Accelerated Life Testing
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 10 April 2025
Pendahuluan: Revolusi ALT dalam Dunia Produk Tahan Lama
Dalam era industri yang kompetitif, memahami daya tahan produk dengan akurat tanpa menunggu waktu rusak secara alami adalah suatu keharusan. Pengujian dengan Accelerated Life Testing (ALT) memanfaatkan tekanan (stress) buatan untuk mempercepat kerusakan dan memperkirakan keandalan produk.
Penelitian ini mengkaji Step-Stress Accelerated Life Testing (SSALT) berbasis distribusi Burr-XII dengan model Cumulative Exposure di bawah kondisi Progressive Type-II Censoring, lengkap dengan penerapan pada data nyata dari bola lampu.
Mengapa Burr-XII?
Distribusi Burr Type XII, dengan dua parameter bentuk (c dan k), sangat fleksibel dan mampu menangani distribusi umur produk dengan kegagalan awal yang tinggi, berbeda dengan distribusi klasik seperti eksponensial atau Weibull.
Karakteristik Utama Burr-XII:
Formulasi PDF-nya:
f(x) = c·k·xc−1 · (1 + xc)−(k+1)
Model ALT dan Censoring Tipe-II Progresif
Pengujian dilakukan dalam dua level stress:
Setiap unit diuji hingga gagal atau dihapus secara progresif sesuai skema censoring. Setelah waktu tetap τ₁, stress dinaikkan dari S₁ ke S₂.
Cumulative Exposure Model:
Model ini menyatukan waktu stress rendah dan tinggi sebagai bentuk paparan kumulatif, dinyatakan melalui CDF dan PDF gabungan berdasarkan Burr-XII.
Pendekatan Estimasi Parameter
📌 Estimasi Parameter: MLE (Maximum Likelihood Estimation)
MLE digunakan untuk mengestimasi parameter c₁, c₂, dan k menggunakan persamaan likelihood berdasarkan data censoring progresif.
Karena bentuk eksplisit sulit diperoleh, digunakan metode Newton-Raphson untuk menyelesaikan sistem non-linear dari turunan log-likelihood.
Studi Kasus: Data Nyata Lampu Pijar
Data dikumpulkan dari 64 lampu dengan skema censoring progresif (11 unit dihapus sebelum gagal). Tabel waktu kegagalan menunjukkan transisi antara stress 2.25V dan 2.44V.
Validasi Model:
Stress:
Hasil uji goodness-of-fit menunjukkan bahwa pada tingkat stres 2.25V, diperoleh nilai D-statistic sebesar 1.10 dengan p-value 0.30, yang mengindikasikan tidak terdapat perbedaan signifikan antara distribusi empiris dan distribusi teoritis pada tingkat signifikansi umum. Sementara itu, untuk tingkat stres 2.44V, nilai D-statistic jauh lebih kecil yaitu 0.013 dengan p-value tinggi sebesar 0.965, yang menunjukkan kecocokan yang sangat kuat antara data pengamatan dan model distribusi yang digunakan. Dengan demikian, kedua kondisi stres dapat dianggap sesuai untuk digunakan dalam pemodelan keandalan, dengan tingkat kecocokan yang lebih optimal pada stres 2.44V.
Hasil Estimasi Parameter Nyata :
Hasil estimasi parameter nyata menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) menunjukkan nilai parameter yang telah dikalibrasi dengan data aktual. Nilai c₁ diperoleh sebesar 6.628 dengan interval kepercayaan 95% antara [2.419, 18.161], menunjukkan tingkat ketidakpastian yang moderat. Parameter c₂ memiliki nilai 18.88, namun dengan interval kepercayaan yang sangat lebar, yakni dari [5.114×10⁻⁶, 6.972×10⁻²³], mengindikasikan kemungkinan variabilitas tinggi atau ketidakstabilan estimasi. Sementara itu, parameter k diperkirakan sebesar 0.027 dengan interval kepercayaan antara [7.32×10⁻⁷, 9.97×10⁻⁶], yang menandakan kecenderungan parameter ini memiliki pengaruh yang kecil tetapi tetap signifikan dalam model.
Menggunakan model akselerasi linier yang dirumuskan sebagai ln(σi) = a + b·ln(Si), diperoleh nilai koefisien a = −8.4276 dan b = 12.9133, yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai deviasi standar kondisi normal σ₀, yakni 1.687. Berdasarkan nilai ini, fungsi keandalannya dinyatakan dalam bentuk R(t) = (1 + t / 1.687)^−0.024, yang menunjukkan bahwa keandalan produk menurun secara perlahan seiring waktu.
Dalam studi simulasi, dilakukan evaluasi terhadap performa model dengan mempertimbangkan variasi jumlah unit (n = 30, 50, dan 70), serta berbagai skema penyensoran, baik yang lengkap maupun bertahap. Titik perubahan kondisi pengujian ditetapkan pada τ₁ = 4.2, sebagai bagian dari upaya untuk menilai sensitivitas dan stabilitas model di bawah kondisi uji yang beragam. Temuan dari simulasi ini berkontribusi penting dalam menilai seberapa handal model dalam konteks penerapan aktual dan memberikan dasar kuat untuk perencanaan pengujian lanjutan.
Studi Simulasi: Evaluasi Kinerja Model
Parameter simulasi:
Hasil Utama :
Hasil utama dari analisis menunjukkan bahwa semakin besar ukuran sampel (n), maka estimasi parameter menjadi semakin akurat, yang tercermin dari penurunan nilai Mean Square Error (MSE) pada parameter c₁, c₂, dan k. Untuk sampel sebanyak n = 30, MSE masing-masing parameter adalah 0.0048, 0.0142, dan 0.048 dengan tingkat akurasi confidence interval (CI) berkisar antara 93% hingga 96%. Ketika ukuran sampel ditingkatkan menjadi n = 50, MSE menurun menjadi 0.0031, 0.0109, dan 0.037 dengan tingkat akurasi CI meningkat hingga 97%–99%. Pada sampel n = 70, MSE terus menurun menjadi 0.0026, 0.0052, dan 0.016, dengan akurasi CI tetap tinggi di kisaran 93%–97%. Temuan ini menguatkan bahwa peningkatan ukuran sampel dalam pengujian secara langsung berdampak positif terhadap akurasi estimasi parameter dan kestabilan interval kepercayaan yang dihasilkan.
Kelebihan dan Kekurangan
✅ Kelebihan:
⚠️ Kekurangan:
Relevansi dalam Industri
Model ini sangat bermanfaat untuk:
Kesimpulan
Distribusi Burr-XII dalam Step-Stress ALT menawarkan fleksibilitas dan presisi tinggi, terutama dalam konteks censoring progresif dan eksperimen dunia nyata. Melalui simulasi dan penerapan pada data lampu pijar, metode ini terbukti:
Dengan keunggulan ini, pendekatan ALT berbasis Burr-XII bisa menjadi standar baru dalam pengujian keandalan produk industri masa kini.
Sumber Asli : Fathy H. Riad, E. H. Hafez, Sh. A. M. Mubarak – Study on Step-Stress Accelerated Life Testing for The Burr-XII Distribution Using Cumulative Exposure Model Under Progressive Type-II Censoring with Real Data Example, Journal of Statistics Applications & Probability, Vol. 10, No. 1, 2021.