Dampak Moodle dalam Pembelajaran Bahasa: Analisis Eksperimental terhadap Akuisisi dan Sikap Mahasiswa

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

14 September 2025, 23.47

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Penelitian ini berakar pada adopsi teknologi yang meluas di institusi pendidikan sebagai respons terhadap kebutuhan akan pembelajaran jarak jauh, sebuah tren yang semakin diperkuat oleh disrupsi akibat COVID-19. Dalam konteks pengajaran bahasa, platform seperti Moodle menawarkan potensi untuk menciptakan lingkungan belajar yang interaktif, di mana guru dapat menyediakan beragam sumber daya instruksional—mulai dari video, materi tertulis, hingga rekaman audio—untuk mendorong kolaborasi, kreativitas, dan pemecahan masalah.  

Namun, di luar potensi teoretisnya, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman empiris mengenai dampak nyata dari alat-alat ini terhadap dua hasil pembelajaran yang krusial: peningkatan kemahiran berbahasa dan pembentukan sikap positif mahasiswa. Dengan latar belakang ini, karya Qaddumi dan Smith bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan menyelidiki secara kuantitatif bagaimana implementasi Moodle mempengaruhi akuisisi bahasa Inggris dan sikap mahasiswa tingkat dua. Hipotesis utama yang secara implisit diuji adalah bahwa penggunaan latihan bahasa interaktif yang difasilitasi oleh Moodle akan menghasilkan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam perkembangan keterampilan berbahasa jika dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional.  

Metodologi dan Kebaruan

Untuk menguji hipotesisnya, penelitian ini mengadopsi metodologi desain penelitian quasi-eksperimental yang kuat, sebuah pendekatan yang sangat sesuai untuk lingkungan pendidikan di mana randomisasi penuh sering kali tidak memungkinkan. Desain ini melibatkan pembentukan dua kelompok: sebuah  

kelompok eksperimental yang pembelajarannya didukung oleh Moodle, dan sebuah kelompok kontrol yang mengikuti metode pengajaran konvensional.  

Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan pra-tes dan pasca-tes (pre-test and post-test) dengan menggunakan dua instrumen yang dikembangkan secara khusus untuk penelitian ini:

  1. Sebuah tes pengembangan bahasa yang terdiri dari 100 butir soal pilihan ganda, yang dirancang untuk mengukur berbagai aspek kemahiran berbahasa, termasuk keterampilan berbicara.

  2. Sebuah kuesioner yang terdiri dari 25 butir soal, yang dibagi ke dalam empat bagian untuk merekam sikap mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa.  

Kebaruan dari karya ini tidak terletak pada penemuan teori baru, melainkan pada aplikasi metodologisnya yang rigor untuk mengukur efektivitas sebuah intervensi teknologi. Dengan menggunakan desain quasi-eksperimental yang mencakup kelompok kontrol dan pengukuran sebelum-sesudah, penelitian ini berhasil melampaui laporan anekdotal dan menyajikan bukti empiris yang dapat diukur mengenai dampak Moodle dalam konteks pengajaran EFL.

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Analisis data kuantitatif menghasilkan temuan yang jelas dan signifikan secara statistik. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa kelompok eksperimental yang menggunakan Moodle menunjukkan perkembangan yang lebih besar dalam keterampilan berbahasa Inggris dibandingkan dengan kelompok kontrol.  

Secara lebih spesifik, perbandingan nilai rata-rata (mean) antara hasil pra-tes dan pasca-tes menunjukkan bahwa kelompok eksperimental mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi. Temuan ini diperkuat oleh hasil uji statistik Wilks' Lambda, yang mengonfirmasi adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok pada pengukuran pasca-tes. Salah satu hasil yang paling menonjol adalah adanya korelasi yang kuat antara peningkatan kemahiran berbicara (speaking proficiency) mahasiswa dengan penggunaan Moodle oleh mereka.  

Secara kontekstual, temuan ini memberikan validasi empiris yang kuat terhadap argumen bahwa latihan pembelajaran bahasa yang interaktif dan bermakna yang difasilitasi oleh LMS dapat secara efektif meningkatkan kinerja mahasiswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang juga menemukan dampak positif Moodle terhadap performa siswa, menegaskan bahwa platform digital, jika diimplementasikan dengan benar, dapat menjadi alat yang ampuh untuk akuisisi bahasa.  

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Penulis secara transparan mengakui keterbatasan utama dari penelitian ini, yaitu ukuran sampel yang kecil. Ketergantungan pada sekelompok peserta yang terbatas dari satu konteks institusional tertentu mengharuskan adanya kehati-hatian dalam melakukan generalisasi temuan ke populasi yang lebih luas.  

Sebagai refleksi kritis, meskipun tes pilihan ganda yang digunakan komprehensif, ia mungkin tidak sepenuhnya menangkap nuansa dari keterampilan produktif seperti berbicara. Namun, temuan yang secara spesifik menyoroti peningkatan kemahiran berbicara menunjukkan bahwa aktivitas di Moodle kemungkinan besar berhasil menstimulasi aspek-aspek komunikatif yang kemudian tercermin dalam skor tes secara keseluruhan.

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Secara praktis, temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan bagi para pendidik bahasa, pengembang kurikulum, dan pembuat kebijakan institusional. Hasil skor pasca-tes yang lebih tinggi pada kelompok eksperimental memberikan argumen berbasis bukti yang kuat untuk mengintegrasikan LMS seperti Moodle secara lebih mendalam ke dalam kurikulum pengajaran bahasa.  

Untuk penelitian di masa depan, karya ini membuka beberapa jalan. Ada kebutuhan yang jelas untuk studi replikasi dengan sampel yang lebih besar dan lebih beragam untuk menguji kekokohan temuan ini di berbagai konteks budaya dan institusional. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat berfokus pada investigasi yang lebih mendalam mengenai jenis-jenis aktivitas interaktif spesifik di dalam Moodle yang paling berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan berbahasa, sehingga memungkinkan para pendidik untuk merancang intervensi yang lebih bertarget dan efektif.

Sumber

Qaddumi, H. A., & Smith, M. (2024). Implementation of Learning Management Systems (Moodle): Effects on Students' Language Acquisition and Attitudes towards Learning English as a Foreign Language. Trends in Higher Education, 3, 260-272. https://doi.org/10.3390/higheredu3020016