Big Data dan IoT harus perhatikan isu keamanan siber

Dipublikasikan oleh Admin

01 Maret 2022, 05.28

Ilustrasi: pexels.com

Pemerintah  mengingatkan  adopsi Big Data dan internet of thing (IoT) harus memperhatikan isu keamanan siber sebagai kunci pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Di  Indonesia,  sesuai  dengan  kerangka  Critical  Information  Infrastructure  Protection (CIPP) yang telah disiapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), aspek keamanan  informasi  mencakup  persoalan  mitigasi  risiko,  penanganan  insiden,  serta pemulihan informasi.

"Kami telah menyiapkan CIIP bagi banking, finansial, transportasi, dan energi. Selain itu pula saat ini ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai instansi yang mengatur dan mengawasi sektor tersebut," kata Menteri Kominfo Rudiantara, pekan lalu.

Menghadapi  perkembangan  teknologi  yang  memasuki  era  internet  of  thing  (IoT), keterhubungan menurut Menteri Rudiantara menjadi hal yang sangat penting. "Era IoT dan big data memungkinkan semua terhubung dengan cyber space atau jaringan siber," katanya.

Rudiantara memberikan ilustrasi tentang arti penting pemanfaatan big data dalam sektor kesehatan.  Dengan  ilustrasi  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  Kesehatan  (BPJS Kesehatan) ia menerangkan keterkaitan antarsektor industri yang dapat memanfaatkan big data.

"Soal kesehatan atau perawatan kesehatan di Indonesia ada BPJS Kesehatan. Ke depan bukan  hanya  perlu  big  data  lebih  dari  itu  ini  soal  penanganan  kesehatan  masyarakat. Bahkan  industri  farmakologi  bisa  memanfaatkan  data  yang  ada  agar  bisa  membuat produk  obat-obatan  generik  yang  paling  banyak  digunakan  oleh  orang  Indonesia," jelasnya.

Menteri Kominfo memastikan bahwa Kementerian Kominfo bersama stakeholders akan mendukung  upaya  menjaga  keamanan  siber  di  Indonesia.  "Kami  punya  Program  1000 9Security   Warriors   untuk   memastikan   adanya   sumberdaya   manusia   yang   menjaga keamanan  digital.  Persoalan  human  capital  inilah  yang  menjadi  tantangan  bagi  sektor yang berkaitan dengan keamanan siber," paparnya.

Deputi Monitoring dan Kontrol Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Brigjen TNI (Mar.) Suharyanto menyebutkanChief Information and Security Officer (CISO) memiliki peran strategis  untuk  menjaga  keamanan  digital  organisasi  yang  terintegrasi  dengan  bisnis lainnya.

"CISO  harus  bekerja  sama  dalam  mempertahankan  diri  dalam  mengantisiasi  serangan siber.  Keamanan  siber  yang  menjadi  wilayah  BSSN  meliputi  perlindungan  terhadap kerahasiaan integritas, infrastruktur ekonomi nasiomal dan keamanan ekonomi digital," katanya.

Menurut Suharyanto, kemanan siber dapat terjamin jika ada keterlibatan dan sinergitas semua  pihak.  "Keamanan  siber  dapat  terselenggara  jika  ada  sinergitas  pihak  terkait. Jaminan  keamanan  siber  bisa  mendukung(pelaksanaan) e-government  yang  baik," katanya.(wn)

Sumber: kominfo.go.id