Pakar Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Puji Indonesia atas Keberhasilan Pemilu, Ajukan Pertanyaan Terkait UU Cipta Kerja dan Kebebasan Beragama

Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari

08 Mei 2024, 10.23

Sumber: Pinterest.com

Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya hari ini menyimpulkan tinjauannya terhadap laporan periodik kedua Indonesia, dengan para Ahli Komite memberikan pujian kepada negara atas keberhasilan pemilihan umum baru-baru ini, sambil mengajukan pertanyaan mengenai undang-undang penciptaan lapangan kerja dan kebebasan beragama di Indonesia.

Seree Nonthasoot, Ahli Komite dan Ketua Gugus Tugas, mengucapkan selamat kepada Indonesia atas pemilihan umum yang sukses pada tanggal 14 Februari lalu.  Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, 17.000 pulau, dan merupakan negara dengan perekonomian terbesar di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), keberhasilan demokrasi di Indonesia sangat penting bagi Komite.

Nonthasoot mengatakan bahwa undang-undang penciptaan lapangan kerja tahun 2023 melonggarkan persyaratan peraturan tentang undang-undang kehutanan dengan menghapus cadangan minimum 30 persen dari daerah aliran sungai dan wilayah pulau sebagai lahan hutan, yang akan digunakan untuk mencegah bencana seperti banjir dan tanah longsor.  

Hal ini menjadi masalah karena melonggarkan sejumlah persyaratan untuk keberlanjutan, termasuk perlindungan dari bencana alam.  Pendekatan hak asasi manusia harus selalu dihormati.  Dapatkah Negara pihak mengklarifikasi perkembangan yang kontradiktif ini? Ahli lain bertanya apakah legislasi omnibus law berdampak buruk pada masyarakat adat Papua?  Bagaimana Negara peserta menangani konflik-konflik semacam ini?

Seorang Ahli Komite mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, terdapat kurangnya konsistensi dalam menangani masalah-masalah agama, termasuk pendekatan diskriminatif terhadap dokumentasi pernikahan antar agama. Dapatkah Negara pihak menjelaskan situasi ini?  Apa dasar pemikiran di balik peraturan-peraturan tersebut?   Ahli lain bertanya apa gunanya hanya mencerminkan salah satu dari enam agama yang ada dalam pernikahan?  Dapatkah seseorang mengubah denominasi agama dengan mudah?  Pilihan apa yang dimiliki oleh mereka yang berasal dari kelompok agama lain?

Delegasi tersebut mengatakan bahwa omnibus law adalah seperangkat kerangka kerja yang komprehensif, yang diformulasikan untuk menstimulasi ekonomi Indonesia dan menarik investasi asing.  Undang-undang ini memberikan kepastian hukum untuk ketenagakerjaan, sekaligus mencakup serangkaian ketentuan ketenagakerjaan yang luas.  Pemberlakuan undang-undang ini telah berhasil meningkatkan investasi asing di Indonesia. Undang-undang tersebut telah mengalami peninjauan kembali. Sesuai dengan undang-undang tersebut, Pemerintah dapat membatalkan izin usaha apabila sebuah perusahaan terbukti melanggar persyaratan lingkungan.

Delegasi tersebut mengatakan bahwa pernikahan beda agama di Indonesia merupakan topik diskusi yang kompleks. Pernikahan di Indonesia tidak hanya merupakan peristiwa sipil, tetapi juga peristiwa keagamaan.  Indonesia mengakui enam agama resmi, dan undang-undang perkawinan bertujuan untuk mendorong keberagaman agama.  Sebagaimana diamanatkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi, para penganut sistem kepercayaan tradisional dapat mendaftarkan identitas agama mereka di kartu identitas mereka, yang telah mencegah diskriminasi karena keyakinan agama.  Hal ini memungkinkan mereka untuk mengakses semua layanan publik.

Tri Tharyat, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Kerja Sama Multilateral di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan ketua delegasi yang mempresentasikan laporan tersebut, mengatakan bahwa pada tahun 2022 dan 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen dan 5,05 persen.

 Tingkat pengangguran turun dari 5,86 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023.  Di bidang hak atas tanah, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memilah-milah klaim tanah yang tumpang tindih dan mendigitalisasi pendaftaran tanah. Dari tahun 2019 hingga 2023, sekitar 9,1 juta hektar tanah telah disertifikasi.  Indonesia berkomitmen kuat untuk melanjutkan program reformasi agraria untuk melindungi hak-hak seluruh warga negara.

Sebagai penutup, Bapak Nonthasoot mengatakan bahwa ada dua isu utama yang perlu disoroti untuk Indonesia. Keseimbangan antara kesejahteraan dan pembangunan tampaknya merupakan kompromi besar.  Isu besar lainnya adalah alokasi sumber daya.  Dalam kedua kasus tersebut, penting untuk menggarisbawahi pengarusutamaan partisipasi dan pendekatan berbasis hak asasi manusia.

Bapak Tharyat menyampaikan penghargaan kepada Komite atas kesempatan untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif.  Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa hasil dari dialog tersebut dapat diwujudkan dan berkontribusi pada perubahan positif dalam meningkatkan hak asasi manusia. 

Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan dari Kementerian Luar Negeri; Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; Kementerian Agraria dan Tata Ruang; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mahkamah Agung; Sekretariat Kabinet; dan Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.

Semua dokumen yang berkaitan dengan kerja Komite, termasuk laporan yang disampaikan oleh Negara-negara peserta, dapat dilihat di halaman web sesi ini. Siaran web dari pertemuan-pertemuan sidang dapat ditemukan di siniOpens in new window, dan ringkasan pertemuan dapat ditemukan di siniOpens in new window. Komite selanjutnya akan mengadakan pertemuan terbuka pada pukul 15.00 pada hari Rabu, 21 Februari, untuk memulai pertimbangannya atas laporan periodik ketujuh Swedia (E/C.12/SWE/7)Terbuka di jendela baru. 

Laporan komite akan membahas laporan periodik kedua dari Indonesia (E/C.12/IDN/2)Membuka di jendela baru. 

Presentasi laporan

Tri Tharyat, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Kerja Sama Multilateral di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan ketua delegasi Indonesia, mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan yang signifikan terhadap upaya Indonesia dalam mempromosikan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.

 Namun, melalui serangkaian langkah kebijakan, Indonesia telah mampu mengelola dampak pandemi dan pulih dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta tingkat pengangguran dan kemiskinan yang menurun.  Pada tahun 2022 dan 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen dan 5,05 persen.  Tingkat pengangguran turun dari 5,86 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023.  Tingkat kemiskinan ekstrem turun dari 3,5 persen pada tahun 2021 menjadi 2,5 persen pada tahun 2022. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji Indonesia dalam penanganan pandemi melalui program vaksinasi nasional.  Sekitar 200 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 secara gratis, sementara 174 juta orang telah menerima dosis kedua.  Berbagai aspek pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya telah diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional Indonesia, rencana aksi nasional hak asasi manusia, dan strategi nasional bisnis dan hak asasi manusia yang baru-baru ini disahkan.

UU No. 11 Tahun 2020 tentang penciptaan lapangan kerja, atau omnibus law, merupakan undang-undang komprehensif yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja.  Terlepas dari kritik, undang-undang tersebut telah membawa dampak positif bagi perekonomian, lingkungan bisnis, perlindungan lingkungan, dan pembangunan Indonesia secara keseluruhan.  

Selama periode Januari 2021 hingga Maret 2022, aliran investasi asing langsung ke Indonesia meningkat 29,4 persen, dibandingkan dengan periode Juni 2019 hingga September 2020.  Sistem peradilan Indonesia menyediakan sarana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali peraturan perundang-undangan, termasuk omnibus law.

Di bidang hak atas tanah, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memilah-milah klaim tanah yang tumpang tindih dan mendigitalisasi pendaftaran tanah.  Dari tahun 2019 hingga 2023, sekitar 9,1 juta hektar tanah telah disertifikasi. Indonesia berkomitmen kuat untuk melanjutkan program reformasi agraria untuk melindungi hak-hak semua warga negara. Bapak Tharyat menyimpulkan dengan mengatakan bahwa delegasi Indonesia siap untuk terlibat dalam dialog konstruktif dengan Komite dan mempertimbangkan rekomendasi Komite yang akan datang.

Pertanyaan dari para ahli komite

Ahli Komite dan Ketua Gugus Tugas, mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keberhasilan pemilihan umum pada tanggal 14 Februari.  Dengan lebih dari 270 juta penduduk, 17.000 pulau dan merupakan negara dengan ekonomi terbesar di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, keberhasilan demokrasi di Indonesia merupakan hal yang penting bagi Komite.

Dapatkah Negara Pihak menjelaskan apakah ada kebijakan atau praktek pelatihan hak asasi manusia, termasuk pelatihan mengenai mekanisme hak asasi manusia internasional untuk para hakim di berbagai tingkatan dari tingkat kotamadya, propinsi sampai ibukota Jakarta, dan juga untuk para hakim di pengadilan khusus, khususnya pengadilan hak asasi manusia?  Kapan Indonesia akan mengaksesi Konvensi Penghilangan Paksa dan meratifikasi Protokol Opsional Kovenan?

Dapatkah Negara pihak mengkonfirmasi upayanya untuk memperkuat kapasitas kelembagaan lembaga hak asasi manusia nasional, termasuk ketersediaan anggaran yang memadai dan sumber daya manusia yang berkualitas?   Komite mencatat dengan prihatin bahwa uji tuntas hak asasi manusia yang bersifat wajib tidak ada dalam strategi nasional Negara pihak.  Dapatkah informasi diberikan mengenai apakah Indonesia akan mewajibkan semua badan usaha milik negaranya untuk melakukan dan menyediakan secara terbuka hasil uji tuntas hak asasi manusia atas kebijakan dan proyek-proyek mereka?

Komite prihatin dengan kurangnya prioritas terhadap sektor dan kelompok yang rentan.  Masyarakat adat hanya disebutkan secara sepintas dalam strategi tersebut dan juga kurangnya rencana aksi terkait masyarakat yang terkena dampak, tanah dan sumber daya alam.  Apakah isu-isu ini akan diprioritaskan kembali atau diimplementasikan oleh satuan tugas nasional dan regional untuk bisnis dan hak asasi manusia? 

Undang-undang penciptaan lapangan kerja tahun 2023 melonggarkan persyaratan peraturan tentang undang-undang kehutanan dengan menghapus cadangan minimum 30 persen dari daerah aliran sungai dan wilayah pulau sebagai lahan hutan, yang akan digunakan untuk mencegah bencana seperti banjir dan tanah longsor. Dapatkah Negara pihak menjelaskan perkembangan yang kontradiktif ini?  Apakah militerisasi telah menjadi tren umum dan bagaimana Indonesia berniat untuk memastikan bahwa militerisasi tidak digunakan untuk mengancam masyarakat sipil, terutama pembela HAM, dalam proyek-proyek pembangunan berskala besar?

Apakah komitmen Indonesia terhadap pengurangan batu bara masih berlaku?  Langkah-langkah apa yang akan digunakan oleh negara pihak untuk mengimplementasikan kesepakatan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tentang polusi asap lintas batas? Bagaimana Indonesia berencana untuk meminimalisir deforestasi dan perusakan pesisir di lokasi ibu kota baru?  Apa tanggapan Negara pihak terhadap seruan untuk melindungi masyarakat pesisir dan daerah padat penduduk di pedalaman dari kenaikan permukaan air laut dan potensi banjir?  Apakah Indonesia berencana untuk menerapkan mekanisme alokasi sumber daya yang kuat untuk meningkatkan pemberian layanan dan kualitas layanan publik dasar seperti dalam kasus layanan kesehatan di daerah pedesaan?  Apakah revisi UU KPK telah melemahkan fungsi KPK?

Pelanggaran berat hak asasi manusia telah dilaporkan terjadi terhadap masyarakat adat Papua di provinsi Papua, Papua Barat, Papua Tengah, dan Pegunungan Papua.  Bagaimana perkembangan RUU Masyarakat Adat yang telah terhenti di parlemen selama hampir satu dekade?  Komite telah mengetahui bahwa banyak pengungsi internal di Papua Barat telah hidup dalam keadaan tidak menentu tanpa akses yang layak ke layanan kesehatan dan pendidikan.  Bisakah klarifikasi tentang masalah ini diberikan?  Dapatkah diberikan informasi terbaru mengenai situasi 1.000 pengungsi Rohingya di Aceh?

Komite prihatin dengan laporan-laporan mengenai terapi konversi yang telah dipaksakan kepada banyak orang lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks di Indonesia? Dapatkah Negara peserta menjelaskan hal ini dan memberikan rencana untuk mengatasi masalah ini?  Sejak pertama kali diperkenalkan di Sumatera Barat pada tahun 2001, Indonesia telah memberlakukan 120 peraturan daerah yang mewajibkan jilbab.  Dapatkah Negara pihak mengklarifikasi hal ini.

Disadur dari: ungeneva.org