Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Maret 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan sekolah merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis dokumen dan wawancara semi-terstruktur. Sebanyak 21 kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan (TK, SD, SMP, SMA) di wilayah Bursa, Turki, menjadi responden dalam studi ini. Data dikumpulkan melalui:
Berdasarkan analisis dokumen dan wawancara, praktik K3 yang dilakukan di sekolah dikategorikan menjadi beberapa aspek:
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam pelaksanaan K3 di sekolah:
Hasil wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki beberapa harapan utama:
Salah satu sekolah menengah di Bursa berhasil mengurangi angka kecelakaan kerja sebesar 40% dalam dua tahun terakhir dengan menerapkan sistem pengawasan keselamatan berbasis teknologi. Langkah-langkah yang diterapkan meliputi pemasangan CCTV untuk memantau area berisiko dan pemberian APD (Alat Pelindung Diri) kepada staf kebersihan dan teknisi sekolah.
Sebuah sekolah dasar yang rutin melakukan simulasi bencana melaporkan bahwa 80% siswa mampu mengikuti prosedur evakuasi dengan benar dalam simulasi kebakaran terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan keselamatan memiliki dampak positif dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Sebaliknya, sebuah sekolah teknik mengalami peningkatan insiden kecelakaan kerja sebesar 30% dalam lima tahun terakhir karena kurangnya pelatihan bagi siswa yang bekerja di laboratorium praktik. Insiden yang sering terjadi meliputi luka bakar akibat bahan kimia dan cedera akibat penggunaan alat berat tanpa pelindung.
Keunggulan:
Kelemahan:
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan standar K3 di sekolah meliputi:
Peran kepala sekolah dalam implementasi K3 serta berbagai hambatan yang mereka hadapi. Dengan dukungan kebijakan yang lebih kuat, peningkatan anggaran, dan pelatihan yang lebih baik, sekolah dapat menjadi lingkungan yang lebih aman bagi semua pemangku kepentingan. Studi ini memberikan wawasan yang berharga bagi pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan dalam meningkatkan standar keselamatan di lingkungan sekolah.
Sumber: Yilmaz, S. How to Enhance Occupational Health and Safety Practices in Schools: An Analysis Through the Eyes of School Principals. International Journal of Psychology and Educational Studies, Vol. 9 (Special Issue), 2022, Hal. 922-933.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Maret 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan di berbagai sektor industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik incidental sampling terhadap 72 responden dari total populasi 250 karyawan di PT. XYZ. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis menggunakan metode regresi linear sederhana melalui SPSS versi 2.3.
Variabel dalam penelitian:
Temuan Utama
1. Hubungan antara K3 dan Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi K3 memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Dampak K3 terhadap Performa Perusahaan
3. Tantangan dalam Implementasi K3
Meskipun penerapan K3 memberikan manfaat yang signifikan, penelitian ini juga menemukan beberapa kendala utama:
Studi Kasus
1. Implementasi K3 di PT. XYZ
PT. XYZ, sebagai perusahaan jasa bongkar muat, menghadapi berbagai tantangan keselamatan kerja, terutama dalam penggunaan alat berat. Melalui program K3, perusahaan berhasil:
2. Perbandingan dengan Industri Sejenis
Penelitian ini membandingkan implementasi K3 di PT. XYZ dengan perusahaan lain dalam industri yang sama:
Keunggulan:
Kekurangan:
Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas K3:
Penerapan K3 yang efektif memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karyawan dan keseluruhan kinerja perusahaan. Dengan meningkatkan kesadaran, fasilitas, dan pengawasan terhadap K3, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif. Oleh karena itu, K3 bukan hanya sebagai kewajiban hukum, tetapi juga sebagai strategi bisnis yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
Sumber: Priyanto, H., & Syah, T. Y. R. Effect of Occupational Safety & Health on Employee Performance and Its Relationship with Occupational Health & Safety Performance. International Journal of Business and Social Science, Vol. x, No. x, 2023, Hal. 1-15.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Maret 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif. Meskipun banyak negara telah mengambil langkah maju dalam menerapkan kebijakan K3, banyak negara berkembang, termasuk Ghana, masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan praktik keselamatan kerja. Studi ini mengklasifikasikan masalah K3 menjadi beberapa kategori utama, termasuk regulasi, infrastruktur, serta kepedulian manajemen dan pekerja terhadap keselamatan kerja.
K3 sering kali tidak menjadi prioritas utama dalam agenda nasional maupun di tingkat perusahaan. Beberapa indikator utama meliputi:
Data menunjukkan bahwa Ghana mengalami tingkat kecelakaan kerja yang signifikan, terutama di sektor konstruksi, manufaktur, dan pertambangan:
Studi ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menghambat penerapan K3 di Ghana:
Pada tahun 2009, kebakaran di Kumasi Central Market menghancurkan lebih dari 400 kios, mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Studi ini mengaitkan kejadian ini dengan kurangnya sistem pencegahan kebakaran dan minimnya pelatihan darurat bagi pedagang. Pekerja tambang di Ghana menghadapi berbagai risiko kesehatan akibat paparan merkuri dan debu silika. Studi ini menemukan bahwa banyak tambang tidak memiliki ventilasi yang memadai, yang menyebabkan tingginya angka kasus penyakit paru-paru kronis. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% pekerja konstruksi di Ghana mengalami cedera akibat jatuh dari ketinggian, karena kurangnya perlengkapan keselamatan seperti helm dan harness.
Keunggulan:
Kekurangan:
Rekomendasi untuk Meningkatkan K3 di Ghana
Ghana masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan K3, termasuk kurangnya regulasi, rendahnya kesadaran pekerja, serta minimnya investasi dalam infrastruktur keselamatan. Untuk meningkatkan kondisi K3, diperlukan kebijakan yang lebih ketat, peningkatan pelatihan, serta investasi dalam teknologi keselamatan. Dengan langkah-langkah ini, Ghana dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif bagi seluruh tenaga kerja.
Sumber: Puplampu, B. B., & Quartey, S. H. Key Issues on Occupational Health and Safety Practices in Ghana: A Review. International Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No. 19, 2012, Hal. 151-156.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Maret 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi elemen krusial dalam industri manufaktur untuk melindungi pekerja dari risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini terdiri dari empat sub-studi yang mencakup:
Data dikumpulkan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, termasuk analisis statistik regresi binomial negatif dan wawancara semi-terstruktur.
Penelitian ini menemukan bahwa meskipun perusahaan yang telah tersertifikasi OHSAS 18001 memiliki dokumentasi yang lebih baik, implementasi standar ini tidak selalu berkorelasi langsung dengan penurunan kecelakaan kerja.
Perbedaan Iklim Keselamatan antara Perusahaan Bersertifikasi dan Non-Bersertifikasi
Melalui wawancara dengan 16 manajer perusahaan, ditemukan beberapa hambatan utama dalam penerapan sistem K3:
Studi ini mengungkapkan bahwa sertifikasi OHSAS 18001 bukanlah jaminan langsung untuk peningkatan keselamatan kerja. Beberapa poin penting yang dapat diperhatikan:
Penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan sistem manajemen K3 tidak hanya bergantung pada sertifikasi formal, tetapi juga pada implementasi yang efektif, komitmen manajemen, serta keterlibatan pekerja. Untuk meningkatkan efektivitas OHSAS 18001, perusahaan perlu memperkuat pelatihan, meningkatkan partisipasi pekerja, dan mengintegrasikan sistem K3 dengan strategi bisnis mereka.
Sumber: Ghahramani, A. Assessment of Occupational Health and Safety Management Systems Status and Effectiveness in Manufacturing Industry. University of Helsinki, 2017.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Maret 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam dunia industri untuk melindungi pekerja dari berbagai bahaya yang berpotensi mengancam keselamatan mereka. Penelitian ini melakukan tinjauan sistematis terhadap 80 paper yang diterbitkan antara tahun 2003 hingga 2018. Makalah-makalah ini diklasifikasikan berdasarkan:
Analisis ini bertujuan untuk memahami bagaimana metode berbasis MCDM dan fuzzy MCDM digunakan dalam berbagai sektor industri, termasuk manufaktur, konstruksi, energi, dan transportasi.
Beberapa contoh implementasi metode MCDM dalam penilaian risiko K3 yang dibahas dalam paper ini meliputi:
Paper ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis MCDM sangat efektif dalam menangani kompleksitas penilaian risiko K3. Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai peran metode berbasis MCDM dan fuzzy MCDM dalam penilaian risiko K3. Dengan memahami berbagai metode ini, industri dapat memilih pendekatan yang paling sesuai untuk mengurangi kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pekerja.
Sumber: Gül, M. A Review of Occupational Health and Safety Risk Assessment Approaches Based on Multi-Criteria Decision-Making Methods and Their Fuzzy Versions. Human and Ecological Risk Assessment: An International Journal, Vol. 24 No. 7, 2018, Hal. 1723-1760.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 06 Maret 2025
Pada akhir abad ke-19, industrialisasi yang pesat membawa peningkatan kecelakaan kerja yang signifikan. Dengan meningkatnya penggunaan mesin berat dan bahan kimia berbahaya, para pekerja menghadapi risiko tinggi terhadap cedera dan penyakit akibat kerja. Data dari artikel menunjukkan bahwa:
Perjuangan panjang buruh dan aktivis kesehatan akhirnya menghasilkan undang-undang yang lebih progresif:
Dalam penelitian ini, Rosner dan Markowitz menyoroti bagaimana kebijakan OSHA telah mengurangi angka kecelakaan kerja:
Namun, artikel ini juga mencatat bahwa perlawanan dari industri terus berlanjut:
Rosner dan Markowitz menekankan bahwa keselamatan kerja bukan hanya masalah regulasi tetapi juga pertarungan antara kepentingan buruh dan industri. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari artikel ini adalah:
Artikel ini memberikan wawasan mendalam mengenai sejarah dan dinamika kebijakan K3 di Amerika Serikat. Meskipun telah banyak kemajuan, tantangan masih tetap ada, terutama dalam menghadapi tekanan dari sektor industri yang ingin melonggarkan regulasi. Keselamatan pekerja harus tetap menjadi prioritas utama, dan penelitian seperti ini membantu menyoroti pentingnya regulasi yang kuat untuk melindungi hak-hak pekerja.
Sumber: Rosner, D., & Markowitz, G. A Short History of Occupational Safety and Health in the United States. American Journal of Public Health, Vol. 110, No. 5, 2020, Hal. 622-628.