Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 28 Februari 2025
Pendahuluan
Industri pengolahan anggur skala kecil (SSGP) di Dodoma, Tanzania, merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi, menyumbang hingga 11% peningkatan produksi anggur tahunan. Namun, tantangan seperti efisiensi rantai pasok dan keterbatasan logistik sering kali menghambat produktivitasnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Debora Chelestino Kisinga, Alban Dismas Mchopa, dan Leonada Raphael Mwagike (2024) menyoroti dampak manajemen hubungan pemasok (SRM) terhadap kinerja bisnis industri pengolahan anggur kecil di Tanzania serta peran moderasi dari kapabilitas logistik.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan survei cross-sectional dengan 202 responden dari perusahaan pengolahan anggur kecil di Dodoma. Analisis dilakukan dengan model persamaan struktural (SEM) untuk mengukur hubungan antara SRM, kapabilitas logistik, dan kinerja bisnis.
Temuan Utama
1. Hubungan antara Manajemen Hubungan Pemasok dan Kinerja Bisnis
2. Peran Kapabilitas Logistik dalam Moderasi Kinerja Bisnis
3. Hambatan yang Dihadapi Industri Pengolahan Anggur Kecil
Strategi Optimal untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis
1. Meningkatkan Efisiensi Manajemen Hubungan Pemasok
2. Mengoptimalkan Logistik dan Teknologi Rantai Pasok
3. Mendorong Inovasi dan Akses Pasar
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa manajemen hubungan pemasok memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja bisnis industri pengolahan anggur kecil. Kapabilitas logistik yang baik dapat memperkuat hubungan dengan pemasok, meningkatkan efisiensi distribusi, dan mengoptimalkan proses produksi.
Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mempercepat distribusi, serta mengurangi biaya dan risiko operasional.
Sumber Asli: Debora Chelestino Kisinga, Alban Dismas Mchopa, Leonada Raphael Mwagike (2024). Supplier Relationship Management and Business Performance of Small-Scale Grapes Processing Firms in Dodoma, Tanzania: The Moderating Role of Logistics Capabilities.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 28 Februari 2025
Pendahuluan
Sourcing adalah salah satu keputusan paling krusial dalam rantai pasok manufaktur. Pemilihan antara single sourcing (menggunakan satu pemasok) dan multiple sourcing (menggunakan lebih dari satu pemasok) berdampak langsung pada efisiensi, biaya, dan stabilitas rantai pasok.
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan produsen truk besar, yang ingin memahami situasi ideal untuk memilih antara single vs. multiple sourcing. Melalui wawancara dengan pembeli dari beberapa perusahaan manufaktur, studi ini mengidentifikasi perbedaan, keuntungan, dan tantangan kedua metode sourcing.
Keputusan Sourcing dalam Manufaktur
1. Apa Itu Single dan Multiple Sourcing?
2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Sourcing
Perbandingan Single vs. Multiple Sourcing
Keuntungan Single Sourcing
Tantangan Single Sourcing
Keuntungan Multiple Sourcing
Tantangan Multiple Sourcing
Studi Kasus Implementasi Sourcing dalam Manufaktur
Strategi untuk Memilih Sourcing yang Tepat
Kapan memilih Single Sourcing?
Kapan memilih Multiple Sourcing?
Kesimpulan
Keputusan antara single vs. multiple sourcing sangat bergantung pada strategi bisnis, jenis industri, dan faktor risiko yang dihadapi perusahaan.
Studi ini merekomendasikan agar perusahaan mengadopsi strategi hybrid—menggunakan single sourcing untuk komponen kritis yang memerlukan inovasi bersama pemasok, tetapi tetap mempertahankan multiple sourcing untuk produk yang lebih umum guna mengurangi risiko.
Sumber : Boni, P. (2018). Manufacturing Sourcing Decisions: Single versus Multiple Sourcing. MSc in Logistics and Transport Management, University of Gothenburg.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam industri farmasi, pengadaan yang efisien adalah kunci untuk memastikan ketersediaan obat yang berkualitas dan tepat waktu. Studi ini meneliti bagaimana Supplier Relationship Management (SRM) memengaruhi kinerja pengadaan Ethiopian Pharmaceuticals Supply Service (EPSS), badan yang bertanggung jawab atas distribusi farmasi di Ethiopia.
SRM mengacu pada strategi dalam mengelola hubungan dengan pemasok guna meningkatkan efisiensi rantai pasokan, mengurangi waktu pengadaan, serta memastikan kualitas produk. Penelitian ini menyoroti faktor-faktor seperti pelatihan pemasok, evaluasi kinerja pemasok, berbagi informasi, negosiasi, dan kepercayaan dalam mendukung efisiensi pengadaan farmasi di Ethiopia.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial, dengan 100 responden dari EPSS yang terdiri dari berbagai direktorat terkait pengadaan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS versi 23 untuk melihat korelasi antara variabel SRM dan kinerja pengadaan farmasi.
Hasil & Temuan Utama
1. Supplier Training dan Kinerja Pengadaan
2. Evaluasi Kinerja Pemasok dan Efisiensi Pengadaan
3. Berbagi Informasi dalam Rantai Pasokan
4. Peran Negosiasi dalam Efisiensi Pengadaan
5. Kepercayaan dalam Hubungan dengan Pemasok
6. Analisis Regresi & Dampak SRM pada Kinerja Pengadaan
Implikasi Studi & Rekomendasi
Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi strategis bagi EPSS dan organisasi pengadaan farmasi lainnya:
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) memiliki dampak signifikan pada efisiensi pengadaan farmasi di Ethiopia. Evaluasi pemasok dan kepercayaan memiliki dampak terbesar, sementara negosiasi masih perlu diperbaiki. Dengan memperbaiki strategi SRM, EPSS dapat mengurangi waktu pengadaan, meningkatkan kualitas produk, serta menurunkan biaya operasional, yang pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan kesehatan di Ethiopia.
Sumber Asli:
Walta Tekle Embaye (2022). The Effects of Supplier Relationship Management on Procurement Performance of the Ethiopian Pharmaceuticals Supply Service. Addis Ababa University, School of Commerce.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran kunci dalam meningkatkan kinerja rantai pasokan organisasi. Penelitian ini berfokus pada bagaimana SRM memengaruhi kinerja rantai pasokan Inyange Industries, sebuah perusahaan pengolahan makanan di Rwanda. Dengan menggunakan analisis statistik, studi ini menyoroti faktor-faktor seperti pembagian informasi, keandalan kualitas, keandalan layanan, dan strategi rantai pasokan dalam meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial dengan SPSS versi 25.0 untuk menganalisis data dari 152 responden. Analisis dilakukan melalui korelasi Pearson dan model regresi berganda untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen (SRM) dan variabel dependen (kinerja rantai pasokan).
Hasil & Analisis
1. Peran Pembagian Informasi dalam Kinerja Rantai Pasokan
2. Keandalan Kualitas dalam Rantai Pasokan
3. Keandalan Layanan dalam Rantai Pasokan
4. Strategi Rantai Pasokan sebagai Faktor Kunci
Implikasi Studi & Rekomendasi
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa SRM memainkan peran krusial dalam kinerja rantai pasokan. Meskipun berbagi informasi, keandalan kualitas, dan layanan penting, strategi rantai pasokan adalah faktor utama dalam meningkatkan efisiensi. Studi ini menjadi referensi penting bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan hubungan dengan pemasok demi keberlanjutan bisnis.
Sumber Asli:
Mahoro I., & Dushimimana J. D. (2024). The Role of Supplier Relationship Management to the Supply Chain Performance of an Organization; A Case of Inyange Industries in Kicukiro District, Rwanda. Journal of Procurement & Supply Chain, Vol 8(1), pp. 86-106.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Supplier Relationship Management (SRM) merupakan strategi penting dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui manajemen hubungan dengan pemasok. Berdasarkan penelitian dari Engin Kopal dalam tesisnya di Eindhoven University of Technology (2018), penerapan SRM yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas bisnis.
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Office Depot EU B.V., sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja organisasi dengan mengadopsi strategi SRM yang lebih kolaboratif. Sebelumnya, perusahaan ini menjalankan hubungan pemasok secara transaksional (arm’s-length relationship), yang lebih berfokus pada negosiasi harga dibandingkan kolaborasi strategis.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama: "Bagaimana Office Depot EU B.V. dapat meningkatkan kinerja organisasinya melalui manajemen hubungan dengan pemasok?"
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, termasuk:
Temuan Utama
Studi Kasus & Data Pendukung
Kesimpulan dan Rekomendasi
Sumber : Kopal, E. (2018). Performance Enhancement by Supplier Relationship Management. Eindhoven University of Technology.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, ketersediaan produk dan ketepatan waktu pengiriman menjadi faktor utama dalam kepuasan pelanggan. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) bukan hanya tentang distribusi barang, tetapi juga mencakup kemitraan pemasok, penggunaan teknologi, dan pengelolaan risiko.
Artikel ini mengulas strategi SCM yang dapat meningkatkan ketersediaan produk, dengan fokus pada:
Strategi Efektif dalam Manajemen Rantai Pasok
1. Kemitraan Strategis dengan Pemasok
Hubungan erat dengan pemasok sangat penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku berkualitas. Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun kemitraan jangka panjang dengan pemasok mengalami peningkatan efisiensi hingga 25%.
Keuntungan utama dari kemitraan pemasok:
✅ Ketersediaan bahan baku lebih stabil.
✅ Negosiasi harga lebih fleksibel.
✅ Respons lebih cepat terhadap perubahan pasar.
2. Digitalisasi dan Automasi dalam SCM
Perusahaan yang menggunakan sistem SCM berbasis digital mampu:
✅ Mengurangi kesalahan pengelolaan inventaris hingga 30%.
✅ Meningkatkan akurasi permintaan pasar dengan prediksi berbasis data.
✅ Mempercepat proses pemesanan dan pengiriman barang.
Teknologi seperti ERP (Enterprise Resource Planning), RFID, dan AI-based analytics berperan dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mengurangi keterlambatan distribusi.
3. Manajemen Risiko dalam Rantai Pasok
Gangguan dalam rantai pasok dapat berdampak pada keterlambatan pengiriman dan peningkatan biaya operasional. Strategi mitigasi risiko yang efektif meliputi:
✅ Diversifikasi pemasok untuk menghindari ketergantungan pada satu pihak.
✅ Menyiapkan stok pengaman untuk mengantisipasi gangguan produksi.
✅ Menggunakan analitik data untuk memprediksi potensi gangguan rantai pasok.
Studi Kasus Implementasi SCM yang Sukses
1. Efisiensi SCM di Industri Manufaktur
Studi pada PT. Karyamitra Budisentosa menunjukkan bahwa pengelolaan rantai pasok yang efektif mampu meningkatkan ketersediaan produk hingga 40%.
Langkah utama yang diterapkan:
2. Penerapan Teknologi dalam SCM di Perusahaan Ritel
Perusahaan ritel global seperti Carrefour menggunakan sistem SCM berbasis AI untuk mengelola distribusi produk di berbagai negara. Hasilnya:
3. Pengelolaan Risiko dalam Distribusi Global
Perusahaan multinasional seperti Unilever menghadapi tantangan besar dalam mengelola rantai pasok global. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, mereka berhasil:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Strategi Supply Chain Management yang efektif mampu meningkatkan ketersediaan produk dan memastikan kelancaran distribusi.
Poin utama yang harus diterapkan:
✅ Membangun kemitraan erat dengan pemasok untuk stabilitas pasokan.
✅ Mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok.
✅ Mengelola risiko dengan strategi mitigasi yang matang.
Dengan implementasi SCM yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional mereka dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Sumber Artikel: Farida. (2023). Supply Chain Management Strategy to Increase Product Availability. Jurnal Info Sains, Volume 13, No. 03.