Bendung

Dipublikasikan oleh Admin

13 Maret 2022, 06.35

Ilustrasi: pexels.com

Bendung atau Tebat[butuh rujukan] adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Dalam banyak kasus, bendung merupakan sebuah kontruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam tetapi mampu melewati bagian atas bendung. Bendung mengizinkan air meluap melewati bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai dibendung. Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, mengukur debit sungai, dan memperlambat aliran sungai sehingga menjadikan sungai lebih mudah dilalui.

Bendung yang sering disalah artikan oleh orang awam sebagai bendungan

Sebuah bendung di sungai Humber dekat Raymore Park, Toronto, Ontario

Bendung di BogorJawa Barat

 

Contoh bendung di Indonesia adalah Bendung Katulampa. Bendung ini tidak digunakan untuk menahan atau menyimpan air, namun memberi informasi ketinggian air yang bisa berguna untuk peringatan dini banjir yang akan memasuki Jakarta beberapa jam setelahnya.

Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia membagi bendung menjadi dua, yaitu bendung tetap dan bendung gerak:[1]

  • Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
  • Bendung gerak dalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat digerakan untuk mengatur ketinggian muka air di sungai

Fungsi

Sebuah bendung di Thorp, Washington

Bendung menjadikan pakar hidrologi dan insinyur melakukan pengukuran laju aliran volumetrik sederhana dalam sungai berukuran medium atau di lokasi pembuangan industri. Karena geometri dari tnggi bendung diketahui dan semua air mengalir melewati bagian atas bendung, ketinggian air di belakang bendung dapat dihitung menjadi laju aliran atau debit. Perhitungan berdasarkan pada fakta bahwa fluida akan melewati kedalaman kritis dari aliran di sekitar belahan bendungan. Jika air tidak bergerak melewati bendung, maka perhitungan dapat lebih rumit, atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Perhitungan debit secara sederhana yaitu:

{\displaystyle Q=CL{H^{n}}}{\displaystyle Q=CL{H^{n}}}

Di mana:

  • Q adalah debit
  • C adalah konstanta bendung
  • L adalah lebar belahan
  • H adalah tinggi air yang melewati belahan
  • n adalah nilai yang bervariasi sesuai struktur (misal 3/2 untuk bendung horisontal, 5/2 untuk belahan berbentuk V)

Ketika digunakan di dalam pengukuran debit, penting untuk diketahui bahwa belahan bendung harus bebas dari karat atau sampah yang menghambat. Kekasaran belahan bendung akan mengakibatkan perhitungan menjadi berbeda dari tabel standar yang telah ditetapkan. Air juga harus dipastikan bebas dari gelembung udara sebelum melewati bendung.[2]

Selain digunakan untuk pengukuran, bendung juga dimanfaatkan untuk mengaliri saluran irigasi. Muka air yang tinggi menyebabkan air dapat mengalir melalui saluran irigasi karena sifat air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah.

Dampak

  • Karena bendung akan meningkatkan kadar udara terlarut secara drastis setelah melewati bendung, hal ini dapat menyebabkan gangguan ekologis sungai meski dampaknya hanya bersifat lokal di sekitar bendung saja.
  • Bendung dapat menyebabkan gangguan pada fauna setempat, seperti ikan salmon yang bermigrasi melewati sungai.
  • Lompatan hidrolik (hydraulic jump) yang terjadi setelah air melewati bendung dapat menenggelamkan seseorang yang terjebak sehingga berbahaya bagi pelaku olahraga air. Istilah drowning machine digunakan pada pelaku olahraga kano dan kayak terhadap beberapa struktur bendung yang dinilai membahayakan.[3][4]
  • Bendung dapat menjadi titik di mana sampah dan benda lainnya terkumpul.

Sumber: id.wikipedia.org