Perindustrian

Industri Manufaktur Indonesia Semakin Ekspansif

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Ekspansi sektor manufaktur masih terus meningkat. Hal tersebut terlihat beberapa kinerja sektor manufaktur yang makin membaik, seperti PDB, realisasi investasi, capaian ekspor, serapan tenaga kerja dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.

Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak 2010, sektor industri terus memberikan kontribusi terbesar pada PDB nasional, bahkan di kala puncak pandemi terjadi pada tahun 2020-2021. Pada 2021, sektor industri mencatatkan PDB sebesar Rp2.946,9 Triliun, meningkat dari tahun 2020 yang mencapai Rp2.760,43 Triliun.

“Pada 2020, kontribusi sektor industri di Indonesia yang mencapai 19,8% juga melampaui rata-rata dunia yang sebesar 16,5%,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis (10/2).

Sepanjang tahun 2021, investasi sektor manufaktur mencapai Rp325,4 Triliun. Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 Triliun, serta naik sebesar 19% dari tahun 2020 (Rp272,9 Triliun). Sebagai pembanding, pada tahun 2019, realisasi investasi di sektor ini adalah sebesar Rp215,9 Triliun.

“Seperti disampaikan sebelumnya oleh Menteri Perindustrian, melesatnya realisasi investasi di sektor industri menunjukkan level kepercayaan terhadap Indonesia yang masih tinggisebagai tempat yang tepat bagi bisnisnya. Hal tersebut juga menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” jelas Febri.

Peningkatan investasi juga erat kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021,menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,7 juta orang. Jumlah ini meningkat sekitar 7% dari total tenaga kerja pada 2020 yang sebesar 17,48 juta orang.

Di sisi ekspor, industri manufaktur juga memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2021. Nilai ekspor manufaktur pada periode tersebut mencapai USD177,10 Miliar, menyumbang hingga 76,49% dari total ekspor nasional.

Capaian tersebut meningkat dari angka ekspor manufaktur pada 2020 sebesar Rp131 Miliar, maupun tahun 2019 atau sebelum pandemi yang berada di angka Rp127,38 Miliar. Sementara itu, realisasi investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp325,4 triliun atau naik 19,24% dari nilai investasi tahun 2020.

Selanjutnya, angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif. Penurunan terjadi pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Pada periode 2021, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 53,2 di bulan Maret,54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57,2 di bulan Oktober.

Hal ini menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, yang terus berlanjut hingga tahun 2022, dengan angka PMI sebesar 53,5 pada Januari lalu. Menurut IHS Markit, kondisi permintaan secara umum menguat, yang mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.

Febri memaparkan, indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor industri terus berekspansi, bahkan terdapat beberapa sektor yang meningkat performanya di tengah pandemi. Peningkatan permintaan yang mulai pulih merupakan indikasi fondasi penting yang mendorong pemulihan sektor industri.“Walau demikian, tidak dipungkiri terjadi penurunan output akibat permintaan yang sangat berkurang karena dunia juga mengalami resesi,” jelasnya.

Di masa pandemi, sektor industri masih beroperasi walaupun terjadi penurunan utilisasi. Pada Desember 2021, rata-rata utilisasi sektor industri telah mencapai angka 66,7%, meningkat dari kondisi di awal tahun tersebut yang sebesar 60,30%.

Febri berpendapat, indikator-indikator yang digunakan untuk menilai performa sektor industri manufaktur perlu disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini. Penurunan persentase kontribusi industri terhadap PDB tidak serta merta berarti industri manufaktur mengalami deindustriliasasi.

“Selain itu, ekspansi pada sektor lain, seperti sektor jasa, juga mendukung kinerja sektor manufaktur. Terdapat jasa manufaktur dan jasa yang terkait manufaktur. Jika PDB-nya masuk ke sektor manufaktur, bisa menjadikan kontribusi PDB industri manufaktur terhadap ekonomi nasional jauh lebih besar,” pungkas Febri.

Sumber Artikel : Kemenperin.go.id

Selengkapnya
Industri Manufaktur Indonesia Semakin Ekspansif

Perindustrian

Investasi Rp 300 Miliar Dorong Industri Keramik Indonesia ke Posisi Lima Besar Dunia

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Industri keramik di tanah air terus bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi baru atau perluasan pabrik. Upaya ini akan semakin memperkuat aliran rantai pasok ubin keramik nasional sejalan dengan program subtitusi impor sebesar 35%.

“Dalam pengembangan industri keramik, kita harus mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri dengan visi menjadikan Indonesia kembali masuk dalam lima besar produsen ubin keramik dunia,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian pada Peresmian Perluasan Pabrik Plant 5B dan Peninjauan Proyek Perluasan Pabrik Plant 5C PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (20/7).

Warsito menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi kepada PT Arwana Citramulia Tbk yang telah merealisasikan investasinya, karena akan memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional. Selain itu, ekspansi ini membuktikan bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik dalam upaya membangkitkan kembali gairah pelaku industri setelah terkena dampak pandemi Covid-19.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah bersinergi bersama membangun iklim usaha yang kondusif khususnya di Kabupaten Mojokerto dan umumnya di Provinsi Jawa Timur. Kami optimistis, industri keramik nasional bisa lebih meningkatkan daya saing,” paparnya.

Kemenperin mencatat, PT Arwana Citra Mulia Tbk menggelontorkan dananya sebesar Rp300 miliar untuk penambahan kapasitas sebesar 3 juta meter persegi dari Plant 5B untuk produksi ubin keramik 60x60 cm. Selain itu penambahan kapasitas sebanyak 4,4 juta meter persegi dari proyek Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada awal tahun 2023 dengan kebutuhan tenaga kerja lokal hingga 401 orang.

“Tak hanya PT Arwana, selama semester I tahun 2022 ini, terdapat dua investasi lainnya di sektor ubin keramik, yaitu di Kawasan Industri Kendal sebesar Rp1,2 triliun dan di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi mencapai Rp 1,5 triliun,” sebut Warsito.

Warsito meyakini, tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan nonmigas, termasuk untuk industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian ini menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%.

“Pada triwulan I-2022, industri manufaktur mampu tumbuh sebesar 5,47%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01%. Pencapaian industri pengolahan nonmigas tersebut juga didukung kinerja positif sektor IKFT yang tumbuh sebesar 4,71% atau naik 0,14% dibandingkan kuartal akhir tahun 2021,” ungkapnya.

Warsito menambahkan, permintaan pasar dalam negeri untuk ubin keramik mencapai 7,8 juta ton di tahun 2021. Oleh karenanya, diharapkan ekspansi PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto dapat mengambil alih proporsi ubin keramik impor. “Daya saing industri ubin keramik dalam negeri akan semakin kuat dengan ditandai meningkatnya proporsi supply lokal dibanding impor,” imbuhnya.

PT Arwana Citramulia Tbk tengah bersiap membangun pabrik baru Plant 4C di Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Investasi yang dialokasikan sebesar Rp300 miliar, dengan kapasitas produksi sebesar 3,7 juta meter persegi per tahun. “Sehingga, dengan tambahan Plant 5B, Plant 5C dan Plant 4C, Arwana Ceramics akan mencatatkan total kapasitas terpasang sebesar 72 juta meter persegi per tahun,” kata Direktur Utama PT Arwana Citramulia Tbk, Tandean Rustandy.

Optimisme semakin didukung dengan pencapaian hasil usaha pada semester pertama 2022. Arwana Ceramics tercatat memperoleh laba bersih sebesar Rp305,8 miliar, yang merupakan peningkatan 38,4% year-on-year. Perusahaan meyakini target penjualan maupun laba bersih untuk tahun 2022 akan bisa tercapai dengan didukung produk ARNA Gres dari Plant 5B yang memiliki profit margin yang lebih besar dibandingkan lini-lini produk lainnya. Profitabilitas perusahaan berpotensi semakin meningkat lagi saat Plant 5C dan Plant 4C sudah mulai beroperasi.

Peluang pembangunan IKN
Optimisme kebangkitan industri bahan bagunan nasional khususnya ubin keramik nasional semakin jelas terlihat dengan adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) serta Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara.

“Bentang keseluruhan luas daratan IKN sebesar 256.142 hektare (Ha) dengan proyeksi pembangunan kawasan pengembangan IKN Nusantara sebesar 78% atau seluas 199.962 Ha. Kondisi tersebut bisa dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder bahan bangunan dan jasa konstruksi nasional untuk mulai menetapkan IKN Nusantara sebagai potensial market dalam peningkatan utilitas produksi dan dalam upaya menekan laju impor,” papar Plt. Dirjen IKFT.

Menurutnya, upaya tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui riset dan adopsi teknologi mutakhir yang menciptakan produk dengan desain dan kualitas kelas dunia yang efektif, efisien, serta ramah lingkungan. “Sehingga industri keramik dapat berjaya di negeri sendiri dan berdaya saing di pasar global,” tegas Warsito.

Sejalan dengan itu, pemerintah telah menerbitkan regulasi Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Disebutkan bahwa kementerian, lembaga, perangkat daerah wajib menggunakan produk dalam negeri termasuk rancang bangun dan perekeyasa nasional yang mepersyaratkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 40%.

Berikutnya, strategi pemerintah dalam pemulihan kinerja industri ubin keramik, yakni dengan melibatkan kolaborasi antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan melalui pemberlakuan peraturan perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard ubin keramik selama tiga tahun melalui regulasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.010/2021. “Perluasan produksi PT Arwana Citramulia Tbk Plant 5A dan 5B Mojokerto juga sebagai wujud komitmen dalam melaksanakan structural adjustment sebagai syarat perpanjangan safeguard,” ujarnya.

Warsito pun menyampaikan, strategi selanjutnya yang berdampak signifikan adalah insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/10/MEM Tahun 2020, yang selanjutnya diperbarui dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M Tahun 2021. Kebijakan ini terbukti meningkatkan efisiensi biaya operasional di tengah masa pandemi Covid-19. Capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 juga mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir. Selain itu, multiplier effect dari insentif HGBT untuk industri keramik adalah peningkatan investasi seperti yang dilakukan PT Arwarna Citramulia Tbk di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Strategi pemulihan yang tepat tentunya berdampak pada perbaikan berkesinambungan sehingga kinerja ekspor industri keramik nasional pada kuartal I tahun 2022 mampu tumbuh positif sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand. Pencapaian positif kinerja ekspor juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.

“Dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 pada industri keramik nasional, pemerintah juga telah mengupayakan strategi khusus yang komprehensif sesuai regulasi pemberlakuan SNI Wajib ubin keramik yang terakomodir melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85 Tahun 2016,” tegas Plt. Dirjen IKFT Kemenperin.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin dengan PT Arwana Citramulia Tbk tentang Fasilitasi Keramik untuk Pembuatan Dapur Bersih Bagi Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah Pangan. Ini merupakan kali ketiga pelaksanaan kerjasama penyaluran CSR keramik dari PT Arwana Citramulia Tbk kepada IKM Pangan binaan Kementerian Perindustrian.

“Dalam rangka pemberdayaan IKM pangan, Kemenperin menyelenggarakan berbagai program pembinaan dan pendampingan agar IKM dapat berproduksi sesuai standar keamanan pangan. Salah satunya dengan pemberian keramik untuk ruang produksi yang difasilitasi oleh PT Arwana Citramulia Tbk,” ujar Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.

Bantuan sejumlah 10.000 m2 keramik akan disalurkan kepada pengrajin IKM Pangan yang telah dikurasi oleh Ditjen IKMA, antara lain di Sentra IKM Makanan Ringan Kabupaten Mojokerto, Sentra IKM Gula Semut Kab. Banyumas, Sentra IKM Gula Semut Kab. Purbalingga dan Sentra IKM Garam Konsumsi Beryodium Kab. Pati.

Sumber: www.kemenperin.go.id
 

 

Selengkapnya
Investasi Rp 300 Miliar Dorong Industri Keramik Indonesia ke Posisi Lima Besar Dunia

Safety

Apa Saja Pelatihan Keselamatan yang Efektif

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Pelatihan keselamatan yang efektif

Pelatihan keselamatan yang efektif adalah frasa tidak resmi yang digunakan untuk menggambarkan materi pelatihan yang dirancang untuk mengajarkan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang dikembangkan oleh organisasi tenaga kerja pemerintah Amerika Serikat, Occupational Safety and Health Administration (OSHA). OSHA telah menghasilkan banyak standar dan peraturan yang memengaruhi pemberi kerja dan karyawan di Amerika Serikat. Pemberi kerja di Amerika Serikat memiliki tanggung jawab hukum untuk mendidik karyawan tentang semua standar keselamatan di tempat kerja dan bahaya yang mungkin dihadapi karyawan mereka saat bekerja, dan memberikan pelatihan keselamatan yang efektif memenuhi tanggung jawab tersebut.

Sebagai perusahaan

Semua pemberi kerja harus memiliki program keamanan yang mencakup informasi keamanan spesifik lokasi, jika diperlukan. Program pelatihan keselamatan harus mencakup topik-topik berikut:

  • pencegahan kecelakaan dan promosi keselamatan
  • kepatuhan keselamatan
  • kecelakaan dan tanggap darurat
  • alat pelindung diri
  • praktik keselamatan
  • peralatan dan mesin
  • keamanan bahan kimia dan berbahaya
  • bahaya di tempat kerja
  • keterlibatan karyawan

Pengusaha harus mendokumentasikan semua pelatihan. Membuat matriks pelatihan akan membantu melacak siapa saja yang telah dilatih, kapan mereka dilatih, topik pelatihan, dan kapan waktunya untuk pelatihan penyegaran. Karyawan juga harus menandatangani lembar tanda tangan resmi yang disediakan oleh pemberi kerja yang dapat menjadi bukti bahwa karyawan telah menerima pelatihan yang tepat. Lembar tanda tangan harus memiliki deskripsi yang luas tentang apa yang tercakup dalam pelatihan. Tes atau kuis tentang materi yang disajikan dapat membantu mengukur pemahaman karyawan tentang materi dan menyoroti topik yang perlu ditinjau ulang.

Populasi pekerja yang tidak bisa berbahasa Inggris terus bertambah di banyak industri dan penting bagi pemberi kerja untuk memberikan pelatihan dwibahasa bagi para pekerja tersebut, karena OSHA mewajibkan semua karyawan untuk dilatih dengan baik.

Sebagian besar karyawan menunjukkan sikap tidak tertarik dan takut untuk mengikuti pelatihan keselamatan, yang dapat membuat pelatih merasa frustrasi dan tidak dihargai. Adalah tugas pelatih untuk membuat pelatihan keselamatan yang menyenangkan dan mendidik, yang akan membantu peserta pelatihan untuk menyimpan informasi, menikmati pelatihan, dan menerapkan pembelajaran ke dalam pekerjaan dan kehidupan mereka.

Manfaat program pelatihan

Program pelatihan yang efektif dapat mengurangi jumlah cedera dan kematian, kerusakan properti, tanggung jawab hukum, penyakit, klaim kompensasi pekerja, dan waktu kerja yang hilang. Program pelatihan keselamatan yang efektif juga dapat membantu pelatih untuk menjaga agar kursus pelatihan keselamatan yang diwajibkan oleh OSHA tetap terorganisir dan terbaru. Kelas pelatihan keselamatan membantu membangun budaya keselamatan di mana karyawan sendiri membantu mempromosikan prosedur keselamatan yang tepat saat bekerja. Penting bagi karyawan baru untuk dilatih dengan baik dan memahami pentingnya keselamatan di tempat kerja karena mudah bagi pekerja yang sudah berpengalaman untuk memberikan pengaruh negatif kepada karyawan baru. Namun, pengaruh negatif tersebut dapat dihilangkan dengan pembentukan pelatihan keselamatan yang baru, praktis, dan inovatif yang pada akhirnya akan mengarah pada budaya keselamatan yang efektif. Sebuah studi NIOSH tahun 1998 menyimpulkan bahwa peran pelatihan dalam mengembangkan dan mempertahankan kegiatan pengendalian bahaya yang efektif adalah metode intervensi yang terbukti dan berhasil.

Pedoman pelatihan sukarela OSHA

OSHA mengeluarkan pedoman pelatihan sukarela pada tahun 1992. Pedoman ini berfungsi sebagai model untuk digunakan oleh para pelatih dalam mengembangkan, mengatur, mengevaluasi, dan mengedit program pelatihan keselamatan mereka. Penting bagi para pelatih untuk menyesuaikan pedoman OSHA dengan lokasi kerja mereka sehingga pelatihan relevan dengan kondisi kerja tertentu dan bukan hanya sesi informasi umum yang panjang.

Banyak standar yang ditetapkan oleh OSHA secara eksplisit mengharuskan pemberi kerja untuk melatih karyawan dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Standar OSHA lainnya membuat pemberi kerja bertanggung jawab untuk membatasi penugasan pekerjaan tertentu kepada karyawan yang "bersertifikat", "kompeten", atau "berkualifikasi" - yang berarti bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan khusus sebelumnya, baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Istilah personil yang "ditunjuk" berarti dipilih atau ditugaskan oleh pemberi kerja atau perwakilan pemberi kerja yang memenuhi syarat untuk melakukan tugas tertentu. Persyaratan ini mencerminkan keyakinan OSHA bahwa pelatihan merupakan bagian penting dari program keselamatan dan kesehatan setiap pemberi kerja untuk melindungi pekerja dari cedera dan penyakit.

Pedoman pelatihan OSHA mengikuti model yang terdiri dari:

  • Menentukan apakah Pelatihan Dibutuhkan
  • Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan
  • Mengidentifikasi Tujuan dan Sasaran
  • Mengembangkan kegiatan pembelajaran
  • Melaksanakan pelatihan
  • Mengevaluasi efektivitas program
  • Meningkatkan program
  • Pelatihan harus selaras dengan tugas pekerjaan.

A. Menentukan apakah pelatihan diperlukan

Pertama-tama, Anda harus menentukan apakah suatu situasi dapat diselesaikan dengan pelatihan. Pelatihan, atau pelatihan ulang jika diperlukan, dapat diwajibkan oleh standar OSHA. Pelatihan adalah solusi efektif untuk masalah-masalah seperti kurangnya pemahaman karyawan, ketidakpahaman terhadap peralatan, pelaksanaan tugas yang tidak benar, kurangnya perhatian, atau kurangnya motivasi. Namun, terkadang, situasi tidak dapat dimitigasi melalui penggunaan pelatihan dan metode lain, seperti penetapan kontrol teknik, mungkin diperlukan untuk memastikan keselamatan pekerja.

B. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

Analisis keselamatan kerja dan/atau analisis bahaya pekerjaan harus dilakukan dengan setiap karyawan sehingga dapat dipahami apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan bahaya apa yang terkait dengan pekerjaan tersebut. Seorang pelatih keselamatan dapat mengamati pekerja di lingkungannya untuk menilai kebutuhan pelatihan pekerja secara memadai. Karyawan tertentu mungkin memerlukan pelatihan ekstra karena bahaya yang terkait dengan pekerjaan mereka. Karyawan ini harus dilatih tidak hanya tentang cara melakukan pekerjaan mereka dengan aman tetapi juga tentang cara beroperasi di dalam lingkungan yang berbahaya.

C. Mengidentifikasi Tujuan dan Sasaran

Penting bagi Pelatih untuk mengidentifikasi materi pelatihan yang diperlukan. Sama pentingnya bagi pelatih untuk mengidentifikasi materi pelatihan yang tidak diperlukan untuk menghindari pelatihan yang tidak perlu dan rasa frustasi dari para peserta.

Pada awal setiap sesi pelatihan keselamatan, pelatih harus menyampaikan tujuan dari kelas tersebut dengan jelas. Tujuan harus disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang berorientasi pada tindakan seperti: karyawan "akan dapat mendemonstrasikan" atau "akan tahu kapan harus" yang akan membantu peserta memahami apa yang harus mereka ketahui di akhir kelas atau informasi apa yang harus diasimilasikan selama kelas berlangsung. Tujuan yang ditetapkan dengan jelas juga membantu memfokuskan proses evaluasi pada keahlian dan persyaratan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan aman.

D. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Pelatihan harus dilakukan secara langsung dan mensimulasikan pekerjaan semirip mungkin. Pelatih dapat menggunakan alat bantu instruksional seperti bagan, buku panduan, presentasi PowerPoint, dan film. Pelatih juga dapat menyertakan permainan peran, demonstrasi langsung, dan diskusi kelompok meja bundar untuk menstimulasi partisipasi karyawan. Permainan seperti "apa yang salah dengan gambar ini" (biasanya baik untuk menggunakan gambar-gambar situasi yang ditemukan di lokasi tertentu)" atau "bahaya keselamatan" dapat menjadi cara yang berguna untuk membuat pelatihan menjadi menyenangkan sekaligus mendidik.

E. Menyelenggarakan Pelatihan

Instruktur memberikan gambaran kepada karyawan tentang apa yang harus dipelajari dan menghubungkan pelatihan dengan pengalaman karyawan. Pengusaha juga harus menguraikan tujuan program dan mengajarkan konsep-konsep kunci untuk memperkuat apa yang dipelajari karyawan. Pada awal program pelatihan, pelatih harus menunjukkan kepada karyawan apa yang penting dan relevan dengan pekerjaan mereka. Ketika karyawan memahami manfaat pelatihan, mereka akan lebih fokus dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

F. Mengevaluasi Efektivitas Program

Penilaian membantu pemberi kerja atau supervisor menentukan seberapa banyak pembelajaran yang telah dicapai dan seberapa baik kinerja karyawan. Metode penilaian pelatihan meliputi:

Umpan balik siswa, pertanyaan, atau diskusi informal dengan karyawan membantu pemberi kerja menentukan relevansi dan kesesuaian program pelatihan. Perbaikan atau perubahan dapat dilihat melalui kacamata seorang pengamat yang berkedudukan baik untuk mengamati kinerja karyawan sebelum dan sesudah pelatihan. Selain itu, keberhasilan perbaikan tempat kerja dapat dicapai melalui program pelatihan yang dapat mendorong perubahan di seluruh tempat kerja, sehingga mengurangi tingkat cedera atau kecelakaan. Penilaian formal mencakup tes praktik dan tertulis, yang membantu menilai pemahaman Anda terhadap materi kursus. Misalnya, untuk operator forklift, tes tertulis dan tes praktik menunjukkan bidang pelatihan yang akan dinilai. Selain itu, pelaksanaan tes sebelum dan sesudah akan menciptakan basis pengetahuan atau tolok ukur untuk mengukur efektivitas pelatihan.

G. Meningkatkan Program

Setelah dilakukan peninjauan terhadap penilaian, ditemukan bahwa pelatihan yang diberikan kurang memadai dan karyawan belum mencapai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan. Saat mengevaluasi sebuah proyek, guru harus bertanya:

  1. Jika analisis pekerjaan dilakukan, apakah itu akurat?
  2. Apakah ada fitur penting dari pekerjaan yang diabaikan?
  3. Apakah kesenjangan penting dalam pengetahuan dan keterampilan disertakan?
  4. Apakah materi yang sudah diketahui karyawan sengaja dihilangkan?
  5. Apakah tujuan instruksional disajikan dengan jelas dan konkrit?
  6. Apakah tujuan menyatakan tingkat kinerja yang dapat diterima yang diharapkan dari karyawan?
  7. Apakah kegiatan pembelajaran mensimulasikan pekerjaan yang sebenarnya?
  8. Apakah pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pekerjaan?
  9. Ketika pelatihan disajikan, apakah pengorganisasian materi dan maknanya sudah jelas?
  10. Apakah karyawan termotivasi untuk belajar?
  11. Apakah karyawan diperbolehkan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan?
  12. Apakah evaluasi pemberi kerja terhadap program sudah menyeluruh?

Pelatihan komputer dan video

Komputer dan video dapat menjadi tambahan yang bagus untuk program pelatihan keamanan perusahaan Anda. Sumber daya yang ada mungkin tidak cukup untuk memenuhi persyaratan pelatihan OSHA karena tidak spesifik pada lokasi tertentu. Pelatihan dengan bantuan komputer dapat membantu mengatasi tantangan pendidikan seperti:

  • Melatih karyawan di lokasi terpencil
  • Karyawan yang bosan dengan pelatihan keselamatan yang sama
  • Manajer keselamatan kekurangan waktu dan sumber daya untuk melatih karyawan secara efektif
  • Menyediakan sarana untuk mendokumentasikan dan melacak kemajuan siswa
  • Menurunkan biaya pelatih atau biaya perjalanan
  • Lingkungan belajar yang serba cepat dan santai

Keselamatan Medis OSHA

Tidak ada tempat yang lebih penting untuk mempertimbangkan dampak positif peraturan OSHA dalam lingkungan kesehatan dan klinis. OSHA merevolusi bidang medis karena kemampuannya mencegah penyebaran penyakit. Semua klinik di wilayah AS, sipil atau militer, diatur oleh pedoman OSHA. Untuk mematuhi peraturan OSHA, Anda harus menjalankan program keselamatan OSHA dan melatih karyawan Anda setiap tahun. Beberapa topik yang memerlukan pelatihan bagi karyawan meliputi:

  • Standar Patogen Melalui Darah
  • Komunikasi Bahaya Kimia
  • Pengendalian Paparan Tuberkulosis
  • Paparan Merkuri
  • Paparan Radiasi Pengion
  • Rencana Pelarian Kebakaran
  • Rencana Tindakan Darurat
  • Keamanan Listrik
  • Standar Keselamatan Kebakaran

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Apa Saja Pelatihan Keselamatan yang Efektif

Wirausaha

Fenomena Mengejutkan! Usaha Sepatu Cibaduyut Berguguran, Gulung Tikar, Kenapa?

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Jakarta, CNBC Indonesia - Kejayaan Cibaduyut, Bandung sebagai sentra industri sepatu perlahan kian memudar. Saat ini, banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar karena menurunnya penjualan. Pantauan CNBC Indonesia di lokasi pada akhir pekan kemarin, banyak toko sepatu yang kini telah tutup.

Salah satu pedagang Sri Nilawati mengaku banyak rekannya yang kini tutup karena penjualan sudah jauh menurun, terutama jika membandingkannya dengan beberapa tahun lalu sebelum pandemi. Kondisi ini sangat terlihat jelas dari deretan toko di Cibaduyut banyak yang tertutup rapat.

"Tutup semua, pada gulung tikar. Ada mungkin setengahnya kurang," kata Sri kepada CNBC Indonesia, akhir pekan lalu.
Keputusan para pedagang untuk menutup tokonya karena penjualan tidak sebanding dengan modal. Untuk menyewa lapak di salah satu sudut Cibaduyut membutuhkan uang yang tidak sedikit. Misalnya saja untuk ukuran sekitar 4m2, pedagang harus merogoh kocek belasan hingga puluhan juta per tahunnya.

"Jauh bedanya, dulu lumayan, minggu hari gini bisa dapat Rp 3 juta - Rp 5 juta, sekarang boro-boro Rp 100 ribu aja untung, menurun jauh. Terakhir ramai 2019 sebelum covid. Sekarang sehari kadang ya penglaris kadang cuma dapat Rp 20 ribu karena orang luar kota nggak boleh masuk," sebut Sri.

Dengan pendapatan sebesar itu, banyak yang akhirnya tidak kuat lagi menahan beban. Apalagi, pedagang juga harus menyiapkan biaya lain seperti listrik hingga biaya operasional. Meskipun pandemi, sebagian pedagang tidak mendapat keringanan biaya.

"Saya mengontrak Rp 15 juta setahun. Dulu sama sekarang sama aja biayanya. Karenanya banyak yang jualan online. Tapi saya nggak karena belum bisa," ujar Sri yang sudah berjualan sepatu di Cibaduyut sejak 2004.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Selengkapnya
Fenomena Mengejutkan! Usaha Sepatu Cibaduyut Berguguran, Gulung Tikar, Kenapa?

Perindustrian

Insentif PPnBM DTP Terbukti Dongkrak Pertumbuhan Manufaktur

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) kendaraan roda empat terbukti mampu memberikan stimulus bagi peningkatan industri-industri pendukungnya, terutama yang bergerak pada industri komponen otomotif. Melalui kebijakan tersebut, beberapa subsektor manufaktur mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional 2021 yang sebesar 3,69%.

“Sepanjang 2021, tercatat industri pengolahan nonmigas tumbuh 3,67%. Beberapa subsektor tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya industri alat angkut sebesar 17,82%,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (10/2).

Industri alat angkut mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan subsektor industri lainnya, seperti industri logam dasar (11,5%), industri mesin dan perlengkapan (11,43%), ataupun industri kimia, farmasi, dan obat tradisional (9,61%).

Saat pandemi Covid-19 masuk ke tanah air, industri alat angkut merupakan salah satu subsektor manufaktur yang mengalami pukulan paling keras di antara subsektor manufaktur lainnya.  Kala itu, kontraksi pada pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 34,29 persen pada kuartal II/2020. Salah satu penyebabnya adalah turunnya penjualan kendaraan.

Di periode tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri otomotif hanya mampu menjual mobil sebanyak 24.042 unit, lebih rendah 89,44 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di samping itu, industri otomotif hanya mampu memproduksi 41.250 unit mobil atau lebih rendah 85,02 persen secara tahunan. Sepanjang 2020, pertumbuhan industri alat angkut minus 19,86%.

Padahal, industri otomotif merupakan industri yang menghidupi 1,5 juta pekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut. Akibat anjloknya sektor ini, banyak pekerja yang perkonomiannya turut terdampak. “Karena pertimbangan tersebut, Kemenperin sejak awal pandemi mengusulkan pembebasan pajak kepemilikan mobil baru yang direalisasikan melalui insentif PPnBM DTP,” tutur Agus.

Kebijakan tersebut kemudian direalisasikan pada 1 Maret 2021 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 20 Tahun 2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu Yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021.

Kebijakan tersebut kemudian diperpanjang hingga Desember 2021 karena terbukti meningkatkan penjualan mobil dan menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat penjualan mobil peserta insentif PPnBM DTP pada periode Maret hingga Desember 2021 sebanyak 519 ribu unit. Peningkatan penjualan mobil sebesar 113% dibandingkan tahun 2020.

Insentif tersebut memberikan peningkatan permintaan input di sektor industri (backward linkage) sebesar Rp36 Triliun serta peningkatan output sektor otomotif (forward linkage) sebesar Rp43 Triliun.

Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun danmenyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Total investasi yang telah tertanam di sektor otomotif mencapai Rp140 triliun.

Menperin menambahkan, proses manufaktur peserta program PPnBM DTP melibatkan sebanyak 319 perusahaan industri komponen Tier 1. Tentunya hal ini mendorong peningkatan kinerja industri komponen Tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah (IKM).

Terlibatnya IKM dalam industri komponen otomotif, diharapkan pula turut memberikan rangsangan pada peningkatan aspek ketenagakerjaan sektor industri manufaktur. “Seiring dengan bangkitnya sektor industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021 sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang. Diharapkan penyerapan tahun ini terus bertambah,” pungkasnya.

Insentif Dilanjutkan

Melihat manfaat yang besar dari kebijakan insentif diskon PPnBM DTP terhadap perekonomian di masa pandemi Covid-19, tahun ini pemerintah memutuskan untuk memperpanjang program tersebut, sejak 2 Februari 2022.  Menperin menyebut, perpanjangan insentif masih berada dalam koridor keberlanjutan program Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) 2022.

“Dilanjutkannya insentif PPnBM DTP tahun 2022 sekaligus akan mengurangi shock penjualan, serta dapat terus menjaga momentum pertumbuhan industri otomotif nasional, sekaligus meningkatkan utilisasi dan kinerja sektor industri komponen otomotif termasuk, industri kecil menengah,” papar Menperin.

Insentif diskon pajak PPnBM DTP dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 5/PMK.010/2022 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022. Aturan itu berisi tentang desain insentif baru yang disesuaikan dengan kondisi pemulihan sektor otomotif ke depan.

Pada aturan tesebut, insentif PPnBM DTP kendaraan bermotor roda empat diberikan bagi kendaraan dengan kandungan komponen lokal minimal 80%. Ada dua segmen yang kendaran bermotor yang mendapatkan insentif tersebut.

Segmen pertama, kendaraan bermotor dengan harga tertinggi Rp200 juta untuk kendaraan hemat energi dan harga terjangkau yang dikenal masyarakat sebagai Low-Cost Green Car (LCGC). Periode insentif untuk LCGC diberikan baik pada kuartal pertama, kedua, dan ketiga di 2022. Insentif diberikan dalam bentuk potongan PPnBM sebesar 100%, 66,66% dan 33,33% untuk masing-masing kuartal tersebut, sehingga PPnBM yang dibayar di kuartal pertama hanya sebesar 0%, kuartal kedua 1%, dan kuartal ketiga 2%.

Segmen kedua adalah kendaraan dengan kapasitas mesin sampai dengan 1500cc dengan harga antara Rp200-250 juta. Segmen ini mendapatkan diskon PPnBM sebesar 50% pada kuartal pertama sehingga konsumen membayar tarif PPnBM hanya sebesar 7,5%.

Sumber Artikel : Kemenperin.go.id

Selengkapnya
Insentif PPnBM DTP Terbukti Dongkrak Pertumbuhan Manufaktur

Supply Chain Management

Stok Pengaman: Pengertian, Definisi, Alasan Menjaga Stok Pengaman dan Kebijakan Inventaris

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 16 Februari 2025


Stok pengaman

Stok pengaman adalah istilah yang digunakan oleh para ahli logistik untuk menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi risiko kehabisan stok (kekurangan bahan baku atau kemasan) yang disebabkan oleh ketidakpastian pasokan dan permintaan. Tingkat persediaan pengaman yang memadai memungkinkan operasi bisnis berjalan sesuai dengan rencana mereka. Persediaan pengaman diadakan ketika ketidakpastian dalam permintaan, pasokan, atau hasil produksi, dan berfungsi sebagai jaminan terhadap kehabisan stok.

Stok pengaman adalah kuantitas tambahan dari suatu barang yang disimpan dalam inventaris untuk mengurangi risiko kehabisan stok. Stok pengaman berfungsi sebagai stok penyangga jika penjualan lebih besar dari yang direncanakan dan/atau pemasok tidak dapat mengirimkan unit tambahan pada waktu yang diharapkan.

Dengan produk baru, persediaan pengaman dapat digunakan sebagai alat strategis hingga perusahaan dapat menilai seberapa akurat ramalannya setelah beberapa tahun pertama, terutama ketika digunakan dengan lembar kerja perencanaan kebutuhan material (MRP). Semakin tidak akurat ramalannya, semakin banyak persediaan pengaman yang diperlukan untuk memastikan tingkat layanan tertentu. Dengan lembar kerja MRP, perusahaan dapat menilai berapa banyak yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan penjualan yang diperkirakan tanpa bergantung pada stok pengaman.

Namun, strategi yang umum dilakukan adalah mencoba mengurangi tingkat persediaan pengaman untuk membantu menjaga biaya inventaris tetap rendah setelah permintaan produk menjadi lebih dapat diprediksi. Hal ini sangat penting bagi perusahaan dengan bantalan keuangan yang lebih kecil atau mereka yang mencoba menjalankan lean manufacturing, yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan selama proses produksi.

Jumlah stok pengaman yang dipilih organisasi untuk disimpan dapat secara dramatis memengaruhi bisnisnya. Terlalu banyak stok pengaman dapat mengakibatkan tingginya biaya penyimpanan persediaan. Selain itu, produk yang disimpan terlalu lama dapat rusak, kadaluarsa, atau pecah selama proses pergudangan. Stok pengaman yang terlalu sedikit dapat menyebabkan hilangnya penjualan dan, dengan demikian, tingkat perputaran pelanggan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, menemukan keseimbangan yang tepat antara terlalu banyak dan terlalu sedikit persediaan pengaman sangat penting.

Alasan untuk menjaga stok pengaman

Persediaan pengaman terutama digunakan dalam strategi manufaktur "make-to-stock", yang digunakan ketika waktu tunggu produksi terlalu lama untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan biaya/kualitas/waktu tunggu yang tepat.

Tujuan utama dari persediaan pengaman adalah untuk menyerap variabilitas permintaan pelanggan. Memang, perencanaan produksi didasarkan pada perkiraan, yang (menurut definisi) berbeda dengan permintaan riil. Dengan menyerap variasi ini, persediaan pengaman meningkatkan tingkat layanan pelanggan.Menciptakan persediaan pengaman juga akan menunda kehabisan stok dari variasi lain, seperti tren kenaikan permintaan pelanggan, sehingga ada waktu untuk menyesuaikan kapasitas.

Persediaan pengaman digunakan sebagai penyangga untuk melindungi organisasi dari kehabisan stok yang disebabkan oleh perencanaan yang tidak akurat atau kepatuhan jadwal yang buruk oleh pemasok. Dengan demikian, biayanya (dalam hal material dan manajemen) sering kali dipandang sebagai penguras sumber daya keuangan yang menghasilkan inisiatif pengurangan. Selain itu, barang yang sensitif terhadap waktu seperti makanan, minuman, dan barang yang mudah rusak lainnya dapat rusak dan terbuang percuma jika disimpan sebagai stok pengaman terlalu lama.

Berbagai metode tersedia untuk mengurangi persediaan pengaman; ini termasuk penggunaan teknologi yang lebih baik, peningkatan kolaborasi dengan pemasok, dan peramalan yang lebih akurat. Dalam lingkungan pasokan yang ramping, waktu tunggu berkurang, yang dapat membantu meminimalkan tingkat persediaan pengaman, sehingga mengurangi kemungkinan dan dampak kehabisan persediaan. Karena biaya persediaan pengaman, banyak organisasi memilih perhitungan persediaan pengaman yang dipimpin oleh tingkat layanan; misalnya, tingkat layanan 95% dapat menyebabkan kehabisan persediaan, tetapi pada tingkat yang dapat diterima oleh perusahaan. Semakin rendah tingkat layanan, semakin rendah pula persyaratan untuk stok pengaman.

Sistem perencanaan sumber daya perusahaan (sistem ERP) juga dapat membantu organisasi mengurangi tingkat persediaan pengaman. Sebagian besar sistem ERP menyediakan jenis modul perencanaan produksi. Modul ERP seperti ini dapat membantu perusahaan mengembangkan prakiraan penjualan yang sangat akurat dan dinamis serta rencana penjualan dan operasi. Dengan membuat perkiraan yang lebih akurat dan dinamis, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan memproduksi persediaan yang tidak mencukupi untuk periode tertentu, sehingga dapat mengurangi jumlah persediaan pengaman yang diperlukan. Selain itu, sistem ERP menggunakan rumus yang sudah ada untuk membantu menghitung tingkat persediaan pengaman yang tepat berdasarkan rencana produksi yang telah dikembangkan sebelumnya. Meskipun sistem ERP membantu organisasi dalam memperkirakan jumlah persediaan pengaman yang wajar, modul ERP harus diatur untuk merencanakan kebutuhan secara efektif.

Kebijakan inventaris

Ukuran persediaan pengaman tergantung pada jenis kebijakan persediaan yang berlaku. Simpul persediaan dipasok dari "sumber" yang memenuhi pesanan untuk produk yang dipertimbangkan setelah waktu tunggu pengisian tertentu. Dalam kebijakan persediaan periodik, tingkat persediaan diperiksa secara berkala (seperti sebulan sekali) dan pesanan dilakukan pada saat itu untuk memenuhi permintaan yang diharapkan hingga pesanan berikutnya.

Dalam hal ini, persediaan pengaman dihitung dengan mempertimbangkan risiko variabilitas permintaan dan pasokan selama periode ini ditambah waktu tunggu pengisian. Jika kebijakan persediaan adalah kebijakan kontinu (seperti kebijakan kuantitas pesanan titik-pesanan atau kebijakan titik-pesanan hingga), tingkat persediaan dipantau secara terus menerus dan pesanan dilakukan dengan kebebasan waktu. Dalam hal ini, persediaan pengaman dihitung dengan mempertimbangkan risiko hanya pada waktu tunggu pengisian ulang. Jika diterapkan dengan benar, kebijakan persediaan berkelanjutan dapat menghasilkan stok pengaman yang lebih kecil sambil memastikan tingkat layanan yang lebih tinggi, sejalan dengan proses yang ramping dan manajemen bisnis yang lebih efisien secara keseluruhan. Namun, kebijakan persediaan berkelanjutan jauh lebih sulit untuk diterapkan, sehingga sebagian besar organisasi yang menggunakan proses dan alat perencanaan tradisional memilih kebijakan persediaan berkala.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Stok Pengaman: Pengertian, Definisi, Alasan Menjaga Stok Pengaman dan Kebijakan Inventaris
« First Previous page 816 of 1.119 Next Last »