Inovasi Berisiko: Meninjau Kinerja Api dan Kerangka Regulasi Metode Konstruksi Modern.

Dipublikasikan oleh Raihan

22 September 2025, 15.33

pexels.com

I. Ikhtisar Metode Konstruksi Modern dan Tantangan Kinerja Kebakaran: Sebuah Perjalanan Logis dari Temuan

Analisis riset ini menguraikan perjalanan logis dari argumen utama paper, dimulai dari janji efisiensi MMC hingga tantangan fundamental yang ditimbulkannya bagi keselamatan kebakaran dan kerangka regulasi. Modern Methods of Construction (MMC) didefinisikan secara luas sebagai produk bangunan dan komponen yang sebagian besar dibuat di luar lokasi (off-site), termasuk sistem panel, fasad, dan modul volumetrik.1 Keunggulannya diuraikan secara eksplisit: efisiensi yang didapat dari integrasi proses desain, manufaktur, dan konstruksi, yang menghasilkan penghematan waktu pengiriman, biaya yang lebih dapat diprediksi, dan dampak lingkungan yang lebih kecil.1 Paper ini secara kuantitatif menyoroti konsep
pre-manufactured value (PMV), yang dihitung sebagai nilai yang diciptakan dari pekerjaan yang diselesaikan di luar lokasi, menunjukkan hubungan kuat antara efisiensi dan nilai ekonomi.1
Meskipun demikian, paper ini secara cermat beralih dari manfaat ke tantangan inheren. Dikatakan bahwa MMC "memperkenalkan kompleksitas yang meningkat dan dapat menghadirkan tantangan bagi pendekatan regulasi bangunan tradisional" yang berfokus pada inspeksi di berbagai titik dalam proses konstruksi.1 Tantangan ini secara deskriptif dianalisis dalam tiga domain utama:
Pertama, tantangan yang terkait dengan ruang kosong (void spaces). Paper ini mengidentifikasi bahwa ruang kosong sering kali diperlukan untuk memfasilitasi koneksi antar modul. Ruang kosong ini dapat "berpotensi berfungsi sebagai jalan untuk penyebaran api, asap, dan gas panas".1 Contoh spesifik dari Kebakaran Hotel Moorfield di Inggris dan rumah modular di Massachusetts, AS, menunjukkan bagaimana api dapat menyebar secara tersembunyi di dalam rongga, yang sulit dikendalikan oleh pemadam kebakaran.1 Paper ini secara eksplisit menggarisbawahi bahwa masalah ini tidak baru, namun diperburuk oleh sifat konstruksi modular.1
Kedua, tantangan yang terkait dengan bahan mudah terbakar. Paper ini mengutip beberapa studi yang mengidentifikasi kekhawatiran terkait panel aluminium komposit (ACM), panel terintegrasi struktural (SIPs), dan sistem kayu massal.1 Contoh spesifik dan yang paling menonjol adalah
Kebakaran Menara Grenfell, di mana seorang saksi ahli, Luke Bisby, menyatakan bahwa penyebab utama penyebaran api yang cepat dan luas adalah "kehadiran kaset fasad ACM berisi polietilena".1 Temuan uji coba skala penuh di Worcester Polytechnic Institute (Meacham et al. 2017) menunjukkan bahwa dalam sebuah tes, api menembus dan membakar inti busa EPS pada panel SIPs, yang menyebabkan hilangnya aksi komposit dan berkurangnya kekakuan lentur struktural.1
Ketiga, tantangan yang terkait dengan sambungan (joints and connections). Paper ini mencatat bahwa kegagalan sambungan akibat api bukanlah masalah baru (mengutip contoh World Trade Center 5).1 Namun, masalah ini menjadi sangat relevan dalam konteks MMC, terutama dengan sistem kayu massal (cross-laminated timber - CLT). Ditemukan bahwa
pembakaran yang membara (smoldering) dapat terjadi di dalam kayu massal, di ruang kosong, atau di belakang penutup, yang dapat melemahkan sambungan dalam jangka panjang dan sulit dipadamkan karena suhu yang relatif rendah.1
Analisis ini menyimpulkan bahwa tantangan-tantangan teknis ini menciptakan masalah regulasi yang lebih besar. Karena banyak komponen MMC "tertutup dari pandangan" setelah fabrikasi di pabrik, inspeksi di lokasi yang menjadi tulang punggung regulasi tradisional menjadi tidak mungkin.1 Hal ini menempatkan penekanan yang jauh lebih besar pada perlunya sistem kontrol kualitas di pabrik.
 

II. Kontribusi Utama Paper terhadap Bidang Ilmu Pengetahuan

Kontribusi utama paper ini adalah pergeseran dari pembahasan teknis yang terisolasi menjadi analisis sistemik. Paper ini tidak hanya mengumpulkan fakta, tetapi juga mensintesis literatur yang ada untuk menyoroti "persimpangan" antara MMC, kinerja api, dan kontrol regulasi, yang belum dieksplorasi secara mendalam sebelumnya.1 Paper ini menerapkan pendekatan
sistem sosiologis-teknis (sociotechnical systems approach), yang menyarankan bahwa regulasi harus mempertimbangkan interaksi kompleks antara teknologi, aktor, dan institusi.1 Ini adalah wawasan tingkat kedua yang penting, yang mengubah masalah dari murni teknis menjadi multidimensi.
Paper ini juga secara unik membandingkan bagaimana tiga tipologi regulasi yang berbeda menangani tantangan MMC, yaitu preskriptif, fungsional dengan pengawasan ketat, dan fungsional dengan pengawasan minimal.1
●    Pendekatan Preskriptif (AS): Menggunakan model seperti International Code Council (ICC)/Modular Building Institute (MBI) 1200 yang secara eksplisit mengamanatkan sistem Jaminan Kualitas/Kontrol Kualitas (QA/QC) untuk fabrikasi di luar lokasi, melengkapi inspeksi di lokasi.1
●    Pendekatan Fungsional dengan Pengawasan Ketat (Singapura & Jepang): Memiliki kerangka akreditasi dan persetujuan yang ketat, seperti PPVC Acceptance Framework oleh Building and Construction Authority (BCA) di Singapura, yang memastikan kepatuhan melalui audit pihak ketiga dan persetujuan pemerintah yang berlapis.1
●    Pendekatan Fungsional dengan Pengawasan Rendah (Inggris & Jerman): Lebih bergantung pada tanggung jawab pemilik/pengembang dan keahlian insinyur kebakaran yang kompeten untuk memastikan kepatuhan, dengan panduan yang kurang spesifik untuk MMC.1
 

III. Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka untuk Komunitas Riset

Paper ini secara jujur mengidentifikasi keterbatasan penelitiannya sendiri, yang membuka jalan bagi pertanyaan-pertanyaan riset yang lebih dalam. Makalah ini mengakui bahwa tinjauan literatur yang dilakukan adalah "terfokus" dan survei yang dilakukan hanya "terbatas" pada anggota Komite Kolaborasi Regulasi Antar-yurisdiksi (IRCC).1 Ini menunjukkan bahwa ada celah yang dapat diisi oleh riset yang lebih luas dan komprehensif. Meskipun demikian, pertanyaan terbuka yang paling signifikan terletak pada inti argumen paper itu sendiri: konfluensi antara MMC, kinerja api, dan kontrol regulasi belum dieksplorasi secara mendalam.1 Paper ini telah berhasil mengidentifikasi bahwa masalah MMC bukanlah masalah yang terisolasi, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara desain, material, dan regulasi yang tidak memadai. Analisis mendalam tentang bagaimana satu data memengaruhi yang lain—misalnya, bagaimana desain ruang kosong yang buruk (desain) berinteraksi dengan bahan yang mudah terbakar (material) dan kurangnya inspeksi di pabrik (regulasi) untuk menciptakan kegagalan yang tidak dapat diprediksi—masih kurang kuantifikasinya. Oleh karena itu, pertanyaan terbuka yang sebenarnya adalah: bagaimana kita bisa beralih dari pemahaman bahwa masalah ini ada menjadi pemahaman tentang mekanisme sebab-akibat yang tepat dan dapat dikuantifikasi di dalam sistem yang kompleks ini? Ini menuntut penelitian yang tidak hanya deskriptif tetapi juga eksperimental dan analitis.
 

V. Kesimpulan dan Ajakan untuk Kolaborasi

 

Paper ini memberikan landasan yang kuat untuk memahami bahwa tantangan yang ditimbulkan oleh Metode Konstruksi Modern (MMC) terhadap keselamatan kebakaran bukanlah semata-mata masalah teknis, melainkan masalah institusional dan regulasi yang membutuhkan pergeseran paradigma.1 Kekuatan paper ini terletak pada kemampuannya untuk mengidentifikasi "titik buta" dalam sistem yang ada, bukan hanya insiden tunggal.1 Paper ini secara efektif memparalelkan masalah teknis yang tidak terpisahkan dari masalah regulasi, yang menjadi fondasi untuk arah riset di masa depan.

Untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil, penelitian lebih lanjut harus melibatkan institusi dari berbagai yurisdiksi yang disebutkan dalam paper. Kolaborasi antara Inter-jurisdictional Regulatory Collaboration Committee (IRCC), International Code Council (ICC)/Modular Building Institute (MBI) di Amerika Serikat, Building and Construction Authority (BCA) di Singapura, dan lembaga riset seperti Worcester Polytechnic Institute (WPI) dan Research Institutes of Sweden (RISE) akan memfasilitasi pertukaran data, praktik terbaik, dan pengembangan metodologi penelitian yang tangguh.

Referensi Utama

(https://doi.org/10.5334/bc.201)