Analisis Kecelakaan Lion Air Penerbangan 904: Fakta, Dugaan Awal, dan Tinjauan Cuaca

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

26 April 2024, 14.49

Sumber: id.wikipedia.org

Lion Air Penerbangan 904 (JT 904, LNI 904) adalah penerbangan Lion Air yang berangkat dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, menuju Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali. Pesawat tersebut jatuh ke air pada 13 April 2013 saat hendak mendarat di Bandara WITA Ngurah Rai pukul 15.10 sebelah barat Runway 09. Tidak ada korban jiwa, namun 46 orang luka-luka dan dievakuasi ke beberapa rumah sakit di sekitar Bandara Ngurah Rai.

Pilot

Pilot Lion Air pesawat ini adalah Pilot Captain Mahlup Ghazali (WNI) dan Co-Pilot Chirag Kalra (Warga Negara India). Menurut Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, Pilot dan Copilot dinilai mempunyai catatan atau pengalaman terbang yang baik. Tes urin kedua pilot menunjukkan hasil negatif untuk penggunaan obat-obatan terlarang, termasuk narkotika atau alkohol.

Pesawat

PK-LKS, sebuah Boeing 737-8GP, dimiliki oleh Avolon Aerospace. Pesawat baru ini diakuisisi dari Boeing oleh Malindo Air, anak perusahaan Lion Air, pada 21 Februari 2013. Pesawat tersebut selanjutnya dialihkan ke perusahaan induk Lion Air pada 20 Maret 2013. Pesawat ini digunakan kurang dari enam minggu oleh Lion Air sebelum kecelakaan.

Santunan penumpang

Ganti rugi yang diberikan Lion Air pada korban adalah Rp 55 juta, dengan perincian uang santunan sebesar 50 juta rupiah dan uang ganti rugi bagasi yang dibulatkan menjadi 5 juta rupiah karena sesuai peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011, maksimal penggantian uang bagasi sebesar 4,6 juta rupiah). Akan tetapi salah satu penumpang, Risa Suseanty, pembalap sepeda downhill menolak ganti rugi tersebut dengan alasan ia masih ingin memintai penjelasan dari pihak maskapai, bahkan kalau bisa ingin menunggu hasil dari KNKT

Kecurigaan awal

Pilot Lion Air mengatakan, saat mencoba mengendalikan pesawat, ternyata pesawat tertiup angin. Laporan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa penyebab jatuhnya pesawat adalah 'winshear', yaitu perubahan kecepatan angin secara tiba-tiba yang menyebabkan pesawat turun ketinggian. Hal ini biasanya disebabkan oleh badai angin kencang. Pesawat terbang sangat bergantung pada kecepatan dan arah angin. Perubahan kecepatan dan arah angin secara tiba-tiba dapat menyebabkan pesawat kehilangan kendali, terutama saat lepas landas dan mendarat. Saat pesawat berada sangat dekat dengan permukaan tanah, tenaga mesin lemah dan ruang untuk bermanuver pun sedikit.

Menurut laporan, cuaca saat kejadian di Bandara Alfazah Bandara BMKG cerah dan berawan. , melihat 10 km, hujan ringan dan angin sepoi-sepoi, 7 kecepatan. laptop. Kondisi cuaca ini terus berlanjut bahkan setelah bencana Lion Air. Oleh karena itu, teori geser angin tidak didukung oleh bukti yang kuat.

Sumber: id.wikipedia.com