Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan dari Pembangunan Thika Road Superhighway di Kenya

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

17 November 2025, 08.52

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Penelitian mengenai pembangunan Thika Road Superhighway di Kenya menegaskan bahwa infrastruktur transportasi adalah katalis pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan mobilitas, dan membentuk pusat komersial baru. Namun, hasil penelitian juga menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi tersebut tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan. Urbanisasi tanpa perencanaan ekologis yang matang telah menimbulkan kerusakan habitat, polusi, dan penurunan keseimbangan ekosistem.

Oleh karena itu, temuan ini penting sebagai acuan bagi pembuat kebijakan dalam menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Bagi Indonesia, pengalaman ini relevan bagi proyek jalan nasional besar di mana kajian dampak sosial dan lingkungan perlu diperkuat sejak tahap perencanaan.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Thika Road Superhighway membawa dampak yang signifikan:

Dampak Positif:

  • Peningkatan peluang usaha dan pertumbuhan kawasan ekonomi baru.

  • Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan efisiensi distribusi barang.

  • Meningkatnya nilai tanah dan investasi di daerah sekitar.

Dampak Negatif:

  • Hilangnya habitat satwa liar dan gangguan ekologi.

  • Polusi udara dan air akibat konstruksi dan lalu lintas padat.

  • Kurangnya pengawasan terhadap pembangunan komersial yang tidak terencana.

  • Ketimpangan sosial akibat lonjakan harga lahan.

Peluang:

  • Penerapan kebijakan pembangunan berkelanjutan berbasis partisipasi publik.

  • Integrasi antara kebijakan transportasi dan tata ruang untuk meminimalkan dampak lingkungan.

Untuk memperkuat kapasitas aparatur dalam hal ini, kursus seperti Pembangunan Infrastruktur dan Pelestarian Lingkungan Hidup memberikan pemahaman tentang mitigasi dampak ekologis dalam proyek infrastruktur.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

  1. Perkuat Kajian Dampak Lingkungan (EIA) dan Pemantauan Berkelanjutan: Evaluasi menyeluruh harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah proyek jalan dibangun.

  2. Kembangkan Kebijakan Zonasi dan Tata Ruang Koridor Jalan: Atur penggunaan lahan di sepanjang jalan raya untuk menghindari urbanisasi liar dan konflik lahan.

  3. Tingkatkan Partisipasi Publik dalam Proyek Infrastruktur: Libatkan masyarakat dalam pengawasan, pemeliharaan, dan pelaporan dampak sosial ekonomi.

  4. Bangun Sistem Drainase dan Pengelolaan Limbah yang Terintegrasi: Infrastruktur pelengkap harus memastikan daya dukung lingkungan tetap terjaga.

  5. Dorong Investasi Hijau dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Libatkan sektor swasta dalam konservasi lingkungan dan pengembangan masyarakat.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan infrastruktur berpotensi gagal bila hanya fokus pada hasil fisik. Risiko utamanya meliputi kurangnya koordinasi antarinstansi, minimnya akuntabilitas lingkungan, dan kelemahan kebijakan tata ruang yang mendorong urbanisasi tak terkendali. Untuk menghindari hal ini, perlu diterapkan governance kolaboratif yang kuat.

Penutup

Pembangunan Thika Superhighway memberikan pelajaran bahwa keberhasilan proyek transportasi harus diukur bukan hanya dari efisiensi mobilitas, tetapi juga dari kemampuan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis bukti, Indonesia dapat merancang model infrastruktur yang inklusif dan ramah lingkungan.

Sumber

Wanjiku, Eva Muthoni. (2014). Socio-Economic Benefits and Environmental Impacts of Thika Road Superhighway. Kenyatta University.