Distribusi Air
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 16 Mei 2025
Pendahuluan: Krisis Air di Tengah Sumber Melimpah
Desa Pantilang, Kecamatan Basse Sangtempe Utara, Kabupaten Luwu, menyimpan sebuah ironi yang akrab dijumpai di banyak daerah Indonesia: air berlimpah, namun sulit diakses. Terletak di kaki pegunungan, desa ini memiliki sumber air yang potensial, tetapi warga masih bergantung pada jaringan distribusi sederhana berupa pipa dan selang. Penelitian oleh Riska Wijaya, Indrajaya, dan Haerianti (2024) berupaya merumuskan strategi pengembangan air baku di desa tersebut, menggunakan pendekatan analisis SWOT dan metode kualitatif yang mengedepankan wawancara serta observasi lapangan.
Permasalahan Utama: Distribusi Tak Merata, Kualitas Tak Terjamin
Meski dikelilingi sumber mata air pegunungan yang melimpah, Desa Pantilang menghadapi tiga masalah pokok:
Hal ini berdampak langsung pada kualitas hidup warga, terutama dalam konteks kesehatan, produktivitas, dan sanitasi. Padahal, Luwu adalah wilayah dengan potensi air permukaan dan bawah tanah yang tinggi.
Metodologi: Analisis SWOT dan Skor Strategis
Penelitian dilakukan pada Maret 2024, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara informan kunci seperti aparat desa dan pengguna air. Instrumen utama adalah pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang kemudian dianalisis menggunakan skema IFAS dan EFAS:
Hasil penjumlahan skoring menunjukkan bahwa:
Koordinat SWOT berada pada Kuadran I → strategi S-O: optimasi kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Temuan Utama: Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
Strategi Prioritas: SO sebagai Pilar Tindakan
Strategi S-O (Kekuatan + Peluang)
Strategi W-O (Kelemahan + Peluang)
Strategi S-T dan W-T (Mengantisipasi Risiko)
Studi Banding: Apa yang Bisa Dipelajari dari Tempat Lain?
Model-model ini menunjukkan bahwa teknologi dan kemauan politik bisa menjawab tantangan geografis dan infrastruktur terbatas.
Opini & Kritik
Penelitian ini memberi gambaran konkret kondisi air baku di desa yang masih tertinggal secara infrastruktur. Namun, ada beberapa poin yang dapat diperkuat:
Meski begitu, pendekatan berbasis partisipasi warga dan pemanfaatan kekuatan lokal menjadi nilai lebih dari riset ini.
Rekomendasi Lanjutan
Kesimpulan: Air untuk Hidup, Strategi untuk Masa Depan
Desa Pantilang punya modal besar: air yang melimpah dan masyarakat yang siap terlibat. Tapi tanpa strategi tepat, modal itu bisa terbuang. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan SWOT, desa dapat merancang strategi realistis dan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengantisipasi kelemahan dan ancaman, Desa Pantilang bisa menjadi contoh pengelolaan air baku berbasis komunitas di Indonesia.
Sumber:
Wijaya, R., Indrajaya, & Haerianti. (2024). Strategi Pengembangan Air Baku Desa Pantilang Kecamatan Basse Sangtempe Utara Kabupaten Luwu. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 24(1), 80–87.