Mengenal Lebih dalam Rumah Bubungan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

07 Mei 2024, 07.40

Sumber: en.wikipedia.org

Rumah Bubungan Tinggi atau Rumah Banjar atau Rumah Ba-anjung adalah jenis rumah yang ikonik di Kalimantan Selatan. Nama Bubungan Tinggi mengacu pada atapnya yang curam (45 derajat). Ini adalah salah satu tipe Rumah Banjar. Pada masa kerajaan dahulu, rumah ini merupakan bangunan inti dalam kompleks istana, tempat tinggal Raja dan keluarganya. Sejak tahun 1850, ada berbagai bangunan yang ditambahkan di sekitarnya dengan fungsi masing-masing. Kemudian rumah jenis ini menjadi sangat populer, sehingga orang-orang yang bukan bagian dari keluarga kerajaan juga tertarik untuk membangunnya.

Saat ini, rumah-rumah dengan arsitektur seperti ini dapat ditemukan di seluruh Kalimantan Selatan, dan bahkan melintasi perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Karena hubungan kuno antara wilayah ini dan pulau Madagaskar, gaya yang sama dapat diamati di beberapa bagian pulau itu. Karena harganya lebih mahal dari rumah biasa, rumah ini hanya terjangkau oleh orang-orang yang lebih kaya.

Elemen konstruksi

Elemen-elemen konstruksi utama dari Rumah Bubungan Tinggi adalah:

  • Bagian bangunan utama di tengah.
  • Anjung, konstruksi di sisi kanan (Anjung Kanan) dan sisi kiri (Anjung Kiwa) bagian tengah.
  • Bagian tengah atap yang sangat curam, Bubungan Tinggi.
  • Atap depan disebut Sindang Langit, atap belakang disebut Hambin Awan.
  • Ruang-ruang
  • Palatar, ruang depan yang merupakan ruang pertama yang akan ditemui seseorang setelah menaiki tangga
  • Panampik Kacil, sebuah ruangan kecil setelah seseorang memasuki Lawang Hadapan (pintu depan). Lantainya lebih tinggi dari Palatar. Batas lantai ini disebut Watun Sambutan.
  • Panampik Tangah, ruangan yang lebih besar dari Panampik Kacil, dengan lantai yang lebih tinggi. Batas lantai ini disebut Watun Jajakan.
  • Panampik Basar atau Ambin Sayup, yang berseberangan dengan Tawing Halat (dinding tengah), dengan lantai yang lebih tinggi. Batas lantai disebut sama dengan Panampik Tangah, Watun Jajakan.
  • Palidangan atau Ambin Dalam, bagian dalam rumah yang berbatasan dengan Panampik Basar. Lantainya memiliki ketinggian yang sama dengan Panampik Basar (namun di beberapa rumah, lantai Panampik Basar lebih rendah dari Palidangan). Perbatasannya disebut Watun Langkahan. Di ruangan ini terdapat tiang-tiang besar yang menyangga Bubungan Tinggi (ada 8 buah). Pilar-pilar ini disebut Tihang Pitugur atau Tihang Guru.
  • Panampik Dalam atau Panampik Bawah adalah ruangan yang cukup besar dengan lantai yang lebih rendah dari Palidangan dan memiliki ketinggian yang sama dengan Panampik Tangah. Batas lantai ini disebut Watun Jajakan.
  • Padapuran atau Padu, merupakan ruangan terakhir di bagian belakang. Lantainya lebih rendah dari Panampik Bawah. Batas lantai ini disebut Watun Juntaian. Bagian rumah ini digunakan untuk dapur. Bagian Atangan adalah bagian untuk memasak, bagian Salaian untuk menjemur kayu bakar yang digunakan untuk memasak, Pajijiban dan Pagaduran untuk mencuci piring dan mencuci pakaian.

Ornamen

Ukiran menghiasi bagian-bagian penting seperti pilar, pegangan tangga, dll. Hiasan bergaya Banjar sangat dipengaruhi oleh Islam yang melarang penggambaran manusia atau hewan. Jadi motif yang umum adalah bunga. Ada juga motif yang menggabungkan ciri-ciri naga dan hewan mistis lainnya, namun digayakan dengan bentuk bunga.

Penggunaan kontemporer

Saat ini sebagian besar orang Banjar tidak terlalu tertarik untuk membangun Bubungan Tinggi. Selain karena biayanya yang mahal, masyarakat lebih memilih tipe rumah yang lebih "modern". Namun, nilai-nilai budayanya masih dihargai. Bubungan Tinggi merupakan tokoh utama dalam lambang Kalimantan Selatan dan Banjarmasin. Banyak bangunan pemerintahan modern dibangun dengan ciri khasnya.

Disadur dari: https://en.wikipedia.org/