Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Industri katering di China berkembang pesat seiring dengan meningkatnya standar hidup masyarakat. Namun, pertumbuhan ini juga diiringi dengan tingginya angka kecelakaan kerja dan permasalahan kesehatan akibat kondisi kerja yang tidak aman. Dalam makalah "A Discussion of Occupational Health and Safety Management for the Catering Industry in China" oleh Chen Qiang dan Wan Ki Chow, yang diterbitkan dalam International Journal of Occupational Safety and Ergonomics (2007), dibahas pentingnya penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di industri katering China.
Menurut data tahun 2002, terdapat lebih dari 3,5 juta tempat makan di China yang mempekerjakan lebih dari 18 juta orang. Dengan jumlah tenaga kerja yang besar, risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menjadi perhatian utama. Beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya risiko K3 di industri katering meliputi faktor lingkungan kerja seperti suhu tinggi, ventilasi buruk, dan paparan zat karsinogenik dari asap memasak. Selain itu, kurangnya standar keselamatan, seperti tidak adanya tanda darurat, kondisi lantai yang licin, serta prosedur penyimpanan bahan berbahaya yang tidak tepat, turut meningkatkan risiko kecelakaan. Kurangnya pelatihan bagi pekerja terkait keselamatan kerja serta kurangnya inspeksi rutin juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi K3 di sektor ini.
Implementasi Sistem Manajemen K3 (OHSMS)
Penulis mengusulkan penerapan sistem manajemen K3 berbasis OHSAS 18001:1999 (sekarang ISO 45001). Sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, mengevaluasi risiko, dan menerapkan tindakan pengendalian untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
Langkah-langkah utama dalam implementasi sistem ini meliputi identifikasi bahaya dan penilaian risiko menggunakan standar GB/T13861-1992 untuk mengklasifikasikan faktor bahaya, termasuk faktor fisik, kimia, biologis, serta faktor perilaku manusia. Tingkat bahaya ditentukan dengan metode LEC (Likelihood, Exposure, Consequence), yang mengukur probabilitas kecelakaan, tingkat paparan, dan dampak potensialnya.
Pengendalian teknis juga diperlukan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Beberapa langkah yang direkomendasikan termasuk peningkatan ventilasi untuk mengurangi paparan asap berbahaya, pemasangan sistem pemurnian asap dapur, serta desain ulang dapur agar lebih ergonomis dan aman. Pencegahan kecelakaan juga harus menjadi prioritas utama, seperti pemasangan pelindung pada mesin pencacah daging dan pengaduk adonan untuk mencegah cedera mekanis, perawatan rutin peralatan listrik untuk menghindari risiko sengatan listrik, serta penggunaan alat bantu ergonomis untuk mengurangi risiko cedera akibat pengangkatan beban berat.
Selain itu, penerapan program keselamatan dan peningkatan kesadaran karyawan sangat penting. Pelatihan keselamatan harus diberikan secara rutin agar pekerja lebih sadar akan risiko kerja dan cara mengatasinya. Penegakan prosedur kerja yang lebih ketat sesuai dengan standar keselamatan nasional serta peningkatan jumlah tanda peringatan dan jalur evakuasi yang lebih jelas juga harus dilakukan.
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis risiko di dapur restoran menggunakan metode LEC. Beberapa risiko yang diidentifikasi antara lain lantai licin yang dapat menyebabkan cedera fisik, kebocoran gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan, serta paparan asap berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja. Risiko kebocoran gas merupakan yang paling tinggi dan membutuhkan tindakan pengendalian segera, seperti inspeksi rutin dan pemasangan detektor gas.
Penelitian ini menyoroti pentingnya penerapan sistem manajemen K3 di industri katering China. Dengan meningkatnya jumlah restoran dan pekerja di sektor ini, perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi prioritas. Beberapa rekomendasi utama dari penelitian ini meliputi penerapan standar OHSMS berbasis OHSAS 18001 untuk meningkatkan keselamatan kerja, peningkatan pelatihan pekerja agar lebih sadar akan risiko kerja dan cara mengatasinya, serta investasi dalam teknologi keselamatan, seperti sistem ventilasi yang lebih baik dan perangkat pelindung pada mesin dapur.
Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan industri katering di China dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Sumber Asli
Chen Q, Chow WK. A Discussion of Occupational Health and Safety Management for the Catering Industry in China. International Journal of Occupational Safety and Ergonomics, 13(3), 333-339.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Keselamatan industri merupakan aspek krusial dalam dunia kerja, terutama di sektor yang melibatkan risiko tinggi seperti manufaktur, pertambangan, dan energi. Artikel "A Factorial Analysis of Industrial Safety" oleh Cordelia Ochuole Omoyi dan Ayodeji Samuel Omotehinse, yang diterbitkan dalam International Journal of Engineering and Innovative Research (2021), membahas berbagai variabel yang mempengaruhi keselamatan industri serta penerapan metode statistik untuk menganalisis faktor-faktor ini.
Studi ini mengadopsi pendekatan statistik yang menggabungkan dua metode utama:
Para peneliti mengumpulkan data melalui kuesioner berbasis skala Likert 5 poin yang disebarkan kepada 22 responden yang memiliki pengalaman di industri terkait. Dari 22 kuesioner yang disebarkan, 13 di antaranya berhasil dikembalikan dan dianalisis lebih lanjut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi keselamatan industri:
Work World Culture (Budaya Kerja)
Ground Rule Matters (Aturan Dasar Keselamatan)
Safety Considerations (Pertimbangan Keselamatan)
Work Condition (Kondisi Kerja)
Perception of Safety (Persepsi Terhadap Keselamatan)
Dalam penelitian ini, salah satu contoh konkret yang dianalisis adalah sektor minyak dan gas. Beberapa temuan utama dari sektor ini antara lain:
Penerapan metode PCA dalam studi ini menunjukkan bahwa dengan mengurangi jumlah variabel yang diamati, organisasi dapat lebih mudah menentukan prioritas dalam mengelola risiko keselamatan.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi industri dalam meningkatkan keselamatan kerja:
Artikel "A Factorial Analysis of Industrial Safety" memberikan wawasan yang mendalam tentang faktor-faktor utama yang mempengaruhi keselamatan di lingkungan industri. Dengan menerapkan pendekatan berbasis data seperti KCC dan PCA, organisasi dapat mengidentifikasi faktor-faktor kritis dan mengambil tindakan preventif yang lebih efektif. Studi ini juga menyoroti pentingnya meningkatkan budaya keselamatan di tempat kerja guna mengurangi tingkat kecelakaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Sumber Asli
Omoyi, C.O., Omotehinse, S.A. A Factorial Analysis of Industrial Safety. International Journal of Engineering and Innovative Research, 4(1), 33-43.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Dalam industri logistik yang berkembang pesat, para kurir ekspedisi menghadapi berbagai risiko kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas dan keselamatan mereka. Paper berjudul Occupational Health and Safety (OHS) Training for Expedition Couriers to be Able to Deal with Multi-Hazards oleh Reniasinta dan Evi Widowati dari Universitas Negeri Semarang membahas bagaimana pelatihan K3 dapat membantu kurir dalam menghadapi risiko kerja yang beragam. Studi ini dilakukan pada kurir ID Express Drop Point Kroya di Kabupaten Cilacap, dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja serta mengusulkan solusi berbasis pelatihan K3.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Sampel penelitian terdiri dari 35 kurir ekspedisi ID Express Drop Point Kroya. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur kelelahan kerja menggunakan instrumen Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), serta faktor lain seperti beban kerja, masa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga, dan usia.
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square, Kolmogorov-Smirnov, dan Fisher. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kelelahan kerja dengan beban kerja (p=0.024), lama kerja (p=0.007), dan kebiasaan olahraga (p=0.021).
Studi ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kelelahan kerja pada kurir ekspedisi:
Berdasarkan wawancara dengan 7 kurir, ditemukan bahwa 71% mengalami gejala kelelahan seperti:
Selain itu, peningkatan belanja online selama pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan volume pengiriman, sehingga menambah tekanan kerja bagi kurir ekspedisi.
Solusi: Pentingnya Pelatihan K3
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pelatihan K3 dapat menjadi solusi dalam mengurangi kelelahan dan meningkatkan keselamatan kerja kurir ekspedisi. Beberapa langkah yang direkomendasikan meliputi:
Paper ini menyoroti betapa pentingnya pelatihan K3 dalam industri logistik, khususnya bagi kurir ekspedisi yang menghadapi risiko kerja tinggi. Dengan menerapkan sistem pelatihan yang baik, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan kurir sekaligus menjaga produktivitas operasional. Studi ini memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kebijakan keselamatan kerja di sektor logistik, terutama dalam menghadapi tantangan era digital yang semakin menuntut kecepatan dan efisiensi.
Sumber: Reniasinta, R., & Widowati, E. Occupational Health and Safety (OHS) Training for Expedition Couriers to be Able to Deal with Multi-Hazards. International Journal of Active Learning, Vol. 7 No. 2, 2022, Hal. 209-218.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi faktor krusial dalam industri maritim, terutama di sektor galangan kapal. Paper berjudul Risk Analysis of Occupational Health and Safety Using Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) Method (Case Study in PT Barokah Galangan Perkasa) karya Andi Giovanni, Lina Dianati Fathimahhayati, dan Theresia Amelia Pawitra membahas penerapan metode HIRARC dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko di PT Barokah Galangan Perkasa, sebuah perusahaan perbaikan dan pembuatan kapal di Kalimantan Timur.
Penelitian ini menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC), yang bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko, dan menentukan tindakan pengendalian yang tepat. Studi dilakukan pada dua area kerja utama:
Dengan mengetahui tingkat risiko ini, perusahaan dapat memprioritaskan tindakan perbaikan untuk mengurangi kecelakaan kerja.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan HIRARC dapat membantu perusahaan dalam meminimalkan risiko kecelakaan kerja. Beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan antara lain:
Paper ini menggarisbawahi pentingnya penerapan metode HIRARC dalam industri galangan kapal. Dengan memahami tingkat risiko dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.
Sumber: Giovanni, A., Fathimahhayati, L. D., & Pawitra, T. A. Risk Analysis of Occupational Health and Safety Using Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) Method (Case Study in PT Barokah Galangan Perkasa). IJIEM (Indonesian Journal of Industrial Engineering & Management), Vol. 4 No. 2, 2023, Hal. 198-211.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di rumah sakit menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap tenaga kesehatan, pasien, dan bahkan pengunjung. Paper berjudul Analysis of Occupational Safety and Health (OSH) Risks in Hospitals: Literature Review karya Widi Mahasih Pramusiwi, Widodo Hariyono, dan Rochana Ruliyandari dari Universitas Ahmad Dahlan mengkaji berbagai risiko K3 di rumah sakit Indonesia melalui tinjauan literatur sistematis.
Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review dengan pendekatan PRISMA untuk menyeleksi enam artikel ilmiah terkait K3 rumah sakit di Indonesia. Sumber data diperoleh melalui Google Scholar dengan kata kunci "Hospital Occupational Health and Safety Risks" dalam rentang tahun 2018-2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko K3 di rumah sakit dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok utama:
Beberapa temuan penting dari studi kasus yang dikaji dalam penelitian ini:
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko K3 di rumah sakit:
Penelitian ini menegaskan bahwa risiko K3 di rumah sakit sangat beragam dan berpotensi menimbulkan dampak serius bagi tenaga kesehatan serta pasien. Oleh karena itu, implementasi kebijakan keselamatan yang lebih baik sangat diperlukan guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus melindungi kesejahteraan tenaga medis dan staf pendukungnya.
Sumber: Widi Mahasih Pramusiwi, Widodo Hariyono, Rochana Ruliyandari. Analysis of Occupational Safety and Health (OSH) Risks in Hospitals: Literature Review. MPPKI (August 2024) Vol. 7 No. 8. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Keselamatan kerja merupakan asprek kritis di berbagai industri, terutama dalam sektor manufaktur, konstruksi, dan petrokimia yang memiliki lingkungan kerja dinamis. Untuk memberikan pendekatan analitis yang lebih akurat dalam mengukur risiko keselamatan kerja serta membantu pengambilan keputusan berbasis data dalam alokasi sumber daya mitigasi risiko di lingkungan industri yang kompleks.
Penelitian ini mengembangkan model probabilistik yang mampu:
Metode ini diuji melalui simulasi serta penerapan di proyek pemeliharaan di sebuah pabrik petrokimia besar, membuktikan efektivitasnya dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Analisis dan Implikasi bagi Industri
Kesimpulan dan Rekomendasi
Paper ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis data dapat meningkatkan efektivitas sistem manajemen keselamatan kerja dalam lingkungan industri yang dinamis. Dengan menggunakan model probabilistik hierarkis dan algoritma Bayesian, perusahaan dapat mengoptimalkan mitigasi risiko secara lebih akurat dan efisien.
Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan eksplorasi lebih lanjut terhadap integrasi model ini dengan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan deteksi risiko dan prediksi kecelakaan kerja.
Sumber Artikel:
Tewari, A., & Paiva, A. R. (2022). Modeling and Mitigation of Occupational Safety Risks in Dynamic Industrial Environments. Safety Science.