Kajian Kualitas Air Danau Hanjalutung untuk Mendukung Kegiatan Perikanan di Palangka Raya

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

11 Juni 2025, 07.15

pixabay.com

Pentingnya Kualitas Air untuk Perikanan dan Ekosistem Danau

Danau Hanjalutung, yang terletak di Kelurahan Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, merupakan danau oxbow yang memiliki peranan penting sebagai sumber daya perairan untuk kegiatan perikanan masyarakat setempat. Dengan luas sekitar 11,7 hektar dan kedalaman maksimum mencapai 8 meter, danau ini menjadi habitat alami sekaligus area budidaya ikan yang produktif. Namun, tekanan lingkungan dari aktivitas manusia, terutama budidaya ikan dan limbah domestik, menuntut evaluasi kualitas air secara menyeluruh untuk menjaga kelestarian danau serta keberlanjutan usaha perikanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rosana Elvince dan Kembarawati (2021) bertujuan menganalisis kualitas air Danau Hanjalutung berdasarkan parameter fisika dan kimia, serta membandingkannya dengan standar baku mutu air yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui PP No. 82 Tahun 2001 untuk kelas II dan III. Studi ini penting sebagai dasar pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan sebagai acuan bagi pengembangan budidaya ikan yang ramah lingkungan.

Metode Penelitian: Pengambilan Sampel dan Parameter yang Dianalisis

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 dengan pengambilan sampel air dilakukan sebanyak tiga kali selama tiga minggu berturut-turut di tiga stasiun berbeda di Danau Hanjalutung. Pengukuran parameter fisika seperti suhu, kecerahan, kedalaman, total dissolved solid (TDS), dan total suspended solid (TSS) dilakukan langsung di lapangan. Sementara parameter kimia seperti pH, dissolved oxygen (DO), nitrat, pospat, biochemical oxygen demand (BOD), dan chemical oxygen demand (COD) dianalisis di laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.

Data hasil pengukuran kemudian dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar baku mutu air kelas II dan III sesuai PP No. 82 Tahun 2001, yang mengatur mutu air untuk berbagai peruntukan seperti perikanan, irigasi, dan rekreasi.

Hasil Penelitian: Gambaran Kualitas Air Danau Hanjalutung

Parameter Fisika

  • Suhu Air: Berkisar antara 28,33°C hingga 29,60°C di ketiga stasiun, masih sesuai dengan baku mutu air kelas II dan III yang memperbolehkan deviasi ±3°C dari suhu normal perairan. Suhu ini ideal untuk kehidupan biota air dan proses metabolisme ikan.
  • Kecerahan: Nilai kecerahan air berkisar antara 22,83 cm hingga 24,50 cm. Meski sedikit di bawah nilai ideal 25 cm yang dianggap aman untuk fotosintesis plankton, nilai ini masih cukup baik untuk mendukung produktivitas perairan.
  • Kedalaman: Variasi kedalaman cukup signifikan, dengan stasiun tengah danau (Stasiun 2) mencapai 1,71 meter, lebih dalam dibandingkan stasiun lain yang berkisar antara 0,42 hingga 0,84 meter. Kedalaman ini mendukung keberadaan habitat ikan dan aktivitas budidaya.
  • Total Suspended Solid (TSS): Rata-rata nilai TSS sekitar 20,33 mg/L, masih jauh di bawah batas maksimum 50 mg/L untuk kelas II dan 400 mg/L untuk kelas III. TSS yang rendah menunjukkan kualitas air yang relatif jernih dan tidak banyak mengandung partikel tersuspensi yang dapat menghambat penetrasi cahaya.
  • Total Dissolved Solid (TDS): Sangat rendah, yakni 0,07 mg/L, jauh dari batas maksimum 1000 mg/L, menandakan air danau relatif bersih dari bahan terlarut yang berpotensi mencemari.

Parameter Kimia

  • pH: Nilai pH berkisar antara 5,67 hingga 6,07, sedikit di bawah rentang ideal 6-9 menurut PP No. 82 Tahun 2001. pH yang rendah ini bisa berdampak pada kelarutan logam berat dan aktivitas biota air, sehingga perlu pemantauan lebih lanjut.
  • Dissolved Oxygen (DO): Berkisar antara 2,91 mg/L sampai 3,51 mg/L. Meski masih memenuhi standar kelas II dan III (minimum 3 mg/L untuk kelas III), nilai DO ini relatif rendah dan perlu perhatian karena DO sangat penting untuk respirasi organisme air.
  • Biochemical Oxygen Demand (BOD): Nilai BOD cukup tinggi, terutama di Stasiun 1 mencapai 10,30 mg/L, melebihi batas maksimum 3 mg/L (kelas II) dan 6 mg/L (kelas III). Tingginya BOD menunjukkan kandungan bahan organik yang tinggi, kemungkinan besar berasal dari aktivitas budidaya ikan dan sisa pakan.
  • Chemical Oxygen Demand (COD): Juga tinggi, dengan nilai tertinggi 85,33 mg/L di Stasiun 1, melebihi batas 25 mg/L (kelas II) dan 50 mg/L (kelas III). Tingginya COD mengindikasikan pencemaran bahan organik yang signifikan, yang dapat menurunkan kualitas air dan mengancam ekosistem.
  • Nitrat: Sangat rendah, <0,01 hingga 0,07 mg/L, jauh di bawah batas baku mutu 10 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa perairan belum mengalami eutrofikasi yang disebabkan oleh nitrat.
  • Posfat: Berkisar antara 0,05 hingga 0,06 mg/L, masih di bawah batas baku mutu 0,2 mg/L (kelas II). Namun, kadar fosfat ini sudah cukup untuk mendukung pertumbuhan plankton dan biota air lainnya.

Studi Kasus: Dampak Budidaya Ikan terhadap Kualitas Air Danau

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas air Danau Hanjalutung adalah aktivitas budidaya ikan lokal yang dilakukan di sekitar Stasiun 2, yang memiliki kedalaman paling dalam. Kegiatan budidaya ini diduga menyebabkan peningkatan bahan organik di perairan, yang tercermin dari tingginya nilai BOD dan COD, terutama di Stasiun 1 yang berdekatan dengan area budidaya.

Tingginya BOD berarti mikroorganisme membutuhkan lebih banyak oksigen untuk menguraikan bahan organik, sehingga mengurangi kadar oksigen terlarut yang tersedia bagi ikan dan organisme lain. Kondisi ini dapat menyebabkan stres oksigen pada biota air dan memicu kematian massal jika tidak dikendalikan. Selain itu, proses dekomposisi bahan organik juga dapat menghasilkan gas berbau tidak sedap seperti metana dan hidrogen sulfida, yang mengganggu kualitas lingkungan danau.

Analisis Tambahan dan Perbandingan dengan Penelitian Lain

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan beberapa studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa budidaya ikan intensif tanpa pengelolaan limbah yang baik berpotensi meningkatkan pencemaran organik di perairan. Misalnya, penelitian Tatangindatu et al. (2011) di Danau Tondano juga melaporkan tingginya BOD akibat sisa pakan dan limbah peternakan.

Namun, nilai parameter lain seperti nitrat dan fosfat yang masih rendah dan berada di bawah ambang batas menunjukkan bahwa Danau Hanjalutung belum mengalami eutrofikasi parah. Hal ini memberikan peluang bagi pengelolaan yang lebih baik untuk menjaga kualitas air dan mendukung keberlanjutan perikanan.

Dari perspektif pengelolaan sumber daya air, hasil ini menegaskan pentingnya penerapan prinsip pengelolaan terpadu, termasuk pengendalian pemberian pakan berlebih, pengelolaan limbah budidaya, serta pemantauan kualitas air secara berkala. Pendekatan ini sejalan dengan tren global dalam pengelolaan perairan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum kualitas air Danau Hanjalutung masih memenuhi standar baku mutu air kelas II dan III untuk sebagian besar parameter fisika dan kimia. Namun, beberapa parameter penting seperti BOD dan COD telah melebihi batas baku mutu, yang mengindikasikan adanya pencemaran bahan organik yang cukup tinggi, terutama akibat aktivitas budidaya ikan.

Rekomendasi utama yang dapat diambil adalah:

  • Pengelolaan Limbah Budidaya: Mengoptimalkan teknik pemberian pakan dan pengelolaan limbah organik agar tidak mencemari perairan.
  • Pemantauan Rutin: Melakukan monitoring kualitas air secara berkala untuk mendeteksi perubahan kualitas air dan mengambil tindakan cepat.
  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku budidaya tentang pentingnya menjaga kualitas air danau.
  • Pengembangan Kebijakan: Pemerintah daerah perlu mengatur dan mengawasi aktivitas budidaya ikan agar sesuai dengan kapasitas lingkungan dan standar baku mutu.

Dengan langkah-langkah tersebut, Danau Hanjalutung dapat terus berfungsi sebagai sumber daya perairan yang produktif dan lestari, mendukung ketahanan pangan lokal melalui perikanan yang berkelanjutan.

Sumber:
Elvince, R., dan Kembarawati. (2021). Kajian Kualitas Air Danau Hanjalutung untuk Kegiatan Perikanan di Kelurahan Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 09, No. 1, 029-041.