Brasil adalah salah satu pasar terbesar dunia dan mitra dagang penting bagi banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Namun laporan 2025 National Trade Estimate menunjukkan bahwa pasar ini tetap ditandai oleh tarif tinggi, kebijakan non-tarif yang kompleks, persyaratan lokal yang kuat, serta sejumlah regulasi digital dan sektor jasa yang menciptakan hambatan signifikan. Walaupun kedua negara memiliki Agreement on Trade and Economic Cooperation (ATEC) dan protokol baru yang memperkuat transparansi, reformasi regulasi, dan fasilitasi perdagangan, tantangan yang dihadapi eksportir serta investor asing di Brasil tetap substansial.
Dengan ukuran ekonominya yang besar, pasar konsumsi yang luas, dan peran strategis dalam MERCOSUR, kebijakan perdagangan Brasil memiliki dampak regional yang signifikan. Namun kombinasi proteksionisme historis dan kebijakan yang sering berubah membuat prediktabilitas pasar tetap rendah.
Struktur Tarif Brasil: Tinggi, Berlapis, dan Rentan Berubah
Brasil mempertahankan struktur tarif rata-rata 11,2%, dengan rincian:
-
8,1% untuk produk pertanian,
-
11,7% untuk produk non-pertanian.
Sebagai anggota pendiri MERCOSUR, Brasil menerapkan Common External Tariff (CET) sebesar 0–35%. Kebijakan MERCOSUR untuk menurunkan tarif 10% bagi lebih dari 80% lini tarif sejak 2022 bertujuan meningkatkan daya saing, namun Brasil tetap memiliki:
-
tarif tertinggi di kawasan untuk otomotif, elektronik, mesin industri, kimia, baja, tekstil, hingga IT,
-
bound rate yang jauh lebih tinggi dibanding tarif aktualnya, memberikan ruang untuk peningkatan mendadak.
Salah satu contoh paling sensitif adalah tarif etanol, yang berubah-ubah sejak 2017. Setelah sempat dihapus, tarif kembali diberlakukan dan naik menjadi 18% pada 2024, menekan ekspor AS dan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku industri biofuel.
Struktur Pajak: Kompleks dan Diskriminatif terhadap Produk Asing
Brasil menerapkan berbagai pajak atas produk impor, salah satunya:
-
Industrial Product Tax (IPI) yang mencapai 19,5% untuk alkohol impor, lebih tinggi dibanding 16,25% untuk cachaça lokal.
Di sektor audiovisual, pajak tambahan diberlakukan secara diskriminatif pada:
-
film asing,
-
konten TV asing,
-
iklan asing,
-
distribusi home video dan streaming.
Remitansi kepada produser asing dikenakan pajak 25%, kecuali jika produser berinvestasi kembali sebagian nilai pajak tersebut dalam produksi lokal.
Kombinasi pajak sektoral ini menciptakan hambatan non-tarif yang signifikan bagi perusahaan asing, terutama di industri kreatif.
Pembatasan Impor dan Regulasi Non-Tarif: Larangan, Lisensi, dan Kurangnya Transparansi
Brasil memiliki sejumlah pembatasan impor yang meliputi:
1. Larangan barang remanufaktur dan bekas
Barang-barang berikut secara umum dilarang masuk:
-
peralatan medis bekas,
-
suku cadang otomotif remanufaktur,
-
ban bekas,
-
pakaian bekas,
-
kendaraan bekas,
-
ICT equipment bekas.
Pengecualian hanya berlaku jika importir dapat membuktikan tidak adanya produksi domestik.
2. Lisensi impor non-otomatis
Beberapa sektor—otomotif, pertanian, minuman, farmasi—mengharuskan lisensi non-otomatis.
-
alasan penolakan lisensi tidak dipublikasikan,
-
prosedur dan waktu persetujuan tidak transparan,
-
lisensi otomotif sering tertunda, menghambat ekspor kendaraan AS.
Ketiadaan transparansi dalam sistem ini menjadi keluhan besar eksportir internasional.
3. Perubahan persyaratan dokumentasi
Pada 2022, Brasil memperketat aturan bagi impor sementara, membuat perusahaan asing sulit membawa mesin, sampel, atau alat pameran tanpa dikenakan bea masuk tinggi.
Teknis, SPS, dan Regulasi Biofuel: Kebijakan yang Membatasi Akses
1. Kebijakan biofuel “RenovaBio”
Program ini membuat:
-
kredit karbon hanya berlaku untuk produsen biofuel lokal,
-
produsen AS tidak bisa memperoleh sertifikasi dan akses pasar yang setara.
AS menilai kebijakan ini sebagai hambatan yang tidak berbasis perlakuan setara.
2. Regulasi wine
Brasil mewajibkan:
-
sertifikat analisis,
-
laporan inspeksi pra-impor dari laboratorium lokal.
Persyaratan ganda ini menciptakan biaya tambahan bagi eksportir wine AS.
3. Persetujuan telekomunikasi
Produk telekomunikasi harus memperoleh persetujuan ANATEL sebelum masuk ke Brasil.
Bahkan produk untuk demonstrasi atau penggunaan sementara harus melalui proses persetujuan tertentu.
4. SPS – Pasar tertutup untuk daging babi AS
Meskipun kedua negara menyepakati protokol berbasis sains, Brasil masih menutup akses untuk pork fresh dan frozen AS, dengan alasan risiko African Swine Fever melalui pemasok EU—tanpa bukti ilmiah.
Pengadaan Pemerintah: Preferensi Lokal dan Offset Besar-besaran
Brasil tetap membatasi akses perusahaan asing melalui:
-
persyaratan bahwa BUMN hanya boleh menyewa jasa asing jika tidak ada kompetensi domestik,
-
tender sektor kesehatan dan pertahanan yang wajib memasukkan offset, termasuk:
-
produksi lokal,
-
co-manufacturing,
-
transfer teknologi.
-
Kebijakan offset semakin diperkuat dengan PComTIC Defesa 2023, yang mewajibkan perjanjian kerja sama teknologi bagi impor pertahanan senilai lebih dari USD 50 juta.
Brasil bukan anggota WTO GPA dan bahkan menarik permohonan keanggotaannya pada 2023, sehingga aturan proteksionisme dalam pengadaan publik diperkirakan tetap kuat.
Perlindungan Kekayaan Intelektual: Enforcement Rendah, Pasar Palsu Tinggi
Brasil masih masuk Special 301 Watch List, dengan masalah utama:
-
hukuman lemah untuk pelanggaran IP,
-
tingkat pembajakan online dan fisik tinggi,
-
pasar ilegal seperti Rua 25 de Março masuk daftar Notorious Markets,
-
waktu pemrosesan paten farmasi mencapai 9 tahun,
-
kurangnya perlindungan data uji farmasi.
Brasil juga diminta AS untuk memastikan bahwa perlindungan geographical indications tidak mengganggu penggunaan nama generik—terutama menjelang perjanjian EU–MERCOSUR.
Hambatan Layanan: Audiovisual, Ekspres, Finansial, dan Telekomunikasi
1. Audiovisual
-
Kuota 3,5 jam konten lokal per minggu pada jam utama untuk setiap channel TV berbayar.
-
Sepertiga channel dalam paket berlangganan harus berasal dari Brasil.
-
Kuota film lokal untuk bioskop dan home video.
2. Ekspres dan pengiriman cepat
-
Bea datar 60% untuk seluruh kiriman ekspres melalui Simplified Customs Clearance.
-
Batas nilai impor ekspres hanya USD 3.000 per pengiriman.
3. Sektor finansial
-
Bank dan asuransi asing menghadapi persyaratan resiprositas,
-
cabang bank asing tidak diizinkan sejak 1995,
-
beban kepemilikan dan administrasi tinggi.
4. Satelit dan telekomunikasi
-
Perusahaan lokal dapat membeli hak eksklusif operasi satelit,
-
operator asing hanya memperoleh hak “landing” non-eksklusif,
-
biaya landing lebih tinggi,
-
izin berlaku maksimal 15 tahun dan harus diperbarui.
Hambatan Digital: Proposal “Network Usage Fees” dan Pembatasan Transfer Data
Brasil sedang mempertimbangkan regulasi baru untuk platform digital, termasuk:
-
kewajiban pembayaran kepada operator telekomunikasi,
-
pembentukan connectivity fund,
-
potensi biaya tinggi bagi platform besar.
Perusahaan AS juga menghadapi ketidakpastian karena:
-
aturan implementasi LGPD tentang transfer data luar negeri tertunda,
-
mekanisme seperti standard clauses dan certifications belum sepenuhnya disetujui,
-
menciptakan risiko kepatuhan dan hambatan aliran data.
Penutup: Pasar Besar dengan Tantangan Regulasi yang Sama Besarnya
Brasil tetap menjadi pasar strategis di Amerika Latin, tetapi hambatan tarif tinggi, regulasi non-tarif yang tidak transparan, persyaratan konten lokal, perlindungan IP yang lemah, dan ketidakpastian digital membuat akses pasar jauh dari mudah bagi perusahaan asing.
Meskipun ada upaya reformasi dalam ATEC dan protokol transparansi 2022, fundamental proteksionisme dan kompleksitas regulasi masih membentuk lingkungan bisnis yang penuh tantangan.
Daftar Pustaka
2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers – Brazil Section.