Tantangan dan Peluang Reuse Beton di Swedia: Jalan Menuju Konstruksi Sirkular yang Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

24 April 2025, 13.03

Pexels.com

Pendahuluan: Dilema Beton dalam Era Circular Economy

Beton adalah tulang punggung industri konstruksi modern, namun juga menjadi kontributor besar dalam jejak karbon global. Di Swedia, 14,2 juta ton limbah konstruksi dihasilkan pada tahun 2020, dengan beton menjadi bagian dominannya. Tesis ini membedah hambatan utama yang menghalangi implementasi reuse (penggunaan kembali) elemen beton struktural di Swedia, sebagai bagian dari transisi menuju ekonomi sirkular.

 

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif—literatur, wawancara pakar, serta studi kasus proyek Återhus—untuk memahami kompleksitas tantangan reuse dan menyusun rekomendasi nyata.

 

 

Apa Itu Reuse Beton dan Mengapa Penting?

 

Berbeda dengan daur ulang (recycle), reuse beton mempertahankan bentuk dan fungsi elemen struktural seperti balok, kolom, atau pelat lantai. Hal ini:

  • Mengurangi embodied carbon
  • Memperpanjang umur bahan bangunan
  • Menekan kebutuhan material baru
  • Mengurangi volume limbah konstruksi

 

Namun reuse bukan tanpa tantangan. Dibutuhkan dokumentasi, uji kekuatan, serta perubahan pendekatan desain sejak awal.

 

 

Hambatan Reuse Beton: Hasil Temuan Kunci

 

1. Hambatan Standardisasi

  • Tidak adanya standar nasional untuk reuse elemen struktural membuat kontraktor ragu.
  • Elemen seperti pelat hollow-core memiliki potensi reuse tinggi, tetapi belum didukung oleh regulasi resmi.

 

2. Hambatan Ekonomi

  • Biaya pembongkaran, transportasi, penyimpanan, dan pengujian bisa lebih mahal dari produksi elemen baru.
  • Ironisnya, bahan baku beton di Swedia relatif murah dan mudah diakses, mengurangi insentif finansial untuk reuse.

 

3. Hambatan Penanganan Material & Dokumentasi

  • Kurangnya dokumentasi teknis dari bangunan lama.
  • Belum tersedia sistem katalog bahan reuse yang memadai.
  • Ketergantungan pada proses manual dan non-digital.

 

4. Hambatan Pengetahuan

  • Kurangnya pemahaman konsep circular economy di kalangan praktisi.
  • Resistensi budaya terhadap perubahan dan ketergantungan pada metode konvensional.

 

5. Hambatan Teknis

  • Kuat tekan tidak pasti tanpa uji—umumnya hanya bisa diuji secara destruktif.
  • Perbedaan kelas paparan (exposure class) antara elemen lama dan kebutuhan baru menyulitkan integrasi.

 

 

Studi Kasus: Återhus, “Membangun Rumah dari Rumah”

 

Återhus adalah proyek kolaboratif di Swedia yang bertujuan membangun rumah dari elemen struktural bekas. Didukung oleh RI.SE dan Vinnova, proyek ini:

  • Mengembangkan alat dan metode untuk reuse elemen seperti balok dan pelat beton.
  • Menguji kelayakan teknis reuse elemen secara sistematis.
  • Melibatkan 14 mitra dari sektor publik dan swasta.
  • Menyediakan bukti nyata bahwa reuse bisa dilakukan dalam skala besar.

 

Contoh konkretnya adalah reuse pelat hollow-core yang diuji melalui metode non-destruktif, seperti rebound hammer test dan pengukuran ketebalan cover beton.

 

 

Analisis SWOT Reuse Beton di Swedia

 

Strengths:

  • Mengurangi emisi karbon secara signifikan
  • Umur pakai elemen beton panjang
  • Sudah ada proyek percontohan seperti Återhus

 

Weaknesses:

  • Tidak adanya standar kualitas reuse
  • Kurangnya dokumentasi pada material lama

 

Opportunities:

  • Target karbon netral Swedia 2045
  • Potensi bisnis pusat distribusi elemen reuse
  • Integrasi dengan digital twin & BIM

 

Threats:

  • Harga beton baru yang rendah
  • Ketergantungan pada kebijakan politik
  • Persepsi pasar terhadap risiko teknis reuse

 

 

Tambahan Nilai & Opini Kritis

 

Tesis ini kuat dalam menyatukan pendekatan teori dan praktik. Namun kelemahannya adalah kurangnya eksplorasi solusi berbasis digital seperti Building Material Passport atau integrasi reuse ke dalam design for disassembly (DfD) secara menyeluruh.

 

Dibandingkan dengan studi sebelumnya seperti Bertin et al. (2019) yang fokus pada potensi teknis reuse, tesis ini unggul karena menyelami aspek kelembagaan, pasar, dan psikologi pengguna. Kelebihan utamanya adalah pendekatan wawancara dengan aktor industri, yang memberikan insight nyata.

 

Rekomendasi Strategis

 

1. Regulasi & Standar

Kembangkan standar reuse nasional, mulai dari pelat beton ringan.

Tetapkan panduan teknis pengujian ulang elemen reuse.

 

2. Insentif Ekonomi

Berikan potongan pajak untuk proyek yang menggunakan >30% elemen reuse.

Dana hibah untuk pengembangan pusat distribusi reuse.

 

3. Inovasi Teknologi

Kembangkan katalog digital reuse berbasis BIM.

Gunakan teknologi AI untuk memetakan elemen yang layak reuse sebelum pembongkaran.

 

4. Pendidikan & Sosialisasi

Tambahkan kurikulum reuse di fakultas teknik sipil.

Edukasi stakeholder lewat kampanye publik & studi kasus.

 

Kesimpulan: Reuse Beton Bukan Impian, Tapi Tantangan Nyata yang Layak Dihadapi

 

Swedia memiliki semua prasyarat: sumber daya, teknologi, dan komitmen kebijakan. Namun reuse elemen beton masih terhambat oleh keraguan pasar, kurangnya dokumentasi, serta biaya awal yang belum kompetitif.

 

Solusinya bukan sekadar teknis, tapi sistemik: standar, insentif, edukasi, dan keberanian inovasi. Dengan proyek seperti Återhus sebagai katalis, reuse beton dapat menjadi pilar utama ekonomi sirkular di sektor konstruksi Swedia.

 

Sumber:

 

Bineeta John & Parvathy Krishnakumar (2024). Study on Barriers to Reuse of Concrete in the Swedish Construction Industry, Master’s Thesis, Halmstad University.

Diakses melalui RISE & Vinnova