Keinsinyuran

Ada Pandemi, Platform Digital Dipandang Perlu Kolaborasi dengan Insinyur

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 26 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengusulkan perlunya platform digital berupa big data insinyur sedunia sebagai sarana kolaborasi para insinyur menghadapi persoalan global. 

Di tengah pandemi Covid-19, platform tersebut dibutuhkan untuk kolaborasi para bioengineer dunia dalam percepatan pembuatan vaksin Covid-19. 

 “Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, yang dibutuhkan bukanlah kompetisi bioengineer antar negara, tetapi coopetition, yaitu cooperation atau kerja sama antara para kompetitor dalam riset untuk menghasilkan vaksin segera,” kata Ketua Umum PII Heru Dewanto dalam keterangan tertulis, Minggu (18/10/2020). 

Heru menjelaskan, platform kolaborasi ini bisa dijadikan para ahli bioengineering atau insinyur teknik hayati sedunia dalam pertukaran informasi genom virus Sars Cov-2 di tiap negara, saling berbagi informasi, dan kerja sama percepatan pembuatan vaksin. 

Hal ini, menurut Heru, akan lebih memudahkan para ahli menemukan solusi vaksin bagi dunia. 

“Dalam platform digital tersebut ada knowledge sharing tapi tetap menjaga kerahasiaan, security dan properti tiap negara,” ujarnya. 

Heru menuturkan, kolaborasi para insinyur sedunia ini hanya bisa dilakukan kalau standar kompetensinya disetarakan secara global. Di Indonesia, standarisasi ini dilakukan oleh PII bersama seluruh institusi pendidikan tinggi teknik dan asosiasi keahlian keteknikan. 

“Standarisasi kompetensi insinyur di Indonesia dilakukan sepanjang Rantai Nilai Keinsinyuran (Engineering Value Chain),” terang Heru. 

Rantai nilai yang pertama, papar Heru, adalah standardisasi kualitas program studi teknik di perguruan tinggi melalui akreditasi internasional, rantai kedua Pendidikan profesi insinyur, dan rantai ketiga adalah standarisasi kompetensi Insinyur Profesional (IP) melalui sertifikasi internasional. 

Adapum rantai berikutnya registrasi insinyur. “Kualifikasi Professional Engineer (PE) di luar negeri itu setara dengan sertifikat Insinyur Profesional Madya (IPM) di Indonesia,” ujar Heru.

Menurut Heru, insinyur sedunia juga melakukan standarisasi pendidikan teknik melalui akreditasi dan standarisais kompetensi IP melalui saling pengakuan atau MRA (mutual recognotion agreement) secara internasional. 

Hal ini disyaratkan agar dapat berkolaborasi guna mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mana setiap tujuannya membutuhkan solusi keinsinyuran. 

“Jadi kalau ingin membangun SDM yang unggul dan berdaya saing global, nah di bidang keinsinyuran, PII sudah menyiapkan sarana dan prasarannya di sepanjang rantai nilai keinsinyuran tersebut,” ujarnya.

Sumber: money.kompas.com

Selengkapnya
Ada Pandemi, Platform Digital Dipandang Perlu Kolaborasi dengan Insinyur

Keinsinyuran

Indonesia Kekurangan 260.000 Insinyur, Kebanyakan Diisi Pekerja Asing

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 26 Februari 2025


BANDUNG, KOMPAS.com - Indonesia membutuhkan tambahan 260.000 insinyur. Saat ini, kebutuhan insinyur di Indonesia baru terpenuhi sekitar 30-40 persen dari total keseluruhan kebutuhan insinyur. 

"Kita masih kurang banyak, Karena itu masih banyak insinyur-insinyur asing yang berkiprah di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (11/4/2021). 

Untuk itu, Khalawi mendorong Universitas Parahyangan (Unpar) dan kampus lainnya melakukan percepatan PPI (Program Profesi Insinyur).

Menurut dia, PPI merupakan suatu keharusan sebagaimana diamanahkan oleh UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Hal itu dimaksudkan agar kompetensi lulusan sarjana keteknikan bisa laku di dalam negeri maupun secara global. 

Khalawi mengambil contoh di Kementerian PUPR. Banyak hal yang bisa dilakukan bersama perguruan tinggi dalam penyediaan rumah untuk masyarakat. 

"Kita masih banyak menghadapi tantangan, terutama masyarakat yang belum memiliki rumah kurang lebih 7,8 juta, menjadi pemikiran kita bersama khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah," tutur Khalawi.

Sementara itu, Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang mengatakan, Unpar memiliki PPI untuk menjawab kebutuhan Indonesia pada insinyur. 

Sebab Indonesia masih dihadapkan pada tantangan pembangunan yang tentunya berkaitan dengan infrastruktur teknik maupun secara sosial dan ekonomi. 

Keberlanjutan PPI tetap esensial, bukan sekadar meluluskan insinyur atau mengeluarkan banyak sertifikat, tetapi yang Unpar kejar para profesional yang punya hati, komitmen dan dedikasi. 

Kini, program tersebut telah menghasilkan 78 wisudawan, termasuk Khalawi. Menurutnya, gelar profesi insinyur bukan sekadar bentuk pengukuhan, tetapi juga pengakuan atas kompetensi, komitmen, dan dedikasi di dunia keteknikan

Sumber: regional.kompas.com

Selengkapnya
Indonesia Kekurangan 260.000 Insinyur, Kebanyakan Diisi Pekerja Asing

Keinsinyuran

Wapres: Jumlah Insinyur Indonesia Jauh Tertinggal dari Vietnam dan Korea

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 26 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong percepatan penambahan jumlah insinyur profesional di Indonesia agar sejajar dengan negara-negara maju. Sebab, data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat ada sekitar 2.600 insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia.

"Angka ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan Vietnam yang 9 ribu insinyur, dan Korea Selatan 25 ribu insinyur per 1 juta penduduknya," ujar Wapres saat membuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia ke-22 Tahun 2021 di Bali, Jumat (17/12).
Karena itu, Wapres menilai keberadaan insinyur yang ada saat ini menjadi tantangan untuk ditingkatkan jumlahnya menjadi lebih besar. Sebab, peran para insinyur tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan Indonesia saat ini maupun masa mendatang.

Kiai Ma'ruf mengatakan, tahun 2021 saja, pemerintah melalui Permenko Perekonomian telah menetapkan pembangunan 208 Proyek dan 10 Program Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai Rp5.600 triliun. Selain itu, peran insinyur juga diharapkan dalam mendukung fokus agenda Presidensi G20 Indonesia yang menekankan pada penanganan kesehatan yang inklusif; transformasi berbasis digital; dan transisi menuju energi berkelanjutan.

"Ketiga fokus tersebut sangat berkaitan erat dengan tugas dan panggilan profesi insinyur. Saudara sekalian dipanggil untuk mengemban amanat dalam aksi-aksi nyata pembangunan, sekaligus mendukung peran kepemimpinan Indonesia secara global," katanya.

Untuk itu, Wapres berharap Kongres PII ke-22 ini merumuskan beberapa hal yang mendukung kontribusi para insinyur, antara lain dapat merumuskan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi, khususnya terkait tiga fokus agenda G20. Ia juga berharap PII menjadi wadah komunikasi dan sinergi para insinyur Indonesia yang lebih efektif dan menghasilkan karya-karya yang lebih besar lagi.

Tak hanya itu, PII diharapkan menginisiasi kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi. Ia meminta insinyur profesional memainkan peran penting dalam menciptakan inovasi dan rekayasa teknologi yang akan mempercepat pembangunan.

Selanjutnya, mengembangkan kompetensi anggota PII dan memaksimalkan potensi insinyur profesional untuk dikontribusikan di berbagai bidang. Wapres mengungkapkan, sejarah mencatat, tiga dari tujuh presiden yang pernah memimpin Indonesia adalah insinyur, yaitu Presiden Soekarno, Presiden Habibie, dan Presiden kita sekarang, Bapak Joko Widodo.

"Saya berharap akan muncul lebih banyak lagi sosok-sosok insinyur sebagai pemimpin nasional, sehingga memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara ini," katanya.

Sumber: republika.co.id

Selengkapnya
Wapres: Jumlah Insinyur Indonesia Jauh Tertinggal dari Vietnam dan Korea

Keinsinyuran

Dukung Kepemimpinan Indonesia di G20, PII persiapkan SDM insinyur

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 26 Februari 2025


KONTAN.CO.ID -JAKARTA- Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendukung kepemimpinan Indonesia di G20, dengan melakukan penguatan insinyur profesional Indonesia hingga mencapai ‘bonus insinyur’ atau jumlah insinyur yang surplus melampaui kebutuhan. 

Ketua Umum PII, Heru Dewanto, dalam siaran persnya, mengatakan hal tersebut  akan menjadi pembahasan dalam Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) XXII, yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 17 Desember 2021.

Menurut Heru, bonus insinyur merupakan kata kunci yang penting dalam memastikan Indonesia sukses dalam kepemimpinan G20. "Oleh karena itu tema Kongres PII XXII kali ini adalah Penguatan Insinyur Profesional Indonesia Menuju Kepemimpinan Indonesia di Panggung Dunia," ujar Heru Dewanto dalamp keterangan resminya, Minggu (12/12).

Heru mengatakan, tema tersebut sejalan dengan visi Indonesia sebagai Presidensi G20, yang fokus untuk menyukseskan tiga hal yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital dan transisi menuju energi berkelanjutan. Heru memastikan, peran insinyur dengan segala potensi serta aset sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi PII untuk mendukung keberhasilan kerja besar kepemimpinan Indonesia di G20, adalah fokus PII.

PII telah melakukan banyak hal dalam memenuhi kebutuhan insinyur hingga nantinya mencapai ‘Bonus Insinyur’ di Indonesia. PII telah memiliki dan mempraktikkan proses lima rantai nilai keinsinyuran (engineer value chain). Hal ini, sejak para calon insinyur menempuh pendidikan Teknik, menjadi sarjana, lalu menjadi insinyur profesional, sertifikasi hingga memiliki standar global. 

“Bahkan saat ini para mahasiswa dan alumni vokasi bisa menempuh proses untuk menjadi insinyur, tersertifikasi, hingga mencapai standar yang diakui sebagai international engineer,” imbuh Heru.

Heru menambahkan, jumlah anggota PII saat ini mencapai 47.125 orang, dengan kalangan profesional mencapai 19.025 orang. 

Jumlah ideal insinyur di Indonesia, lanjut Heru, sangat bergantung pada program pemerintah, khususnya di bidang infrastruktur. Namun, sebagai gambaran, di Indonesia ada sekitar 3.200 insinyur untuk setiap satu juta penduduk. Sementara Vietnam memiliki sekitar 9.000 insinyur untuk setiap satu juta penduduk.

Jika ingin berniat bersaing dengan Vietnam, menurut Heru, minimal Indonesia butuh insinyur yang jumlahnya lebih banyak lagi. Heru menambahkan, insinyur bisa berkontribusi dalam tujuan G20 mengenai penanggulangan permasalahan pandemi Covid 19, termasuk di bidang ekonomi.

Pandemi covid-19 merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi, sehingga tidak ada kasus yang bisa dijadikan acuan. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi-inovasi, yang mana merupakan keahlian insinyur.

"Para insinyur adalah orang-orang yang dididik bekerja membuat inovasi. Semakin banyak insinyur, semakin banyak kita membuka peluang solusi-solusi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," beber Heru. 

Terkait dengan peluang tersebut dan dalam rangka menangakselerasi pertumbuhan ekonomi yang sempat terhambat akibat pandemi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng PII dalam melakukan kajian tentang Belitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelautan dan Perikanan. Hal ini, khususnya dalam menganalisa dan menyiapkan konsep modeling market yang menarik minat investor. 

Dari hasil analisis PII, ada empat peluang investasi yang bisa dilakukan di Belitung, yakni perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan ekspor, serta industri pariwisata.

Model yang bisa dipakai adalah investasi inti plasma. Perairan Kabupaten Belitung memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah karena berdampingan dengan Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Bangka. 

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menambahkan, rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus kelautan dan perikanan adalah untuk mendukung menggeliatnya industri perikanan dalam negeri, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. 

Selain itu, tujuannya adalah untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja di sektor ini. Potensi perikanan tangkap dari perairan Belitung sangat besar mencapai 2,1 juta ton per tahun yang berada di dua wilayah Pengelolaan Perikanan Negera Republik Indonesia (WPPNRI), yakni 711 dan 712.l 

"Daratan dan pesisirnya juga sangat cocok untuk dilakukan budidaya perikanan, salah satunya budidaya kerapu," ujar Sakti.

Sumber: nasional.kontan.co.id

Selengkapnya
Dukung Kepemimpinan Indonesia di G20, PII persiapkan SDM insinyur

Keinsinyuran

Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PSPPI), Visi & Misi

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Profil

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR (PSPPI)

Setiap Sarjana Teknik, Sarjana Terapan, Sarjana Pendidikan Teknik maupun Insinyur yang malaksanakan praktek Keinsinyuran wajib mendapatkan pendidikan Profesi Insinyur dan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) (UU NO. 11 tentang Keinsinyuran).  Universitas Diponegoro adalah salah satu Universitas yang memperoleh ijin penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur dengan Surat Dirjen Kelembagaan IPTEK dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 1510/C.CA/KL/2016 tanggal 22 Agustus 2016 dan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No. 1406/UN7.P/HK/2016. PSPPI FT Teknik Undip sudah melakukan pendidikan Profesi Insinyur dan meluluskan Insinyur “Ir” sebagaimana diamanahkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah Terakreditasi B oleh BAN-PT berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 3459/SK/BAN-PT/Akred/PP/IX/2019 sejak tanggal 10 September 2019 sampai dengan 10 September 2024.

VISI

Menjadi Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur yang Unggul dan Bereputasi Internasional.

MISI

  1. Mengadakan pendidikan profesi insinyur yang berkualitas berkelanjutan sehingga menciptakan lulusan profesional dan kompetitif.
  2. Mengadakan penelitian berkualitas dan berkelanjutan dalam bidang keinsinyuran untuk menciptakan publikasi nasional, internasional, hak kekayaan intelektual, hilirisasi hasil penelitian dan paket teknologi.
  3. Mengadakan pengabdian kepada masyarakat dalam memecahkan persoalan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui layanan konsultasi, pendampingan, dan pelatihan.
  4. Mengadakan tatakelola yang bai (good governance) bagi Program Profesi Insinyur guna menjamin kualitas, profesionalitas, kapabilitas, dan akuntabilitas.
  5. Menjalin kerjasama dengan industri secara profesional.

SYARAT DAN KETENTUAN

  1. REGULER

Pendidikan Profesi Insinyur bisa didapatkan melalui program Reguler untuk mereka yang baru memperoleh pengalaman dalam bidang keinsinyuran kurang dari 3 tahun terhitung setelah lulus Sarjana.

Peserta akan menempuh perkuliahan selama 2 semester dengan pembagian 8 SKS di Semester I dan 16 SKS di Semester II.

Adapun ketentuan pelaksanaan program Reguler diantaranya :

  • Sarjana Teknik atau Sarjana Terapan Teknik (Program Studi Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Perkapalan, Teknik Geologi, Teknik Geodesi, Teknik Komputer, Teknologi Pangan/Teknologi Pertanian, Perikanan, Peternakan) yang terakreditasi oleh BAN PT dengan predikat B dan C dan sudah mempunyai pengalaman kerja dalam praktek keinsinyuran dibidangnya kurang dari 3 tahun;
  • Sarjana Pendidikan bidang Teknik atau Sarjana Sains yang  berasal dari program studi terakreditasi BAN PT yang bersangkutan telah melaksanakan penyetaraan dengan sarjana pada poin (1) setelah yang bersangkutan mempunyai pengalaman bekerja dibidang keinsinyuran kurang dari 5 tahun;
  • Pengalaman kerja dalam bidang keinsinyuran harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pimpinan masing-masing lembaga tempat yang bersangkutan bekerja;
  • Menyerahkan dokumen portofolio sesuai yang ditetapkan oleh Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro;
  1. REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

Pendidikan Profesi Insinyur bisa didapatkan melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk mereka yang telah memperoleh pengalaman dalam bidang keinsinyuran lebih dari 3 tahun terhitung sesudah lulus Sarjana.

Peserta akan menempuh perkuliahan selama 1 (satu) semester dengan total 24 SKS. Peserta akan lulus dalam 1 (satu) semester apabila bisa melakukan seluruh rangkaian kegiatan akademik.


Disadur dari sumber psppi.ft.undip.ac.id

Selengkapnya
Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PSPPI), Visi & Misi

Keinsinyuran

Merancang Dunia: Sejarah, Penjelasan, dan Proses Desain yang Menginspirasi

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 18 Februari 2025


Desain adalah konsep atau proposal untuk suatu objek, proses, atau sistem. Desain mengacu pada sesuatu yang sedang atau telah dibuat dengan sengaja oleh seorang pemikir, meskipun kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada sifat sesuatu - desainnya. Kata kerja untuk mendesain mengekspresikan proses pengembangan desain. Dalam beberapa kasus, konstruksi langsung dari sebuah objek tanpa rencana eksplisit sebelumnya juga dapat dianggap sebagai desain (seperti seni dan kerajinan). Sebuah desain diharapkan memiliki tujuan dalam konteks tertentu, biasanya harus memenuhi tujuan dan batasan tertentu, dan mempertimbangkan pertimbangan estetika, fungsional, ekonomi, lingkungan, atau sosial politik. Contoh umum dari desain termasuk gambar arsitektur dan teknik, diagram sirkuit, pola menjahit, dan artefak yang tidak terlalu berwujud seperti model proses bisnis.

Merancang

Orang yang menghasilkan desain disebut desainer. Istilah 'desainer' umumnya mengacu pada seseorang yang bekerja secara profesional di salah satu bidang desain. Dalam profesi, kata 'desainer' umumnya dikualifikasikan berdasarkan bidang praktik (misalnya: perancang busana, perancang produk, perancang web, atau perancang interior), tetapi juga dapat merujuk pada orang lain seperti arsitek dan insinyur. Urutan kegiatan seorang desainer untuk menghasilkan sebuah desain disebut proses desain, menggunakan pemikiran desain dan mungkin metode desain. Proses pembuatan desain dapat berlangsung singkat (sketsa singkat) atau panjang dan rumit, melibatkan penelitian, negosiasi, refleksi, pemodelan, penyesuaian interaktif, dan desain ulang.

Merancang juga merupakan aktivitas yang luas di luar profesi, lebih dari sekadar mereka yang secara resmi diakui sebagai desainer. Dalam bukunya yang berpengaruh, The Sciences of the Artificial, ilmuwan interdisipliner Herbert A. Simon mengusulkan bahwa "Setiap orang mendesain yang merancang tindakan yang bertujuan mengubah situasi yang ada menjadi situasi yang diinginkan." Dan menurut peneliti desain Nigel Cross, "Setiap orang dapat - dan memang - mendesain", dan "Kemampuan mendesain adalah sesuatu yang dimiliki setiap orang, sampai batas tertentu, karena tertanam di otak kita sebagai fungsi kognitif alamiah."

Sejarah desain

Studi tentang sejarah desain menjadi rumit karena adanya beragam interpretasi tentang apa yang dimaksud dengan 'mendesain'. Banyak sejarawan desain, seperti John Heskett, memulai dengan Revolusi Industri dan perkembangan produksi massal. Yang lain menganut konsepsi desain yang mencakup objek dan artefak pra-industri, dan memulai narasi desain mereka pada zaman prasejarah.  Awalnya berada di dalam sejarah seni, perkembangan historis disiplin sejarah desain menyatu pada tahun 1970-an, ketika para akademisi yang tertarik bekerja untuk mengakui desain sebagai target yang terpisah dan sah untuk penelitian sejarah. Sejarawan desain yang berpengaruh pada masa awal adalah sejarawan seni Jerman-Inggris, Nikolaus Pevsner, serta sejarawan dan kritikus arsitektur Swiss, Sigfried Giedion.

Pendidikan desain

Institusi pendidikan desain sudah ada sejak abad kesembilan belas. Akademi Kerajinan dan Industri Seni Nasional Norwegia didirikan pada tahun 1818, diikuti oleh Sekolah Desain Pemerintah Inggris (1837), Konstfack di Swedia (1844), dan Sekolah Desain Rhode Island di Amerika Serikat (1877). Polandia "Towarzystwo Polska Sztuka Stosowana" (1901) dan Warsztaty Krakowskie (1913). Sekolah seni dan desain Jerman, Bauhaus, yang didirikan pada tahun 1919, sangat mempengaruhi pendidikan desain modern.

Pendidikan desain mencakup pengajaran teori, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam desain produk, layanan, dan lingkungan, serta berfokus pada pengembangan keterampilan khusus dan umum untuk mendesain. Pendidikan ini terutama diorientasikan untuk mempersiapkan siswa untuk praktik desain profesional, berdasarkan pada kerja proyek dan metode pengajaran studio atau studio.

Ada juga bentuk pendidikan tinggi yang lebih luas dalam studi desain dan pemikiran desain. Desain juga menjadi bagian dari pendidikan umum, misalnya dalam Desain dan Teknologi. Perkembangan desain dalam pendidikan umum pada tahun 1970-an menciptakan kebutuhan untuk mengidentifikasi aspek-aspek mendasar dari cara-cara 'desain' dalam mengetahui, berpikir, dan bertindak, yang menghasilkan pembentukan desain sebagai disiplin ilmu yang berbeda.

Proses desain

Terdapat ketidaksepakatan yang substansial mengenai bagaimana para desainer di berbagai bidang, baik amatir maupun profesional, secara individu maupun dalam tim, menghasilkan desain. Peneliti desain Dorst dan Dijkhuis mengakui bahwa "terdapat banyak cara untuk mendeskripsikan proses desain", serta membandingkan dan membedakan dua pandangan yang dominan namun berbeda mengenai proses desain: sebagai proses pemecahan masalah yang rasional dan sebagai proses refleksi-dalam-tindakan. Mereka menyarankan bahwa kedua paradigma ini "mewakili dua cara yang berbeda secara fundamental dalam memandang dunia - positivisme dan konstruktivisme." Paradigma ini mungkin mencerminkan pandangan yang berbeda tentang bagaimana desain harus dilakukan dan bagaimana hal itu sebenarnya dilakukan, dan keduanya memiliki berbagai nama. Pandangan pemecahan masalah disebut "model rasional", "rasionalitas teknis" dan "perspektif yang berpusat pada akal". Pandangan alternatif disebut "refleksi-dalam-tindakan", "ko-evolusi", dan "perspektif yang berpusat pada tindakan".

Model rasional

Model rasional dikembangkan secara independen oleh Herbert A. Simon, seorang ilmuwan Amerika, dan dua ahli teori desain teknik Jerman, Gerhard Pahl dan Wolfgang Beitz:

  1. Desainer berusaha mengoptimalkan kandidat desain untuk kendala dan tujuan yang telah diketahui.

  2. Proses desain digerakkan oleh rencana.

  3. Proses desain dipahami dalam hal urutan tahapan yang terpisah.

Model rasional didasarkan pada filosofi rasionalis dan mendasari model air terjun, siklus hidup pengembangan sistem, dan sebagian besar literatur desain teknik. Menurut filosofi rasionalis, desain diinformasikan oleh penelitian dan pengetahuan dengan cara yang dapat diprediksi dan terkontrol.

Tahapan umum yang konsisten dengan model rasional meliputi yang berikut ini:

  • Desain pra-produksi

    • Penjelasan singkat desain - pernyataan awal tentang hasil yang diinginkan.

    • Analisis - analisis tujuan desain.

    • Penelitian - menyelidiki desain serupa di lapangan atau topik terkait.

    • Spesifikasi - menentukan persyaratan desain untuk suatu produk (spesifikasi desain produk) atau layanan.

    • Pemecahan masalah - membuat konsep dan mendokumentasikan desain.

    • Presentasi - mempresentasikan desain.

  • Desain selama produksi.

    • Pengembangan - kelanjutan dan peningkatan desain.

    • Pengujian produk - pengujian desain di tempat.

  • Umpan balik desain pasca-produksi untuk desain di masa depan.

    • Implementasi - memperkenalkan desain ke dalam lingkungan.

    • Evaluasi dan kesimpulan - ringkasan proses dan hasil, termasuk kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa depan.

  • Desain ulang - salah satu atau semua tahap dalam proses desain diulang (dengan koreksi yang dibuat) kapan saja sebelum, selama, atau setelah produksi.

Setiap tahap memiliki banyak praktik terbaik yang terkait.

Kritik terhadap model rasional

Model rasional telah dikritik secara luas dengan dua alasan utama:

  1. Desainer tidak bekerja dengan cara ini - bukti empiris yang luas telah menunjukkan bahwa desainer tidak bertindak seperti yang disarankan oleh model rasional.

  2. Asumsi yang tidak realistis - tujuan sering kali tidak diketahui saat proyek desain dimulai, dan persyaratan serta kendala terus berubah.

Model yang berpusat pada tindakan

Perspektif yang berpusat pada tindakan adalah label yang diberikan pada kumpulan konsep yang saling terkait, yang berlawanan dengan model rasional. Perspektif ini menyatakan bahwa:

  1. Desainer menggunakan kreativitas dan emosi untuk menghasilkan kandidat desain.

  2. Proses desain bersifat improvisasi.

  3. Tidak ada urutan tahapan universal yang jelas - analisis, desain, dan implementasi bersifat kontemporer dan saling terkait erat.

Perspektif yang berpusat pada tindakan didasarkan pada filosofi empiris dan secara luas konsisten dengan pendekatan tangkas dan pengembangan metodis. Bukti empiris yang substansial mendukung kebenaran perspektif ini dalam menggambarkan tindakan para perancang yang sebenarnya. Seperti model rasional, model yang berpusat pada tindakan melihat desain sebagai informasi yang diperoleh dari penelitian dan pengetahuan.

Setidaknya ada dua pandangan tentang aktivitas desain yang konsisten dengan perspektif yang berpusat pada tindakan. Keduanya melibatkan tiga aktivitas dasar ini:

  1. Dalam paradigma refleksi-dalam-tindakan, desainer bergantian antara "pembingkaian", "membuat gerakan", dan "mengevaluasi gerakan". "Membingkai" mengacu pada konseptualisasi masalah, yaitu menentukan tujuan dan sasaran. "Bergerak" adalah keputusan desain yang bersifat sementara. Proses evaluasi dapat mengarah pada langkah lebih lanjut dalam desain.

  2. Dalam kerangka kerja sensemaking-coevolution-implementation, desainer bergantian di antara tiga aktivitas tituler. Sensemaking mencakup langkah pembingkaian dan evaluasi. Implementasi adalah proses membangun objek desain. Koevolusi adalah "proses di mana pelaku desain secara bersamaan menyempurnakan gambaran mentalnya mengenai objek desain berdasarkan gambaran mentalnya mengenai konteks, dan sebaliknya".

Konsep siklus desain dipahami sebagai struktur waktu yang melingkar, yang dapat dimulai dengan pemikiran sebuah ide, kemudian mengekspresikannya dengan menggunakan alat komunikasi visual atau verbal (alat desain), berbagi dan merasakan ide yang diekspresikan, dan akhirnya memulai siklus baru dengan memikirkan kembali secara kritis tentang ide yang dirasakan. Anderson menunjukkan bahwa konsep ini menekankan pentingnya alat ekspresi, yang pada saat yang sama merupakan alat persepsi dari setiap ide desain.

Filosofi

Filosofi desain adalah studi tentang definisi, asumsi, fondasi, dan implikasi desain. Ada juga banyak 'filosofi' informal untuk memandu desain seperti nilai-nilai pribadi atau pendekatan yang disukai.

Pendekatan terhadap desain

Beberapa nilai dan pendekatan ini meliputi:

  • Desain kritis menggunakan artefak yang dirancang sebagai kritik atau komentar terhadap nilai, moral, dan praktik yang ada dalam suatu budaya. Desain kritis dapat membuat aspek-aspek masa depan hadir secara fisik untuk memancing reaksi.

  • Desain ekologis adalah pendekatan desain yang memprioritaskan pertimbangan dampak lingkungan dari suatu produk atau layanan, selama seluruh siklus hidupnya. Penelitian ekodesain berfokus terutama pada hambatan dalam implementasi, alat dan metode ekodesain, dan persimpangan antara ekodesain dengan disiplin ilmu lain.

  • Desain partisipatif (awalnya desain kooperatif, sekarang sering disebut desain bersama) adalah praktik kreativitas kolektif untuk mendesain, yang berusaha melibatkan semua pemangku kepentingan secara aktif (misalnya karyawan, mitra, pelanggan, warga negara, pengguna akhir) dalam proses desain untuk membantu memastikan hasil desain memenuhi kebutuhan mereka dan dapat digunakan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa para desainer menciptakan konsep dan ide yang lebih inovatif ketika bekerja dalam lingkungan desain bersama dengan yang lain dibandingkan dengan saat mereka menciptakan ide sendiri.

  • Desain ilmiah mengacu pada desain industri yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk mempelajari efek dan kebutuhan akan produk potensial atau produk yang sudah ada secara umum dan untuk mendesain produk yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah. Misalnya, desain ilmiah masker wajah untuk mitigasi COVID-19 dapat didasarkan pada investigasi kinerja filtrasi, kinerja mitigasi,   kenyamanan termal, biodegradabilitas, dan ketahanan aliran. 

  • Desain layanan adalah istilah yang digunakan untuk merancang atau mengatur pengalaman seputar produk dan layanan yang terkait dengan penggunaan produk. Tujuan dari metodologi desain layanan adalah untuk menetapkan praktik yang paling efektif untuk merancang layanan, sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kompetensi serta kemampuan penyedia layanan.

  • Desain sistem sosioteknis, sebuah filosofi dan alat untuk merancang pengaturan kerja dan proses pendukung secara partisipatif - untuk tujuan organisasi, kualitas, keselamatan, ekonomi, dan persyaratan pelanggan dalam proses kerja inti, kualitas pengalaman orang di tempat kerja, dan kebutuhan masyarakat.

  • Desain transgenerasi, praktik membuat produk dan lingkungan yang kompatibel dengan gangguan fisik dan sensorik yang terkait dengan penuaan manusia dan yang membatasi aktivitas utama dalam kehidupan sehari-hari.

  • Desain yang berpusat pada pengguna, yang berfokus pada kebutuhan, keinginan, dan keterbatasan pengguna akhir artefak yang dirancang. Salah satu aspek dari desain yang berpusat pada pengguna adalah ergonomi.

Hubungan dengan seni

Batasan antara seni dan desain tidak jelas, sebagian besar disebabkan oleh berbagai aplikasi untuk istilah 'seni' dan istilah 'desain'. Seni terapan dapat mencakup desain industri, desain grafis, desain fesyen, dan seni dekoratif yang secara tradisional mencakup benda-benda kerajinan. Dalam seni grafis (pembuatan gambar 2D yang berkisar dari fotografi hingga ilustrasi), perbedaan sering dibuat antara seni rupa dan seni komersial, berdasarkan konteks di mana karya tersebut diproduksi dan bagaimana karya tersebut diperdagangkan.

Jenis-jenis desain

  • Seni terapan

  • Arsitektur

  • Desain otomotif

  • Desain biologi

  • Desain kartografi atau peta

  • Desain konfigurasi

  • Desain komunikasi

  • Desain kostum

  • Manajemen desain

  • Desain teknik

  • Desain pengalaman

  • Desain busana

  • Desain bunga

  • Desain permainan

  • Desain grafis

  • Arsitektur informasi

  • Desain informasi

  • Desain industri

  • Desain instruksional

  • Desain interaksi

  • Desain interior

  • Arsitektur lanskap

  • Desain pencahayaan

  • Desain modular

  • Desain grafis gerak

  • Desain organisasi

  • Desain proses

  • Desain produk

  • Desain produksi

  • Desain properti

  • Desain pemandangan

  • Desain layanan

  • Desain sosial

  • Desain perangkat lunak

  • Desain suara

  • Desain spasial

  • Desain strategis

  • Arsitektur sistem

  • Desain sistem

  • Pemodelan sistem

  • Desain jenis

  • Desain perkotaan

  • Desain pengalaman pengguna

  • Desain antarmuka pengguna

  • Vexillography

  • Desain web

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Merancang Dunia: Sejarah, Penjelasan, dan Proses Desain yang Menginspirasi
« First Previous page 8 of 13 Next Last »