Pendahuluan
Korupsi dan praktik tak etis dalam industri konstruksi bukan hanya isu hukum, tapi juga persoalan moral, ekonomi, dan sosial. Sektor ini—yang menyumbang 4,8% PDB Mesir—rentan terhadap praktik curang, terutama dalam proyek-proyek yang didanai pemerintah. Makalah oleh Youssef, Ibrahim, dan Bakry (2023) membahas peran audit teknis dalam mengurangi praktik tak etis dan meningkatkan akuntabilitas di proyek konstruksi publik Mesir, khususnya pada tahap pra-kontrak.
Mengapa Audit Teknis Penting?
Dengan meningkatnya jumlah proyek mega seperti Kota Administratif Baru, Pelabuhan Ain Sokhna, dan Museum Besar Mesir, pengeluaran pemerintah semakin besar. Ini membuka celah praktik tak etis seperti:
- Pengajuan dokumen palsu saat tender
- Kolusi antar kontraktor
- Penentuan spesifikasi teknis yang menguntungkan pihak tertentu
- Penolakan untuk memberi kompensasi saat proyek diulang dengan paket tender yang sama
Audit teknis bertujuan mendeteksi dan mencegah semua praktik ini sebelum kontrak ditandatangani, memberikan kontrol kualitas awal dan dasar evaluasi objektif.
Studi Kasus: Praktik Tak Etis di Mesir
Fakta Menarik:
- Skor CPI Mesir tahun 2022 hanya 30 dari 100—indikasi korupsi yang tinggi.
- Investasi konstruksi publik meningkat dari 3,7 miliar EGP pada 2014/2015 menjadi 11,7 miliar EGP pada 2015/2016.
- Proyek infrastruktur, bangunan publik, dan perumahan adalah sektor dengan praktik tak etis tertinggi menurut responden.
Praktik Tak Etis oleh Pemilik Proyek
Penelitian mengidentifikasi 11 bentuk pelanggaran oleh pemilik, dengan yang paling kritis:
- Menolak tanggung jawab atas kesalahan subkontraktor pilihan (O11)
- Tidak memberi kompensasi saat proyek diulang (O10)
- Spesifikasi proyek yang disesuaikan dengan merek tertentu (O9)
- Hubungan tersembunyi antara staf pemilik dan penawar (O6)
- Kebocoran harga terendah ke kontraktor tertentu (O5)
Praktik Tak Etis oleh Kontraktor
Terdapat 7 pelanggaran utama oleh kontraktor, dengan yang paling umum:
- Penawaran tidak seimbang karena manipulasi kuantitas (C1)
- Penawaran rendah dengan ekspektasi adanya perubahan pesanan (C2)
- Dokumen palsu saat prakualifikasi (C6)
- Penjadwalan proyek yang menempatkan beban ke pemilik (C7)
- Kolusi antar kontraktor untuk menentukan pemenang (C3)
Solusi: Strategi Pengurangan Praktik Tak Etis
Penelitian mengusulkan 13 strategi, dengan 9 dinilai kritis. Di antaranya:
- A1: Menerapkan audit teknis di proyek pemerintah (skor tertinggi: 4.55)
- A2: Menjadikan audit teknis sebagai syarat dalam kontrak
- A4: Melarang kontraktor/ konsultan yang masuk daftar hitam dari proyek pemerintah
- A5: Melatih staf sektor publik dalam audit teknis
- A11: Menerapkan sistem anti-korupsi PACS dari Transparency International
Menariknya, sebagian besar responden (91,7%) mendukung kewajiban audit teknis sebelum kontrak, dan mayoritas menyetujui bahwa biaya audit ditanggung pemilik proyek.
Metodologi: Survei dan Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Survei disebarkan ke:
- Executive directors (28.9%)
- Engineer konsultan (34.4%)
- Kontraktor (27.2%)
Sebanyak 180 responden memberikan umpan balik, dengan 70% berpendidikan sarjana, dan mayoritas memiliki pengalaman 6–10 tahun. SPSS digunakan untuk menganalisis data melalui indikator seperti Cronbach’s Alpha dan RII (Relative Importance Index).
Perspektif Pihak Terkait
Perbedaan pendapat menarik muncul antara pemilik, kontraktor, dan konsultan:
- Konsultan menganggap hubungan tersembunyi antara pemilik dan kontraktor sebagai pelanggaran utama.
- Pemilik menganggap menolak tanggung jawab atas kesalahan subkontraktor sebagai isu terbesar.
- Kontraktor menyoroti penolakan kompensasi oleh pemilik sebagai masalah utama.
Rekomendasi Penelitian
Studi ini menyarankan:
- Mewajibkan audit teknis di seluruh proyek pemerintah
- Membentuk unit audit konstruksi di lembaga audit nasional
- Memperkuat regulasi blacklist terhadap pelanggar etika
- Menjadikan praktik etika sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi penawaran
- Mengembangkan kode etik internal di setiap organisasi konstruksi
Implikasi Global
Studi membandingkan kondisi Mesir dengan negara seperti Ghana, Zambia, Malaysia, dan Italia, dan menemukan pola praktik tak etis serupa. Audit teknis terbukti efektif dalam meningkatkan transparansi dan menurunkan biaya proyek serta konflik hukum.
Kesimpulan
Audit teknis bukan hanya alat pemeriksaan, tapi sarana strategis untuk membangun industri konstruksi yang bersih, efisien, dan berkelanjutan. Dalam konteks Mesir—dan negara berkembang lainnya—penerapan sistem audit teknis di tahap pra-kontrak mampu:
- Menekan kerugian keuangan negara
- Meningkatkan efisiensi pelaksanaan proyek
- Menguatkan kepercayaan publik
Studi ini memperlihatkan bahwa langkah preventif berbasis sistem adalah investasi jangka panjang untuk pembangunan yang berintegritas.
Sumber : Youssef, M. A., Ibrahim, A. H., & Bakry, R. A. (2023). Technical Audit and Unethical Practices in the Construction Industry. Civil Engineering Journal, Vol. 9, Special Issue.