Perbedaan Pendidikan di Cina dan Indonesia: Perspektif, Sistem, dan Tantangan

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri

07 Mei 2024, 06.44

Sumber: m.jpnn.com

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan. Ini mencakup pendidikan formal, pembelajaran informal dan pengalaman yang berkontribusi pada perkembangan intelektual, sosial, emosional dan moral individu.

Pelatihan mempunyai banyak bentuk, seperti pengajaran, pembinaan, pengalaman praktis dan pembelajaran mandiri. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan masyarakat memahami dunia di sekitar mereka, membuat keputusan yang tepat, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

Indonesia memiliki banyak masalah dengan sistem tersebut. Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi perhatian, terutama di daerah terpencil dimana infrastruktur dan sumber daya terbatas. Masih terdapat perbedaan standar pendidikan, kualitas guru dan kurikulum antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Tantangan-tantangan ini seringkali menimbulkan peluang yang berbeda bagi siswa di seluruh nusantara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menerapkan reformasi pendidikan besar-besaran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkuat program pelatihan guru, mengubah kurikulum agar lebih mampu memenuhi perubahan kebutuhan masyarakat, dan meningkatkan infrastruktur dan sumber daya sekolah. 

Inisiatif ini juga berfokus pada peningkatan kehadiran di sekolah dan penurunan angka putus sekolah. Selain itu, institusi pendidikan tinggi di Indonesia berupaya untuk meningkatkan standar dan meningkatkan pengakuan internasional. Universitas mendiversifikasi program mereka, berkolaborasi dengan institusi global dan menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring kemajuan Indonesia, sistem pendidikannya adalah landasan dalam membina generasi masa depan. 

Meskipun tantangan masih ada, negara ini dan komitmennya terhadap reformasi dan inovasi mencerminkan visi sistem pendidikan yang inklusif, adil dan berkualitas yang memberdayakan siswa untuk berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan negara.

Sementara itu, di Tiongkok, universitas-universitas Tiongkok diakui secara global atas disiplin akademis dan daya saingnya. Mereka menarik mahasiswa internasional dan secara signifikan mempromosikan penelitian dan inovasi. Komitmen negara ini terhadap pendidikan tinggi tercermin dalam upaya berkelanjutan untuk memodernisasi institusi, mendorong penelitian interdisipliner, dan membina kemitraan global. 

Meskipun sukses, Tiongkok dan sistem pendidikannya juga menghadapi kritik dan tantangan. Tekanan kuat yang diberikan kepada siswa untuk mencapai kesuksesan akademis, ditambah dengan lingkungan yang sangat kompetitif, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai masalah kesehatan mental dan fokus yang sempit pada hasil penelitian dibandingkan pengembangan holistik. mengenai pendidikan. Dalam bahasa Indonesia ada pepatah “kejarlah ilmu sampai ke Negeri china”. Jadi betapa berbedanya filosofi ini.

Struktur:

  • Indonesia menganut sistem 6–3–3 (pendidikan dasar 6 tahun, 3 tahun). tahun di sekolah dasar. ). dan 3 tahun sekolah menengah). tahun sekolah menengah).
  • Tiongkok menganut sistem 6–3–3–4 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, 3 tahun sekolah menengah atas, dan 4 tahun pendidikan tinggi di universitas atau sekolah kejuruan).

Kurikulum:

  • Kurikulum Bahasa Indonesia menekankan beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Agama, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Pendidikan Jasmani.
  • Kurikulum bahasa Mandarin menekankan mata pelajaran inti seperti bahasa dan sastra Tiongkok, matematika, bahasa Inggris, dan pendidikan moral, dengan fokus pada mata pelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Metode pengajaran:

Indonesia biasanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, sementara Tiongkok sering kali menggunakan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa yang mendorong pembelajaran aktif dan berpikir kritis.

Bahasa pengantar:

  • Di Indonesia, bahasa pengantar utama adalah bahasa Indonesia dan bahasa kedua adalah bahasa Inggris.
  • Bahasa Mandarin adalah bahasa pengantar utama di Tiongkok, dan bahasa Inggris juga diajarkan sebagai mata pelajaran wajib di sebagian besar sekolah.

Penilaian dan ujian:

  • Ujian nasional terstandar diselenggarakan pada akhir pendidikan dasar, menengah, dan menengah di Indonesia.
  • Siswa di Tiongkok mengikuti Gaokao, ujian masuk universitas dengan risiko tinggi yang berdampak besar pada penerimaan universitas.

Pendidikan tinggi:

  • Universitas-universitas Tiongkok terkenal secara global dan sangat kompetitif, menawarkan beragam program dan menarik mahasiswa internasional.
  • Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan terkait pendanaan, infrastruktur, dan pengakuan internasional, meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan kualitas.

Kesimpulannya, menerima pendidikan di Tiongkok dan Indonesia menghadirkan beragam pengalaman yang dibentuk oleh perbedaan budaya, struktural, dan filosofis yang unik dalam sistem pendidikan masing-masing.

Pada akhirnya, kedua sistem mempunyai kekuatan dan tantangan masing-masing. Sistem pendidikan Tiongkok unggul dalam ketelitian akademis dan pendidikan STEM, sedangkan sistem pendidikan Indonesia merangkul keragaman budaya dan bertujuan untuk pembangunan holistik. Pengalaman siswa dalam sistem ini berbeda secara signifikan karena beragamnya filosofi pendidikan, konteks budaya, dan pendekatan pengajaran dan pembelajaran secara keseluruhan.

Disadur dari: medium.com