Dampak Pembangunan Jalan Perdesaan terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Pelajaran dari Sri Lanka

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

20 November 2025, 13.48

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Pembangunan jalan perdesaan merupakan salah satu instrumen pembangunan paling strategis, terutama di negara berkembang. Studi dalam dokumen 828-Article Text-8819-2-10-20240522.pdf meneliti dampak program peningkatan jalan perdesaan di Sri Lanka dan menemukan bahwa aksesibilitas transportasi memiliki hubungan langsung dengan peningkatan pendapatan, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.

Temuan menunjukkan bahwa perbaikan jalan tidak hanya menurunkan waktu perjalanan, tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap pasar, pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja. Infrastruktur jalan yang memadai terbukti mampu mengurangi kemiskinan multidimensi, terutama di wilayah terpencil yang sebelumnya terisolasi.

Bagi Indonesia, hasil ini sangat relevan karena sebagian besar desa masih menghadapi tantangan keterhubungan dan kualitas jalan yang rendah. Dengan adanya program seperti Dana Desa, Inpres Jalan Daerah (IJD), dan pembangunan konektivitas antardesa, kebijakan transportasi perdesaan perlu diarahkan pada peningkatan produktivitas lokal serta pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Dampak Positif Studi Sri Lanka mencatat beberapa dampak signifikan:

  • Penurunan waktu tempuh hingga lebih dari 40%, meningkatkan efisiensi aktivitas ekonomi dan sosial.

  • Peningkatan pendapatan rumah tangga, terutama bagi petani dan pelaku usaha mikro yang mendapat akses lebih cepat ke pasar.

  • Diversifikasi sumber pendapatan, karena masyarakat dapat mengakses pekerjaan non-pertanian.

  • Peningkatan akses pendidikan, dengan lebih banyak anak mampu bersekolah bahkan saat kondisi cuaca buruk.

  • Kemudahan akses layanan kesehatan, khususnya bagi perempuan, lansia, dan anak-anak.

Hambatan Namun, sejumlah tantangan masih diidentifikasi:

  • Kualitas konstruksi yang tidak konsisten, menyebabkan jalan cepat rusak.

  • Kurangnya dana pemeliharaan, sehingga pemerintah daerah kesulitan menjaga standar kualitas.

  • Minimnya data akurat, membuat perencanaan infrastruktur kurang tepat sasaran.

  • Ketidakterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, mengakibatkan proyek tidak sepenuhnya sesuai kebutuhan lokal.

Peluang Peluang bagi implementasi kebijakan lebih efektif antara lain:

  • Integrasi pembangunan jalan dengan program ekonomi desa.

  • Digitalisasi pemetaan dan monitoring infrastruktur.

  • Kolaborasi pemerintah–swasta dalam pembiayaan dan pengelolaan jalan.

  • Penguatan kapasitas pemerintah desa dalam manajemen proyek dan pemeliharaan.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

  1. Prioritaskan Infrastruktur Berdampak Tinggi Fokus pada jalan-jalan yang menghubungkan sentra ekonomi desa, pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

  2. Bangun Sistem Pemeliharaan Berbasis Komunitas Melibatkan masyarakat desa dalam pemeliharaan harian serta memberikan pelatihan teknis sederhana. Manajemen Konstruksi dan Infrastruktur.

  3. Gunakan Pendekatan Berbasis Data Melakukan survei kebutuhan, pemetaan digital, dan evaluasi dampak secara periodik. Big Data Analytics: Data Visualization and Data Science.

  4. Tingkatkan Standar Konstruksi dan Pengawasan Pemerintah daerah perlu mengadopsi spesifikasi teknik yang lebih baik serta melakukan pengawasan rutin pada kontraktor.

  5. Integrasikan Pembangunan Jalan dengan Program Pengentasan Kemiskinan Jalan harus menjadi bagian dari strategi besar pembangunan sosial ekonomi, bukan proyek fisik yang berdiri sendiri.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan pembangunan jalan perdesaan berpotensi gagal bila:

  • Lebih fokus pada pembangunan fisik daripada manfaat sosial ekonomi.

  • Tidak disertai rencana pemeliharaan jangka panjang, sehingga jalan cepat rusak.

  • Tidak melibatkan masyarakat, menyebabkan kurangnya kepemilikan dan keberlanjutan.

  • Tidak ada baseline data dan evaluasi dampak, sehingga manfaat tidak dapat diukur.

  • Pembangunan tidak sinkron dengan kebutuhan ekonomi lokal, membuat jalan kurang dimanfaatkan.

Kebijakan yang tidak mempertimbangkan aspek-aspek ini justru dapat membuang anggaran dan menciptakan infrastruktur yang tidak produktif.

Penutup

Studi Sri Lanka memberikan pelajaran penting bahwa jalan perdesaan bukan hanya infrastruktur mobilitas, tetapi katalis pembangunan yang mampu meningkatkan pendapatan, akses pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Indonesia dapat memanfaatkan temuan ini untuk memperkuat kebijakan konektivitas desa melalui pendekatan berbasis bukti, partisipatif, dan berkelanjutan.

Dengan tata kelola yang baik dan integrasi lintas sektor, pembangunan jalan perdesaan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi inklusif yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Sumber

828-Article Text-8819-2-10-20240522