Pendahuluan
Di tengah transformasi global menuju sistem energi yang lebih cerdas dan berkelanjutan, kebutuhan akan evaluasi keandalan sistem tenaga listrik menjadi semakin mendesak. Paper yang disusun oleh Feliks K. Santosa dalam CLC 2018 Conference Proceedings menyoroti urgensi penerapan pendekatan probabilistik dalam menilai performa sistem kelistrikan di Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, penetrasi energi terbarukan, dan pertumbuhan konsumsi listrik.
Dari Deterministik ke Probabilistik: Paradigma Baru dalam Evaluasi Keandalan
Tradisi lama dalam perencanaan sistem tenaga listrik di Indonesia masih banyak mengandalkan metode deterministik. Namun, pendekatan ini kerap gagal menangkap variabilitas permintaan dan suplai yang kian dinamis, terutama dengan masuknya pembangkit listrik berbasis cuaca seperti PLTS dan PLTB. Feliks mendorong pergeseran ke arah pendekatan probabilistik, yang lebih mampu menangani ketidakpastian dan memberikan indikator yang lebih realistis terhadap resiliensi sistem.
Kerangka Umum Evaluasi Probabilistik
Penilaian probabilistik dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan kegagalan komponen, beban puncak, fluktuasi suplai, serta reliabilitas jaringan transmisi dan distribusi. Model yang digunakan mengintegrasikan:
- LOLP (Loss of Load Probability): peluang kegagalan pasokan
- LOLE (Loss of Load Expectation): ekspektasi jumlah jam gangguan
- EENS (Expected Energy Not Supplied): estimasi total energi yang tidak terpasok
Pendekatan ini memberikan dasar kuat untuk pengambilan keputusan, baik dalam penambahan kapasitas pembangkitan, penguatan jaringan, maupun perencanaan darurat.
Studi Kasus: Sistem Tenaga Jawa-Bali
Salah satu kontribusi penting paper ini adalah penyajian studi kasus pada sistem Jawa-Bali, pusat beban terbesar di Indonesia. Dengan basis data historis serta asumsi realistis terkait pola beban dan performa pembangkit, dilakukan simulasi Monte Carlo untuk memproyeksikan potensi gangguan di berbagai skenario.
Hasil Kunci:
- LOLP sistem Jawa-Bali pada skenario permintaan tinggi bisa mencapai 0,45%, yang berarti dalam satu tahun terdapat kemungkinan kehilangan beban selama sekitar 40 jam.
- EENS diperkirakan sebesar 110 GWh per tahun, terutama berasal dari keterbatasan jaringan dan konsentrasi beban di wilayah Jabodetabek.
Integrasi Energi Terbarukan: Peluang dan Risiko
Feliks juga membahas dampak intermitensi energi terbarukan terhadap keandalan sistem. Simulasi menunjukkan bahwa:
- Penambahan PLTS skala besar tanpa sistem penyimpanan dapat meningkatkan LOLP hingga 0,65%.
- Namun, jika dikombinasikan dengan baterai skala grid (BESS), LOLP bisa ditekan kembali menjadi 0,35%.
Hal ini menekankan pentingnya investasi bukan hanya di sisi pembangkitan, tetapi juga teknologi pendukung seperti storage dan smart grid.
Selain itu, paper ini menyinggung bahwa integrasi sumber energi terbarukan membutuhkan fleksibilitas operasional dari pembangkit berbahan bakar fosil sebagai pendukung (backup), terutama dalam mengantisipasi beban puncak saat energi terbarukan tidak tersedia maksimal. Oleh karena itu, optimalisasi unit pembangkit cadangan (peaking units) menjadi bagian dari strategi sistemik yang perlu diperhatikan.
Manfaat Ekonomi dari Pendekatan Probabilistik
Salah satu nilai tambah terbesar dari studi ini adalah pendekatan value-based reliability. Dengan menghitung Value of Lost Load (VoLL), keputusan investasi menjadi lebih rasional. Estimasi VoLL untuk pelanggan industri di Jawa-Bali mencapai Rp 45.000/kWh, menunjukkan betapa mahalnya biaya gangguan, dan menguatkan argumen untuk memperkuat keandalan.
VoLL ini juga memungkinkan penyusunan skenario investasi yang lebih tepat sasaran. Misalnya, bila biaya peningkatan kapasitas sebesar Rp 2.000/kWh dapat menurunkan EENS sebesar 5 GWh, maka total penghematan dapat mencapai ratusan miliar rupiah dari segi kerugian yang dihindari. Ini memberikan justifikasi kuat bagi regulator dan investor untuk melakukan intervensi.
Tantangan Implementasi di Indonesia
Meski pendekatan ini menjanjikan, Feliks tidak menutup mata terhadap tantangan:
- Keterbatasan data real-time dan histori kegagalan
- Kualitas data beban di tingkat distribusi
- Kapasitas institusi dalam memahami dan menerapkan model probabilistik
Namun, penulis optimistis bahwa melalui penguatan kapasitas SDM, digitalisasi jaringan, dan reformasi regulasi, pendekatan ini bisa diadopsi secara luas.
Salah satu solusi yang disarankan adalah kolaborasi antara PLN, perguruan tinggi, dan lembaga riset dalam pengembangan basis data nasional untuk keandalan sistem kelistrikan. Data ini kemudian bisa menjadi rujukan dalam desain kebijakan energi nasional yang berbasis risiko.
Opini dan Kritik Tambahan
Penelitian ini sangat relevan, namun masih bisa dikembangkan dalam beberapa aspek:
- Belum mengintegrasikan faktor iklim ekstrem seperti banjir dan kebakaran hutan yang bisa mengganggu sistem transmisi.
- Perlu evaluasi juga terhadap sistem kelistrikan di kawasan timur Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda (isolated grid).
Selain itu, ada potensi besar untuk mengembangkan model keandalan berbasis kecerdasan buatan (AI), terutama dalam hal prediksi beban dan analisis kegagalan komponen. Dengan perkembangan big data dan Internet of Things (IoT), Indonesia berpeluang untuk melompat ke sistem evaluasi keandalan yang lebih modern dan responsif.
Dibandingkan dengan penelitian serupa oleh Billinton & Allan (2000) yang lebih fokus pada sistem maju, paper ini memberi kontribusi khas dari perspektif negara berkembang dengan infrastruktur yang sedang bertumbuh.
Kesimpulan
Feliks K. Santosa menawarkan pendekatan realistis, adaptif, dan ekonomis dalam mengevaluasi keandalan sistem tenaga listrik Indonesia. Melalui metode probabilistik, perencana sistem tidak hanya bisa menilai performa masa lalu, tetapi juga memproyeksikan risiko dan kebutuhan masa depan dengan lebih akurat. Paper ini layak menjadi rujukan utama dalam transformasi sektor ketenagalistrikan nasional.
Sebagai penutup, penerapan evaluasi probabilistik tidak hanya penting untuk mencegah gangguan, tetapi juga untuk membangun sistem energi yang tangguh, efisien, dan berkeadilan. Ini adalah langkah strategis menuju masa depan energi yang inklusif dan tahan banting.
Sumber: Santosa, F. K. (2018). Probabilistic Evaluation of Power System Reliability in Indonesia. Proceedings of the Conference on Challenges in Logistics and Competitiveness (CLC 2018). [DOI/jurnal tidak tersedia secara publik]