterai bekas pakai ini masih memiliki nilai guna karena masih dapat dipakai untuk tujuan lainnya atau mungkin didaur ulang kembali.

Karena baterai pada mobil listrik terdiri dari banyak sel-sel individu yang pemakaiannya tidak merata, maka mengganti sel yang sudah rusak secara periodik dapat mempertahankan jarak tempuh kendaraan.

Baterai Tesla Roadster yang besar diklaim oleh pabrikan dapat bertahan selama 7 tahun dengan pemakaian normal. Harga baterai ini sekitar US$12,000.[48][49] Jika mobil ini dikendarai 40 mil (64 km) per harinya dalam 7 tahun maka totalnya adalah 102.200 mil (164.500 km) sehingga biaya perawatan baterai ini per 1 mil (1,6 km) adalah US$0,1174 per 1 mil (1,6 km) atau US$4,70 per 40 mil (64 km).

Pada tahun 2010, Pemerintah Amerika Serikat mengestimasi bahwa baterai dengan jarak tempuh 100 mil (160 km) kira-kira harganya US$33,000. Sebagian publik masih mengkhawatirkan ketahanan dan masa pakai baterai.[50]

Listrik vs. bahan bakar hidrokarbon

Tesla Roadster menggunakan listrik sebanyak 17,4 kW⋅h/100 km (0,63 MJ/km; 0,280 kW⋅h/mi),[51] sedangkan EV1 sebanyak 11 kW⋅h/100 km (0,40 MJ/km; 0,18 kW⋅h/mi).[52] Mobil listrik lainnya seperti Nissan Leaf menggunakan listrik sebesar 21,25 kW⋅h/100 km (0,765 MJ/km; 0,3420 kW⋅h/mi), yang diukur oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA).[53] Perbedaan ini menggambarkan perbedaan desain dan target pemakaian kendaraan, serta standar tes yang beraneka ragam. Pada dasarnya, penggunaan energi mobil listrik itu sendiri sangat tergantung dari kondisi alam dan gaya mengemudi. Nissan sendiri mengestimasikan bahwa ongkos perawatan Leaf untuk 5 tahun adalah US$1,800, sedangkan mobil bensin biasa US$6,000.[54] Menurut Nissan, ongkos perawaran Leaf di Inggris adalah 1,75 pence per mil (1,09p per km), sedangkan untuk mobil bensin ongkosnya lebih dari 10 pence per mil (6,25p per km). Estimasi ini didasarkan pada rata-rata tarif nasional Inggris pada bulan Januari 2012, dengan pengisian dilakukan didasarkan pada harga malam hari.[55]

Jarak dan waktu pengisian

Mobil dengan mesin pembakaran dalam dapat dianggap mempunyai jarak tempuh tak terbatas, karena bahan bakarnya dapat diisi dengan cepat dan stasiun pengisiannya pun mudah ditemukan. Mobil listrik mempunyai jarak maksimum yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam. Selain itu, pengisian baterainya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini yang merupakan alasan mengapa para pabrikan otomotif memasarkan mobil listrik sebagai "mobil harian" yang hanya cocok untuk pemakaian dalam kota saja atau perjalanan jarak pendek.[butuh rujukan] Pengendara di Amerika biasanya mengendarai mobil mereka kurang dari 40 mil (64 km) per harinya, sehingga mungkin GM EV1 pun sudah cocok untuk memenuhi kebutuhan berkendara 90% pengemudi di A.S.[56] Meskipun begitu, beberapa pengendara juga masih takut apabila kendaraan mereka kehabisan isi baterainya sebelum mereka mencapai destinasi mereka.

Salah satu mobil listrik yang ada, Tesla Roadster, dapat digunakan untuk perjalanan sampai 245 mil (394 km) setiap pengisiannya;[57] lebih jauh 2 kali lipat dibandingkan mobil listrik lain yang ada di pasaran.[58] Baterai Tesla Roadster dapat diisi ulang penuh dalam waktu 3,5 jam dari sumber listrik 220-volt, 70-Ampere.[59]

Pada tahun 2010 pemerintah Amerika Serikat mengestimasi bahwa harga baterai dengan kemampuan jarak tempuh 100 mil (160 km) harganya US$33,000. Sampai saat ini, ketahanan dan usia pemakaian baterai masih dikhawatirkan beberapa pihak.[60]

Nissan mengestimasi bahwa biaya pemakaian Nissan LEAF selama 5 tahun adalah US$1,800 bandingkan dengan mobil bensin yang mencapai US$6,000.[61] Sebiah film dokumenter Who Killed the Electric Car?[56] memperlihatkan perbandingan antara suku cadang yang harus diganti pada mobil bensin maupun EV1, sang mekanik mengatakan bahwa mereka bisa kendarai mobil listrik itu sampai 5.000 mi (8.000 km), kemudian putar bannya, isi cairan pencuci kaca depan, lalu kemudian siap dipakai lagi.

Salah satu cara produsen mobil untuk meningkatkan jarak tempuh mobil listriknya adalah dengan teknologi penggantian baterai. Mobil listrik yang memiliki teknologi ini dapat pergi ke stasiun penggantian baterai dan mengganti baterai mobilnya yang sudah babis dengan baterai yang sudah terisi dalam waktu 1 menit saja.[62] Baterai mobil listrik ini umumnya mempunyai jarak tempuh 100 mil (160 km). Proses ini lebih bersih dan cepat daripada mengisi bahan bakar di SPBU,[63] tapi karena butuh investasi yang amat tinggi, prospek ekonominya belum dapat dipastikan.[64] Sampai akhir 2010, hanya 2 perusahaan di A.S. yang berencana memakai teknologi penggantian baterai ini untuk mobil listrik mereka: Better Place dan Tesla Motors.[65][66][67]

Polusi udara dan emisi karbon

Lihat pula: Emisi gas rumah kaca pada mobil listrik plug-in dan Emisi gas rumah kaca pada hibrida plug-in

Mobil listrik menciptakan udara yang lebih bersih di kota karena tidak memproduksi polusi udara seperti debusenyawa organik volatilhidrokarbonkarbon monoksidaozontimbal, dan NOx. Keuntungan udara bersih ini umumnya bersifat lokal, karena tergantung dari bahan baku untuk menghasilkan listrik tersebut. Emisi udara umumnya berpindah ke lokasi pembangkit listrik.[1] Jumlah karbon dioksida yang dilepaskan tergantung dari intensitas emisi sumber tenaga yang digunakan untuk mengisi kendaraan, efisiensi kendaraan, dan energi yang terbuang pada proses pengisian.

Bahaya bagi pejalan kaki

Lihat pula: Suara peringatan mobil listrik

Pada kecepatan rendah, mobil-mobil listrik menghasilkan kebisingan yang jauh lebih rendah daripada mobil-mobil bermesin pembakaran dalam. Orang buta atau yang sedang bermasalah dengan penglihatan biasanya memakai suara-suara bising mesin sebagai seseatu hal yang membantu ketika mereka sedang menyeberang jalan, sehingga mobil listrik dan hibrida memunculkan bahaya laten.[68][69] Hasil tes telah menunjukkan bahwa hal ini benar-benar menjadi masalah yang patut diperhatikan, karena ketika kendaraan listrik beroperasi dengan kecepatan dibawah 20 mph (30 km/h), mereka hampir tidak menghasilkan suara. Ketika kecepatannya meninggi, suara dihasilkan dari gesekan ban dan udara sehingga kendaraan mulai menghasilkan suara yang dapat didengar.[69]

Kongres Amerika Serikat dan Pemerintah Jepang telah meloloskan regulasi yang berisi batas minimum suara untuk mobil hibrida dan kendaraan listrik plug-in ketika sedang beroperasi dalam mode listrik, sehingga nantinya orang buta dan pejalan kaki dapat mendengar suara mobil tersebut dan mendeteksi dari arah mana mereka datang.[69][70][71] Nissan Leaf adalah mobil listrik pertama yang menggunakan sistem Vehicle Sound for Pedestrians, yang didalamnya termasuk satu suara untuk gerak maju dan satu suara untuk gerak mundur.[18][72]

Baterai mobil listrik

Stasiun pengisian baterai di Rio de JaneiroBrasil. Stasiun ini dioperasikan oleh Petrobras dan menggunakan energi surya.

Model S chassis with powertrain and battery pack[73]

Artikel utama: Stasiun pengisian energi listrik

Berbicara mobil listrik tentu saja tidak lepas dari baterai yang digunakan pada mobil listrik. Sebuah baterai pada mobil listrik sangatlah vital fungsinya, tidak hanya karena dia menentukan seberapa jauh mobil listrik bisa berjalan, namun baterai listrik memiliki masa penggunaan terbatas yang juga salah satu alasan yang perlu dipertimbangkan apabil kita berkeinginan untuk memiliki mobil listrik, karena untuk mengganti baterai dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Namun saat ini baterai pada mobil listrik sudah semakin canggih, rata-rata baterai bisa bertahan hingga 10 atau 15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer. Apalagi saat ini perusahaan Samsung berhasil membuat baterai canggih yang bukan hanya memiliki jarak tempuh hingga 800 kilometer, namun juga bisa meningkatkan usia pakai. Ini dimungkinkna karena para ilmuwan di Samsung berhasil membuat baterai dengan menggunakan unsur perak dan carbon (Ag-C) pada sel baterainya yang terbukti lebih tahan ketika diisi daya berkali-kali. Walaupun baru sekedar purwarupa, baterai ini diharapkan akan digunakan pada semua mobil listrik dimasa yang akan datang.

Saat ini baterai yang paling banyak digunakan mobil listrik adalah baterai berjenis lithium-ion. Tipe baterai ini adalah baterai yang banyak digunakan juga pada alat elektronik seperti smartphone.Kelemahan dari baterai ini adalah kapasitas yang akan berkurang setiap tahunnya, baterai pada mobil listrik rata-rata kehilangan 2,3 persen kapasitasnya setiap tahunnya. Namun selain itu juga ada beberapa faktor yang membuat sebuah baterai akan berkurang kemampuannya, diantaranya adalah:

  • Suhu penggunaan. Layaknya pada baterai yang menggunakan timah, baterai Li-on juga dapat berkurang drastis kemampuannya apabila sering dipakai dalam suhu yang panas. Itulah tidak disarankan mobil listrik diparkir sangat lama pada keadaan panas terik matahari, karena selain akan mengurangi kemampuannya juga mengurangi usia pakai.
  • Sering diisi daya. Sama seperti pada smartphone, baterai Li-On juga sangat dipengaruhi oleh jumlah siklus diisi daya yang dilakukan. Selain juga sangat disarankan untuk melakukan overcharge untuk menghindari kerusakan pada baterai. Pada beberapa pabrikan otomotif bahkan membuat sistem pada baterai mobil listrik diblok ketika pengisian daya di angka 80 persen, dengan tujuan untuk mencegah pengguna mobil mengisi daya mobilnya terlalu melebihi kapasitas.

Tidak seperti mobil berbahan bakar bensin, mobil listrik dapat diisi baterainya dari stop kontak yang ada di rumah, tanpa perlu pergi ke stasiun pengisian tertentu. Pengisian baterai juga dapat dilakukan di stasiun pengisian yang ada di jalan atau toko yang menyediakannya.

Listrik yang digunakan untuk mengisi baterai mobil listrik dihasilkan dari banyak sumber; seperti batu barahidroelektrisitasnuklir atau tenaga lainnya. Sumber tenaga terbaharukan seperti sel surya (PLTS), mikro hidrotenaga arus laut,[74] tenaga panas bumi atau angin juga dapat digunakan.

Mobil listrik yang tersedia saat ini[sunting | sunting sumber]

Kendaraan listrik jarak dekat GEM adalah kendaraan listrik paling laris di dunia saat ini, dengan 45.000 unit telah terjual sampai tahun 2010.

Artikel utama: Mobil listrik yang tersedia saat ini

Bisa dioperasikan di jalan raya

Sampai pada awal tahun 2012, jumlah kendaraan listrik yang diproduksi massal yang tersedia di dunia masih terbatas. Kebanyakan mobil listrik yang tersedia saat ini adalah kendaraan listrik jarak dekat (neighborhood electric vehicle, NEV). Pike Research mengestimasikan ada sekitar 479.000 NEV di dunia saat ini.[75] Kendaraan NEV yang paling laris adalah Global Electric Motorcars (GEM), yang sampai bulan Desember 2010 telah terjual lebih dari 45.000 unit sejak pertama dijual tahun 1998.[76] Dua pasar NEV terbesar di dunia pada tahun 2011 adalah Amerika Serikat (14.727 unit) dan Prancis (2.231 unit).[77]

Nissan Leaf adalah mobil listrik paling laris yang bisa dioperasikan di jalan raya, dengan 27.000 unit telah terjual sampai April 2012, 13.000 unit di antaranya terjual di Jepang, 11.000 di A.S.,dan 3.000 unit di Eropa.[3]

Mobil listrik paling laris di dunia yang bisa dioperasikan di jalan raya saat ini adalah Nissan Leaf. Mobil ini telah terjual sebanyak lebih dari 27.000 unit sampai April 2012.[3] Mitsubishi i-MiEV, di peringkat kedua, telah terjual sebanyak 17.000 unit di seluruh dunia sampai bulan Oktober 2011. Di Prancis, i MiEV dinamai Peugeot iOn dan di negara Eropa lain, dijual dengan nama Citroën C-ZERO.[4] Jepang dan Amerika Serikat adalah pasar terbesar bagi mobil-mobil listrik di dunia, diikuti dengan beberapa negara Eropa. Di Jepang, sudah terjual lebih dari 18.000 unit mobil listrik (sampai April 2012),[3] terdiri dari 13.000 Leaf dan 5.000 unit i-MiEV.[78] Di A.S., penjualan mobil listrik terbesar dipimpin oleh Nissan Leaf yang terjual 11.796 unit sampai April 2012.[79] Total penjualan mobil listrik di kawasan Eropa Barat adalah 11.563 unit pada tahun 2011, dengan pangsa pasar 0,1%. Lima negara dengan penjualan mobil listrik terbanyak adalah Prancis, Norwegia, Jerman, dan Inggris.[80] Sampai bulan April 2012, Norwegia mempunyai 6.587 mobil listrik,[81] jumlah terbesar di Eropa dan kepemilikan mobil listrik per kapita tertinggi di dunia.[82][83] Total juga ada 5.579 unit kendaraan listrik terjual di Tiongkok tahun 2011, jumlah ini termasuk mobil penumpang dan kendaraan komersial.[84]

Norwegia adalah negara dengan kepemilikan mobil listrik per kapita tertinggi di dunia.[82] Terlihat sebuah Tesla Roadster, sebuah REVAi dan sebuah Th!nk City di sebuah tempat parkir dan pengisian baterai di Oslo.

Total ada 2.630 mobil listrik yang teregistrasi di Prancis pada tahun 2011, naik dari 184 unit tahun 2010.[85] Pada tahun 2010, sekitar 1.200 mobil listrik jarak dekat terjual di Prancis.[86] Penjualan mobil listrik di Prancis pada tahun 2011 dipimpin oleh Citroën C-Zero (645 unit), Peugeot iOns (639 unit), dan Bolloré Bluecar (399 unit).[85] Di Norwegia, pada tahun 2011 terjual 2.240 unit, naik dari 722 unit pada tahun 2010. Penjualan mobil listrik di Norwegia tahun 2011 dipimpin oleh "keluarga" Mitsubishi i-MiEV (1.477 unit) dengan rincian i-MiEV 1.050 unit, Peugeot iOn 217 unit, dan Citroën C-Zero 210 unit.[83] Di Jerman, total 2.154 mobil listrik terjual pada tahun 2011, sehingga jumlah kendaraan listrik disana menjadi 4.541 unit. Penjualan mobil listrik di Jerman tahun 2011 juga dipimpin oleh "keluarga" Mitsubishi i-MiEV, dengan rincian i-MiEV 683 unit, Peugeot iOn 208 unit, dan Citroen C-Zero 200 unit. Jumlah ini setara dengan 50,6% penjualan mobil listrik tahun 2011.[87]

Perkembangan Mobil Listrik Di Indonesia

Indonesia tidak ketinggalan mengambil bagian dalam memproduksi mobil listrik. Walaupun masih berupa purwarupa, mobil listrik buatan anak bangsa cukup menjanjikan. Saat ini telah ada 2 model yang diketahui, yaitu Mobil listik Ahmadi dan Tucuxi. Pada tanggal 20 Mei 2013 dilakukan diuji coba bus listrik untuk APEC 2013 Oktober. Sampai sekarang bus listrik tersebut melayani transportasi publik di Yogya.[88]

Tanggal 6 Mei 2014 ITS menorehkan rekor mobil listrik untuk dalam negeri dengan rincian jarak tempuh total 800 km, kecepatan rata-rata 120-130 km/jam serta setiap 8 jam dilakukan pengisian ulang selama 3 jam. Rute yang ditempuh adalah Jakarta–Bandung–Tasikmalaya–Purwokerto–Jogjakarta–Madiun–Surabaya[89]

Sumber: wikipedia.org

 

Selengkapnya
Mobil listrik

Industri Otomotif

Suzuki

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Suzuki Motor Corporation (bahasa Jepang: スズキ株式会社 HepburnSuzuki Kabushiki-Kaisha)[3] adalah sebuah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Minami-ku, Hamamatsu, Jepang.[4] Suzuki memproduksi mobil, kendaraan four-wheel drivesepeda motorall-terrain vehicles (ATV)mesin tempelkursi roda, dan berbagai macam mesin pembakaran dalam kecil lain. Pada tahun 2016, Suzuki adalah produsen otomotif terbesar ke-11 di dunia.[5] Suzuki mempekerjakan lebih dari 45.000 orang dan memiliki 35 fasilitas produksi di 23 negara, serta 133 distributor di 192 negara. Volume penjualan mobil Suzuki merupakan yang terbesar ke-10 di dunia,[6] sementara volume penjualan domestik Suzuki merupakan yang terbesar ketiga di Jepang.[7]

Volume penjualan sepeda motor domestik Suzuki merupakan yang terbesar ketiga di Jepang.[8]

Sejarah

Pada tahun 1909, Michio Suzuki (1887–1982) mendirikan Suzuki Loom Works di Hamamatsu, Jepang. Suzuki Loom Works pun berkembang pesat dengan memproduksi alat tenun untuk industri pengolahan sutra di Jepang.[9] Pada tahun 1929, Michio Suzuki menciptakan mesin tenun tipe baru, yang lalu diekspor ke luar Jepang. Selama 30 tahun pertama, Suzuki Loom Works pun fokus pada pengembangan dan produksi mesin tersebut.[butuh rujukan]

Walaupun alat tenunnya sukses, Suzuki percaya bahwa perusahaannya akan lebih sukses jika melakukan diversifikasi. Berdasarkan permintaan konsumen, Suzuki lalu memutuskan untuk memproduksi mobil kecil. Proyek tersebut dimulai pada tahun 1937, dan hanya dalam waktu dua tahun, Suzuki berhasil memproduksi sejumlah mobil purwarupa kecil yang ditenagai dengan mesin empat silinder, empat tak, dan berpendingin cairan. Mesin tersebut dilengkapi dengan bak mesin dan gearbox berbahan aluminum cor, serta dapat menghasilkan 13 tenaga kuda (9,7 kW) dengan kapasitas mesin kurang dari 800cc.[butuh rujukan]

Akibat pecahnya Perang Dunia II, rencana Suzuki untuk memproduksi kendaraan baru dihentikan, karena pemerintah mendeklarasikan bahwa mobil sipil adalah "komoditas non-esensial". Setelah perang berakhir, Suzuki kembali memproduksi alat tenun. Produksi alat tenun lalu meningkat setelah pemerintah Amerika Serikat menyetujui pengapalan katun ke Jepang. Suzuki pun mulai mapan seiring dengan makin meningkatnya pesanan dari perusahaan tekstil domestik. Namun pada tahun 1951, pasar katun kolaps.[butuh rujukan]

Oleh karena itu, Suzuki kembali berencana memproduksi kendaraan bermotor. Pasca perang, masyarakat Jepang sangat membutuhkan moda transportasi pribadi yang handal dan terjangkau. Sejumlah perusahaan pun mulai menawarkan mesin gas yang dapat dipasang pada sepeda. Kendaraan beroda dua pertama buatan Suzuki adalah sebuah sepeda yang dilengkapi dengan mesin, yang diberi nama "Power Free." Dirancang agar tidak mahal dan mudah untuk diproduksi dan dirawat, Power Free buatan tahun 1952 dilengkapi dengan mesin dua tak 36 cc yang dapat mengeluarkan tenaga sebesar 1 tenaga kuda.[10] Sistem gir sproket ganda baru memungkinkan pengendara untuk mengayuh dengan bantuan mesin, mengayuh tanpa bantuan mesin, atau memakai mesin saja.[butuh rujukan] Kantor paten lalu memberi subsidi keuangan kepada Suzuki untuk melanjutkan riset di bidang rekayasa sepeda motor.

Suzulight buatan tahun 1955

Pada tahun 1954, Suzuki telah memproduksi 6.000 unit sepeda motor per bulan dan nama perusahaan pun diubah menjadi Suzuki Motor Co., Ltd. Pasca kesuksesan sepeda motor pertamanya, Suzuki mulai memproduksi mobil yang bahkan lebih sukses, yakni Suzuki Suzulight pada tahun 1955. Suzulight dilengkapi dengan penggerak roda depan, suspensi independen empat roda, dan kemudi rack-and-pinion, yang belum umum dijumpai di mobil hingga tiga dekade kemudian.[butuh rujukan]

Mulai tahun 2009 hingga 2015, Volkswagen memegang 19,9% saham Suzuki. Kepemilikan saham tersebut tidak bertahan lama, karena Suzuki menuduh Volkswagen tidak membagi teknologi yang telah dijanjikan, sementara Volkswagen mewajibkan Suzuki membeli mesin diesel buatan Fiat.[11] Pengadilan arbitrase internasional lalu memerintahkan Volkswagen untuk menjual kembali kepemilikan sahamnya ke Suzuki.[11] Suzuki pun mengeluarkan dana sebesar $3,8 milyar untuk membeli saham yang dipegang oleh Volkswagen pada bulan September 2015.[12]

Kepemimpinan

Perusahaan ini didirikan oleh Michio Suzuki. Chairman Suzuki saat ini adalah Osamu Suzuki,[13] menantu Michio,[14] Osamu Suzuki, yang sudah berusia 91 tahun, akan pensiun pada bulan Juni 2021, dan akan menyerahkan jabatannya ke Toshihiro.[15]

Linimasa

Suzuki Loom Company didirikan pada tahun 1909 sebagai sebuah produsen alat tenun sutra dan katun. Michio Suzuki berniat memproduksi alat tenun yang lebih baik dan lebih mudah digunakan, sehingga selama 30 tahun, ia fokus mengembangkan mesin tersebut. Keinginan Michio untuk berekspansi ke produksi otomotif lalu terhenti akibat Perang Dunia II.[16] Sebelum mulai memproduksi mesin empat tak, Suzuki Motor Corp. terkenal berkat mesin dua taknya.[17] Pasca perang, Suzuki memproduksi sebuah sepeda bermesin dua tak, namun perusahaan ini kemudian menjadi terkenal berkat sepeda motor Hayabusa dan GSX-RQuadRunner, serta karena mendominasi balapan di seluruh dunia. Walaupun telah memproduksi mobil pertamanya pada tahun 1955, perusahaan ini baru membentuk divisi mobil pada tahun 1961.[18] Saat ini, Suzuki merupakan salah satu produsen otomotif terbesar di dunia, dan merupakan merek besar di sejumlah negara penting, seperti Jepang dan India. Namun, Suzuki tidak lagi menjual mobilnya di Amerika Utara.[19]

1909–1959

Michio Suzuki

  • 1909: Michio Suzuki mendirikan Suzuki Loom Works di HamamatsuPrefektur Shizuoka, Jepang.[20]
  • 1920: Perusahaan ini direorganisasi dan didaftarkan sebagai sebuah badan hukum dengan modal sebesar ¥500.000 dengan nama Suzuki Loom Manufacturing Co. dan Michio Suzuki sebagai presidennya.[20]
  • 1937: Suzuki memulai proyek untuk berekspansi ke produksi mobil kecil. Dalam waktu dua tahun, sejumlah purwarupa inovatif berhasil diproduksi, namun pemerintah mendeklarasikan bahwa mobil sipil adalah "komoditas non-esensial" pada awal Perang Dunia II, sehingga menggagalkan rencana Suzuki.[16]
  • 1940: Pabrik Takatsuka dibangun di Kami-mura, Hamana-gun, Shizuoka, Jepang.[4][20]
  • 1945: Pabrik Takatsuka ditutup karena rusak berat akibat perang. Kantor pusat Suzuki pun dipindah ke lokasi pabrik Takatsuka.[20]
  • 1947: Kantor pusat Suzuki kembali dipindah ke lokasinya saat ini.[4][20]
  • 1949: Suzuki resmi melantai di TokyoOsaka, dan Nagoya Stock Exchange.[20]
  • 1950: Suzuki mengalami krisis keuangan akibat kekurangan tenaga kerja.[20]
  • 1952: Sepeda bermesin "Power Free" mulai dipasarkan.[10][18]
  • 1953: Peluncuran sepeda bermesin dua tak 60cc "Diamond Free". Kapasitas mesinnya lalu ditingkatkan menjadi 70cc.[21]
  • 1954: Nama perusahaan diubah menjadi Suzuki Motor Co., Ltd.[20]
  • 1955: Peluncuran sepeda motor satu silinder empat tak 125cc Colleda COX[21] dan sepeda motor satu silinder dua tak 125cc Colleda ST.
    • Mobil berpenggerak roda depan Suzulight (360cc, dua tak) diluncurkan pada awal era kendaraan mini di Jepang.[22]
  • 1957: Michio Suzuki ditunjuk sebagai penasehat, sementara anaknya, Shunzo Suzuki, ditunjuk sebagai presiden.[20][23]
  • 1958: Huruf S diadopsi sebagai emblem perusahaan.[20]
  • 1959: Peluncuran sepeda motor dua tak dua silinder 125cc Colleda Sel Twin dengan starter elektrik.
Selengkapnya
Suzuki

Industri Otomotif

Mitsubishi Motors

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Mitsubishi Motors Corporation (bahasa Jepang: 三菱自動車工業株式会社 HepburnMitsubishi Jidōsha Kōgyō KK, IPA: [mitsɯꜜbiɕi]; atau biasa dikenal sebagai Mitsubishi Motors[5]) adalah sebuah produsen otomotif multinasional yang berkantor pusat di Minato, Tokyo, Jepang.[6] Pada tahun 2011, Mitsubishi Motors adalah produsen otomotif dengan volume produksi terbesar keenam di Jepang dan terbesar ke-19 di dunia.[7] Sejak bulan Oktober 2016, sebanyak 34% saham perusahaan ini dipegang oleh Nissan, sehingga perusahaan ini menjadi bagian dari Renault–Nissan–Mitsubishi Alliance.[8]

Selain menjadi bagian dari Renault–Nissan–Mitsubishi Alliance, perusahaan ini juga merupakan bagian dari keiretsu Mitsubishi, karena perusahaan ini dibentuk pada tahun 1970 sebagai hasil pemisahan divisi otomotif dari Mitsubishi Heavy Industries.[9]

Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation, yang memproduksi truk, bus, dan peralatan konstruksi, sebelumnya merupakan bagian dari perusahaan ini, namun kini telah dipisah dan mayoritas sahamnya dipegang oleh Daimler AG asal Jerman.

Sejarah

Pekerja Mitsubishi Shipbuilding Co., Ltd di samping salah satu purwarupa mobil Mitsubishi Model A

Sejarah Mitsubishi di bidang otomotif dimulai pada tahun 1917, saat Mitsubishi Shipbuilding Co., Ltd. memperkenalkan Mitsubishi Model A, mobil asal Jepang pertama yang diproduksi secara massal.[10] Sedan berkapasitas tujuh orang yang didasarkan pada Fiat Tipo 3 dan sepenuhnya diproduksi dengan tangan tersebut terbukti terlalu mahal jika dibandingkan dengan produk dari kompetitornya di Amerika dan Eropa, sehingga produksinya dihentikan pada tahun 1921 setelah hanya 22 unit berhasil diproduksi.[11]

Pada tahun 1934, Mitsubishi Shipbuilding digabung dengan Mitsubishi Aircraft Co., yang didirikan pada tahun 1920 untuk memproduksi mesin pesawat terbang dan komponen lain, guna membentuk Mitsubishi Heavy Industries (MHI).[12] MHI fokus pada produksi pesawat terbangkapalkereta, dan permesinan. Pada tahun 1937, MHI mulai mengembangkan PX33, sebuah purwarupa sedan untuk keperluan militer. Sedan tersebut merupakan mobil penumpang pertama buatan Jepang yang dilengkapi dengan penggerak empat roda, sebuah teknologi yang 50 tahun kemudian dihidupkan kembali oleh perusahaan ini.[13]

Sebuah Mitsubishi PX33 buatan tahun 1937 ditampilkan di Mondial de l'Automobile pada bulan September 2006

Era pasca perang

Logo Mitsubishi Motors mulai tahun 1983 hingga 2017

Sesaat setelah Perang Dunia II berakhir, perusahaan ini kembali memproduksi kendaraan. Fuso pun kembali memproduksi bus, sementara kendaraan kargo roda tiga kecil yang diberi nama Mizushima dan skuter yang diberi nama Silver Pigeon juga mulai dikembangkan. Namun, zaibatsu diminta dibubarkan oleh Sekutu pada tahun 1950, sehingga Mitsubishi Heavy Industries dibagi menjadi tiga perusahaan regional, dengan masing-masing terlibat dalam pengembangan kendaraan bermotor, yakni West Japan Heavy-Industries, Central Japan Heavy-Industries, dan East Japan Heavy-Industries.

Pada tahun 1951, East Japan Heavy-Industries mulai mengimpor Henry J, sedan murah buatan Kaiser Motors, dalam bentuk knockdown kit (CKD), dan tetap mengimpornya ke Jepang hingga produksinya dihentikan. Pada tahun yang sama, Central Japan Heavy-Industries meneken kontrak serupa dengan Willys (kini dimiliki oleh Kaiser) untuk mengimpor Jeep CJ-3B dalam bentuk rakitan CKD. Kesepakatan tersebut terbukti bertahan lama, dengan Mitsubishi Jeep tetap diproduksi hingga tahun 1998, atau 30 tahun setelah Willys menggantikan model tersebut.

Pada awal dekade 1960-an, ekonomi Jepang tumbuh pesat, upah pekerja naik, dan makin banyak keluarga yang bepergian bersama. Central Japan Heavy-Industries, yang saat itu sudah mengubah namanya menjadi Shin Mitsubishi Heavy-Industries, pun telah mendirikan kembali departemen otomotif di kantor pusatnya pada tahun 1953. Shin Mitsubishi Heavy-Industries lalu meluncurkan Mitsubishi 500 untuk memenuhi permintaan pembeli pada tahun 1962. Setahun kemudian, Shin Mitsubishi Heavy-Industries meluncurkan mobil kei Minica dan Colt 1000, produk pertama dari lini Colt. Pada tahun 1964, Mitsubishi memperkenalkan sedan terbesarnya, yakni Mitsubishi Debonair, terutama untuk dijual di Jepang dan juga digunakan oleh pimpinan Mitsubishi sebagai mobil dinas.

West Japan Heavy-Industries, yang saat itu sudah mengubah namanya menjadi Mitsubishi Shipbuilding and Engineering, dan East Japan Heavy-Industries, yang saat itu sudah mengubah namanya menjadi Mitsubishi Nihon Heavy-Industries, juga mengembangkan departemen otomotifnya pada dekade 1950-an. Ketiga perusahaan regional tersebut lalu kembali digabung untuk membentuk Mitsubishi Heavy Industries (MHI) pada tahun 1964. Dalam waktu tiga tahun, MHI telah dapat memproduksi lebih dari 75.000 unit kendaraan dalam satu tahun. Pasca kesuksesan Galant yang diluncurkan pada tahun 1969 dan tumbuhnya divisi kendaraan niaga, MHI memisahkan bisnis otomotifnya ke dalam Mitsubishi Motors Corporation (MMC) yang dibentuk pada tanggal 22 April 1970, dengan dipimpin oleh Tomio Kubo, seorang insinyur dari divisi pesawat terbang.[butuh rujukan]

Sebagaimana anggota keiretsu Mitsubishi yang lain, perusahaan ini juga menggunakan logo tiga berlian. Logo tersebut dipilih oleh Iwasaki Yatarō, pendiri Mitsubishi, karena logo tersebut mirip dengan emblem klan Tosa yang pertama kali mempekerjakannya, dan karena lambang keluarganya sendiri adalah tiga belah ketupat yang ditumpuk. Nama Mitsubishi (三菱) terdiri dari dua bagian, yakni mitsu yang berarti "tiga" dan hishi (yang menjadi "bishi" sesuai rendaku) yang berarti "kaltrop air" (juga disebut sebagai "kastanya air") yang berbentuk "belah ketupat".[14]

Hubungan Chrysler

1970-an

Bagian dari strategi ekspansi Tomio Kubo adalah meningkatkan ekspor dengan membentuk aliansi dengan perusahaan asal luar Jepang yang telah mapan. Sehingga pada tahun 1971, MHI menjual 15% saham MMC ke Chrysler asal Amerika Serikat. Berkat penjualan saham tersebut, Chrysler mulai menjual Galant di Amerika Serikat dengan nama Dodge Colt, sehingga menjadi produk Mitsubishi pertama yang dijual dengan merek milik Chrysler, dan volume produksi MMC pun dapat mencapai lebih dari 250.000 unit kendaraan per tahun. Pada tahun 1977, Galant dijual dengan nama Chrysler Sigma di Australia.

Sebuah Mitsubishi Galant buatan tahun 1973, dasar untuk kesepakatan impor captive pertama antara perusahaan ini dengan Chrysler

Pada tahun 1977, jaringan diler distribusi dan penjualan "Colt" telah dibentuk di seantero Eropa, karena Mitsubishi ingin menjual produknya secara langsung. Volume produksi tahunan perusahaan inipun tumbuh dari 500.000 unit kendaraan pada tahun 1973 menjadi 965.000 pada tahun 1978, saat Chrysler mulai menjual Galant sebagai Dodge Challenger dan Plymouth Sapporo. Namun, ekspansi tersebut mulai menyebabkan gesekan, karena Chrysler menganggap bahwa MMC menggerogoti pangsa pasar subkompaknya di Eropa, sementara MMC merasa bahwa Chrysler terlalu ikut campur dalam proses pengambilan keputusannya.

1980-an

Pada tahun 1980, Mitsubishi berhasil mencapai volume produksi sebesar 1.000.000 unit mobil per tahun, namun pada saat itu, Chrysler tidak terlalu sehat. Sebagai bagian dari upaya untuk menghindari kebangkrutan, Chrysler terpaksa menjual divisi produksinya di Australia ke MMC, yang lalu mengubah nama divisi tersebut menjadi Mitsubishi Motors Australia Ltd (MMAL).

Pada tahun 1982, merek Mitsubishi diperkenalkan di Amerika. Sedan Tredia, serta coupé Cordia dan Starion awalnya dijual melalui 70 diler yang tersebar di 22 negara bagian, dengan alokasi sebesar 30.000 unit kendaraan. Kuota tersebut, yang disesuaikan dengan perjanjian antara pemerintah Jepang dan Amerika Serikat, juga mencakup 120.000 unit mobil yang dijual dengan merek Chrysler. Mitsubishi dan Chrysler juga memiliki perjanjian bahwa Chrysler dapat menolak model buatan Mitsubishi untuk dijual di Amerika Serikat hingga tahun 1990.[15] Menjelang berakhirnya dekade 1980-an, karena ingin meningkatkan eksistensinya di Amerika Serikat, MMC pun menayangkan kampanye iklan televisi nasional pertamanya dan berencana menambah jaringannya menjadi 340 diler.

Pada tahun 1986, Mitsubishi mencapai kesepakatan dengan Liuzhou Automotive untuk merakit truk dan van Minicab di sana, sehingga Mitsubishi menjadi produsen otomotif asal Jepang ketiga (setelah Daihatsu dan Suzuki) yang merakit produknya di Tiongkok.[rujukan?]

Sebelum mendapat persetujuan dari pemerintah atas rencana tersebut, Mitsubishi harus mengungkapkan penyesalan atas truk Mitsubishi "cacat" yang diimpor ke Tiongkok pada tahun 1984 dan 1985.[16] Pada tahun 1989, volume produksi global Mitsubishi, termasuk afiliasinya di luar Jepang, mencapai 1,5 juta unit kendaraan.

Diamond-Star Motors

Artikel utama: Diamond-Star Motors

Sebuah Mitsubishi Pajero buatan tahun 1984, SUV paling sukses dari perusahaan ini

Walaupun hubungannya masih menegang, Chrysler dan Mitsubishi setuju untuk bersama-sama mengelola aktivitas produksi kendaraan di Normal, Illinois. Joint venture tersebut pun menjadi cara untuk mengakali pembatasan impor sukarela, sembari tetap menyediakan mobil kompak dan subkompak baru untuk Chrysler. Diamond-Star Motors (DSM)—terinspirasi dari logo Mitsubishi dan Chrysler, yakni berlian dan bintang—pun didirikan pada bulan Oktober 1985, dan pada bulan April 1986, DSM meletakkan batu pertama pembangunan fasilitas produksi di atas lahan seluas 1,9 juta kaki persegi (177.000 m2) yang terletak di Normal. Pada tahun 1987, perusahaan ini menjual 67.000 unit mobil di Amerika Serikat, namun setelah pabrik DSM selesai dibangun pada bulan Maret 1988, perusahaan ini dapat memproduksi hingga 240.000 unit kendaraan. Awalnya, tiga coupé 2+2 kompak yang satu platform diluncurkan, yakni Mitsubishi EclipseEagle Talon, dan Plymouth Laser, lalu disusul dengan model lain di tahun-tahun berikutnya

Penawaran umum perdana 1988

Mitsubishi Motors resmi melantai di bursa saham pada tahun 1988, sehingga mengakhiri statusnya sebagai satu-satunya dari sebelas produsen otomotif asal Jepang yang belum melantai di bursa saham. Mitsubishi Heavy Industries setuju untuk mengurangi kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 25%, sementara Chrysler meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi lebih dari 20%. Modal yang didapat dari penawaran umum perdana pun memungkinkan Mitsubishi untuk membayar sebagian utangnya, serta mengembangkan investasinya di seantero Asia Tenggara, di mana Mitsubishi telah beroperasi di FilipinaMalaysia, dan Thailand.

1990-an

Hirokazu Nakamura menjadi presiden Mitsubishi pada tahun 1989, dan memimpin perusahaan ini ke arah yang lebih baik, dengan adanya "koreksi pasarpenggelembungan harga aset di Jepang yang mengarah pada Dasawarsa yang Hilang sebagai hasil dari perjanjian Plaza Accord yang diteken pada tahun 1985. Penjualan Pajero lalu sangat sukses, sehingga menjadi populer, bahkan di jalanan Jepang yang padat.

Sumber; wikipedia.org 

Selengkapnya
Mitsubishi Motors

Industri Otomotif

Daihatsu Belum Mau Jualan Mobil Listrik, Ini Alasannya

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


JAKARTA, KOMPAS.com - Elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia kian naik pamornya. Sejumlah produsen mobil pun turut meluncurkan produknya dalam berbagai tipe, mulai hybrid, BEV, PHEV, dan sebagainya. Untuk penjualannya sendiri, dilansir dari data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil listrik mencatatkan wholesales sebanyak 685 unit pada 2021. Angka tersebut memang terhitung kecil jika dibandingkan dengan total wholesales seluruh model mobil tak termasuk pikap pada tahun tersebut yang menembus angka 887.202 unit.

Melihat data tersebut, belum semua produsen mobil ingin berniaga mobil listrik di Indonesia. Salah satunya yakni Daihatsu. Astra Daihatsu Motor (ADM) belum menunjukkan tanda-tanda sedikit pun akan berjualan kendaraan listrik di Tanah Air.

Dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022), Marketing Director PT ADM Amelia Tjandra menuturkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menerima kehadiran kendaraan listrik.

Selain dari banderolnya yang rata-rata masih lebih tinggi dibanding mobil bermesin pembakaran internal, infrastruktur pendukung untuk ekosistem kendaraan listrik belum sepenuhnya optimal di seluruh daerah.

Menurutnya, jumlah permintaan terhadap mobil listrik di pasar domestik saat ini masih terbilang rendah. Kontribusinya terhadap sektor otomotif Indonesia juga belum besar.

“Pada dasarnya Daihatsu selalu mencermati. Buat kami kalau ada demand pasti kita supply. Kalau data menunjukkan permintaannya belum tumbuh dan supply-nya tidak diserap tentu tidak akan menimbulkan efek yang bagus untuk perekonomian Indonesia,” ucap Amelia.

Ia menegaskan, Daihatsu akan ikut memenuhi kebutuhan elektrifikasi kendaraan apabila masyarakat Indonesia sudah siap menerima kehadiran mobil listrik dan permintaan akan jenis mobil tersebut mulai benar-benar tumbuh.

Sumber: otomotif.kompas.com

Selengkapnya
Daihatsu Belum Mau Jualan Mobil Listrik, Ini Alasannya
« First Previous page 12 of 12