Pendahuluan: Tantangan Wisata Domestik dan Peluang Teknologi
Pariwisata Indonesia, khususnya di Bali, seringkali berorientasi pada wisatawan mancanegara. Padahal, wisatawan domestik juga menyimpan potensi besar sebagai penggerak ekonomi pariwisata lokal. Dalam konteks ini, aplikasi E-Tourism Provinsi Bali yang dikembangkan dengan framework Laravel menjadi langkah strategis untuk mendukung promosi wisata domestik yang lebih inklusif, informatif, dan interaktif. Paper oleh Rifky Lana Rahardian dan Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti (2020) menawarkan gambaran komprehensif tentang bagaimana digitalisasi pariwisata dapat menjangkau audiens lokal dengan pendekatan berbasis komunitas dan keterlibatan pengguna.
Tujuan dan Latar Belakang Sistem E-Tourism (H2)
Fokus pada Wisatawan Lokal (H3)
Salah satu keunikan dari proyek ini adalah orientasinya yang tidak biasa: mendekatkan pariwisata Bali kepada wisatawan domestik yang selama ini kurang terakomodasi. Data dari Badan Pusat Statistik (2020) menunjukkan penurunan wisatawan mancanegara hingga 4,26% pada Januari 2020. Penurunan ini memperkuat urgensi untuk merangkul pasar lokal melalui inovasi digital.
Membangun Komunitas Wisatawan (H3)
Aplikasi ini tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga platform komunitas bagi wisatawan lokal untuk berbagi pengalaman dan testimoni, sekaligus memberikan nilai tambah melalui interaksi antar pengguna.
Metode Pengembangan Sistem (H2)
Pendekatan Waterfall (H3)
Pengembangan sistem mengikuti metode waterfall dengan tahapan:
-
Analisis kebutuhan: Mengumpulkan data tempat wisata berdasarkan tiga kategori: alam, sejarah-budaya, dan buatan.
-
Desain sistem: Membuat DFD dan ERD untuk menggambarkan arsitektur dan aliran data.
-
Coding: Implementasi dengan Laravel untuk efisiensi dan performa tinggi.
-
Pengujian: Menggunakan metode blackbox untuk menguji semua fungsionalitas sistem.
Studi Data Lokasi Wisata (H3)
Peneliti mengklasifikasikan lokasi wisata secara rinci berdasarkan kategori dan koordinat GPS, seperti:
-
Wisata Alam: Bukit Asah, Gunung Batur, Pantai Melasti.
-
Wisata Budaya/Sejarah: Tanah Lot, Taman Ujung, Desa Penglipuran.
-
Wisata Buatan: Waterbom Bali, Bali Safari & Marine Park, The Keranjang.
Struktur Sistem dan Fitur Utama (H2)
Frontend untuk Pengunjung (H3)
-
Beranda: Peta interaktif Bali dengan marker lokasi wisata.
-
Halaman Wisata: Menampilkan daftar destinasi berdasarkan kategori.
-
Detail Wisata: Informasi lengkap tempat wisata disertai galeri foto dan pemetaan.
-
Komentar: Fitur komunitas bagi wisatawan untuk berbagi pengalaman dan foto.
Backend untuk Admin (H3)
-
Dashboard: Menampilkan statistik jumlah pengunjung, pengguna aktif, dan penggunaan server.
-
Manajemen Data: Admin dapat menambahkan, mengedit, atau menghapus data wisata, kategori, kabupaten, dan kecamatan.
-
Manajemen Pengguna: Admin mengelola user dan validasi registrasi member.
Pengujian Sistem dan Hasil Evaluasi (H2)
Pengujian Blackbox (H3)
Setiap fitur diuji untuk memastikan sesuai dengan spesifikasi. Pengujian dilakukan baik untuk halaman admin maupun pengunjung. Semua pengujian, seperti login, registrasi, pengelolaan data, hingga interaksi antar pengguna, berhasil dan memenuhi kriteria fungsional.
Kelebihan Sistem (H3)
-
Interaktif dan mudah digunakan.
-
Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama antarmuka.
-
Responsif dan berbasis peta yang membantu navigasi pengguna.
-
Komunitas wisatawan menjadi nilai tambah unik dibanding sistem sebelumnya yang hanya bersifat informatif.
Analisis Tambahan dan Nilai Strategis (H2)
Inovasi dalam Promosi Digital (H3)
Berbeda dari portal pariwisata umum yang cenderung pasif, sistem ini berupaya membangun keterlibatan aktif melalui fitur komentar dan berbagi pengalaman. Ini secara tidak langsung menjadi strategi pemasaran berbasis testimoni (user-generated content), yang terbukti sangat efektif dalam membangun kepercayaan pengguna baru.
Efisiensi Pemetaan dan Lokalisasi (H3)
Integrasi dengan Google Maps menjadikan sistem ini tidak hanya sebagai media informasi, tetapi juga alat bantu navigasi. Dalam era pariwisata berbasis pengalaman, fitur ini menjadi penting bagi wisatawan yang mencari referensi lokasi secara langsung.
Komparasi dengan Sistem Sebelumnya (H3)
Sistem ini melampaui pendekatan informasi statis seperti Joomla CMS yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Keunggulannya terletak pada kemampuan interaktif, arsitektur data yang lebih kuat, dan orientasi terhadap wisatawan domestik.
Tantangan dan Rekomendasi (H2)
Tantangan:
-
Potensi overload jika jumlah user meningkat drastis.
-
Kurangnya konten multimedia untuk mendukung visualisasi pengalaman wisata.
-
Belum ada integrasi dengan sistem booking atau kalender acara lokal.
Rekomendasi:
-
Menambahkan sistem moderasi komentar untuk menjaga kualitas konten komunitas.
-
Integrasi sistem pembayaran atau reservasi hotel dan tiket objek wisata.
-
Pengembangan aplikasi mobile native sebagai pelengkap versi web.
Kesimpulan: Digitalisasi Pariwisata untuk Indonesia Lebih Inklusif (H2)
E-Tourism Provinsi Bali berbasis Laravel ini bukan hanya solusi teknologi, tetapi juga representasi strategi promosi wisata domestik yang relevan dan responsif. Dengan mengusung konsep komunitas, personalisasi, dan kemudahan akses informasi, sistem ini bisa menjadi acuan bagi pengembangan e-tourism di wilayah lain Indonesia.
Sumber
Rifky Lana Rahardian & Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti. (2020). E-Tourism Provinsi Bali Berbasis Web dengan Framework Laravel. Jurnal Sistem dan Informatika, Vol. 14 No. 2.