Industri Logam

PT Krakatau Steel dan PT Tata Metal Lestari: Komitmen ESG dan Industri Baja Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Krakatau Steel dan PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) sepakat menandatangani komitmen Environmental, Social, Governance (ESG) untuk industri baja yang berkelanjutan. Direktur Komersial PT Krakatau Steel Melati Sarnita menjelaskan, baja merupakan salah satu produk daur ulang, sehingga tidak merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Untuk itu, Krakatau Steel bersama PT Tata Metal Lestari sebagai salah satu produsen Baja Lapis Aluminium Seng ini berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola yang berkelanjutan di industri baja.

Melestarikan lingkungan sebagai warisan bagi generasi yang akan datang, memang harus mulai diterapkan di industri baja. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengusung konsep Eco-green di sektor industri tersebut melalui pendekatan ESG. “Eco-Green akan menjadi salah satu tata kelola yang sangat kritikal di masa depan. Jadi memang Eco-Green itu bukan untuk bisnis, tapi untuk persiapan kita kepada generasi selanjutnya. Ketika kita menurunkan bumi ke mereka.

Itu yang memang harus kita ingat,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis (23/12/2021). Melati menambahkan, industri baja memberikan multiplier yang besar untuk lingkungan dan masyarakat. Karena itu di negara-negara maju, industri baja sangat dilindungi. Bahkan industri ini dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara.

“Industri baja itu dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara. Kita tidak bicara senjatanya, tapi dari segi pertahanan kehidupan dari lingkungan serta masyarakat di negara tersebut,” bebernya. “Jika kita lihat, negara-negara besar seperti Amerika, India, atau China itu memiliki kebijakan-kebijakan industri baja yang sangat kuat untuk melindungi industri domestiknya.

Harapan kami sebagai BUMN, industri baja kita bisa membantu para pelaku usaha industri baja supaya perkuatan kebijakan itu juga bisa kita lakukan,” terangnya lagi. Pada kesempatan yang sama, Vice President PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menjelaskan, kondisi bumi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Karena kekhawatiran itulah, PT Tata Metal Lestari dan Tatalogam Group berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan ini. Berbagai upaya dilakukan guna mencapai target Zero Emission.

Salah satunya dengan menerapkan industri 4.0, serta menggandeng pihak lain sehingga industri baja di tanah air ini menjadi industri yang lebih ramah lingkungan. “Jadi kami bersama PT Krakatau Steel berkolaborasi untuk menuju industri yang berkelanjutan, yang hijau, dengan pendekatan ESG. Karena kalau baja ini saya yakin kita sudah berkecukupan. Jadi tidak perlu impor lagi,” bebernya. Pada kesempatan tersebut, digelar juga acara pelepasan ekspor 2 produk ramah lingkungan karya PT Tata Metal Lestari.

Kali ini, produk yang dinamakan Hijau Ubud dan Hijau Buaran ini akan diekspor ke Australia. “Kami melepas 125 ton produk Hijau Buaran dan Hijau Ubud. Dengan ekspor yang dilepas hari ini, total kita sudah ekspor 2.650 ton produk serupa dari target 5.000 ton per bulannya,” jelasnya.

Menurutnya, masyarakat Australia sendiri saat ini sudah ada kesadaran untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan, tepatnya sejak COP 26 digelar beberapa waktu lalu. “Jadi di COP 26 ini ada 26 negara yang berkomitmen untuk menerapkan sustainable bisnis. Jadi tidak hanya growth yang dikejar namun juga keberlangsungannya,” terang Stephanus.

Sumber: money.kompas.com

Selengkapnya
PT Krakatau Steel dan PT Tata Metal Lestari: Komitmen ESG dan Industri Baja Berkelanjutan

Industri Logam

Prospek Industri Baja Nasional dan Upaya Pemerintah Menuju Kemandirian

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


JAKARTA, KOMPAS.com – Bagaimana prospek industri baja nasional dan apa saja upaya Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri baja nasional di masa depan? Pertanyaan tersebut penting direnungi, apalagi dengan adanya perspektif bahwa industri baja nasional yang mandiri diharapkan mampu mendukung tumbuhnya ekonomi nasional. Dengan menggunakan metode Three Circular Economy sebagai pisau analisa, sejumlah pihak optimis tujuan itu dapat segera terwujud.

Three Circular Economy adalah sebuah analisa umum antara peningkatan produksi dalam negeri, konsumsi produk dalam negeri, penurunan impor serta adanya investasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Logam Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Susanto menyampaikan penjelasan terkait hal ini. Budi Susanto mengungkapkan, Kemenperin sudah memiliki rencana induk pengembangan industri besi dan baja nasional.

Rencana itu dibuat dari tahun 2015 sampai tahun 2035. Khusus untuk rencana tahun 2020-2024, target kapasitas produksi baja nasional di akhir tahun 2024 adalah sebesar 17 juta ton. “Di bulan ke 4 tahun 2021 ini sudah mencapai 11,7 ton. Ini juga kalau dilihat dari targetnya (2021) ini 11,9 juta ton. Jadi kita sekarang masih kekurangan 0,2 juta ton,” ujarnya dikutip dalam keterangan resmi pada Sabtu (9/10/2021).

Ia berharap, beroperasinya fasilitas Light Section Mill (LSM) dari Gunung Rajapaksi bisa menopang pemenuhan target kapasitas produksi baja nasional. “Kemudian Cilegon karena kita sudah sebut sebagai kota baja kita juga canangkan ada cluster 10 juta ton. Ini merupakan bagian dari yang 17 juta ton. Nah ini di tahun 2019 sampai 2022 ini juga sudah ditetapkan sebesar 6,9 juta ton. Dan ini mudah-mudahan juga bisa terpenuhi,” terang Budi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik pada 5 Agustus lalu, sektor konstruksi yang membutuhkan banyak baja dan besi sebagai material konstruksi kini tumbuh 4,42 persen.

Pertumbuhan ini terjadi karena adanya realisasi belanja pemerintah untuk konstruksi yang mengalami kenaikan sebesar 50,52 persen. Kemudian kebijakan diskon PPnBM untuk otomotif juga mendorong pemakaian baja yang pada akhirnya meningkatkan impor besi dan baja. Sementara itu, pelaku usaha sektor industri baja khususnya baja ringan Stephanus Koeswandi mengatakan, ekonomi nasional bisa meningkat jika ada beberapa faktor pendukung seperti investasi, konsumsi, ekspor/impor dan kemajuan teknologi. “Yang kami pelajari, dari sini ekonomi nasional bisa meningkat kalau ada investasi, adanya konsumsi, dan juga ekspor-impor. Kemudian yang terakhir percaya teknologi,” terang Vice Presiden Tatalogam Group itu.

Ia menambahkan, ada 5 strategi yang bisa dilakukan guna mencapai kemandirian industri baja nasional. Yang pertama adalah dengan menegakkan standar yang tegas dan wajib, khususnya untuk SNI dan meningkatkan TKDN.

Strategi berikutnya, mengenai peningkatan investasi industri baja yang mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan. Karena itu ia berharap, pemerintah lebih selektif terhadap Penanam Modal Asing (PMA) sehingga State of The Art pada Industri 4.0 memiliki DNA (Device, Network, & Aplication). “Karena kalau nggak disaring kita nanti akan menerima mesin bekas yang tidak ramah lingkungan, yang tidak sustainable. Nah ini kami sangat concern untuk teknologi yang ramah lingkungan,” terang Stephanus lagi. Berikutnya, pelibatan UMKM secara massif menjadi strategi yang cukup berguna untuk meningkatkan industri kecil di pelosok-pelosok.

Pelaku UKM/IKM ini juga harus dibekali dengan pelatihan-pelatihan dan sertifikasi agar mereka lebih berkembang. “Strategi ke 4 yang kami lakukan sejak tahun lalu adalah peningkatan ekspor. Tujuan dari ekspor ini adalah kami ingin meningkatkan kualitas dan service agar memiliki produk dan pelayanan dalam industri baja dengan standar internasional,” ucapnya. Yang terakhir, strategi metode Inovasi CPM yaitu Channel, Product, Marketing. Semua itu diharapkan dapat menunjang upaya menuju kemandirian industri baja nasional di masa depan.

Sumber: money.kompas.com

Selengkapnya
Prospek Industri Baja Nasional dan Upaya Pemerintah Menuju Kemandirian

Industri Elektronika

Pengalihdayaan Manufaktur Elektronik: Keuntungan dan Pertimbangan dalam Industri Elektronik Modern

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


Apa yang dimaksud dengan proses manufaktur elektronik dalam produksi?

Electronics manufacturing industry produces many of the comforts we take for granted.

Proses manufaktur elektronik dalam produksi adalah metodologi yang digunakan produsen untuk mengubah konsep desain menjadi produk elektronik yang nyata. Proses ini mencakup berbagai tahap seperti desain, pencarian komponen, perakitan, pengujian, pembuatan penutup, kontrol kualitas, dan pengemasan.

Mari kita lihat lebih dekat setiap langkah dari proses ini.

1. Desain dan pembuatan prototipe

Langkah awal adalah mendesain produk elektronik dan membuat prototipe. Ini melibatkan pembuatan konsep produk, mendesain sirkuit, dan membuat prototipe untuk pengujian dan penyempurnaan.

2. Sumber komponen

Setelah desain diselesaikan, komponen elektronik yang diperlukan diperoleh dari pemasok. Komponen-komponen ini dapat mencakup sirkuit terpadu, resistor, kapasitor, konektor, dan berbagai bagian lain yang diperlukan untuk produk.

3. Perakitan PCB

Papan sirkuit tercetak (PCB) dibuat, dan komponen elektronik dipasang di atasnya melalui proses yang disebut perakitan PCB. Teknologi pemasangan permukaan (SMT) biasanya digunakan untuk ini, di mana komponen disolder ke PCB menggunakan mesin otomatis.

4. Pengujian

Setelah perakitan PCB, produk elektronik menjalani pengujian yang ketat untuk memastikan fungsionalitas, kinerja, dan kepatuhan terhadap standar kualitas. Berbagai pengujian, seperti pengujian fungsional, pengujian lingkungan, dan pengujian keandalan, dapat dilakukan.

5. Pembuatan enklosur

Enklosur atau casing produk dibuat, yang memberikan perlindungan fisik dan menampung komponen elektronik. Casing dapat dibuat dari plastik, logam, atau bahan lain, dan sering kali dirancang agar menarik secara estetika.

6. Perakitan akhir

PCB, bersama dengan komponen lain seperti layar, tombol, konektor, dan kabel, diintegrasikan ke dalam enklosur. Tahap ini melibatkan perakitan akhir produk elektronik.

7. Kontrol kualitas

Proses kontrol kualitas diterapkan di seluruh proses produksi untuk memastikan bahwa setiap produk memenuhi standar yang disyaratkan. Ini termasuk berkonsultasi dengan daftar periksa kontrol kualitas produksi dan melakukan inspeksi, pengujian, dan pemeriksaan jaminan kualitas pada tahap yang berbeda.

8. Pengemasan dan pengiriman

Setelah produk elektronik melewati kontrol kualitas, produk tersebut dikemas dengan tepat untuk pengiriman. Bahan pengemasan melindungi produk selama pengangkutan dan termasuk kotak, buku panduan, kabel, dan aksesori lainnya. Produk kemudian dikirim ke grosir, distributor, pengecer, atau langsung ke pelanggan.

Penting untuk dicatat bahwa proses produksi yang tepat dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas barang elektronik yang diproduksi dan praktik industri tertentu.

Inisiatif ramah lingkungan

Tren dan prediksi manufaktur saat ini menunjukkan pergeseran yang signifikan dalam fokus konsumen. Perusahaan semakin menyadari pentingnya meminimalkan dampak lingkungan mereka, yang mengarah pada penekanan yang semakin besar pada penerapan praktik berkelanjutan dalam pembuatan produk elektronik.

Banyak bisnis yang berusaha untuk menjadi perusahaan manufaktur hijau, dengan memprioritaskan pendekatan ramah lingkungan. Sebagai contoh, beberapa pabrik perakitan telah menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan untuk mendukung operasi mereka. Dengan memanfaatkan energi matahari, pabrik-pabrik ini dapat mengurangi emisi dan menghemat energi, sehingga berkontribusi pada proses manufaktur yang lebih berkelanjutan.

Proses manufaktur elektronik adalah bagian penting dari ekonomi global. Proses ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang dan menciptakan produk yang kita gunakan setiap hari. Sebagai konsumen, kita harus mengetahui bagaimana perangkat kita dibuat dan dampaknya terhadap lingkungan. Kita semua dapat berperan dalam memastikan bahwa prosesnya ramah lingkungan.

Mempersiapkan ruang kerja anda untuk penanganan PCB

Electronics manufacturing industry requires regular quality assurance checks, which is why it’s important for manufacturers to have ERP manufacturing software implemented.

Rakitan papan sirkuit tercetak, atau PCB, adalah papan tipis yang terbuat dari berbagai bahan yang digunakan untuk mendukung dan menghubungkan komponen elektronik - proses perakitan PCB adalah tahap yang penting dan rumit dalam membuat barang elektronik.

PCB ditemukan di berbagai perangkat elektronik, mulai dari komputer dan ponsel hingga televisi dan microwave. Jika anda bekerja dengan papan sirkuit tercetak (PCB), sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari kerusakan. Berikut ini beberapa tips tentang cara mempersiapkan ruang kerja anda untuk penanganan PCB:

  1. Pastikan area tersebut bersih dan bebas dari serpihan untuk memastikan kualitas PCB
  2. Tutupi tepi tajam pada meja atau permukaan lainnya
  3. Gunakan alas atau meja kerja yang bebas statis jika memungkinkan
  4. Kenakan sarung tangan untuk menghindari sidik jari atau tanda lain saat menangani papan
  5. Hindari menyentuh sirkuit yang terbuka pada papan selama fabrikasi dan perakitan PCB

Tips sederhana ini akan membantu memastikan bahwa PCB Anda tetap dalam kondisi baik, bertahan selama bertahun-tahun, dan tetap relevan dalam industri manufaktur elektronik.

Baik anda menangani fabrikasi PCB atau mengalihdayakan prosesnya, mengikuti tips berikut akan memastikan bahwa anda menangani papan anda dengan aman.

Apa yang dimaksud dengan desain tata letak PCB untuk kemampuan manufaktur?

Desain untuk kemampuan manufaktur papan sirkuit (DFM) adalah proses mengatur topologi tata letak PCB untuk mengurangi masalah selama fabrikasi dan perakitan. DFM yang baik mempertimbangkan banyak faktor, mulai dari penempatan komponen dan kepadatan perutean hingga manajemen termal dan integritas sinyal.

Desainer PCB harus menyeimbangkan antara memenuhi persyaratan kinerja listrik dan memastikan bahwa papan mereka diproduksi sesuai anggaran. DFM membantu merampingkan desain untuk proses manufaktur dan meminimalkan biaya produksi dengan mengidentifikasi masalah potensial sejak dini.

Ada banyak pendekatan yang berbeda untuk DFM, tetapi beberapa pertimbangan umum meliputi:

  • Penempatan komponen - Komponen harus ditempatkan untuk meminimalkan interaksi antar sinyal. Hal ini dapat membantu mengurangi crosstalk dan bentuk noise sinyal lainnya.
  • Kepadatan perutean - Kepadatan perutean yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah dengan etsa dan penyolderan. Pedoman desain PCB harus bertujuan untuk keseimbangan antara perutean padat dan jarak bebas yang memungkinkan toleransi manufaktur.
  • Manajemen termal - Gradien suhu dapat menyebabkan komponen memuai atau menyusut secara tidak merata, yang menyebabkan masalah keandalan. Manajemen termal yang tepat memastikan bahwa komponen tetap berada dalam suhu operasi yang aman.
  • Integritas sinyal - Sinyal berkecepatan tinggi rentan terhadap crosstalk dan bentuk degradasi sinyal lainnya. Praktik DFM yang baik membantu memastikan bahwa sinyal mempertahankan integritasnya di seluruh PCB.

Tata letak PCB adalah bagian penting dari proses desain produk, dan DFM membantu mengoptimalkan tata letak untuk kemampuan manufaktur. Perancang elektronik dapat membuat PCB yang mudah dibuat dan memenuhi persyaratan kinerja listrik dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

Pengalihdayaan manufaktur elektronik

Pengalihdayaan manufaktur elektronik telah menjadi praktik umum dalam industri ini, menawarkan banyak manfaat bagi perusahaan yang mencari solusi produksi yang hemat biaya dan efisien. Mari kita bahas beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan.

Efisiensi biaya

Salah satu alasan utama untuk melakukan outsourcing manufaktur elektronik adalah efisiensi biaya. Dengan bermitra dengan produsen kontrak atau penyedia layanan manufaktur elektronik (EMS), perusahaan dapat meningkatkan skala ekonomi, mengurangi pengeluaran modal, dan meminimalkan biaya overhead yang terkait dengan fasilitas manufaktur internal.

Outsourcing memungkinkan kontrol yang lebih baik atas biaya produksi, terutama dalam hal tenaga kerja, peralatan, dan manajemen rantai pasokan.

Keahlian dan spesialisasi

Manufaktur elektronik membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus di berbagai bidang seperti perakitan PCB, pengujian, kontrol kualitas, dan kepatuhan terhadap standar industri. Produsen kontrak dan penyedia EMS memiliki pengalaman, infrastruktur, dan tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menangani proses manufaktur yang kompleks secara efisien.

Bermitra dengan mereka memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari pengetahuan teknis mereka dan fokus pada kompetensi inti mereka.

Fleksibilitas dan skalabilitas

Manufaktur elektronik outsourcing memberi perusahaan fleksibilitas dan skalabilitas dalam produksi. Produsen kontrak dapat dengan cepat menyesuaikan volume produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang berfluktuasi. Mereka menawarkan kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan kapasitas produksi tanpa investasi di muka yang signifikan, sehingga perusahaan dapat lebih responsif terhadap dinamika pasar dan menghindari potensi risiko inventaris.

Akses ke teknologi canggih

Produsen kontrak dan penyedia EMS sering kali berinvestasi dalam teknologi dan peralatan manufaktur yang canggih untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Dengan melakukan outsourcing, perusahaan mendapatkan akses ke teknologi canggih ini tanpa perlu investasi besar. Hal ini memungkinkan mereka untuk memasukkan inovasi terbaru, mendapatkan manfaat dari manufaktur canggih, meningkatkan kualitas produk, dan tetap kompetitif dalam industri elektronik yang bergerak cepat.

Fokus pada kompetensi inti

Kegiatan manufaktur outsourcing memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada kompetensi inti mereka, seperti penelitian dan pengembangan, pemasaran, dan dukungan pelanggan. Dengan mendelegasikan proses manufaktur kepada mitra eksternal, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif, merampingkan operasi, dan meningkatkan efisiensi bisnis secara keseluruhan.

Jangkauan global dan optimalisasi rantai pasokan

Banyak penyedia outsourcing manufaktur elektronik memiliki kehadiran global dan jaringan rantai pasokan yang mapan. Hal ini memfasilitasi akses ke berbagai pemasok yang lebih luas, mengurangi waktu tunggu, dan mengoptimalkan rantai pasokan untuk meningkatkan efektivitas biaya.

Outsourcing dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar internasional, memanfaatkan sumber daya global, dan memperluas jangkauan mereka tanpa harus membangun fasilitas manufaktur fisik di setiap lokasi.

Penting bagi perusahaan untuk memilih dengan cermat produsen kontrak atau penyedia EMS yang andal dan bereputasi baik untuk memastikan kemitraan outsourcing yang sukses. Komunikasi yang efektif, kolaborasi, dan ekspektasi yang jelas sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan dan mempertahankan standar kualitas produk selama proses outsourcing.

Tren dalam industri elektronik konsumen

Electronics manufacturing process is made easier to follow and monitor with Katana ERP manufacturing software.

Industri manufaktur elektronik konsumen terus berkembang, dengan teknologi dan produk baru yang diperkenalkan dan produk lama menjadi usang. Oleh karena itu, mungkin sulit untuk mengikuti tren terbaru dalam industri ini.

Namun demikian, memahami tren ini penting bagi siapa saja yang ingin tetap menjadi yang terdepan. Berikut ini adalah beberapa tren penting yang membentuk lanskap elektronik konsumen:

  • Perangkat pintar dan terhubung - Proliferasi perangkat pintar dan terhubung terus menjadi tren yang dominan. Mulai dari ponsel pintar dan jam tangan pintar hingga peralatan rumah tangga pintar dan perangkat Internet of Things (IoT), konsumen mencari konektivitas dan integrasi tanpa batas di seluruh ekosistem digital mereka.
  • Integrasi kecerdasan buatan (AI) - AI telah muncul sebagai kekuatan transformatif dalam elektronik konsumen. Fitur-fitur bertenaga AI dan asisten suara menjadi semakin lazim, memungkinkan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi, pengenalan suara yang lebih baik, dan otomatisasi cerdas di perangkat seperti asisten virtual, speaker pintar, dan sistem otomasi rumah.
  • Realitas tertambah dan virtual (AR/VR) - Teknologi AR dan VR merevolusi industri elektronik konsumen. Headset realitas virtual, aplikasi realitas tertambah, dan pengalaman bermain game yang imersif semakin populer, sementara industri seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan hiburan mengeksplorasi potensi aplikasi AR / VR.
  • Teknologi yang dapat dikenakan - Perangkat yang dapat dikenakan, seperti pelacak kebugaran, jam tangan pintar, dan pakaian pintar, mengalami pertumbuhan yang stabil. Konsumen semakin banyak mengadopsi perangkat yang dapat dikenakan untuk memantau kesehatan dan kebugaran mereka, melacak aktivitas harian, menerima pemberitahuan, dan mengakses data yang dipersonalisasi saat bepergian.
  • Konektivitas 5G - Kemunculan teknologi 5G menghadirkan konektivitas nirkabel yang lebih cepat dan lebih andal, membuka pintu bagi berbagai kemungkinan baru dalam elektronik konsumen. 5G memungkinkan pengalaman seluler yang lebih baik, mendukung streaming waktu nyata, mendukung perangkat IoT, dan memfasilitasi kemajuan di berbagai bidang seperti kendaraan otonom dan kota pintar.
  • Inisiatif keberlanjutan dan ramah lingkungan - Kesadaran lingkungan mempengaruhi tren elektronik konsumen. Semakin banyak konsumen yang mencari produk yang ramah lingkungan dan hemat energi, sehingga mendorong produsen untuk mengadopsi praktik berkelanjutan, menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, dan mengurangi limbah.
  • Teknologi layar canggih - Teknologi layar berkembang untuk menawarkan pengalaman visual yang lebih baik. Layar OLED dan QLED dengan warna-warna cerah, rasio kontras tinggi, dan profil ramping semakin lazim digunakan pada ponsel cerdas, televisi, dan monitor. Layar yang dapat dilipat juga mendapatkan perhatian, memungkinkan faktor bentuk yang inovatif.
  • E-commerce dan penjualan langsung ke konsumen - Munculnya e-commerce telah mengubah industri elektronik konsumen. Konsumen sekarang memiliki akses ke berbagai macam produk secara online, dan model penjualan langsung ke konsumen menjadi lebih umum, memungkinkan merek untuk menjalin hubungan langsung dengan pelanggan mereka.

Perlu dicatat bahwa tren ini bersifat dinamis dan dapat berubah secara konstan seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan konsumen. Produsen dan pemain industri harus tetap gesit dan responsif terhadap tren ini agar tetap kompetitif di pasar elektronik konsumen.

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam proses produksi elektronik?

Industri produksi elektronik konsumen adalah salah satu industri yang paling cepat berubah dan kompetitif secara global. Agar berhasil, perusahaan harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan lanskap yang terus berubah untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan.

Akan tetapi, ada beberapa tantangan yang dihadapi industri ini. Di bawah ini kami akan membahas 19 tantangan terbesar dalam industri elektronik.

1. Teknologi yang berubah dengan cepat

Salah satu tantangan terbesar dari industri elektronik adalah laju perubahan yang cepat. Teknologi berkembang dengan kecepatan yang terus meningkat. Perusahaan harus terus memperbarui produk mereka untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan dan menghindari produk yang sudah usang menjadi stok mati.

Hal ini bisa menjadi proses yang mahal dan memakan waktu.

2. Siklus hidup produk yang pendek

Tantangan lain yang dihadapi oleh proses produksi elektronik adalah siklus hidup produk yang pendek. Karena laju perubahan yang cepat, produk dengan cepat menjadi usang dan harus diganti dengan model yang lebih baru. Hal ini dapat menyebabkan tingkat limbah yang tinggi.

3. Persaingan yang semakin meningkat

Industri manufaktur elektronik konsumen sangat kompetitif. Banyak perusahaan bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar, dan pendatang baru terus memasuki pasar. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk membedakan produk mereka dan menonjol dari yang lain.

4. Tekanan harga

Karena tingkat persaingan yang tinggi, ada juga banyak tekanan untuk menetapkan harga jual di industri elektronik konsumen. Perusahaan terus-menerus berada di bawah tekanan untuk menurunkan harga, yang berdampak pada margin dan profitabilitas.

5. Akses ke bahan baku

Banyak barang elektronik konsumen dibuat dari logam tanah jarang dan bahan lain yang sulit diperoleh. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga. Contohnya, sejak tahun 2020, telah terjadi kekurangan chip global besar-besaran yang berdampak pada banyak merek, mulai dari Sony hingga Toyota.

6. Peraturan lingkungan

Proses manufaktur elektronik tunduk pada beberapa peraturan lingkungan. Peraturan ini dapat berdampak pada desain, pembuatan, dan penggunaan produk.

7. Mengubah preferensi konsumen

Preferensi konsumen terus berubah, sehingga menyulitkan perusahaan untuk memenuhi permintaan. Misalnya, popularitas ponsel pintar telah menyebabkan penurunan permintaan telepon tradisional dan perangkat lainnya.

8. Kondisi ekonomi

Proses manufaktur elektronik konsumen rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Misalnya, resesi global pada tahun 2008 - 2009 berdampak signifikan pada penjualan barang elektronik konsumen.

9. Tekanan media sosial

Media sosial dapat berdampak signifikan pada industri elektronik konsumen. Misalnya, ulasan atau komentar negatif tentang suatu produk dapat menyebar dengan cepat dan merusak reputasi perusahaan.

10. Pencurian kekayaan intelektual

Industri elektronik konsumen juga rentan terhadap pencurian kekayaan intelektual, terutama ketika melakukan outsourcing. Hal ini dapat terjadi ketika produk ditiru, atau produk palsu dijual, yang menyebabkan hilangnya penjualan dan pendapatan.

11. Gangguan rantai pasokan

Proses manufaktur elektronik bergantung pada rantai pasokan global yang kompleks. Hal ini dapat membuatnya rentan terhadap gangguan, seperti bencana alam atau ketidakstabilan politik. Semua itu akan sangat memengaruhi waktu tunggu produksi Anda.

12. Risiko keamanan data

Dengan semakin banyaknya produk yang terhubung, risiko keamanan data pun meningkat. Peretas dapat memperoleh akses ke data pribadi atau rahasia perusahaan, yang mengarah pada konsekuensi serius.

13. Masalah tenaga kerja

Industri elektronik konsumen sering dikritik karena praktik ketenagakerjaannya. Misalnya, ada tuduhan kondisi kerja yang buruk dan upah pabrik yang rendah di negara-negara berkembang.

14. Pasar negara berkembang

Industri elektronik konsumen semakin berfokus pada pasar negara berkembang. Namun, pasar-pasar ini dapat menjadi tantangan karena perbedaan budaya, bahasa, dan praktik bisnis.

15. Keberlanjutan

Proses manufaktur elektronik berada di bawah tekanan untuk menjadi lebih berkelanjutan. Sebagai contoh, ada permintaan yang terus meningkat untuk produk yang terbuat dari bahan daur ulang.

16. Manajemen akhir masa pakai

Ketika produk mencapai akhir masa pakainya, produk tersebut harus dibuang dengan benar untuk menghindari pencemaran lingkungan. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi industri elektronik konsumen karena banyaknya produk yang dibuang setiap tahunnya.

17. Garansi dan dukungan

Pelanggan sering kali mengharapkan garansi dan dukungan tingkat tinggi untuk produk mereka. Hal ini dapat menjadi mahal bagi perusahaan elektronik, terutama jika produk yang rusak segera rusak setelah pembelian.

18. Produk palsu

Penjualan produk palsu adalah masalah besar dalam industri elektronik konsumen. Hal ini dapat merusak reputasi perusahaan dan menyebabkan hilangnya penjualan.

19. Penarikan produk

Penarikan produk dapat merugikan dan merusak reputasi perusahaan. Penarikan produk juga dapat menyebabkan masalah hukum jika pelanggan terluka, atau produk ditemukan cacat. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menerapkan perangkat lunak ketertelusuran sekarang agar siap menghadapi skenario seperti itu.

Disadur dari: katanamrp.com

Selengkapnya
Pengalihdayaan Manufaktur Elektronik: Keuntungan dan Pertimbangan dalam Industri Elektronik Modern

Industri Elektronika

Transformasi Industri Elektronik Konsumen di Indonesia: Peluang Bisnis dan Tantangan dalam Era Digital

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


Pemerintah Indonesia telah menjadikan perangkat elektronik sebagai salah satu dari enam prioritas manufaktur di sektor industri yang sedang berkembang pesat.

Sejak tahun 2018, pemerintah telah mengidentifikasi elektronik sebagai salah satu sektor industri utama yang akan dikembangkan.

Beberapa sektor industri mencatatkan kinerja pertumbuhan yang cemerlang pada Triwulan-III tahun 2022, dengan industri barang logam, komputer, barang elektronik, peralatan optik, dan peralatan listrik mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,56%.

"Pesatnya pertumbuhan di subsektor ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk meningkatkan permintaan domestik. Di antaranya, saat kami merelaksasi PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), yang berdampak luar biasa terhadap pasar, dan juga program P3DN yang turut mendorong penyerapan produk dalam negeri," ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian.

Indonesia masih mengimpor barang elektronik senilai US$ 25,5 miliar

Namun, Indonesia masih mengimpor banyak produk elektronik pada tahun 2022 yang mencapai US$ 25,5 miliar.

Sebanyak 53% atau US$ 13 miliar dari total impor tersebut berupa komponen untuk industri elektronika dan telematika. Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas elektronik tersebut karena beberapa hal krusial.

Pertama, kurangnya pemasok komponen dalam negeri, sebagian produksi elektronik Indonesia untuk pasar domestik, dan integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk pasar global yang masih minim. Sebanyak 80 dari 510 UKM bergerak di sektor manufaktur peralatan listrik.

Kedua, infrastruktur yang tidak memadai. Mayoritas operasi manufaktur di Indonesia hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Batam.

Ketiga, sumber daya manusia yang kurang terampil. Hanya 1,4% yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, Indonesia masih didominasi oleh populasi yang tidak terampil. Pada tahun 2018, 11,4% lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menganggur, dan 5,2% lulusan universitas menganggur.

Peluang bisnis melalui pertumbuhan industri elektronik

Saat ini, produk domestik bruto (PDB) industri elektronik akan tumbuh 6,71% pada tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh permintaan yang tinggi.

Segmen elektronik konsumen di Indonesia adalah yang paling berkembang, hal ini disebabkan oleh pasar rumah tangga yang besar, yaitu 64 juta orang.

Pada tahun 2020, pendapatan di industri elektronik sekitar US$ 5.553 juta, meningkat 39,4% dari tahun ke tahun.

Pada segmen ini, diperkirakan akan ada peningkatan sebesar 12,2% dari tahun 2020 hingga 2025 dengan nilai transaksi mencapai US$ 9.988 juta.

Sementara itu, rumah tangga di Indonesia menghabiskan 9% dari pengeluaran rumah tangganya untuk membeli barang elektronik audio video.

Selain itu, pendapatan di sektor peralatan rumah tangga mencapai US$ 866 juta pada tahun 2020. Diperkirakan pertumbuhannya akan mencapai 15,7% dari tahun 2020-2025.

Sementara itu, penetrasi smartphone di Indonesia telah meningkat menjadi 70% dari populasi di tahun 2020 dan akan mencapai 89% di tahun 2025.

Di sisi lain, dengan berkembangnya penggunaan smartphone dan digitalisasi, di sektor e-commerce, tercatat pada tahun 2022 penggunaan transaksi elektronik e-commerce telah mencapai Rp 476,3 triliun atau meningkat 18,7%.

Disadur dari: indonesiabusinesspost.com

Selengkapnya
Transformasi Industri Elektronik Konsumen di Indonesia: Peluang Bisnis dan Tantangan dalam Era Digital

Industri Elektronika

Transformasi Elektronik Konsumen: Dari Radio ke Barang Pintar di Era Digital

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


Elektronik konsumen

Elektronik konsumen atau elektronik rumah tangga adalah peralatan elektronik (analog atau digital) yang ditujukan untuk penggunaan sehari-hari, biasanya di rumah-rumah pribadi. Barang elektronik konsumen mencakup perangkat yang digunakan untuk hiburan, komunikasi, dan rekreasi. Produk-produk ini biasanya disebut sebagai barang hitam karena banyak produk yang dibungkus dengan casing hitam atau gelap.

Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari "barang putih" yang dimaksudkan untuk tugas-tugas rumah tangga, seperti mesin cuci dan lemari es, meskipun saat ini, ini akan dianggap sebagai barang hitam, beberapa di antaranya terhubung ke Internet. Dalam bahasa Inggris Inggris, mereka sering disebut barang cokelat oleh produsen dan penjual. Pada tahun 2010-an, pembedaan ini tidak ada di toko-toko elektronik konsumen kotak besar, yang menjual perangkat hiburan, komunikasi dan perangkat kantor di rumah, lampu dan peralatan, termasuk jenis kamar mandi.

Penyiaran radio pada awal abad ke-20 menghadirkan produk konsumen utama yang pertama, yaitu penerima siaran. Produk selanjutnya termasuk telepon, televisi, dan kalkulator, kemudian perekam dan pemutar audio dan video, konsol game, ponsel, komputer pribadi, dan pemutar MP3. Pada tahun 2010-an, toko elektronik konsumen sering menjual GPS, elektronik otomotif (stereo mobil), konsol video game, alat musik elektronik (misalnya, keyboard synthesizer), mesin karaoke, kamera digital, dan pemutar video (VCR pada tahun 1980-an dan 1990-an, kemudian pemutar DVD dan pemutar Blu-ray).

Toko-toko ini juga menjual lampu dan peralatan pintar, kamera digital, camcorder, ponsel, dan smartphone. Beberapa produk terbaru yang dijual termasuk kacamata display virtual reality yang dipasang di kepala, perangkat rumah pintar yang menghubungkan perangkat rumah ke Internet, perangkat streaming, dan teknologi yang dapat dikenakan.

Pada tahun 2010-an, sebagian besar barang elektronik konsumen telah berbasis teknologi digital. Mereka pada dasarnya telah bergabung dengan industri komputer dalam apa yang semakin sering disebut sebagai konsumerisasi teknologi informasi. Beberapa toko elektronik konsumen juga mulai menjual perabot kantor dan bayi. Toko elektronik konsumen dapat berupa toko ritel fisik, toko online, atau kombinasi keduanya. Penjualan elektronik konsumen tahunan diperkirakan akan mencapai $ 2,9 triliun pada tahun 2020. Ini adalah bagian dari industri elektronik yang lebih luas. Pada gilirannya, kekuatan pendorong di balik industri elektronik adalah industri semikonduktor.

Sejarah

Selama lima puluh tahun pertama, meja putar fonograf tidak menggunakan elektronik; jarum dan klakson suara adalah teknologi mekanis murni. Namun, pada tahun 1920-an, penyiaran radio menjadi dasar produksi massal penerima radio. Tabung vakum yang membuat radio menjadi praktis juga digunakan pada pemutar rekaman, untuk memperkuat suara agar dapat diputar melalui pengeras suara. Televisi segera ditemukan namun tetap tidak signifikan di pasar konsumen hingga tahun 1950-an.

Transistor pertama yang berfungsi, transistor kontak-titik, ditemukan oleh John Bardeen dan Walter Houser Brattain di Bell Laboratories pada tahun 1947, yang mengarah pada penelitian yang signifikan di bidang semikonduktor solid-state pada awal tahun 1950-an. Penemuan dan pengembangan transistor paling awal di Bell mengarah pada radio transistor. Hal ini menyebabkan munculnya industri elektronik konsumen hiburan rumah yang dimulai pada tahun 1950-an, sebagian besar karena upaya Tokyo Tsushin Kogyo (sekarang Sony) yang berhasil mengomersialkan teknologi transistor untuk pasar massal, dengan radio transistor yang terjangkau dan kemudian perangkat televisi transistor.

Sirkuit terintegrasi (IC) menyusul ketika produsen membangun sirkuit (biasanya untuk keperluan militer) pada satu substrat menggunakan koneksi listrik antara sirkuit di dalam chip itu sendiri. Teknologi IC menghasilkan produk elektronik konsumen yang lebih canggih dan lebih murah, seperti televisi transistor, kalkulator saku, dan pada tahun 1980-an, konsol video game yang terjangkau dan komputer pribadi yang dapat dibeli oleh keluarga kelas menengah.

Pada tahun 2004, industri elektronik konsumen bernilai US$240 miliar per tahun di seluruh dunia yang terdiri dari peralatan visual, peralatan audio, dan konsol game. Industri ini benar-benar global dengan Asia Pasifik memiliki 35% pangsa pasar, Eropa memiliki 31,5%, Amerika Serikat memiliki 23%, dan sisanya di seluruh dunia. Pemain utama dalam industri ini adalah nama-nama besar seperti Sony, Samsung, Philips, Sanyo, dan Sharp. Samsung Electronics adalah bagian dari Samsung Group. Pada tahun 2003, pendapatan gabungan untuk Samsung Electronics adalah $55 miliar. Samsung Electronics UK adalah anak perusahaan Samsung Electronics yang menyumbangkan pendapatan sebesar $1,2 miliar.

Samsung Electronics memiliki salah satu pengeluaran R&D tertinggi sebagai proporsi pendapatan di industri ini dan menghabiskan sekitar $ 2,9 miliar pada tahun 2003. Bersama para pesaingnya, Samsung Electronics bersifat global dan mempekerjakan 88.000 orang di 89 kantor di 46 negara. Tidak termasuk fasilitas di Korea, perusahaan ini memiliki 24 kompleks manufaktur, 40 basis distribusi, dan 15 cabang yang tersebar di semua benua kecuali Antartika. Negara-negara yang memiliki fasilitas manufaktur termasuk AS, Malaysia, Cina, India, dan Hongaria.

Barang putih

Peningkatan popularitas peralatan rumah tangga seperti 'barang putih' merupakan elemen karakteristik dari pola konsumsi selama masa keemasan ekonomi Barat. Industri barang putih Eropa telah berkembang selama 40 tahun terakhir, pertama-tama karena perubahan hambatan tarif, dan kemudian karena pergeseran teknis dan permintaan. Pengeluaran untuk peralatan rumah tangga hanya mengambil sebagian kecil dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, meningkat dari 0,5 persen di AS pada tahun 1920, menjadi sekitar 2 persen pada tahun 1980.

Namun, urutan barang tahan lama elektrik dan mekanis telah mengubah aktivitas dan pengalaman rumah tangga di Amerika dan Inggris pada abad ke-20. Dengan berkembangnya kompor, penyedot debu, lemari es, mesin cuci, radio, televisi, AC, dan oven microwave, rumah tangga telah mendapatkan lebih banyak peralatan. Meskipun barang-barang ini ada di mana-mana, penyebarannya tidak dipahami dengan baik. Beberapa jenis peralatan lebih sering menyebar daripada yang lain. Secara khusus, peralatan hiburan rumah tangga seperti radio dan televisi telah menyebar lebih cepat daripada mesin-mesin rumah tangga dan dapur."

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Transformasi Elektronik Konsumen: Dari Radio ke Barang Pintar di Era Digital

Industri Keramik

Proses Produksi Keramik Canggih: Dari Bahan Baku hingga Sintering

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 03 Mei 2024


Proses bahan baku

Bahan baku untuk memproduksi keramik canggih tersedia dalam bentuk bubuk. Serbuk yang digunakan oleh International Syalons memiliki kualitas terbaik, baik dari segi kemurnian maupun ukuran partikelnya, yang biasanya berukuran sub-mikron.

Sebelum dibentuk, campuran bahan baku yang sesuai dicampur bersama untuk membentuk bahan baku yang digunakan dalam proses pembentukan. Di International Syalons, bahan baku ini biasanya terdiri dari 3 jenis: bubuk kering semprot, slip berair, atau bahan baku adonan.

Bubuk kering semprot

Pengeringan semprot adalah metode untuk menghasilkan bubuk butiran yang mengalir bebas, seragam, dan merupakan bahan baku yang ideal untuk berbagai proses pengepresan, seperti pengepresan uniaksial dan pengepresan isostatik kantong basah dan kering. Campuran bahan baku digiling terlebih dahulu dalam ball mill dalam pelarut, seperti air, menggunakan bola keramik. Pada tahap ini, penambahan hingga 5% bahan pengikat organik dapat ditambahkan ke bahan baku bubur sebelum pengeringan semprot. Pengikat, yang dapat berupa pelumas dan alat bantu pengepresan, membantu memberikan kekuatan hijau yang baik pada tahap pengepresan berikutnya. Bubur dan bahan tambahan dikeringkan secara semprot dengan cara dikabutkan dalam aliran udara panas.

Slip berair

Aqueous slip dibuat dengan menggiling campuran bahan baku dalam ball mill dalam air bersama dengan dispersan organik untuk menghasilkan cairan, bubur yang sangat pekat, yang digunakan untuk pengecoran slip dan tekanan untuk menghasilkan bagian dengan kepadatan hijau yang tinggi.

Bahan baku adonan keramik

Bahan baku adonan keramik dibuat dengan mencampurkan campuran bahan baku keramik dengan pelarut (biasanya air) dan campuran pengikat organik dan pemlastis untuk menghasilkan badan plastik seperti tanah liat yang dapat diubah bentuknya di bawah tekanan, misalnya dengan ekstrusi.
Kualitas bahan baku ini menjadi sangat penting dalam tahap pembuatan selanjutnya - proses pembentukan. Semakin baik bahan baku, semakin baik densitas hijau yang dicapai selama konsolidasi dan akibatnya semakin rendah penyusutan sintering pada tahap sintering.

Proses pembentukan

Proses pembentukan melibatkan tahap konsolidasi dan tahap pemesinan opsional, seperti yang ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Konsolidasi

Pemesinan Hijau (opsional)

Konsolidasi bertujuan untuk menghasilkan bagian yang mendekati bentuk bersih dengan kekuatan yang cukup untuk penanganan selanjutnya (dan pemesinan hijau jika diperlukan). Teknik konsolidasi yang digunakan oleh International Syalons meliputi pengepresan uniaksial, pengepresan isostatik, pengecoran selip, dan ekstrusi.

Metode konsolidasi

Pengepresan uniaksial

Pengepresan uniaksial atau die pressing adalah metode konsolidasi volume menengah hingga tinggi untuk komponen mulai dari yang sederhana (misalnya cakram atau pelat) hingga yang relatif rumit (misalnya komponen dengan lubang atau ceruk). Proses ini melibatkan pemadatan uniaksial dari bubuk kering semprot dalam cetakan yang kaku (biasanya baja perkakas).
Komponen yang dibuat dengan pengepresan uniaksial biasanya tidak memerlukan pemesinan hijau berikutnya dan jika memungkinkan dibuat dengan toleransi seperti yang disinter. (Lihat artikel Merancang dengan Keramik untuk informasi lebih lanjut tentang toleransi sinter).

Pengepresan isostatik

Pengepresan isostatik adalah teknik konsolidasi volume kecil hingga menengah yang terdiri dari 2 variasi: pengepresan kantong basah dan pengepresan kantong kering. Dalam kedua kasus tersebut, bubuk kering semprot dimasukkan ke dalam kantong fleksibel (biasanya karet atau poliuretan) yang diberi tekanan isostatik.

Pengepresan kantong basah terutama untuk bentuk stok sederhana seperti batang yang kemudian dikerjakan dengan mesin hijau ke bentuk yang diperlukan, sedangkan pengepresan kantong kering dapat menghasilkan bentuk yang lebih kompleks, seperti nozel, yang umumnya tidak dikerjakan dengan mesin hijau.

Pengecoran selip

Slip casting, juga dikenal sebagai drain casting, adalah metode konsolidasi volume kecil hingga menengah untuk bentuk yang umumnya sederhana seperti tabung dan cawan lebur, tetapi juga untuk bentuk yang lebih kompleks seperti sendok.
Slip casting menggunakan slip yang sangat cair dan pekat yang dituangkan ke dalam cetakan berpori (biasanya terbuat dari plester). Air ditarik dari slip ke dalam plester dengan aksi kapiler yang meninggalkan campuran bubuk yang terkonsolidasi yang disimpan di bagian dalam cetakan. Seiring waktu, ketebalan gips akan bertambah. Ketika ketebalan yang dibutuhkan tercapai, slip yang tersisa dikeringkan dari cetakan.
Variasi dari pengecoran slip adalah pengecoran bertekanan. Dalam hal ini tekanan diterapkan pada slip dalam cetakan yang memungkinkan bagian berdinding lebih tebal atau bagian padat untuk dilemparkan.

Ekstrusi

Ekstrusi adalah teknik konsolidasi volume menengah hingga tinggi untuk menghasilkan bentuk sederhana seperti tabung berdiameter kecil. Bahan baku adonan berubah bentuk di bawah tekanan dan pengikat dalam campuran membantu mempertahankan bentuk yang diekstrusi saat mengering.

Pemesinan hijau

Pemesinan hijau adalah pemesinan benda 'hijau' atau benda mentah yang tidak dibakar. Hal ini perlu dilakukan ketika metode konsolidasi yang digunakan tidak dapat menghasilkan bentuk yang dibutuhkan. Sebagai contoh, cara terbaik untuk membuat bagian seperti pin lokasi pengelasan adalah dengan mesin hijau batang yang ditekan secara isostatik.

Di International Syalons kami menggunakan mesin bubut dan mesin frais standar dan CNC. Tergantung pada bagiannya, sebanyak mungkin pemesinan dilakukan dalam keadaan hijau. Pemesinan hijau tidak hanya cepat, tetapi juga jauh lebih murah daripada penggerindaan berlian dan debu dari proses pemesinan dapat dikumpulkan dan didaur ulang.

Sintering

Sintering adalah proses di mana bagian keramik hijau yang terkonsolidasi dibakar untuk menghasilkan keramik teknis yang padat dan canggih. Tepat sebelum atau selama tahap ini, semua bahan tambahan organik harus dihilangkan. Hal ini paling baik dilakukan di atmosfer udara.

Selama sintering, keramik dipanaskan hingga di bawah titik lelehnya. Pada suhu tinggi, serbuk keramik halus mengalami beberapa perubahan dari penataan ulang partikel hingga pertumbuhan butir dan akhirnya penghapusan pori. Untuk keramik seperti alumina dan zirkonia, proses ini disebut solid-state sintering dan melibatkan pengangkutan material melalui difusi. Keramik seperti silikon nitrida dan silikon karbida lebih sulit untuk dipadatkan dan sering kali menggunakan mekanisme sintering yang disebut sintering fase cair.  Dalam hal ini, sejumlah kecil aditif dalam campuran membentuk cairan pada suhu sintering di mana partikel serbuk primer (misalnya silikon nitrida) pertama-tama mengatur ulang karena gaya kapiler, memberikan pengemasan yang lebih baik. Kemudian pada titik-titik kontak antar partikel, beberapa partikel padat mulai larut dalam cairan dan diendapkan kembali di area leher di antara partikel. Akhirnya pori-pori dihilangkan dan keramik mencapai kepadatan penuh. Sintering berlangsung dalam atmosfer yang berbeda tergantung pada bahan yang disinter. Misalnya silikon nitrida disinter dalam atmosfer nitrogen.

Selama sintering, keramik tingkat lanjut biasanya menyusut sekitar 20-25%. Sangatlah penting untuk mendapatkan kerapatan hijau yang baik dan seragam selama tahap pembentukan untuk mendapatkan penyusutan yang terkendali dan seragam.

Penggerindaan berlian

Penggerindaan intan adalah proses pemesinan yang dilakukan pada bagian yang disinter yang perlu ditoleransi secara ketat, membutuhkan permukaan akhir yang lebih baik atau untuk menghilangkan cacat permukaan dan dengan demikian merupakan proses opsional.

Proses pemesinan akhir meliputi penggerindaan, pemotongan, pengasahan, pemolesan, dan pemolesan. Setiap proses ini membutuhkan perkakas berlian karena kekerasan yang tinggi dari keramik canggih yang padat. Selain itu, laju penghilangan material sangat lambat karena harus berhati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan permukaan. Oleh karena itu, proses ini relatif mahal sehingga upaya terbaik selalu dilakukan untuk meminimalkan kebutuhan penggerindaan intan, misalnya dengan bekerja pada toleransi 'as-sinter'.

Inspeksi

Inspeksi adalah tahap akhir dari proses pembuatan keramik dan umumnya melibatkan inspeksi visual bagian dan inspeksi dimensi pada gambar. Inspeksi visual melibatkan mencari retakan atau cacat pada bagian tersebut dan untuk memastikan bagian tersebut bersih. Inspeksi dimensi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan seperti kaliper Vernier, mikrometer, mesin pengukur koordinat (CMM), grafik bayangan, dll.

Disadur dari: www.syalons.com

Selengkapnya
Proses Produksi Keramik Canggih: Dari Bahan Baku hingga Sintering
« First Previous page 859 of 952 Next Last »