Erick Thohir Yakin Telkom Bisa Jadi Perusahaan Digital Telekomunikasi Terbesar di Asia Tenggara

Dipublikasikan oleh Admin

28 Februari 2022, 08.19

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong PT Telkom Indonesia untuk fokus ke bisnis digital sehingga menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Upaya transformasi ke bisnis digital pun dilakukan Telkom melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yang terus membangun menara operator untuk mendukung jaringan 5G se-Indonesia. Menurut Erick Thohir strategi Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun ke depan adalah sangat krusial. Sebab, selaras dengan misi besar pemerintah untuk meratakan akses digital di seluruh nusantara.

"Yang dilakukan Telkom lewat Mitratel adalah tugas besar karena akan menumbuhkan akses komunikasi masyarakat di seluruh wilayah untuk bisa mengakses jaringan digital dan mewujudkan Indonesia Digital," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (11/2/2022). "Ini akan menghasilkan efek yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik serta membawa multiplier effect terhadap UMKM dan juga pembangunan sumber daya manusia," lanjut Erick. . Ia pun mengapresiasi langkah cepat Telkom yang merespons arahannya untuk tak lagi mengandalkan model bisnis yang lama, melainkan memanfaatkan infrastruktur besar yang dimiliki untuk mengubah model bisnis ke arah digital. Menurut Erick Thohir, perubahan model bisnis Telkom ke arah digital telah terlihat secara signifikan perkembangannya dalam tiga tahun terakhir. Dia pun meyakini Telkom bisa menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. "Saya optimistis, dengan perencanaan sekaligus implementasi dari pembangunan infrastruktur menara komunikasi ini, dalam tiga tahun Telkom dapat menjadi perusahaan digital telco terbesar di Asia Tenggara," ungkapnya.

Namun dirinya menggaris bawahi bahwa perubahan model bisnis ke arah digital Telkom harus terus ditingkatkan kualitasnya pada level implementasi. Sebab perubahan model bisnis yang baik tak hanya sekadar mengkreasi suatu nilai baru (new value creation). Menurutnya, tugas Telkom kini adalah bagaimana nilai baru lewat bisnis menara telekomunikasi digital Mitratel bisa menangkap nilai baru yang menunjang pemasukan perusahaan (new value capture).

"Serta bagaimana pula infrastruktur digital ini dapat menghasilkan preposisi nilai yang baru bagi perusahaan (new value preposition). Begitulah perubahan model bisnis perusahaan yang efektif," kata Mantan Bos Inter Milan itu. Erick Thohir menyatakan, pengembangan Mitratel ini sejalan dengan agenda Kementerian BUMN dalam membangun ekosistem 5G, yang sudah di mulai pada proyek 5G mining dengan kolaborasi antara Freeport dengan Telkom. Selain itu, Kementerian BUMN juga telah melakukan program inisiatif lainnya untuk mendukung digitalisasi, antara lain di sektor finansial (penggunaan artificial intelligence), kesehatan (melalui telemedicine), logistik (integrated logistic system), dan transportasi (ekosistem untuk autonomous vehicle). Sementara itu, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menambahkan, Telkom saat ini terus mempercepat transformasi dan penataan portofolio demi value creation yang optimal bagi TelkomGroup, stakeholder serta bangsa dan negara. Fokus pada peningkatan bisnis tower, data center, infrastructure manage service, komputasi awan (cloud), big data, dan services yang sifatnya ritel akan memperkuat posisi Telkom sebagai partner penyedia bisnis digital connectivity, digital platform dan digital service untuk domestik maupun regional. "Ketertarikan investor yang kian meningkat terhadap saham Telkom dapat menjadi salah satu parameter bahwa apa yang dilakukan saat ini sudah pada jalur yang tepat. Kami optimistis langkah transformasi ini akan memberikan dampak positif yang lebih banyak lagi,” kata Ririek.

Sumber: kompas.com