Blueprint Keselamatan Konstruksi Irak: Memetakan 4 Pilar Utama Program K3 untuk Masa Depan Akademis

Dipublikasikan oleh Raihan

16 Oktober 2025, 19.55

Resensi Riset Akademik: Membangun Fondasi Keselamatan di Industri Konstruksi Irak

Industri konstruksi secara global, meskipun telah berupaya keras, masih menghadapi tingkat kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Isu ini semakin akut di negara-negara berkembang, di mana perhatian terhadap keselamatan kerja sering kali tertinggal di belakang prioritas ekonomi. Penelitian ini secara spesifik menyoroti sektor konstruksi Irak, sebuah konteks yang dicirikan oleh kinerja keselamatan yang buruk dan minimnya penyelidikan akademis.

Situasi ini mendesak dilakukannya diagnosis spesifik negara, karena kondisi operasional dan budaya yang unik di Irak menuntut solusi yang disesuaikan. Penelitian terdahulu, yang sebagian besar dilakukan di negara maju, tidak sepenuhnya relevan untuk konteks ini. Dengan latar belakang ini, tujuan utama studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan memvalidasi elemen-elemen kunci yang diperlukan untuk program keselamatan yang efektif di sektor konstruksi Irak.

Jalur Logis Penemuan dan Hasil Kuantitatif

Penelitian ini mengadopsi pendekatan metode campuran (mixed-method) untuk memastikan validitas dan kekayaan data. Prosesnya dimulai dengan tinjauan literatur komprehensif untuk mengidentifikasi daftar awal elemen program keselamatan. Daftar ini kemudian disaring dan divalidasi melalui wawancara semi-terstruktur dengan 16 pakar di industri konstruksi Irak, yang memastikan relevansi elemen-elemen tersebut dengan konteks lokal.

Fase kuantitatif melibatkan penyebaran kuesioner kepada para profesional konstruksi Irak, yang menghasilkan 150 tanggapan valid. Data ini kemudian dianalisis menggunakan Analisis Faktor Eksploratori (EFA), sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan dan mengelompokkan variabel menjadi dimensi-dimensi yang mendasarinya.

Temuan ini menunjukkan hubungan kuat antara elemen program keselamatan yang awalnya berjumlah 25 dan empat dimensi inti, dengan total varians kumulatif yang dijelaskan sebesar 64.54%—menunjukkan potensi kuat untuk objek penelitian baru.

Empat dimensi utama yang berhasil diekstraksi, bersama dengan kontribusi varians dan koefisien reliabilitasnya, adalah:

  1. Hazard Prevention and Control (Pencegahan dan Pengendalian Bahaya): Ini adalah faktor yang paling menonjol, menyumbang 20.622% dari total varians yang dijelaskan. Faktor ini memiliki koefisien reliabilitas tertinggi, Cronbach's Alpha 0.916, menunjukkan konsistensi internal yang luar biasa dari elemen-elemen seperti pengendalian teknik, praktik kerja aman, dan sistem pemeliharaan pencegahan.
  2. Management Commitment and Employee Involvement (Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan): Faktor ini menempati urutan kedua, menyumbang 17.85% dari varians. Komponen ini berfungsi sebagai fondasi, yang ditandai dengan penetapan kebijakan, kepemimpinan yang terlihat, dan penyediaan sumber daya yang memadai. Koefisien reliabilitasnya yang tinggi, 0.856, memperkuat perannya sebagai pendorong utama upaya keselamatan.
  3. Worksite Analysis (Analisis Lokasi Kerja): Dimensi ini menjelaskan 17.424% dari varians. Koefisien reliabilitas 0.886 menunjukkan peran yang stabil dalam mengidentifikasi bahaya aktual dan potensial melalui inspeksi, pelaporan, dan investigasi insiden.
  4. Safety and Health Training (Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan): Faktor keempat ini menyumbang 8.648% dari total varians. Meskipun kontribusi variansnya lebih rendah, koefisien reliabilitasnya, 0.868, tetap menunjukkan konsistensi tinggi. Pelatihan dianggap sebagai elemen penting untuk menumbuhkan kesadaran dan membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk implementasi program yang sukses.

Keterhubungan dan Potensi Jangka Panjang

Temuan penelitian ini membentuk jalur logis implementasi program keselamatan yang terpadu. Komitmen Manajemen adalah katalisator yang memulai seluruh proses; manajemen puncak harus menyediakan sumber daya dan dukungan untuk menanamkan budaya keselamatan. Komitmen ini memfasilitasi Keterlibatan Karyawan, yang pada gilirannya merupakan kunci untuk Analisis Lokasi Kerja yang efektif, yaitu proses identifikasi bahaya melalui kolaborasi di tempat kerja.

Setelah bahaya teridentifikasi, sistem Pencegahan dan Pengendalian Bahaya dapat diterapkan secara adaptif untuk mengatasi risiko. Seluruh siklus ini dimungkinkan oleh Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan, yang bertindak sebagai penguat, meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan agar semua komponen lain dapat berfungsi secara efektif. Secara keseluruhan, model empat dimensi ini menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya mengatasi masalah keselamatan saat ini, tetapi juga menawarkan cetak biru struktural untuk pembangunan budaya K3 yang berkelanjutan di industri konstruksi Irak dan berpotensi di negara-negara berkembang lainnya.

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Studi ini memberikan kontribusi yang signifikan dengan menjembatani kesenjangan riset yang akut. Secara eksplisit, penelitian ini:

  1. Mengukuhkan Model K3 Spesifik-Negara: Dengan tingkat kecelakaan di Irak yang mencapai 38% dari total kecelakaan industri, temuan ini merumuskan model program keselamatan empat dimensi yang divalidasi secara empiris khusus untuk konteks Irak. Model ini melampaui studi umum dengan mempertimbangkan kekhususan operasional dan budaya lokal.
  2. Menyediakan Bukti Empiris Kuantitatif: Penggunaan Analisis Faktor Eksploratori (EFA) dengan hasil total varians yang dijelaskan sebesar 64.54% memberikan dasar statistik yang kuat untuk kebijakan K3. Data ini memandu para pengambil keputusan di Irak untuk memprioritaskan elemen-elemen kunci alih-alih menyebar sumber daya secara tidak efektif.
  3. Menyoroti Faktor Fondasional: Penelitian ini menggarisbawahi Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan sebagai pilar kedua terpenting (17.85% varians) dan sekaligus sebagai fondasi logis, menegaskan bahwa perubahan budaya keselamatan harus dimulai dari puncak kepemimpinan.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Meskipun model empat dimensi ini sangat berharga, studi ini memiliki keterbatasan yang secara alami membuka jalan bagi agenda riset masa depan:

  1. Hubungan Kausal yang Tidak Teruji: Studi ini berhasil mengidentifikasi dan mengelompokkan elemen-elemen kunci, namun sifat dari analisis EFA hanya dapat menentukan dimensi yang mendasari dan bukan hubungan sebab-akibat secara eksplisit antara empat faktor atau dampaknya terhadap hasil proyek yang lebih luas. Pertanyaan kritis yang masih terbuka adalah: Seberapa besar peningkatan dalam Komitmen Manajemen akan memengaruhi peningkatan pencegahan bahaya?
  2. Fokus pada Implementasi Program, Bukan Dampak Kinerja: Penelitian ini berfokus pada elemen-elemen untuk implementasi program yang efektif. Kesenjangan penelitian yang substansial adalah untuk menguji dampak elemen program ini pada kesuksesan proyek secara keseluruhan (misalnya, biaya, waktu, dan kualitas, selain keselamatan itu sendiri).
  3. Variabel Pelatihan yang Rendah: Komponen Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan menyumbang persentase varians terendah (8.648%) di antara empat faktor. Hal ini menimbulkan pertanyaan terbuka: apakah program pelatihan saat ini di Irak kurang efektif, atau apakah variabel yang diukur (induksi dan pelatihan umum) gagal menangkap kompleksitas pelatihan modern? Penelitian lanjutan diperlukan untuk membedah variabel spesifik yang dapat meningkatkan pengaruh dimensi pelatihan.

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan (dengan Justifikasi Ilmiah)

Berikut adalah lima rekomendasi penelitian berkelanjutan yang ditujukan untuk komunitas akademik, peneliti, dan penerima hibah riset, dengan tujuan untuk membangun dampak jangka panjang dari temuan ini.

1. Model Persamaan Struktural (SEM) untuk Validasi Kausalitas

  • Rekomendasi: Melakukan penelitian lanjutan yang menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) untuk secara empiris menguji dan memodelkan hubungan kausal langsung di antara empat dimensi (MCEI → WA → HPC → SHT) dan mengukur dampak kolektifnya terhadap hasil proyek yang sukses.
  • Justifikasi Ilmiah: Studi saat ini mengidentifikasi keterhubungan di antara empat komponen, tetapi tidak mengukur kekuatan jalur tersebut. SEM akan memungkinkan peneliti untuk mengukur koefisien jalur dan memverifikasi tesis logis bahwa Komitmen Manajemen adalah variabel independen yang paling memengaruhi keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian Bahaya, serta memvalidasi pernyataan bahwa penelitian tentang dampak elemen ini pada kesuksesan proyek sangat penting.
  • Variabel Baru: Variabel dependen baru harus mencakup metrik kinerja K3 seperti Lost Time Injury Frequency Rate (LTIFR) dan Total Recordable Incident Rate (TRIR).

2. Analisis Komparatif Lintas Negara Berkembang

  • Rekomendasi: Menerapkan model empat faktor yang divalidasi di Irak ke konteks negara-negara berkembang lainnya, khususnya di kawasan Timur Tengah atau Asia yang menunjukkan pertumbuhan konstruksi yang cepat tetapi memiliki tantangan peraturan K3 yang serupa (yaitu, peraturan yang ketinggalan zaman dan kurangnya penegakan).
  • Justifikasi Ilmiah: Penelitian ini menawarkan model sebagai pengetahuan untuk diinformasikan kepada praktisi di negara berkembang lainnya. Sebuah studi komparatif akan menguji generalizabilitas model Irak. Jika faktor-faktor yang sama muncul sebagai dimensi inti, hal itu akan mengukuhkan validitas eksternal dari model berbasis EFA ini, memungkinkan rekomendasi kebijakan K3 regional yang terpadu.
  • Konteks Baru: Konteks baru ini akan memungkinkan perbandingan data silang untuk mengidentifikasi elemen program yang universal (tidak spesifik-budaya) versus elemen yang sensitif terhadap budaya (misalnya, Giving and receiving accountability).

3. Eksplorasi Mendalam Elemen Pelatihan Berbasis Teknologi

  • Rekomendasi: Melakukan penelitian kualitatif dan kuantitatif mendalam yang berfokus pada dimensi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi elemen yang berhubungan dengan teknologi dan metodologi pelatihan baru (misalnya, simulasi Virtual Reality, pelatihan berbasis gamifikasi) yang dapat meningkatkan kontribusi variansnya (saat ini 8.648%).
  • Justifikasi Ilmiah: Pelatihan adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan karyawan. Rendahnya kontribusi varians dapat menunjukkan ketidakcukupan metodologi pelatihan saat ini. Penelitian lanjutan akan memetakan jalur transfer pengetahuan yang lebih efektif ke lapangan, memastikan karyawan sadar akan lingkungan yang berubah dan risiko terkait, seperti yang ditekankan dalam paper.
  • Metode Baru: Penggunaan metode seperti Pre-Post Training Assessment yang teruji secara statistik untuk mengukur perubahan perilaku di lapangan setelah pelatihan berbasis teknologi, dibandingkan dengan pelatihan induksi tradisional.

4. Pengembangan Indeks Kematangan Komitmen Manajemen

  • Rekomendasi: Mengembangkan "Indeks Kematangan Kepemimpinan K3" (Safety Leadership Maturity Index) yang terperinci dan dapat diukur, berdasarkan elemen-elemen di bawah Komitmen Manajemen (seperti Visible leadership, Adequate safety authority, dan Safety program evaluation).
  • Justifikasi Ilmiah: Komitmen manajemen adalah elemen fondasional yang mendukung semua upaya keselamatan lainnya. Untuk mengimplementasikan program keselamatan secara efektif, kepemimpinan harus berada di barisan depan. Indeks terperinci akan memberikan alat diagnostik kepada perusahaan untuk menilai kesiapan mereka sebelum berinvestasi dalam program yang mahal, mengatasi kebutuhan manajemen puncak untuk memiliki alat yang dapat memandu mereka dalam mengembangkan atau menerapkan program baru.
  • Variabel Baru: Skala Likert tingkat lanjut yang mengukur frekuensi dan kualitas tindakan kepemimpinan K3 yang "terlihat" (misalnya, kehadiran di safety walkdowns atau alokasi sumber daya K3).

5. Penyusunan Daftar Periksa K3 Kontekstual

  • Rekomendasi: Menindaklanjuti temuan studi ini dengan merumuskan dan memvalidasi Daftar Periksa Kesehatan dan Keselamatan yang spesifik dan praktis untuk industri konstruksi Irak, seperti yang direkomendasikan sebagai solusi praktis oleh studi terkait.
  • Justifikasi Ilmiah: Transformasi temuan akademik (model empat faktor) menjadi alat praktis yang siap digunakan oleh kontraktor dan konsultan adalah tujuan penting dari penelitian terapan. Daftar periksa yang divalidasi akan memastikan bahwa elemen-elemen kunci dengan reliabilitas tinggi (misalnya, Comprehensive hazard identification dan Prevention maintenance systems ) diubah menjadi prosedur kerja standar yang dapat diaudit.
  • Konteks Baru: Fokus pada pengembangan prosedur pasca-insiden dan layanan tanggap darurat yang efisien, untuk memastikan bahwa sistem pencegahan disesuaikan dengan kasus-kasus spesifik di setiap insiden, seperti yang disarankan dalam program pengendalian bahaya.

Ajakan Kolaboratif

Penelitian lebih lanjut harus melibatkan lembaga riset regional (seperti Universiti Teknologi PETRONAS yang telah mendukung riset ini), otoritas regulasi (seperti Kementerian terkait di Irak), dan konsorsium industri dari sektor klien/pengembang, konsultan, dan kontraktor untuk memastikan keberlanjutan dan validitas hasil di seluruh rantai nilai proyek. Kolaborasi ini sangat penting untuk mentransformasikan temuan akademik ini menjadi standar industri dan kebijakan nasional yang efektif.

Sektor konstruksi Irak mencatat kecelakaan hingga 38% dari total industri , dan peningkatan kinerja keselamatan tidak hanya akan berdampak positif pada moral dan produktivitas pekerja, tetapi juga pada kredibilitas perusahaan dan pencapaian tujuan proyek secara keseluruhan. Penelitian ini adalah langkah awal yang krusial.

Baca paper aslinya di sini: Baca paper aslinya di sini