Quality and Reliability Engineering

Inspeksi Optik Otomatis: Pengertian, Inspeksi SMT dan Inspeksi PCB

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Inspeksi optik otomatis

Inspeksi Optik Otomatis (AOI) adalah inspeksi visual otomatis pada manufaktur papan sirkuit cetak (PCB) (atau transistor LCD) di mana kamera secara independen memindai perangkat yang sedang diuji untuk mencari cacat yang sangat besar (misalnya komponen yang hilang) dan cacat kualitas (misalnya ukuran fillet) . atau sudut kemiringan suatu bentuk atau bagian). Ini sering digunakan dalam proses manufaktur karena merupakan metode pengujian non-kontak. Ini digunakan dalam banyak langkah proses manufaktur, termasuk inspeksi bare board, inspeksi pasta solder (SPI), pra-fluks dan pasca-fluks, dan langkah lainnya.

Secara historis, pasca-fluks telah menjadi fokus utama AOI . sistem reflow atau "reproduksi". Terutama karena sistem AOI pasca-pelelehan dapat memeriksa sebagian besar cacat (penempatan komponen, solder pendek, tidak ada solder, dll.) dari satu tempat, satu kali, dengan satu sistem. Dengan cara ini, ubin yang rusak diproses ulang dan ubin yang tersisa dikirim ke tahap proses berikutnya.

Inspeksi SMT

AOI untuk papan PCB dengan komponen dapat memeriksa fitur berikut:

  • Cacat daerah
  • Billboard
  • Offset komponen
  • Polaritas komponen
  • Ada atau tidak adanya komponen
  • Komponen Kemiringan
  • Sambungan Solder yang Berlebihan
  • Komponen terbalik
  • Cacat Tinggi
  • Tempel Tidak Memadai di sekitar Prospek
  • Sambungan Solder Tidak Memadai
  • Memimpin yang Diangkat
  • Tidak ada tes Populasi
  • Tempel Registrasi
  • Komponen Rusak Berat
  • pelemparan batu nisan
  • Cacat Volume
  • Bagian yang salah
  • Jembatan Solder
  • Kehadiran Bahan Asing di papan tulis

AOI dapat digunakan di lokasi berikut di jalur SMT: post paste, pre-reflow, post-reflow, atau area gelombang.

Inspeksi PCB 

AOI untuk pemeriksaan papan PCB telanjang dapat mendeteksi fitur-fitur ini:

  • Pelanggaran lebar garis
  • Pelanggaran spasi
  • Tembaga berlebih
  • Bantalan yang hilang – fitur yang seharusnya ada di papan hilang
  • Sirkuit pendek
  • Kerusakan Jari Emas
  • Potongan
  • Kerusakan lubang – lubang yang dibor (via) berada di luar landasan pendaratannya
  • Komponen pemasangan yang salah diidentifikasi

Pemicu pelaporan kerusakan dapat berdasarkan aturan (misalnya tidak ada garis di papan yang boleh lebih kecil dari 50μ) atau berbasis CAD ketika papan dibandingkan dengan model yang dibuat secara lokal.Pemeriksaan ini jauh lebih andal dan dapat diulang dibandingkan manual visual. inspeksi inspeksiDalam banyak kasus, PCB yang lebih kecil meningkatkan kebutuhan AOI dibandingkan dengan pengujian dalam sirkuit.

Teknologi terkait

Dalam dunia manufaktur elektronik, berbagai teknik pengujian digunakan untuk memastikan fungsionalitas sirkuit cetak elektronik (PCB). Salah satu teknik tersebut adalah Inspeksi Sinar-X Otomatis (AXI). AXI menggunakan sinar-X untuk memeriksa komponen sirkuit cetak secara otomatis. Dengan menggunakan sinar-X, AXI dapat mendeteksi cacat yang sulit dijangkau, seperti cacat solder yang tersembunyi di bawah komponen. Keunggulan AXI adalah kemampuannya dalam memberikan gambaran keadaan internal PCB secara detail dan akurat.

JTAG (Joint Test Group) juga merupakan teknik penting dalam pengujian PCB. JTAG digunakan untuk mengakses dan menguji beberapa titik rangkaian secara bersamaan. Hal ini memungkinkan pengujian sirkuit kompleks dengan efisiensi tinggi. JTAG membantu mengidentifikasi dan mengisolasi kesalahan di tingkat sirkuit, mempercepat proses pengujian, dan meningkatkan keakuratan deteksi kesalahan.

Selain itu, pengujian dalam sirkuit (TIK) juga telah menjadi bagian integral dari pengujian PCB. ICT secara langsung menguji kinerja rangkaian dan memastikan komponen elektronik rangkaian bekerja sesuai spesifikasi yang diinginkan. Dengan menambahkan sinyal ke sirkuit, TIK dapat mendeteksi cacat atau perbedaan kinerja yang mungkin terlewatkan oleh teknik pengujian lain.

Pengujian fungsional adalah langkah terakhir dalam pengujian PCB yang tidak dapat diabaikan. Metode ini melibatkan pengiriman sinyal masukan ke rangkaian dan pemantauan keluaran untuk memastikan bahwa fungsi yang diinginkan berfungsi dengan baik. Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama, pengujian fungsional memberikan gambaran lengkap tentang kinerja PCB secara keseluruhan dan dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak dapat dideteksi oleh metode pengujian lain. Dengan gabungan teknologi ini, industri elektronik dapat memastikan bahwa setiap papan sirkuit cetak yang diproduksi memenuhi standar kualitas dan kinerja yang diinginkan.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Inspeksi Optik Otomatis: Pengertian, Inspeksi SMT dan Inspeksi PCB

Quality and Reliability Engineering

Pengujian Kesesuaian: Konsep, Pengertian, Bentuk dan Area

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Pengujian kesesuaian

Pengujian kesesuaian, salah satu unsur penilaian kesesuaian, disebut juga pengujian kesesuaian atau pengujian tipe, adalah pengujian atau aktivitas lain yang menentukan apakah suatu proses, produk, atau layanan memenuhi persyaratan standar, standar teknis, kontrak, atau perjanjian. persyaratan Tes biasanya berbentuk tes logika atau fisik. Metode tes dapat mencakup kriteria selain tes matematika atau kimia. Selain tujuan sederhana, persyaratan efisiensi, kerja sama, dan kepatuhan lainnya juga berlaku. Ini mungkin produsen produk atau layanan yang sedang dievaluasi, pengguna, atau organisasi tertentu yang berwenang (beberapa mungkin adalah pembuat standar yang digunakan). Ketika pengujian serupa dengan sertifikasi, produk atau layanan dibaca memenuhi syarat terhadap standar teknis yang ditentukan. Produsen dan pemasok produk dan layanan mengandalkan sertifikasi ini, termasuk daftar situs web lembaga sertifikasi, untuk memastikan bahwa pengguna akhir dan pemasok pesaing memiliki tingkat kualitas yang sama.

Selain berbagai jenis pengujian, kegiatan pengujian kesesuaian terkait meliputi:

  • Pengawasan
  • Inspeksi
  • Audit
  • Sertifikasi
  • Akreditasi.

Bentuk pengujian kesesuaian

Pemerintah Inggris mengidentifikasi tiga bentuk pengujian atau penilaian:

  • penilaian pihak pertama (penilaian sendiri)
  • Penilaian pihak kedua (penilaian oleh pembeli atau pengguna produk atau layanan)
  • Penilaian pihak ketiga (dilakukan oleh organisasi independen)

Area aplikasi yang khas

Pengujian kesesuaian diterapkan di berbagai industri di mana suatu produk atau layanan harus memenuhi standar kualitas dan/atau peraturan tertentu. Ini mencakup bidang-bidang seperti:

  • pemeriksaan biokompatibilitas
  • rekayasa protokol data dan komunikasi
  • rekayasa dokumen
  • teknik elektronik dan listrik
  • pemeriksaan prosedur medis
  • kemasan farmasi
  • rekayasa Perangkat Lunak
  • konstruksi bangunan (kebakaran)

Dalam semua tes tersebut, tujuan tes tidak sama dengan metode pelaksanaan tes yang disajikan, validitas sertifikat referensi dan kualifikasi staf administrasi. Namun, ini juga berfokus pada proses operasional, kondisi fisik, dan lingkungan pengujian. Pengujian berulang menghasilkan sekumpulan besar dokumen dan file yang memungkinkan Anda mengulangi semua pengujian yang dilakukan.

Rekayasa Perangkat Lunak

Dalam pengujian perangkat lunak, pengujian yang sama memverifikasi bahwa produk bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan. Misalnya, kompiler menjalani banyak pengujian untuk memastikan mereka memenuhi standar bahasa yang diterima.

Teknik elektronik dan listrik

Di bidang elektronika dan teknik elektro, persyaratan tertentu harus dipenuhi sebelum produk elektronik dapat dijual di negara dan lingkungan bisnis tertentu (misalnya perusahaan telekomunikasi). Standar produk telepon yang ditulis oleh organisasi standar seperti ANSI, FCC, dan IEC merupakan kriteria khusus yang harus dipenuhi suatu produk sebelum dianggap aman. Produk tidak dapat dijual di negara seperti Jepang, Tiongkok, Korea, dan sebagian Eropa jika memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam standar. Produsen sering kali menetapkan persyaratan mereka sendiri untuk memastikan kualitas produk, terkadang menetapkan standar yang lebih tinggi daripada yang disyaratkan oleh badan pengatur. Kesesuaian dicapai setelah produk melewati serangkaian pengujian tanpa mengalami sejumlah mode kegagalan yang ditentukan.

Uji kesesuaian untuk peralatan elektronik mencakup uji pelepasan, uji penyakit, dan uji keamanan. Uji emisi memastikan bahwa produk tidak memancarkan interferensi elektromagnetik yang berbahaya pada telepon dan saluran listrik. Tes kekebalan menentukan bahwa Anda kebal terhadap sinyal interferensi normal dan elektromagnetik (EMI) yang mungkin ada di lingkungan pengoperasian Anda, seperti radiasi elektromagnetik dari stasiun radio lokal atau interferensi dari hasil terbaru. Pengujian keamanan memastikan bahwa produk tidak menimbulkan bahaya keselamatan dalam kondisi seperti listrik padam atau korsleting, ventilasi pemanas tersumbat, dan lonjakan listrik dan saluran pembuangan. standar kepatuhan agar perangkat seluler lulus pengujian berikut:

Kekebalan terpancar

Satu atau lebih antena digunakan untuk mengukur kekuatan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh perangkat. Amplitudo harus berada di bawah batas yang ditentukan, yang bergantung pada peringkat peralatan.

Emisi terpancar

Satu atau lebih antena digunakan untuk mengukur kekuatan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh perangkat. Amplitudo harus berada di bawah batas yang ditentukan, yang bergantung pada peringkat peralatan.

Kekebalan yang dilakukan

Sinyal frekuensi rendah (biasanya 10 kHz hingga 80 MHz) disuntikkan ke data dan saluran listrik perangkat. Tes ini digunakan untuk mensimulasikan penyambungan sinyal frekuensi rendah ke saluran listrik dan data, seperti dari stasiun radio AM lokal.

Emisi yang dilakukan

Mirip dengan emisi terpancar, kecuali sinyal diukur pada saluran listrik dengan perangkat filter.

Kekebalan pelepasan elektrostatik (ESD)

Pelepasan muatan listrik statis, yang memiliki karakteristik berbeda (waktu naik, tegangan puncak, waktu turun, dan waktu paruh), digunakan pada bagian perangkat yang akan mengalir secara berbeda, seperti permukaan, di dekat tombol yang dapat digunakan oleh pengguna, dan segera. . Biaya juga ditampilkan dalam plot vertikal dan horizontal untuk membandingkan proyek ESD dengan plot yang berdekatan. Tegangan berkisar antara 2 kV hingga 15 kV, namun dapat mencapai 25 kV atau lebih.

Kekebalan Ledakan Transien Listrik Cepat (EFTB)

Pulsa tegangan tinggi diterapkan ke saluran listrik untuk mensimulasikan kejadian seperti pulsa tegangan di dalam mobil.

Kekebalan powerline dip

Tegangan saluran diturunkan secara perlahan kemudian dinaikkan kembali.

Kekebalan lonjakan arus listrik

Lonjakan diterapkan pada tegangan saluran.

Standardisasi dan kesepakatan

Banyak standar internasional terkait pengujian serupa diterbitkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan tercakup dalam bagian ICS 03.120.20 untuk bagian administratif dan ICS 23.040.01 untuk bagian teknis. Standar ISO spesifik lainnya meliputi:

  • ISO/TR 13881:2000 Industri minyak dan gas alam—Klasifikasi dan penilaian kesesuaian produk, proses dan jasa
  • ISO 18436-4:2008 Pemantauan kondisi dan diagnostik mesin—Persyaratan kualifikasi dan penilaian personel—Bagian 4: Analisis pelumas lapangan
  • ISO/IEC 18009:1999 Teknologi informasi—Bahasa pemrograman—Ada: Penilaian kesesuaian prosesor bahasa

Penilaian kesesuaian dan perjanjian pengakuan timbal balik

Banyak negara mengadakan perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan negara lain untuk memfasilitasi perdagangan dan akses pasar terhadap barang dan jasa, sehingga memudahkan untuk memenuhi persyaratan ujian nasional. Perjanjian ini juga berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga penilai serupa (misalnya laboratorium pengujian dan lembaga sertifikasi) dan, sebagai tambahan, kepercayaan terhadap kualitas produk. Contohnya adalah MLA IAF yang merupakan perjanjian saling pengakuan sertifikat publik antara para penandatangan anggota Badan Akreditasi (AB) IAF.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Pengujian Kesesuaian: Konsep, Pengertian, Bentuk dan Area

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Jutaan Hektare Hutan RI Jadi Sawit, Kenapa Minyak Goreng Justru Mahal?

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Harga minyak goreng tengah melonjak drastis. Para produsen kompak menaikkan harga dengan dalih menyesuaikan dengan harga minyak sawit (CPO) di pasar global. Lonjakan harga minyak goreng di Indonesia ini jadi ironi, mengingat pasokan minyak sawit di Indonesia selalu melimpah. Bahkan tercatat jadi negara penghasil CPO terbesar di dunia. Di beberapa daerah, harga minyak goreng menembus Rp 20.000 per liter. Padahal sebelum melonjak, harga minyak nabati ini berkisar Rp 11.000 hingga Rp 13.000 tergantung kemasannya. Setelah pemerintah menggelontorkan subsidi Rp 3,6 triliun melalui perusahaan minyak goreng, harganya mulai turun di level Rp 14.000 per liter sesuai ketetapan pemerintah.

Dengan dana subsidi sebesar itu, pemerintah melibatkan 70 industri minyak goreng. Di tahap awal, ada sekitar 5 industri yang akan menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, polemik mengenai mahalnya minyak goreng di Indonesia ibarat ayam yang mati di lumbung padi. "Dalam gejola minyak goreng di pasar ibarat ayam mati di lumbung padi. Mengapa, karena kita penghasil CPO yang terbesar tapi negara gagal memasok harga minyak yang rasional kepada masyarakat dengan harga yang tinggi bahkan kalah jauh dengan Malaysia. Ini malah sebaliknya, penghasil CPO terbesar tapi harganya malah yang termahal," ujarnya dikutip pada Minggu (30/1/2022). Tulus juga mengkritisi terkait program satu harga yang dimana semua minyak goreng dibanderol Rp 14.000 per liter. Dalam program ini, pemerintah menyiapkan 1,2 juta miliar liter minyak goreng untuk didistribusikan dengan harga yang sama.

Tulus menilai pemerintah dalam membuat program ini justru salah kaprah karena tidak mengetahui dan memahami psikologi konsumen. Bukan hanya itu, Tulus juga mengatakan, pemerintah gagal dalam mendalami dan memahami supply chain terhadap minyak goreng. "Saya simpulkan subsidi 1,2 juta miliar liter itu kebijakan yang sia-sia seperti menggarami laut. Terbukti kan programnya tidak efektif," ungkap Tulus.

Sawit ditanam di tanah milik negara

Sejatinya, perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng besar menggarap perkebunan kelapa sawitnya di atas tanah negara yang diberikan pemerintah melalui skema pemberian hak guna usaha (HGU).

Bahkan beberapa HGU perkebunan sawit besar, berada di atas bekas lahan pelepasan hutan. Kendati begitu, pemerintah tak bisa memaksa produsen menurunkan harga minyak goreng yang masuk dalam kebutuhan pokok masyarakat. Saat ini, harga CPO global masih di atas 1.300 dollar AS per ton. Hingga akhir tahun nanti, harganya diperkirakan terkoreksi, tapi masih relatif tinggi.

Dalam Konferensi Minyak Sawit Indonesia ke-17 dan Tinjauan Harga 2022, Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan harga CPO dunia berkisar 1.000 dollar AS per ton-1.250 dollar AS per ton.

Tetapkan DMO dan DPO

Setelah jadi polemik berbulan-bulan, Kementerian Perdagangan baru-baru ini menetapkan kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) untuk produk minyak goreng kepada seluruh produsen minyak goreng dalam negeri yang melakukan ekspor untuk menjamin ketersediaan stok dan harga terjangkau produk tersebut. "Mempertimbangkan hasil evaluasi atas kebijakan minyak goreng satu harga yang telah kami jalankan, maka per hari ini kami akan menerapkan DMO dan DPO," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat menggelar konferensi pers seperti dilansir dari Antara. Ia menjelaskan mekanisme DMO atau kewajiban pasokan ke dalam negeri berlaku wajib untuk seluruh produsen minyak goreng yang akan melakukan ekspor. Nantinya, seluruh eksportir minyak goreng wajib memasok produknya ke dalam negeri sebesar 20 persen dari volume ekspor mereka masing-masing pada 2022.

Menurut dia, kebutuhan minyak goreng tahun ini adalah 5,7 juta kiloliter (kl) yang terdiri atas kebutuhan rumah tangga dan industri. "Untuk kebutuhan rumah tangga tahun ini diperkirakan adalah sebesar 3,9 juta kl yang terdiri dari 1,2 juta kl kemasan premium, 231 ribu kl kemasan sederhana, dan 2,4 juta kl curah. Sedangkan kebutuhan industri diperkirakan 1,8 juta kl," ujar Lutfi. Seiring dengan penerapan kebijakan DMO tersebut, Kemendag juga akan menerapkan DPO, yakni sebesar Rp 9.300 per kilogram (kg) untuk CPO dan Rp 10.300 per kg untuk olein. Selain itu, per 1 Februari 2022, Kemendag juga akan memberlakukan penetapan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng dengan rincian, minyak goreng curah Rp 11.500 per lt, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per lt, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per lt, dengan seluruh HET tersebut sudah termasuk PPN.

"Selama masa transisi, yakni sejak hari ini sampai 1 Februari 2022, maka kebijakan minyak goreng satu harga yakni Rp 14.000 per lt tetap berlaku. Dengan mempertimbangkan waktu kepada produsen dan pedagang untuk melakukan penyesuaian," kata Lutfi.

Pada kesempatan tersebut, dia menginstruksikan kepada produsen untuk segera mempercepat penyaluran minyak goreng dan memastikan tidak terjadi kekosongan stok di tingkat pedagang maupun pengecer. Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar bijaksana dalam membeli produk minyak goreng, karena pemerintah menjamin ketersediaan dan harga minyak goreng yang terjangkau. Dugaan kartel Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan masih menyelidiki dugaan kartel dalam kenaikan harga minyak goreng secara drastis. Terlebih, minyak goreng merupakan salah kebutuhan pokok masyarakat. Komisioner KPPU Ukay Karyadi mengatakan, kartel tersebut terlihat dari kompaknya para produsen CPO dan minyak goreng yang menaikkan harga minyak goreng. Para produsen minyak selama ini berdalih kenaikan harga akibat lonjakan harga CPO dunia. Menurut pengusaha minyak goreng, mereka harus membeli CPO dengan harga pasar internasional sebelum mengolahnya menjadi minyak goreng. Baca juga: Pengusaha Bantah Ada Kartel Harga Minyak Goreng Alasan tersebut, menurut Ukay, kurang masuk akal. Ini lantaran perusahaan minyak goreng besar di Indonesia juga memiliki perkebunan kelapa sawit milik sendiri yang berada di atas tanah milik negara yang didapat melalui HGU. "Ini dinaikan juga relatif kompak, baik di pasar tradisional, di ritel modern, di pabrik perusahaan menaikkan bersama-sama walaupun mereka masing-masing memiliki kebun sawit sendiri-sendiri," terang Ukay. "Perilaku ini bisa dimaknai sebagai sinyal apakah ini terjadi kartel karena harga, tapi ini secara hukum harus dibuktikan," ujar Ukay lagi. Kartel sendiri merujuk pada sekelompok produsen yang mendominasi pasar yang bekerja sama satu sama lain untuk meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikan harga, sehingga pada akhirnya konsumen yang dirugikan. Menurut Ukay, dugaan kartel ini berkaitan dengan terintegrasinya produsen CPO yang juga memiliki pabrik minyak goreng. Dia menjelaskan, jika CPO-nya milik sendiri, harga minyak goreng tidak naik secara bersama-sama.

"Tadi sudah dijelaskan produsen CPO mana yang tidak memiliki pabrik minyak goreng, mereka kan awalnya produsen CPO. Masing-masing memiliki kebun kelapa sawit sendiri, supply ke pabrik minyak gorengnya," kata Ukay. Selain itu Ukay juga mengatakan, pasar industri minyak goreng di Indonesia cenderung mengarah ke struktur yang oligopoli. KPPU mencatat dalam data consentration ratio (CR) yang dihimpun pada 2019, ada empat industri besar tampak menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar minyak goreng di Indonesia.Beberapa pemain besar industri minyak goreng yang juga memiliki perkebunan kelapa sawit antara lain Wilmar, Grup Salim, Grup Sinarmas, Musim Mas, hingga Royal Golden Eagle Internasional milik taipan Sukanto Tanoto.

Uang negara untuk subsidi Menteri

Keuangan Sri Mulyani menyatakan keputusan pemerintah untuk menggelontorkan dana triliunan rupiah ke perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng dinilai sudah sangat tepat.Sementara di sisi lain, pemerintak tidak menyubsidi minyak goreng tanpa kemasan alias minyak goreng curah. Padahal, minyak goreng kemasan selama ini dikuasai banyak perusahaan-perusahaan besar. Berdasarkan data Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), pasar minyak goreng di Indonesia selama ini dikuasai oleh empat perusahaan besar. Menurut Sri Mulyani, pemberian subsidi kepada minyak goreng kemasan dilandasi dari sisi akuntabilitas. Lantaran APBN tetap akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setiap tahunnya. "(Pemberian subsidi) ini kemudian akan menimbulkan persepsi, biasanya ada politisi yang mengatakan, oh kita (pemerintah) lebih berpihak kepada kelompok yang pabrikan. Padahal enggak," kata Sri Mulyani dalam keterangannya. Pemerintah menilai, minyak goreng kemasan yang notabene diproduksi oleh pabrikan besar, lebih siap memberikan perhitungan dan laporan keuangan jika bekerja sama dengan pemerintah menyalurkan minyak goreng bersubsidi. "Kalau minyak goreng curah instrumen APBN itu akan sulit banget masuk ke sananya, lebih mudah minyak goreng kemasan karena dia ada pabrikannya, karena itu dari sisi efektivitas dan akuntabilitasnya lebih mudah, lebih bisa dipertanggungjawabkan," kata Sri Mulyani.

Sumber:

Kompas.com
 

Selengkapnya
Jutaan Hektare Hutan RI Jadi Sawit, Kenapa Minyak Goreng Justru Mahal?

Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal, Apa Penyebabnya?

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Polemik harga minyak goreng tak kunjung terselesaikan hingga saat ini. Pun demikian dengan masalah ketersediannya di pasaran. Program minyak murah pemerintah justru menimbulkan masalah baru, yakni kelangkaan. Padahal, subsidi yang dikeluarkan pemerintah tidak sedikit, mencapai Rp 3,6 triliun. Di berbagai daerah, masyarakat justru mengeluh kesusahan mendapatkan minyak goreng. Di ritel modern misalnya, rak-rak yang biasanya jadi etalase produk minyak goreng, lebih sering terlihat kosong. Pedagang pasar tradisional maupun warung-warung juga mengaku tak menjual minyak goreng murah sesuai program pemerintah. Kalaupun ada stok minyak goreng, itu pun masih dibanderol dengan harga mahal.

Lantas, mengapa minyak goreng masih langka dan mahal?

Penyebab minyak goreng langka dan mahal Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menjelaskan, ada sejumlah masalah yang menyebabkan minyak goreng masih mahal dan langka. Masalah yang pertama, kata Bhima, yakni suplai penggunaan CPO untuk pangan khususnya pada minyak goreng yang terbatas. "Minyak goreng kan bahan dasarnya CPO, sementara dalam kurun waktu empat tahun terakhir, pemakaian CPO terbagi dalam bio diesel, dan bio diesel memakan porsi yang cukup banyak," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (20/2/2022). Baca juga: Ini 8 Alternatif Pengganti Minyak Goreng Sawit untuk Memasak Kebingungan retailer Kemudian, permasalahan kedua dikarenakan adanya kebingungan dari sisi retailer. Walaupun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), imbuh dia, dalam penerapannya retailer masih menjual minyak goreng dari stok yang lama. "Mereka tidak sanggup apabila stok minyak goreng yang sudah ada dijual dengan HET yang terbaru. Sementara kalau misalkan mereka ketahuan menjual stok lama dengan harga tinggi, mereka akan kena sanksi dari kepatuhan HET. Ini kan membingungkan," katanya. Pemerintah pun diminta bertanggung jawab untuk mengganti selisih harga minyak goreng stok lama para pedagang dengan HET terbaru. Baca juga: Ini Harga Terbaru Minyak Goreng Curah, Kemasan Sederhana, dan Premium.

Pemerintah terlambat mengantisipasi

Bhima menambahkan, permasalahan berikutnya lantaran terlambatnya antisipasi dari pemerintah. Kelangkaan minyak goreng juga semakin diperparah oleh ketidaksiapan pemerintah karena harga CPO di level internasional masih mengalami kenaikan. "Selain CPO-nya naik, juga untuk pemenuhan pasokan di dalam negerinya masih terbatas, harusnya diantisipasi sejak awal 2021. Jadi kepanikan ini, kelangkaan, juga disebabkan pemerintah yang salah," jelas dia.

Penimbunan minyak goreng

Permasalahan keempat adalah faktor permainan berupa penimbunan minyak goreng. Pemerintah disarankan untuk menindak para penimbun dengan sanksi pidana atau pencabutan izin usaha agar menimbulkan efek jera. "Karena penimbunan ini kan artinya menyengsarakan para konsumen, masyarakat, dan pengusaha di sektor agro industri misalnya jadi terkena dampaknya," ucap Bhima.

Sumber: Kompas.com
 

Selengkapnya
Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal, Apa Penyebabnya?

Quality and Reliability Engineering

Apa itu Proses Perbaikan Berkelanjutan?

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Proses Perbaikan Berkelanjutan

Proses perbaikan berkelanjutan, disebut juga proses perbaikan berkelanjutan atau proses perbaikan berkelanjutan (disingkat CIP atau CI), adalah upaya berkelanjutan untuk meningkatkan suatu produk, layanan, atau proses. Tindakan ini mungkin ditujukan untuk meningkatkan “pertumbuhan”. Perbaikan dari waktu ke waktu atau “manfaat” pada saat yang bersamaan. Proses penyampaian (nilai pelanggan) ditinjau dan ditingkatkan untuk efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas.

Beberapa orang menganggap CIP sebagai meta-proses di sebagian besar sistem manajemen (misalnya, manajemen proses bisnis, manajemen mutu, manajemen proyek, dan manajemen proyek). Edwards Deming, seorang pionir dalam bidang ini, melihat adanya sistem dan bagian dari suatu sistem. Proses dan umpan balik pelanggan dievaluasi berdasarkan tujuan organisasi. Hanya karena disebut proses manajemen tidak berarti hal itu harus dilakukan oleh manajemen dan pengendalian. Melainkan hanya sekedar keputusan mengenai pelaksanaan proses penyampaian dan desain proses penyampaian. Definisi yang lebih lengkap datang dari Quality Assurance Institute yang menggambarkan “perbaikan berkelanjutan sebagai perubahan yang berkelanjutan dan bertahap yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas atau efisiensi suatu organisasi dalam mencapai kebijakan dan tujuannya.” Yah, itu tidak murah dari segi kualitas. Perbaikan strategi bisnis, hasil bisnis dan hubungan dengan pelanggan, karyawan dan pemasok terus meningkat. Tentu saja, kondisinya terus membaik.

Beberapa implementasi yang berhasil menggunakan pendekatan yang disebut kaizen. Metode ini dipopulerkan oleh Imai dalam bukunya tahun 1986 Kaizen: Kunci Kesuksesan Kompetitif Jepang. Umpan balik adalah prinsip dasar Proses Perbaikan Berkelanjutan (CIP) dan mencerminkan refleksi internal terhadap proses yang terlibat. Dalam upaya mencapai efisiensi, CIP bertujuan untuk mengidentifikasi, mengurangi dan menghilangkan proses-proses suboptimal. CIP juga berfokus pada fluktuasi perubahan seismik atau lompatan besar yang teratur dan berkelanjutan. Pendekatan inovatif ini memungkinkan organisasi untuk tumbuh, meningkatkan proses, dan terus meningkatkan kualitas dan efisiensi tanpa mengganggu operasional secara signifikan. Oleh karena itu, CIP bukan tentang peningkatan kinerja, namun tentang perubahan yang berkelanjutan melalui tindakan kecil dan berkelanjutan..

Fitur utama kaizen meliputi:

Perbaikan dalam konteks proses perbaikan berkelanjutan (CIP) didasarkan pada serangkaian perubahan kecil, berbeda dengan perubahan signifikan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan. Karena ide-ide perbaikan datang langsung dari karyawan, ide-ide tersebut tidak terlalu radikal dan lebih mudah diterapkan. Perbaikan kecil yang berhasil tidak memerlukan investasi modal yang besar, yang merupakan perbedaan besar dengan perubahan proses yang besar, yang seringkali memerlukan biaya tinggi.

Dalam konteks CIP, ide perbaikan datang dari bakat angkatan kerja saat ini, dibandingkan menggunakan penelitian, konsultan, atau alat yang biayanya sangat mahal. Kesempatan bagi karyawan untuk mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka merupakan bagian penting dari pendekatan ini. Sebuah lingkungan tercipta di mana setiap anggota tim merasa memiliki pekerjaan mereka dengan terus mendorong inovasi dan perbaikan.

Pentingnya menemukan cara untuk meningkatkan kinerja juga berdampak positif pada motivasi tim. Hal ini memperkuat kerja sama tim, memotivasi anggota tim untuk bekerja sama mencari solusi, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan kualitas produk kerja. CIP tidak hanya tentang menciptakan perubahan, tetapi juga tentang menciptakan budaya kerja yang mendorong dan mendorong perbaikan berkelanjutan melalui upaya seluruh anggota tim..

Bagian di atas adalah bagian CIP yang paling taktis. Tujuan strategis lainnya termasuk menentukan bagaimana meningkatkan nilai (efektivitas) keluaran proses pengiriman pelanggan dan seberapa banyak fleksibilitas dalam proses yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang berubah.

PDCA

Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Control) atau (Plan, Do, Check, Adjust) mendukung perbaikan berkelanjutan dan Kaizen. Kami menawarkan proses untuk ditingkatkan dari tahap desain awal (perencanaan) seluruh proses, sistem, produk dan layanan..

PDSA

Siklus PDSA (Plan, Do, Learn, Act) dikaitkan dengan W. Edwards Deming dan disebut juga siklus Deming, meskipun W. Edwards Deming menyebutnya siklus Shewhart. Walter A. Shewhart bekerja untuk Western Electric Company dan W. Shewhart pada tahun 1920-an. Edwards Deming dan Joseph M. Juran. Shewhart mengambil metode ilmiah penalaran induktif dan deduktif yang digunakan dalam pengujian hipotesis dan mengubahnya menjadi penalaran sederhana. Ketika kita melakukan sesuatu, ada siklus PDSA yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran dan membuahkan hasil. Ini adalah ide yang lebih mudah untuk digunakan dan dilaporkan ke toko Western Electric saat membuat telepon, banyak di antaranya tidak memahami metode ilmiah dan tidak memahaminya. Padahal, ide PDSA bisa dengan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengemudi ke tempat kerja. Jadi siklus PDSA sangat memudahkan pekerja di Barat untuk terhubung dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Dalam pengelolaan lingkungan

Konsep CIP juga digunakan dalam sistem manajemen lingkungan (EMS) seperti ISO 14000 dan EMAS. Istilah "perbaikan berkelanjutan" dan bukan "perbaikan berkelanjutan" digunakan dalam ISO 14000 dan dipahami sebagai serangkaian perbaikan berkelanjutan kecil atau besar, yang dilakukan secara individual, yaitu secara bertahap. Ada banyak perbedaan antara program CIP dalam hal pengendalian kualitas dan pengendalian lingkungan. CIP di EMS bertujuan untuk meningkatkan dampak lingkungan dari produk dan layanan, bukan produk dan layanan itu sendiri. Kedua, CIP tidak memiliki program terkait EMS. Terlebih lagi, CIP dalam EMS tidak terbatas pada perbaikan kecil seperti Kaizen, namun juga mencakup inovasi di semua skala.

Perubahan ISO dari "continuous" menjadi "continual"

Pada akhir tahun 1990an, pembuat standar ISO 9001:2000, yang mencakup sistem dan prinsip manajemen mutu, memperdebatkan apakah akan merevisi penggunaan kata "mempertahankan". Itu harus "permanen". atau tidak Komite teknis ISO 176 dan otoritas pengatur menyimpulkan bahwa "perbaikan berkelanjutan berarti perbaikan berkelanjutan dalam organisasi, tetapi perbaikan berkelanjutan mengacu pada perbaikan atau sektor tertentu, jadi tidak perlu". Komite dilaporkan tidak mendasarkan perubahannya pada definisi kamus dan istilah standar. Perubahan ini bertentangan dengan penggunaan umum kata "berkelanjutan" Berdasarkan aturan dan dokumen manajemen bisnis sebelumnya.

Konsep dan perbaikan berkelanjutan dan Publikasi British Standards Institute 2019: BS 8624 Panduan untuk perbaikan berkelanjutan: Dasar-dasar metode pengukuran. BS 8624 menetapkan persyaratan untuk perbaikan berkelanjutan. Ini memberikan contoh praktik dan prosedur yang diterima.

Disadur dari : en.wikipedia.org

Selengkapnya
Apa itu Proses Perbaikan Berkelanjutan?

Teknik Lingkungan

Mengenal Kategori Limbah Medis

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Limbah medis

Limbah medis merupakan hasil buangan dari aktivitas medis yang harus segera diolah setelah dihasilkan, dengan penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika tidak memungkinkan untuk diolah secara langsung. Dalam menyimpan limbah medis, faktor penting yang harus diperhatikan antara lain adalah melengkapi tempat penyimpanan dengan penutup yang sesuai, memastikan area penyimpanan limbah medis terpisah dari limbah non-medis, membatasi akses ke lokasi penyimpanan, dan memilih tempat penyimpanan yang tepat sesuai dengan standar keselamatan dan lingkungan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko kontaminasi dan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Kategori

Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002, limbah medis diklasifikasikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya serta volume dan sifat persistensinya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Ada beberapa kategori limbah medis yang ditetapkan dalam peraturan tersebut.

  • Pertama, limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas, dan lain-lain, merupakan salah satu kategori limbah medis yang memiliki risiko cedera yang tinggi jika tidak diolah dengan benar. Penanganan limbah jenis ini memerlukan kehati-hatian ekstra dalam proses pengumpulan dan pemrosesan.
  • Kedua, limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular atau perawatan intensif, serta limbah laboratorium. Limbah ini memiliki potensi untuk menjadi sumber penyebaran penyakit, sehingga pengelolaannya memerlukan wadah atau kontainer khusus yang dirancang untuk mencegah penularan penyakit.
  • Selanjutnya, limbah patologi terdiri dari limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses bedah atau autopsi. Pengelolaan limbah jenis ini memerlukan prosedur khusus untuk memastikan bahwa limbah tidak menimbulkan risiko kontaminasi lingkungan.
  • Limbah sitotoksik merupakan bahan yang terkontaminasi selama peracikan, pengangkutan, atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah ini memiliki sifat toksik dan memerlukan perlakuan khusus agar tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
  • Selanjutnya, limbah farmasi meliputi obat-obatan yang kedaluwarsa, tidak memenuhi spesifikasi, terkontaminasi, atau dibuang oleh pasien atau masyarakat. Limbah ini juga mencakup limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan, dan memerlukan pemrosesan khusus untuk mencegah kerusakan lingkungan.
  • Kemudian, limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset, juga termasuk dalam kategori limbah medis. Limbah kimia ini dapat memiliki sifat berbahaya dan memerlukan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
  • Terakhir, limbah radioaktif adalah limbah yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionukleotida. Limbah jenis ini memiliki sifat radiasi yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga memerlukan penanganan khusus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Disadur dari:

https://id.wikipedia.org

Selengkapnya
Mengenal Kategori Limbah Medis
« First Previous page 865 of 1.175 Next Last »