Audit Infrastruktur Publik: Analisis Kebutuhan Evaluasi Pasar Rakyat Tambun Selatan

Dipublikasikan oleh Timothy Rumoko

12 September 2025, 12.03

Sumber: pexels.com

Latar Belakang Teoretis

Tulisan karya Noval Abdurohim Hafish, Anisah, dan Prihantono (2020) mengangkat sebuah isu krusial yang menghubungkan kualitas infrastruktur publik dengan vitalitas ekonomi lokal. Latar belakang masalah berpusat pada kondisi Pasar Rakyat Tambun Selatan, sebuah entitas komersial bersejarah yang kini menghadapi penurunan jumlah pengunjung secara signifikan. Penulis mengidentifikasi masalah utama pada kondisi fisik pasar yang tidak terawat, kotor, tidak kondusif, dan secara visual tidak menarik, di mana fasilitas banyak yang rusak dan sirkulasi terganggu oleh penggunaan koridor sebagai area berdagang. Kondisi ini menciptakan ketidaknyamanan yang mendorong konsumen beralih ke pasar modern.

Kerangka teoretis penelitian ini secara tegas berlabuh pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152-2015 tentang Pasar Rakyat. Regulasi ini berfungsi sebagai tolok ukur ideal (das Sollen) yang mendefinisikan kriteria pasar yang bersih, sehat, dan terstandar, dengan penekanan pada aksesibilitas universal dan sirkulasi yang terjamin. Dengan menyandingkan kondisi aktual pasar (das Sein) dengan standar normatif ini, penulis merumuskan tujuan penelitian yang jelas: mengevaluasi ketersediaan sarana, prasarana, dan utilitas umum serta kesesuaian bangunan pasar terhadap kriteria SNI tersebut. Hipotesis implisit yang terbangun adalah bahwa ketidaksesuaian fasilitas pasar dengan SNI 8152-2015 merupakan faktor kontributif terhadap penurunan daya saing dan citra negatif pasar di mata publik.

Metodologi dan Kebaruan

Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif yang mengintegrasikan pendekatan kuantitatif untuk pengolahan data dan pendekatan kualitatif untuk analisis deskriptif. Alur metodologisnya sistematis, dimulai dari pengumpulan data melalui tiga jalur: survei kuesioner yang disebar kepada pedagang, wawancara mendalam dengan pengelola pasar, dan observasi langsung di lokasi. Populasi penelitian didefinisikan secara jelas, mencakup 735 pedagang dan 12 pengelola. Penentuan sampel dilakukan secara cermat menggunakan rumus Slovin untuk menghasilkan 88 responden pedagang yang dipilih melalui Proportional Random Sampling, dan satu orang kepala pengelola pasar dipilih secara Purposive Sampling untuk memastikan kedalaman informasi.

Kebaruan studi ini terletak pada penerapan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product), khususnya pada komponen evaluasi masukan (input evaluation). Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk secara terstruktur menilai sumber daya yang ada, alternatif yang tersedia, serta rencana dan strategi pengelolaan pasar terhadap tujuan yang ditetapkan oleh SNI. Dengan memfokuskan evaluasi pada aspek-aspek spesifik seperti penataan ruang dagang, konstruksi, koridor, ventilasi, pencahayaan, area parkir, jaringan air bersih, toilet, pengelolaan sampah, drainase, sistem pemadam kebakaran, ruang ibadah, area bongkar muat, dan ruang disinfektan, penelitian ini menawarkan sebuah kerangka audit yang komprehensif dan dapat direplikasi untuk fasilitas publik sejenis.

Temuan Utama dengan Kontekstualisasi

Perlu dicatat bahwa paper ini disajikan dalam format proposal penelitian, sehingga belum memaparkan hasil analisis data empiris secara lengkap. "Temuan" yang disajikan lebih bersifat sebagai justifikasi kebutuhan penelitian yang didasarkan pada observasi awal dan data sekunder, seperti grafik penurunan jumlah pengunjung. Observasi awal yang dilakukan penulis mengonfirmasi adanya kondisi pasar yang tidak terawat, kotor, dan tidak menarik secara visual, di mana lorong dan koridor pasar dialihfungsikan sebagai tempat jual beli. Temuan ini secara kontekstual sejalan dengan literatur yang dikutip, yang menyatakan bahwa pasar tradisional sering kali memiliki citra negatif (kumuh, sesak, becek) akibat manajemen pengelola yang kurang optimal.

Meskipun data kuantitatif dari kuesioner dan wawancara belum dianalisis, kerangka kerja penelitian telah menetapkan dengan jelas apa yang akan diukur. Evaluasi akan menghasilkan kesimpulan mengenai apakah ketersediaan sarana prasarana dan utilitas umum di Pasar Rakyat Tambun Selatan telah sesuai dengan kriteria SNI 8152-2015 atau tidak. Dengan demikian, kontribusi utama dari bagian ini adalah pemetaan masalah yang sistematis dan penyajian kerangka evaluasi yang solid, yang jika diimplementasikan, akan menghasilkan data konkret mengenai tingkat kesenjangan antara kondisi ideal dan realitas di lapangan.

Keterbatasan dan Refleksi Kritis

Keterbatasan paling fundamental dari tulisan ini adalah statusnya sebagai proposal, yang berarti belum ada penyajian dan interpretasi data primer. Klaim mengenai penyebab penurunan pengunjung yang dikaitkan dengan kondisi fasilitas masih bersifat dugaan yang perlu dibuktikan melalui analisis data yang akan dikumpulkan. Dari segi metodologi, meskipun pemilihan sampel sudah menggunakan teknik statistik yang valid, potensi bias dalam jawaban kuesioner (misalnya, pedagang memberikan jawaban yang dianggap "aman") tetap ada dan perlu diantisipasi dalam analisis.

Secara kritis, model evaluasi CIPP yang hanya difokuskan pada komponen "input" sudah tepat untuk sebuah studi evaluasi awal atau analisis kebutuhan. Namun, untuk mendapatkan gambaran yang holistik, penelitian lanjutan idealnya juga perlu mencakup evaluasi "proses" (bagaimana manajemen pasar berjalan sehari-hari) dan "produk" (dampak kondisi pasar terhadap pendapatan pedagang dan kepuasan pengunjung). Asumsi bahwa pemenuhan standar SNI akan secara langsung menyelesaikan masalah penurunan pengunjung juga perlu diuji, karena faktor lain seperti persaingan harga, kelengkapan barang, dan perubahan perilaku belanja konsumen juga memainkan peran penting.

Implikasi Ilmiah di Masa Depan

Implikasi paling langsung dari penelitian ini adalah urgensi untuk melaksanakan pengumpulan dan analisis data yang telah dirancang. Setelah data terkumpul, hasil evaluasi ini akan memberikan kontribusi empiris yang berharga bagi literatur tentang manajemen fasilitas publik dan revitalisasi pasar tradisional di Indonesia. Penelitian di masa depan dapat menggunakan kerangka kerja ini untuk melakukan studi komparatif antara beberapa pasar rakyat, mengidentifikasi praktik terbaik dalam pengelolaan, dan mengukur dampak intervensi (misalnya, renovasi) terhadap kinerja pasar.

Dari perspektif kebijakan dan praktik, hasil penelitian ini akan menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah daerah Kabupaten Bekasi dan pengelola pasar untuk merumuskan rekomendasi teknis yang spesifik dan terukur. Data evaluasi dapat digunakan untuk memprioritaskan alokasi anggaran perbaikan, merancang ulang tata letak pasar, dan meningkatkan standar operasional pemeliharaan. Sebagai refleksi akhir, studi ini sangat relevan dengan upaya nasional untuk modernisasi pasar rakyat. Dengan menyediakan sebuah metodologi evaluasi yang sistematis dan berbasis standar, penelitian ini tidak hanya mendiagnosis masalah di satu lokasi, tetapi juga menawarkan sebuah model yang dapat diadopsi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pasar rakyat di seluruh Indonesia.

Sumber

Hafish, N. A., Anisah, & Prihantono. (2020). Evaluasi Sarana Prasarana dan Utilitas Umum Pasar Sesuai SNI 8152-2015 Tentang Pasar Rakyat (Pada Pasar Rakyat Tambun Selatan). Prosiding Seminar Pendidikan Kejuruan dan Teknik Sipil (SPKTS) 2020, 214-219.