Heboh Kabar Shopee Akan Lakukan PHK Massal, Bagaimana dengan Kabar di Indonesia?

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana

30 April 2024, 08.14

Sumber: www.gramedia.com

Shopee, sebuah platform e-commerce berbasis di Singapura, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar di seluruh wilayah operasionalnya. Selain di Asia Tenggara, Shopee juga memiliki bisnis yang tersebar di Taiwan, Meksiko, Cile, Brasil, dan Kolombia, seperti yang dilansir oleh TEMPO.CO, Jakarta. Keputusan tersebut telah diumumkan kepada karyawan dalam sebuah pertemuan yang dipimpin oleh seorang eksekutif dari Sea Group, perusahaan induk Shopee. PHK tersebut dilakukan untuk merasionalkan bisnis, meskipun alasan secara spesifik tidak diungkapkan kepada karyawan.

Para staf Shopee diinformasikan bahwa mereka akan menerima pemberitahuan melalui email yang akan memuat nama-nama karyawan yang terkena dampak PHK. Dilaporkan oleh Dealstreetasia pada Senin, 13 Juni 2022, PHK yang dilakukan Shopee telah memengaruhi karyawan di beberapa pasar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Proses PHK ini dilakukan melalui email oleh perusahaan.

Rencana PHK ini muncul hanya beberapa bulan setelah kabar tentang keputusan Shopee untuk menutup operasinya di India dan memberhentikan lebih dari 300 pekerja di negara tersebut. Secara khusus, PHK di Thailand kabarnya hampir memangkas setengah dari tim ShopeePay dan ShopeeFood. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Shopee Indonesia terkait hal ini. Namun, berdasarkan instastory @ecommurz, ShopeePay dan ShopeeFood Indonesia tampaknya tidak terkena dampak PHK massal tersebut.

Kinerja keuangan Sea Group, induk Shopee

Meskipun ada rencana PHK massal yang sedang diperbincangkan, Sea Group sebenarnya mencatat peningkatan pendapatan pada kuartal pertama tahun 2022. Namun, sebagian besar pendapatan perusahaan masih berasal dari lini Garena, yang berfokus pada industri gim. Pendapatan Sea Group naik 64,4% secara tahunan menjadi US$ 2,9 miliar, tetapi rugi bersihnya juga meningkat 37,4% secara tahunan menjadi US$ 580,13 juta.

Meskipun masih mengalami kerugian, bisnis Shopee menunjukkan perbaikan. Transaksi meningkat 71,3% secara tahunan menjadi US$ 1,9 miliar, sementara GMV (Gross Merchandise Value) tumbuh 38,7% menjadi US$ 17,4 miliar. Shopee saat ini menghadapi tantangan dari kenaikan inflasi dan suku bunga yang dapat mempengaruhi konsumsi. Sebelumnya, Shopee telah menutup bisnisnya di Prancis dan India karena tidak sesuai dengan ekspektasi.

Di Asia Tenggara, persaingan dalam bisnis pesan-antar makanan daring antara Shopee, Grab, dan GoTo sangat ketat. Hingga akhir tahun 2021, Grabfood dan Foodpanda masih mendominasi pasar dengan GMV tertinggi, diikuti oleh Gofood milik GoTo. ShopeeFood menempati posisi keempat dalam hal GMV.


Sumber: bisnis.tempo.co