ITS sebagai Model: Menerapkan Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 untuk Tata Kelola Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

12 September 2025, 20.41

Pendahuluan

Menjadi perguruan tinggi kelas dunia (World Class University) adalah visi ambisius yang membutuhkan lebih dari sekadar keunggulan akademik. Hal ini menuntut adanya sistem manajemen yang kuat untuk mengendalikan ketidakpastian dan melindungi institusi dari berbagai ancaman yang kompleks. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), telah mengambil langkah proaktif dengan menyusun pedoman pengelolaan risiko yang terperinci dan terintegrasi dengan visi strategisnya. Pedoman ini, yang berlandaskan pada standar internasional ISO 31000, menjadi alat penting untuk mencapai tata kelola yang baik, keberlanjutan finansial, dan keunggulan kompetitif.

Kerangka dan Prinsip Berbasis ISO 31000

Penerapan pengelolaan risiko di ITS tidak bersifat parsial, melainkan merupakan bagian integral dari semua proses manajemen. Pedoman ini mengadopsi prinsip-prinsip ISO 31000 secara utuh, yang meliputi:

  • Menciptakan dan Melindungi Nilai: Pengelolaan risiko harus menambah dan menjaga nilai institusi.

  • Terintegrasi: Proses pengelolaan risiko menyatu dengan proses bisnis utama ITS, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.

  • Dinamis dan Responsif: Pengelolaan risiko harus terus-menerus mengikuti dan menanggapi perubahan internal maupun eksternal.

  • Transparan dan Inklusif: Seluruh pemangku kepentingan (civitas akademika, manajemen, hingga MWA) dilibatkan dan memiliki pemahaman yang sama tentang risiko.

ITS juga memiliki struktur yang jelas untuk pelaksanaannya. Rektor memegang tanggung jawab utama, sementara unit kerja, seperti Unit Layanan Hukum dan Pengelolaan Risiko, bertugas mengelola dan memfasilitasi proses di semua tingkatan.

Kategorisasi Risiko yang Komprehensif

Untuk memastikan pendekatan yang holistik, ITS mengategorikan risikonya ke dalam empat jenis utama :

  • Risiko Strategi dan Perencanaan: Risiko yang timbul dari kegagalan dalam menyusun atau mengimplementasikan strategi yang selaras dengan visi dan misi institusi.

  • Risiko Keuangan: Risiko yang berkaitan dengan penyimpangan hasil transaksi, pengelolaan keuangan, dan potensi kerugian finansial.

  • Risiko Operasional/Infrastruktur: Risiko yang diakibatkan oleh kegagalan sistem internal, kesalahan manusia, atau faktor eksternal seperti bencana alam.

  • Risiko Bahaya: Risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian besar, termasuk masalah hukum, bahaya fisik, dan penurunan moral.

Dengan kerangka ini, setiap unit kerja dapat secara sistematis mengidentifikasi dan menilai risiko berdasarkan tingkat kemungkinan dan dampak yang disajikan dalam matriks analisis risiko.

Rekomendasi Kebijakan Publik

Pedoman Pengelolaan Risiko ITS menawarkan model yang efektif yang dapat diadopsi oleh lembaga lain. Berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan:

  1. Mandat Manajemen Risiko di Perguruan Tinggi: Pemerintah dapat mewajibkan seluruh perguruan tinggi, terutama PTNBH, untuk menyusun dan mengimplementasikan pedoman manajemen risiko yang serupa dengan ITS. Hal ini akan memastikan tata kelola yang kuat dan akuntabel di sektor pendidikan tinggi secara nasional.

  2. Integrasi Manajemen Risiko dengan Proses Bisnis: Institusi harus didorong untuk mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam setiap proses bisnis, mulai dari operasional harian hingga pengambilan keputusan strategis. Dengan demikian, pengelolaan risiko tidak lagi menjadi formalitas, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kerja.

  3. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia: Penempatan personel yang kompeten di setiap unit kerja sangat krusial. Institusi harus berinvestasi dalam pelatihan dan sertifikasi profesional di bidang manajemen risiko untuk memastikan seluruh civitas akademika memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengelola risiko secara efektif.

Kesimpulan

Dokumen Pedoman Pengelolaan Risiko ITS adalah bukti nyata komitmen sebuah institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan kompleksitas dunia modern. Melalui adopsi kerangka ISO 31000 yang terstruktur, ITS tidak hanya melindungi diri dari risiko, tetapi juga menciptakan peluang untuk mencapai visinya sebagai perguruan tinggi berkelas dunia. Model ini menjadi cetak biru yang berharga bagi institusi lain yang ingin membangun ketahanan, integritas, dan keunggulan kompetitif.