Dari TPA Menjadi Harta Karun: Tinjauan Kritis terhadap Model Pengomposan Mikro Terdesentralisasi di Erode

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

19 November 2025, 00.29

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Penelitian ini berakar pada pergeseran paradigma nasional dalam pengelolaan limbah padat kota (MSW) di India, dari praktik pembuangan tradisional ke sistem yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan secara finansial. Latar belakang masalah yang diangkat sangat jelas: Erode City Municipal Corporation menghasilkan sekitar 165 metrik ton limbah padat setiap hari, termasuk 75 metrik ton limbah basah yang dapat terurai. Sebelum 2017, limbah ini dibuang di dua TPA utama, menciptakan masalah lingkungan yang signifikan.   

Kerangka teoretis intervensi ini—yang diakui sebagai "praktik terbaik dalam pengelolaan limbah cerdas" —adalah desentralisasi. Alih-alih satu TPA besar, proyek Smart City ini berfokus pada pengembangan Pusat Pengomposan Mikro (Micro Compost Centres - MCC) di seluruh kota. Tujuan dari studi SAAR ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas, metodologi, dan tantangan dari implementasi model desentralisasi yang sukses ini.   

Metodologi dan Kebaruan

Sebagai bagian dari kompendium SAAR, studi ini mengadopsi metodologi studi kasus kualitatif dan evaluatif. Pendekatan ini melibatkan peninjauan dokumen proyek (seperti Laporan Proyek Terperinci  dan Laporan Pengelolaan Limbah Padat 2022 ), dilengkapi dengan wawancara pemangku kepentingan (seperti yang ditunjukkan oleh format tanya jawab dalam analisis ) dan observasi lapangan (ditunjukkan oleh foto survei di lokasi ).   

Kebaruan dari proyek yang ditinjau ini terletak pada keberhasilan implementasi skala penuh dari ekonomi sirkular. Sementara banyak kota berjuang dengan segregasi limbah, studi ini membedah model yang telah mencapai "keberhasilan dalam mencapai 100 persen segregasi limbah,"  menjadikannya cetak biru yang sangat berharga.   

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis studi kasus SAAR terhadap model Erode mengidentifikasi beberapa faktor keberhasilan utama:

  1. Fokus pada Perubahan Perilaku: Keberhasilan model ini tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada "perubahan perilaku di tingkat massal." Erode Municipal Corporation (EMC) mengambil langkah-langkah masif untuk menyebarkan kesadaran. Ini termasuk menghapus tempat sampah dari lingkungan perumahan untuk memberlakukan pengumpulan dari pintu ke pintu, dan secara kreatif mengubah titik pembuangan sampah publik menjadi tempat rekreasi dengan lukisan dinding dan rangoli (seni lantai India).   

  2. Logistik yang Disesuaikan: Model pengumpulan limbah sangat disesuaikan dengan kebutuhan warga. Menyadari bahwa sebagian besar penghuni kawasan kumuh adalah pekerja yang berangkat pagi, pengumpulan sampah di area tersebut diprioritaskan pada pukul 6:30 pagi. Sistem ini didukung oleh armada yang terperinci, termasuk 520 gerobak dorong (pushcart) dan 12 Battery Operated Vehicles (BOV) untuk pengumpulan primer.   

  3. Desentralisasi dan Teknologi yang Tepat Guna: Limbah basah yang terkumpul tidak diangkut ke TPA, melainkan diproses di MCC yang tersebar. Lokasi MCC dipilih secara strategis berdasarkan jumlah rumah tangga di setiap ward (wilayah administrasi) dan ditempatkan 200 meter dari pemukiman untuk mengurangi masalah bau. Teknologi yang digunakan meliputi:   

    • Bio-digester: Kontainer 5000 liter yang menggunakan mikroorganisme untuk mengubah limbah menjadi pupuk organik bebas patogen yang kaya akan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (N, P, K).   

    • Bio-metanasi: Konversi mikrobiologis limbah organik menjadi biogas, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi CO2.   

    • Pengomposan Mikro: Menghasilkan pupuk organik.   

  4. Hasil yang Terukur: Efisiensi dan Remediasi: Model ini terbukti sangat efisien, dengan 96 persen limbah basah (60,2 MT dari 62,71 MT) berhasil diproses secara efektif. Keberhasilan terbesar, dan tantangan terbesar yang dihadapi selama implementasi, adalah "bio-mining" (remediasi) TPA lama. Studi ini dengan jelas menunjukkan foto "Sebelum" dan "Sesudah" dari lokasi Vairapalayam dan Vendipalayam, mengubah TPA yang tercemar menjadi lahan yang telah diremediasi.   

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Studi SAAR ini menyajikan Erode sebagai studi kasus "praktik terbaik" yang sangat sukses. Keterbatasan utama yang dicatat dari wawancara adalah tantangan logistik selama implementasi, terutama kesulitan dalam proyek bio-mining TPA lama. Selain itu, wawancara mengkonfirmasi bahwa partisipasi masyarakat "efektif dalam hal segregasi limbah dari pintu ke pintu,"  yang menyoroti bahwa keberhasilan model ini sangat bergantung pada kerja sama publik yang berkelanjutan.   

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, model Erode berfungsi sebagai cetak biru yang dapat direplikasi untuk kota-kota lain di India yang bergulat dengan pengelolaan limbah padat. Pelajaran utama (key lessons learnt) adalah bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada infrastruktur (MCCs, bio-digester), tetapi juga pada investasi besar-besaran dalam kampanye kesadaran publik yang berkelanjutan dan logistik pengumpulan yang cerdas dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.   

Sumber

Studi Kasus C5: Micro Compost Centres-Erode. (2023). Dalam SAAR: Smart cities and Academia towards Action and Research (Part C: Urban Infrastructure) (hlm. 20, 38, 44, 46, 48, 49). National Institute of Urban Affairs (NIUA).