Perilaku Organisasi – Konsep, Sifat dan Peran

Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari

27 Mei 2024, 09.06

Sumber: Pinterest.com

Perilaku organisasi (OB)

Mengacu pada studi tentang dinamika individu dan kelompok dalam lingkungan perusahaan. Meskipun setiap perusahaan berbeda dan bervariasi di berbagai sektor, aspirasi umum di antara mereka adalah untuk menumbuhkan budaya organisasi yang menyelaraskan produktivitas dengan kepuasan karyawan.

Para eksekutif sering menggunakan wawasan dari OB untuk menguraikan fungsi tim serta kontribusi dan perilaku individu di dalam ruang kantor. Wacana ini menggali esensi dari perilaku organisasi, mengkaji kekuatan dan kelemahannya, mengilustrasikan contoh-contohnya, dan mengungkapkan elemen-elemen yang mempengaruhi OB.

Perilaku organisasi (OB) adalah bidang interdisipliner yang mempelajari interaksi dan proses karyawan dalam sebuah organisasi untuk membangun lingkungan kerja yang harmonis dan efektif. OB menyoroti perilaku individu dalam perusahaan, kolaborasi tim, dan efek yang saling berhubungan dari elemen-elemen ini. Hal ini mencakup studi tentang hubungan perilaku antara staf dan kelompok dalam konteks bisnis. Secara khusus, OB mempertimbangkan dimensi budaya, termasuk gender, etnis, dan dinamika sosial di tempat kerja.

Menerapkan prinsip-prinsip OB dapat membantu para pekerja dalam menentukan tujuan mereka sendiri dan memahami pengaruh mereka terhadap tujuan tersebut. Perilaku organisasi dapat dieksplorasi baik dalam praktik maupun teori, yang diambil dari disiplin ilmu seperti psikologi, antropologi, dan ilmu manajemen.

Perspektif akademis ini memungkinkan organisasi untuk merancang strategi dan kerangka kerja untuk berinovasi dan meningkatkan suasana kerja. Studi OB biasanya mencakup topik-topik seperti negosiasi, stereotip, dan pengambilan keputusan, yang secara kolektif memberikan wawasan tentang etos organisasi dan memprediksi perilaku karyawan.

Konsep perilaku organisasi

Perilaku Organisasi didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang berhubungan dengan sifat manusia dan organisasi. Prinsip-prinsip dasar OB meliputi:

  • Keunikan individu: Berasal dari prinsip-prinsip psikologis, konsep ini mengakui bahwa sejak lahir, setiap orang berbeda, dibentuk oleh pengalaman-pengalaman unik yang selanjutnya membedakannya dari orang lain. Individu berbeda dalam berbagai dimensi, termasuk kecerdasan, atribut fisik, kepribadian, kemampuan belajar, dan kemampuan berkomunikasi. Individulah yang memikul tanggung jawab dan mengambil keputusan, sementara kekuatan kelompok bersifat laten sampai anggotanya bertindak bersama.
  • Manusia seutuhnya: Gagasan ini menunjukkan bahwa organisasi tidak hanya menggunakan keterampilan individu, tetapi juga preferensi, bias, dan sejarah pribadi mereka. Kehidupan rumah tangga seseorang terkait dengan keberadaan profesionalnya, sehingga mengharuskan organisasi untuk menyediakan lingkungan kerja yang kondusif yang mendorong pertumbuhan dan kepuasan profesional dan pribadi.
  • Kausalitas dalam perilaku: Perilaku yang tidak pantas dalam diri seseorang sering kali memiliki penyebab yang mendasari, mulai dari masalah rumah tangga hingga tantangan dalam hal ketepatan waktu. Ketika perilaku ini muncul, maka menjadi kewajiban para manajer untuk mencari akar masalah dan mengatasinya secara efektif.
  • Menghormati martabat individu: Setiap orang, apa pun jabatannya, berhak diperlakukan dengan hormat dan bermartabat. Prinsip ini menekankan pentingnya mengakui dan menghargai setiap pekerjaan, sehingga mendorong peningkatan aspirasi dan kemampuan individu. Hal ini bertentangan dengan gagasan yang memperlakukan pekerja sebagai alat ekonomi semata.
  • Organisasi sebagai entitas sosial: Organisasi berfungsi sebagai sistem sosial yang kompleks, sebuah konsep yang berasal dari studi sosiologi. Sistem ini tunduk pada norma-norma sosial dan psikologis yang menentukan aktivitas organisasi. Di dalam sebuah organisasi, terdapat perpaduan antara struktur sosial formal dan informal, yang menekankan kapasitas organisasi untuk berevolusi secara dinamis daripada mempertahankan hubungan yang kaku. Setiap komponen dari sistem ini bergantung pada komponen lainnya agar dapat berfungsi.
  • Kepentingan bersama di antara peserta organisasi: Prinsip kepentingan bersama menggarisbawahi hubungan simbiosis antara individu dan organisasi. Organisasi muncul dan bertahan hidup melalui kepentingan bersama di antara para anggotanya. Individu bergabung dengan organisasi untuk memenuhi ambisi pribadi mereka, sementara organisasi bergantung pada individu untuk mencapai tujuan kolektif mereka. Kurangnya kepentingan bersama dapat menyebabkan kekacauan dalam kelompok. Sebaliknya, tujuan yang terpadu akan mendorong anggota untuk secara kolaboratif mengatasi tantangan organisasi daripada saling menyalahkan satu sama lain.
  • Konsep holistik: Pendekatan holistik terhadap perilaku organisasi mensintesiskan enam prinsip di atas ke dalam sebuah kerangka kerja yang komprehensif. Pendekatan ini mengkaji interaksi antara individu dan organisasi, dengan mempertimbangkan spektrum penuh dari dimensi pribadi, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Hal ini melibatkan pertimbangan sudut pandang yang beragam dalam organisasi untuk memahami faktor-faktor yang membentuk perilaku. Daripada mengisolasi insiden atau masalah tertentu, pendekatan ini mengevaluasinya dalam konteks yang lebih luas di mana mereka dipengaruhi dan terpengaruh.

Sifat perilaku organisasi

  • Keragaman: Perilaku organisasi mengakui perbedaan unik antar individu, menghargai keragaman latar belakang, keterampilan, dan perspektif sebagai sumber kekuatan dan inovasi di dalam perusahaan.
  • Kemampuan beradaptasi: Hal ini menekankan perlunya organisasi beradaptasi, sehingga memungkinkan mereka untuk merespons secara efektif terhadap perubahan pasar, teknologi, dan dinamika tenaga kerja.
  • Motivasi: Memahami apa yang memotivasi karyawan sangat penting dalam oerilaku Organisasi, karena secara langsung memengaruhi produktivitas, kepuasan kerja, dan tingkat retensi dalam organisasi.
  • Kepemimpinan: Kepemimpinan yang efektif adalah landasan perilaku organisasi, karena pemimpin membentuk budaya, menetapkan visi, dan memandu karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Komunikasi: Saluran komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting untuk kelancaran operasi organisasi, memfasilitasi kolaborasi dan meminimalkan kesalahpahaman.
  • Produktivitas: Perilaku organisasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan lingkungan kerja, memastikan bahwa karyawan memiliki sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukan yang terbaik.
  • Kesejahteraan: Kesejahteraan karyawan adalah area fokus dalam perilaku organisasi, dengan pemahaman bahwa keseimbangan kehidupan kerja yang sehat berkontribusi pada kinerja yang lebih baik dan penurunan perputaran karyawan.
  • Inovasi: Mendorong inovasi adalah bagian dari Perilaku Organisasi, karena hal ini mendorong pertumbuhan dan membuat organisasi tetap kompetitif di industri masing-masing.
  • Etika: Perilaku organisasi menjunjung tinggi standar dan praktik etika, memastikan bahwa organisasi beroperasi dengan integritas dan rasa hormat terhadap semua pemangku kepentingan.

Peran perilaku organisasi

Peran perilaku organisasi memiliki banyak aspek dan penting bagi keberhasilan organisasi mana pun. Berikut adalah beberapa poin penting yang menyoroti pentingnya hal tersebut:

  • Peningkatan kinerja: Perilaku organisasi membantu mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sehingga menghasilkan hasil kinerja yang lebih baik bagi individu dan organisasi.
  • Kepuasan karyawan: Dengan memahami kebutuhan dan motivasi karyawan, perilaku organisasi berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan kepuasan kerja dan retensi karyawan.
  • Pengembangan kepemimpinan: Perilaku organisasi memberikan wawasan tentang gaya dan praktik kepemimpinan yang efektif, memungkinkan pengembangan pemimpin yang dapat menginspirasi dan membimbing tim mereka.
  • Manajemen perubahan: Membekali organisasi dengan alat untuk mengelola dan beradaptasi dengan perubahan, memastikan ketahanan dan fleksibilitas dalam lanskap bisnis yang dinamis.
  • Resolusi konflik: OB menawarkan strategi untuk menyelesaikan konflik antarpribadi dan kelompok, mendorong tempat kerja yang harmonis.
  • Budaya organisasi: OB memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan budaya organisasi yang positif, yang sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.
  • Dinamika tim: Perilaku organisasi mempelajari bagaimana tim bekerja dan berinteraksi, yang sangat penting untuk membangun tim yang kuat dan kolaboratif yang dapat mencapai tujuan bersama.
  • Peningkatan komunikasi: Meningkatkan komunikasi dalam organisasi, memastikan bahwa informasi mengalir secara efektif di antara berbagai tingkat dan departemen.
  • Pengambilan keputusan: OB membantu proses pengambilan keputusan dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku manusia dan dinamika organisasi.
  • Dorongan Inovasi: Mendorong inovasi dengan menciptakan lingkungan di mana ide-ide baru dihargai dan karyawan merasa diberdayakan untuk berbagi kreativitas.

Sumber: geeksforgeeks.org