Inspirasi Energi: Bagaimana Cara Kerja Turbin Angin? Ini Penjelasannya

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E.

05 Maret 2022, 20.58

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) (Shutterstock)

Energi angin adalah salah satu sumber energi terbarukan yang terbentuk dari rotasi bumi dan akibat perbedaan tekanan. Jenis energi ini rupanya telah dimanfaatkan manusia sejak dulu.

Menurut publikasi ilmiah yang diterbitkan Journal of American Science, energi angin pertama kali dimanfaatkan untuk menggerakkan perahu oleh bangsa Mesir pada 5000 sebelum masehi (SM).

Seiring berkembangnya zaman, energi angin digunakan untuk berbagai hal termasuk kincir angin untuk irigasi dan penggilingan.

Pemanfaatan energi angin untuk menggerakkan kincir angin untuk irigasi dan penggilingan pertama kali dilakukan oleh bangsa Asia, khususnya bangsa Persia, pada abad ke-7.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kincir angin yang hanya digunakan untuk keperluan pertanian, penggilingan, dan irigasi dikembangkan untuk menghasilkan listrik.

Kincir angin yang dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik biasanya disebut sebagai turbin angin. Sejarah mencatat, turbin angin pertama kali dibuat oleh Pour La Cour pada abad ke-19 di Denmark untuk pembangkitan listrik di daerah yang terpencil.

Lantas, bagaimana cara kerja turbin angin?

Turbin angin merupakan seperangkat teknologi yang mengubah energi angin menjadi energi listrik dalam sistem pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Secara sederhana dan ringkas, turbin angin memiliki beberapa bagian inti yakni bilah, poros, generator, dan tiang penyangga.

Melansir European Wind Energy Association (EWEA), turbin angin mengubah energi kinetik yang dimiliki energi angin menjadi energi mekanik.

Energi kinetik dari angin menabrak bilah turbin angin sehingga bilah ini berputar membuat porosnya berotasi.

Rotasi poros inilah yang kemudian menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik.
 

Jenis-jenis Turbin Angin

Secara umum, turbin angin diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni turbin angin sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal.

Sesuai namanya, turbin angin sumbu horizontal memilik poros horizontal alias mendatar. Menurut Kementerian Energi AS, turbin angin jenis ini sangat umum digunakan di “Negeri Paman Sam”.

Sedangkan jenis turbin angin sumbu vertikal memiliki poros verikal alias berbentuk tegak. Turbin angin sumbu vertikal memiliki beberapa variasi pada bilahnya dan kebanyakan dinamai menurut penemu desainnya.

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) offshore
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Offshore (Shutterstock)

Aplikasi Turbin Angin

Di era modern, aplikasi turbin angin dapat dikategorikan berdasarkan di mana mereka dipasang dan bagaimana energi yang dihasilkan terhubung ke jaringan.

Ada tiga aplikasi pemanfaatan turbin angin berdasarkan tempatnya yakni turbin angin darat, turbin angin lepas pantai, dan turbin angin terdistribusi.

Turbin angin darat merupakan turbin angin yang dipasang di darat dan biasanya memiliki kapasitas terpasang mulai 100 kilowatt hingga beberapa megawatt.

Sedangkan turbin angin lepas pantai dipasang di lautan dan memiliki ukuran yang cenderung besar. Turbin ini mampu menangkap angin laut yang kuat dan menghasilkan energi dalam jumlah besar.

Sementara turbin angin terdistribusi adalah turbin angin yang dipasang untuk kebutuhan sendiri. Biasanya, turbin angin ini dimanfaatkan secara independen di rumah tangga atau untuk menyuplai listrik di sebuah situs di daerah-daerah terpencil.


Sumber Artikel: kompas.com