Analisis Kualitas Air Sungai Gandekan sebagai Sumber Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

10 Juni 2025, 10.02

pixabay.com

Sungai Gandekan, Budidaya Ikan Mas, dan Tantangan Kualitas Air

Sungai Gandekan di Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, telah lama menjadi sumber air utama bagi kegiatan budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) oleh masyarakat setempat. Namun, dinamika urbanisasi dan aktivitas industri, khususnya keberadaan pabrik sabun di sekitar aliran sungai, membawa tantangan besar terhadap kualitas air yang pada akhirnya menentukan keberhasilan budidaya ikan. Paper karya Septiyani Fadlilah (2023) dari Universitas Tidar ini mengupas tuntas kondisi aktual kualitas air Sungai Gandekan, menilai kelayakannya untuk budidaya ikan mas, serta mengukur tingkat pencemaran melalui indeks pencemaran yang diakui secara nasional.

Budidaya ikan mas merupakan salah satu usaha perikanan air tawar yang sangat diminati di Indonesia. Namun, keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kualitas air yang digunakan. Sungai, sebagai sumber air utama, sangat rentan terhadap pencemaran akibat limbah domestik, pertanian, dan industri. Kasus besar yang terjadi di Sungai Gandekan pada Juli 2022, ketika limbah pabrik sabun menyebabkan kematian ribuan ikan, menjadi alarm bagi pentingnya pemantauan kualitas air secara rutin dan ilmiah123.

Penelitian ini bertujuan:

  • Mengetahui kondisi kualitas air Sungai Gandekan sebagai sumber budidaya ikan mas.
  • Menghitung dan mengkaji indeks pencemaran sungai sebagai dasar pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Studi Lapangan dan Analisis Indeks Pencemaran

Desain Penelitian

Penelitian dilakukan pada Maret 2023 di lima stasiun sepanjang Sungai Gandekan. Pengambilan sampel dilakukan pada dua musim (timur dan barat) untuk melihat dinamika musiman. Parameter air diukur secara in situ (suhu, pH, DO) dan ex situ (TSS, BOD, COD, fosfat, minyak dan lemak, deterjen/MBAS) di laboratorium terakreditasi12.

Parameter dan Standar Baku Mutu

Parameter yang diukur mengacu pada PP No. 22 Tahun 2021 untuk baku mutu kelas III (peruntukan budidaya ikan air tawar):

  • Suhu: deviasi 3°C dari suhu alami
  • TSS (Total Suspended Solid): ≤100 mg/l
  • pH: 6–9
  • DO (Dissolved Oxygen): ≥3 mg/l
  • BOD (Biological Oxygen Demand): ≤6 mg/l
  • COD (Chemical Oxygen Demand): ≤40 mg/l
  • Fosfat: ≤1 mg/l
  • Minyak dan Lemak: ≤1 mg/l
  • Deterjen/MBAS: ≤0,2 mg/l

Analisis pencemaran menggunakan Indeks Pencemaran (IP) sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003.

Sungai Gandekan dan Dampak Pencemaran Industri

Kronologi Kasus

Pada Juli 2022, Sungai Gandekan mengalami pencemaran berat akibat limbah pabrik sabun. Air sungai berubah warna, berbusa, dan ribuan ikan mati. Data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan parameter air jauh melebihi baku mutu: pH 9,7; BOD 720 mg/l; COD 4300 mg/l; TSS 200 mg/l; minyak dan lemak 1,5 mg/l; fosfat 0,3 mg/l; deterjen/MBAS 3,4 mg/l123.

Kejadian ini menjadi studi kasus nyata tentang dampak limbah industri terhadap ekosistem sungai dan keberlanjutan budidaya ikan mas.

Data, Analisis, dan Temuan Kunci

Kondisi Kualitas Air di Lima Stasiun

Pengukuran kualitas air dilakukan pada lima stasiun yang mewakili lokasi sebelum, sekitar, dan sesudah pabrik sabun serta area budidaya ikan.

Musim Timur:

  • Suhu: 26,37–29,2°C (masih dalam deviasi baku mutu)
  • TSS: 11,85–45,15 mg/l (di bawah batas maksimum)
  • pH: 9,03–9,98 (melebihi baku mutu, terlalu basa)
  • DO: 6,04–6,69 mg/l (baik untuk ikan)
  • BOD: 5,16–16,83 mg/l (beberapa stasiun melebihi baku mutu)
  • COD: 9,33–42,25 mg/l (beberapa stasiun melebihi baku mutu)
  • Fosfat: 0,21–0,54 mg/l (masih aman)
  • Minyak dan lemak: 0,44–2,405 mg/l (beberapa stasiun melebihi baku mutu)
  • Deterjen/MBAS: 0,25–0,95 mg/l (semua stasiun melebihi baku mutu)

Musim Barat:

  • Suhu: 25,16–27,3°C (aman)
  • TSS: 23,77–74,8 mg/l (aman)
  • pH: 8,64–9,28 (masih cenderung tinggi)
  • DO: 6,0–6,4 mg/l (aman)
  • BOD: 4,77–11,03 mg/l (beberapa stasiun melebihi baku mutu)
  • COD: 11,49–34,78 mg/l (aman)
  • Fosfat: 0,21–0,54 mg/l (aman)
  • Minyak dan lemak: 0,535–1,27 mg/l (beberapa stasiun melebihi baku mutu)
  • Deterjen/MBAS: 0,25–0,61 mg/l (semua stasiun melebihi baku mutu)

Analisis Parameter Kritis

  • Suhu, TSS, DO, COD, dan fosfat umumnya masih sesuai untuk budidaya ikan mas.
  • pH, BOD, minyak dan lemak, serta deterjen/MBAS sering melebihi ambang batas, menandakan adanya risiko nyata bagi kesehatan ikan dan keberlanjutan budidaya12.

Indeks Pencemaran (IP)

  • Musim Barat: IP rata-rata 1,118
  • Musim Timur: IP rata-rata 1,415

Kedua nilai ini masuk kategori "tercemar ringan" (IP > 1–5). Artinya, air Sungai Gandekan secara umum sudah mengalami pencemaran ringan dan perlu perhatian serius untuk perbaikan kualitas12.

Implikasi, Opini, dan Perbandingan dengan Studi Lain

Dampak Pencemaran terhadap Budidaya Ikan Mas

Ikan mas membutuhkan air dengan pH 6,5–8,5, DO >3 mg/l, dan kadar BOD serta COD yang rendah. Nilai pH yang terlalu tinggi (basa) dapat menyebabkan stres, menurunkan daya tahan, dan memperbesar risiko kematian. Deterjen dan minyak/lemak yang melebihi baku mutu menyebabkan gangguan insang, menurunkan difusi oksigen, dan menghambat fotosintesis akibat lapisan minyak di permukaan air. Hal ini terbukti dari kasus kematian massal ikan mas pada 2022, yang juga berdampak ekonomi bagi pembudidaya setempat1234.

Studi Komparatif

Penelitian serupa di Sungai Gasing dan Sungai Digoel juga menemukan bahwa parameter pH, BOD, COD, minyak/lemak, dan deterjen sering menjadi penyebab utama pencemaran sungai di Indonesia. Namun, Sungai Gandekan memiliki keunikan karena pencemaran didominasi limbah pabrik sabun, bukan hanya limbah domestik atau pertanian12.

Tren Industri dan Relevansi Global

Kasus Sungai Gandekan mencerminkan tren global di mana kualitas air sungai di kawasan urban dan industri semakin terancam oleh limbah domestik dan industri. Banyak negara kini mengembangkan sistem monitoring kualitas air berbasis IoT dan AI untuk deteksi dini pencemaran, serta memperketat regulasi pengelolaan limbah industri. Di Indonesia, kasus Gandekan menegaskan perlunya penegakan hukum dan pengawasan terhadap industri yang membuang limbah ke sungai, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air untuk keberlanjutan budidaya dan kesehatan lingkungan123.

Nilai Tambah dan Saran Kebijakan

Kekuatan Penelitian

  • Menggunakan data primer dan sekunder yang lengkap dari lima stasiun pengamatan dan dua musim.
  • Analisis parameter air dilakukan secara detail dan mengacu pada standar nasional.
  • Studi kasus kematian massal ikan mas akibat pencemaran memberikan bukti nyata dampak limbah industri.

Kritik dan Keterbatasan

  • Penelitian hanya mengambil sampel pada dua musim, sehingga dinamika tahunan belum tergambar utuh.
  • Parameter biologi seperti kelimpahan plankton atau mikroorganisme tidak dianalisis, padahal penting untuk ekosistem budidaya.
  • Belum membahas detail upaya mitigasi atau solusi teknologi untuk pengolahan limbah industri di sekitar sungai.

Saran dan Rekomendasi

  • Penguatan pengawasan limbah industri: Pemerintah daerah harus melakukan inspeksi rutin dan memastikan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) industri berfungsi optimal.
  • Edukasi pembudidaya dan masyarakat: Pentingnya menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang limbah domestik secara sembarangan.
  • Pengembangan teknologi monitoring: Adopsi sistem pemantauan kualitas air berbasis sensor dan IoT untuk deteksi dini pencemaran.
  • Restorasi ekosistem sungai: Penanaman vegetasi riparian dan pengelolaan zona penyangga untuk menyaring limbah sebelum masuk ke sungai.

Kualitas Air Sungai Gandekan dan Keberlanjutan Budidaya Ikan Mas

Penelitian ini menegaskan bahwa Sungai Gandekan saat ini telah mengalami pencemaran ringan, dengan beberapa parameter air penting melebihi baku mutu kelas III. Hal ini berdampak langsung pada keberhasilan budidaya ikan mas dan kesehatan ekosistem sungai. Kasus kematian massal ikan mas akibat limbah pabrik sabun menjadi bukti nyata pentingnya pengelolaan limbah dan monitoring kualitas air secara berkelanjutan.

Untuk memastikan keberlanjutan budidaya ikan mas di Sungai Gandekan, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, pembudidaya, dan masyarakat dalam menjaga kualitas air sungai. Upaya mitigasi, edukasi, dan inovasi teknologi harus menjadi prioritas agar sungai tetap menjadi sumber kehidupan, bukan sumber masalah.

Sumber Asli Artikel

Septiyani Fadlilah, Waluyo, Annisa Novita Sari. 2023. Analisis Kualitas Air Sebagai Sumber Air Untuk Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Sungai Gandekan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang. Skripsi. Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar, Magelang.