Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memastikan kualitas produk. Penelitian ini membahas penerapan SRM berbasis indeks kapabilitas proses untuk memilih, mengelompokkan, dan mengembangkan pemasok berdasarkan karakteristik kualitas mereka. Dengan menggunakan metode kapabilitas proses, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan dengan pemasok serta memberikan usulan strategi pengembangan yang tepat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kapabilitas proses dengan indikator seperti bursting strength, tear strength, tensile strength, dan elongation. Data dikumpulkan dari PT. Karyamitra Budisentosa, perusahaan manufaktur sepatu yang bergantung pada bahan baku kulit berkualitas tinggi dari pemasoknya. Analisis dilakukan dengan metode pengelompokan berbasis indeks kapabilitas untuk memahami performa setiap pemasok.
Hasil dan Analisis
1. Pengelompokan Pemasok Berdasarkan Indeks Kapabilitas
Penelitian ini mengidentifikasi dua kelompok pemasok berdasarkan indeks kapabilitas mereka:
Contoh Data Kapabilitas Pemasok:
2. Pengaruh SRM terhadap Efisiensi dan Kualitas
Strategi Pengembangan Pemasok
1. Framework Pengembangan untuk Kelompok 1
Pemasok dalam kelompok ini memiliki kualitas yang lebih baik, tetapi tetap perlu ditingkatkan melalui:
2. Framework Pengembangan untuk Kelompok 2
Kelompok ini memiliki potensi tetapi memerlukan perbaikan dalam beberapa aspek:
Kesimpulan & Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa Supplier Relationship Management berbasis indeks kapabilitas proses dapat membantu perusahaan dalam mengelola pemasok secara lebih strategis. Pengelompokan pemasok berdasarkan indeks kapabilitas membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih akurat terkait pemilihan dan pengembangan mitra bisnis.
Rekomendasi untuk Implementasi SRM yang Efektif:
Sumber Artikel:
Prasetyo, Erik Bagus. "Supplier Relationship Management Berdasarkan Indeks Proses Kapabilitas untuk Multiple Characteristic." Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, hubungan antara organisasi dan pemasok sangat menentukan keberhasilan operasional. Penelitian ini membahas bagaimana Supplier Relationship Management (SRM) mempengaruhi efektivitas layanan dalam sektor publik, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa penting di Ghana. Studi kasus ini menyoroti bagaimana penerapan SRM dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas layanan publik.
Strategi Manajemen Hubungan Pemasok
Strategi utama dalam mengelola hubungan pemasok untuk pengadaan sektor publik meliputi:
Manfaat Manajemen Hubungan Pemasok
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan SRM dalam sektor publik di Ghana menghasilkan berbagai manfaat, antara lain:
Tantangan dalam Implementasi SRM
Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh, ada beberapa tantangan dalam penerapan SRM di sektor publik:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa manajemen hubungan pemasok yang efektif dapat meningkatkan efisiensi layanan publik. Untuk mencapai hasil optimal, organisasi perlu:
Sumber Artikel : Benjamin Avornu (2023). Management of Supplier Relationship and its Effects on Service Delivery: A Case Study of a Public Sector Procurement Department in Ghana. Arcada University of Applied Sciences, International Business.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis modern, hubungan antara perusahaan dan pemasok tidak lagi sekadar transaksi jual-beli, melainkan kolaborasi strategis yang memengaruhi efisiensi operasional dan daya saing. Supplier Relationship Management (SRM) 2.0 hadir sebagai pendekatan baru yang menggabungkan teknologi digital, analitik data, dan strategi berbasis kemitraan untuk menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan pasar.
Artikel ini membahas studi kasus dari berbagai industri, termasuk otomotif, ritel, dan manufaktur, serta mengungkap tantangan utama dan solusi terbaik dalam implementasi SRM.
Konsep & Manfaat SRM 2.0
SRM 2.0 bukan hanya tentang manajemen pemasok, tetapi juga bagaimana perusahaan dapat:
Menurut penelitian terbaru, perusahaan yang menerapkan SRM berbasis teknologi mampu meningkatkan efisiensi rantai pasok hingga 20% lebih tinggi dibandingkan metode tradisional.
Best Practices dalam Implementasi SRM 2.0
1. Struktur Organisasi & Kepemimpinan yang Kuat
Suksesnya SRM sangat bergantung pada peran manajer pemasok yang memiliki tanggung jawab penuh dalam membangun hubungan jangka panjang.
2. Sistem Informasi & Digitalisasi
3. Proses Evaluasi & Manajemen Kinerja Pemasok
Metode evaluasi berbasis data memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan berbasis fakta, bukan sekadar intuisi.
4. Strategi Kolaborasi & Inovasi Bersama
Studi kasus dari Caterpillar menunjukkan bahwa dengan menerapkan program pengembangan pemasok, mereka berhasil meningkatkan kualitas produk hingga 15% dalam dua tahun pertama.
5. Manajemen Risiko & Keberlanjutan
Studi Kasus Implementasi SRM 2.0 di Berbagai Industri
1. Industri Otomotif – Volvo Construction Equipment
Volvo menerapkan sistem evaluasi pemasok berbasis performa untuk meningkatkan efisiensi rantai pasoknya. Hasilnya:
✅ Pengurangan waktu tunggu pengiriman hingga 25%.
✅ Peningkatan efisiensi biaya produksi sebesar 18%.
2. Ritel – Carrefour Belgium
Carrefour mengembangkan strategi supplier segmentation yang memungkinkan mereka:
✅ Mengoptimalkan harga pembelian bahan baku.
✅ Mengurangi risiko keterlambatan pengiriman hingga 30%.
3. Manufaktur – Emerson Process Management
Dengan menerapkan Quarterly Business Reviews (QBR) bersama pemasok, Emerson berhasil:
✅ Meningkatkan transparansi dalam rantai pasok.
✅ Mengurangi cacat produk sebesar 20% dalam satu tahun.
Tantangan dalam Implementasi SRM 2.0 & Solusi
1. Kurangnya Komitmen Manajemen
Solusi: Edukasi internal dan pelibatan eksekutif dalam program SRM.
2. Sistem IT yang Tidak Terintegrasi
Solusi: Menggunakan platform berbasis cloud untuk integrasi data pemasok dan perusahaan.
3. Resistensi dari Pemasok
Solusi: Menerapkan model insentif berbasis kinerja untuk meningkatkan keterlibatan pemasok.
Kesimpulan & Rekomendasi
SRM 2.0 bukan sekadar alat manajemen pemasok, tetapi strategi bisnis yang dapat memberikan keunggulan kompetitif signifikan. Untuk mengimplementasikannya dengan sukses, perusahaan perlu:
✅ Menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.
✅ Membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis.
✅ Menerapkan model evaluasi berbasis data untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global yang semakin kompleks.
Sumber Artikel:
PSRM7.pdf – Supplier Relationship Management: How Key Suppliers Drive Your Company's Competitive Advantage
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) adalah strategi kunci dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok dan kinerja pengadaan. Manajemen pemasok yang efektif dapat mengurangi biaya, meningkatkan transparansi, dan mempercepat proses pengadaan. Dalam konteks bisnis modern, SRM bukan hanya soal memilih pemasok terbaik, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak.
Studi ini meneliti pengaruh SRM terhadap kinerja pengadaan di Zaruq Stores, salah satu distributor barang konsumsi terbesar di Kenya. Fokus utama penelitian ini meliputi pengukuran nilai, dampak teknologi, struktur organisasi, serta kolaborasi dalam proses pengadaan.
Faktor Kunci yang Mempengaruhi Kinerja Pengadaan
1. Pengukuran Nilai dalam SRM
2. Dampak Teknologi terhadap Efisiensi Pengadaan
3. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kinerja Pengadaan
4. Kolaborasi dengan Pemasok dan Efisiensi Rantai Pasok
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner, data sekunder, dan laporan tahunan.
Hasil Penelitian: Implementasi SRM dan Efeknya pada Kinerja Pengadaan
1. Efek Positif Pengukuran Nilai terhadap Efisiensi Pengadaan
2. Rendahnya Pemanfaatan Teknologi dalam Pengadaan
3. Struktur Organisasi yang Kurang Fleksibel dalam Mendukung SRM
4. Rendahnya Tingkat Kolaborasi dengan Pemasok
Studi Kasus: Penerapan SRM di Zaruq Stores
1. Peningkatan Efisiensi dalam Pengadaan Barang Konsumsi
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui Evaluasi Pemasok
3. Meningkatkan Kepuasan Pemasok dengan Transparansi Pengadaan
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM dan Kinerja Pengadaan
1. Digitalisasi dan Otomatisasi Proses Pengadaan
2. Peningkatan Kolaborasi dengan Pemasok
3. Penyederhanaan Struktur Organisasi
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SRM yang efektif dapat meningkatkan efisiensi pengadaan hingga 20%.
Dengan strategi SRM yang tepat, Zaruq Stores dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok, mengoptimalkan pengadaan, dan mengurangi biaya operasional.
Sumber Artikel:
Abdullahi Abdi Mohamed. (2017). Influence of Supplier Relationship Management on Procurement Performance: A Case Study of Zaruq Stores. Management University of Africa.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Industri manufaktur di Kenya menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan performa bisnisnya. Salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan industri ini adalah Supplier Relationship Management (SRM)—strategi dalam mengelola hubungan dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Penelitian ini membahas pengaruh SRM terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Kenya, menggunakan data dari 160 responden dari 461 perusahaan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dianalisis menggunakan SPSS. Korelasi Pearson dan regresi digunakan untuk mengukur dampak SRM terhadap performa industri manufaktur.
Temuan Utama
1. Supplier Relationship Management dan Kinerja Manufaktur
2. Elemen Kunci dalam SRM
Tiga aspek utama yang diteliti dalam manajemen hubungan dengan pemasok adalah:
3. Kualitas dan Sertifikasi sebagai Faktor Moderasi
4. Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Manufaktur
Meskipun SRM memiliki dampak positif, ada beberapa kendala yang masih menjadi tantangan bagi industri manufaktur di Kenya:
Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan temuan ini, ada beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan oleh perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja mereka melalui SRM:
Kesimpulan
Studi ini membuktikan bahwa Supplier Relationship Management memiliki dampak signifikan terhadap kinerja industri manufaktur di Kenya. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal, perusahaan harus lebih aktif dalam kolaborasi strategis, pengembangan pemasok, serta penerapan teknologi dan transparansi dalam komunikasi. Dengan pendekatan yang lebih terintegrasi, industri manufaktur dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnisnya.
Sumber Asli:
Kimwaki, B. M., Ngugi, P. K., & Odhiambo, R. (2022). Supplier Relationship Management and Performance of Manufacturing Firms in Kenya. International Journal of Recent Innovations in Academic Research, 6(3), 16-26.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Manajemen hubungan pemasok atau Supplier Relationship Management (SRM) telah menjadi faktor utama dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok di sektor publik. SRM memungkinkan organisasi mengelola pemasok secara lebih efektif, meningkatkan transparansi, dan mempercepat pengadaan. Namun, dalam pemerintahan daerah, tantangan seperti kurangnya transparansi, integritas, dan akuntabilitas dalam pengadaan sering kali menghambat efektivitas SRM.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak SRM dan etika pengadaan terhadap kinerja rantai pasok di pemerintahan daerah Kenya, menggunakan studi empiris dari 112 pegawai pengadaan di berbagai pemerintah daerah di Nyanza, Kenya.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Pemerintahan Daerah
1. Kurangnya Transparansi dalam Hubungan dengan Pemasok
2. Minimnya Evaluasi Kinerja Pemasok
3. Biaya Transaksi yang Tinggi dan Inefisiensi dalam Pengadaan
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan survey terhadap 112 pegawai pengadaan di berbagai pemerintah daerah Kenya.
Temuan Utama: Pengaruh SRM dan Etika Pengadaan terhadap Kinerja Rantai Pasok
1. Hubungan Positif antara SRM dan Kinerja Rantai Pasok
2. Etika Pengadaan sebagai Faktor Moderator
3. Pengelolaan Pemasok yang Lebih Baik Mengurangi Biaya Transaksi
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Pemerintahan Daerah di Kenya
1. Peningkatan Efisiensi dalam Pengadaan Barang Publik
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui Evaluasi Pemasok
3. Kepuasan Pemasok terhadap Proses Pengadaan yang Lebih Transparan
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM dan Etika Pengadaan
1. Meningkatkan Transparansi dalam Pengadaan Publik
2. Menerapkan Evaluasi Pemasok secara Berkala
3. Meningkatkan Kapasitas Pegawai Pengadaan
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SRM yang efektif, didukung dengan prinsip etika pengadaan yang kuat, dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok di pemerintahan daerah Kenya.
Dengan strategi yang tepat, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan efisiensi pengadaan, meningkatkan transparansi, dan memperkuat hubungan dengan pemasok.
Sumber Artikel:
Otieno Kevin, Jackline Akoth Odero. (2023). Supplier Relationship Management Practices, Procurement Ethics and Supply Chain Performance in County Governments. Journal of Business and Social Review in Emerging Economies, 9(2), 63-72.