Pendidikan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025
Bukan hal yang baru jika membicarakan permasalahan dalam perkembangan pendidikan khususnya di Indonesia. Sering dibicarakan, namun belum diketahui secara pasti di mana sekarang. Kita dapat dengan jelas memposisikan posisi perkembangan industri. Ya, industri berada pada titik 4.0 hingga tahun 2022. Pertanyaan besarnya, pada titik manakah kedudukan pendidikan?
Saat ini kita hanya bisa berspekulasi pada jenjang pendidikan apa. Sambil menebak-nebak juga terdapat berbagai permasalahan mengenai pendidikan khususnya di Indonesia. Mungkin akan lebih banyak permasalahan dibandingkan hal-hal positif yang membuat kita asal-asalan menempatkan pendidikan Indonesia di poin 2.0 atau bahkan masih 1.0.
Selama ini pendidikan Indonesia selalu terbentur pada pertanyaan: Sistem atau kurikulum manakah yang terbaik untuk diterapkan? Buang-buang waktu memikirkan hal ini jika tidak ada saluran yang jelas untuk mencapai sistem pendidikan yang ideal. Ibarat tujuan dalam strategi pemasaran adalah melakukan pembelian oleh pelanggan, maka ada tahapan yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu terkait dengan kesadaran, minat, keinginan, dan tindakan. Lalu, jika tujuan dalam pendidikan merupakan sistem yang ideal, maka tahapan apa yang harus dipenuhi terlebih dahulu? Dua di antaranya menurut saya adalah: tercapainya tujuan pendidikan dan sumber daya manusia yang kompeten!
Mengenai tujuan pendidikan, memiliki definisi yang murni adalah suatu keharusan! Tujuan pendidikan harus mampu melahirkan manusia yang mandiri, mempercepat kemajuan kesadaran manusia sehingga dapat berfungsi dalam masyarakat [1] [2]. Manusia yang otonom berarti mampu mengarungi kehidupan secara utuh. Namun yang terjadi saat ini adalah pendidikan hanya membekali individu untuk mengarungi dunia kerja. Ini seperti sekolah bukan belajar! Pendidikan yang telah kehilangan fungsi utamanya [3].
Bahkan pada titik pemahaman tujuan pendidikan yang paling mendasar, yaitu untuk memperoleh dan berbagi pengetahuan, terjadi praktik ketidakadilan yang mengakar. Lihat saja filter penerimaan guru, apakah guru atau dosen, khususnya lembaga swasta. Mereka hanya menerima guru yang seagama. Jika agamanya sama, maka mereka akan memilih guru yang ideologinya sama dan memahami gaya ideologi lembaganya.
Kedua, terkait sumber daya manusia. Pengawasan terhadap guru dalam mengajar perlu dilakukan, hal ini dapat meningkatkan kualitas guru. Juga tidak akan efektif jika supervisi hanya dilakukan dua kali dalam satu semester atau supervisi terjadwal. Lakukan pengawasan semaksimal mungkin, setiap hari jika diperlukan. Pembentukan tim pengawas di masing-masing lembaga mungkin bisa memberikan dampak positif.
Selain itu, kesejahteraan guru perlu menjadi perhatian lebih lanjut. Selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, label pahlawan tanpa tanda jasa telah melekat pada profesi guru. Label tersebut justru mereduksi fungsi pembangunan bangsa dan memberi kesan merendahkan profesi guru. Mereka tidak boleh menambah pekerjaan di luar mengajar untuk menafkahi keluarga atau menjadi pekerja sementara selama puluhan tahun dengan gaji yang hanya cukup untuk menutupi biaya perjalanan.
Guru hendaknya diberikan penghargaan agar generasi milenial terpelajar lebih termotivasi untuk menjadi guru yang mencerdaskan kehidupan bangsa dibandingkan memilih bekerja di perbankan agar komposisi guru diisi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan kesejahteraan guru setidaknya menghindarkan kita dari kegagalan dalam pelayanan yang mereka berikan.
Disadur dari: suryajayaraka.medium.com
Ilmu Ekonomi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025
Keluaran (output) dalam ilmu ekonomi adalah jumlah barang atau jasa yang diproduksi dalam periode waktu tertentu oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah kembali untuk produksi lebih lanjut. keluaran biasanya identik dengan pendapatan, walaupun sebenarnya dua hal itu berbeda secara definisi dalam teori ekonomi. Konsep keluaran nasional bagian terpenting dalam bidang ekonomi makro, sebagai pengukuran untuk menghitung kekayaan suatu negara.
Hubungan dengan pendapatan
Ketika jumlah keluaran tertentu diproduksi, hal tersebut menjadi identik dengan pendapatan karena keluaran menjadi pendapatan milik seseorang. Jadi keluaran memiliki identitas yang sama dengan pendapatan.
keluaran dapat dibagi menjadi beberapa komponen berdasarkan pihak yang terkait dalam transaksi ekonomi. Total konsumsi oleh anggota masyarakat (C) dikurangi barang impor (M), pengeluaran oleh pemerintah (G), barang produksi dalam suatu negeri yang dibeli oleh orang asing (X), akumulasi persediaan yang direncanakan (Ipi), akumulasi persediaan yang tidak direncanakan (Iupi) dihasilkan dari prediksi keliru oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, dan investasi tetap (If) pada faktor produksi.
Pendapatan juga dapat dibagi sesuai dengan penggunaan yang diletakkan - belanja konsumsi, pajak (T) yang dibayar, dan bagian pendapatan tidak dikenakan pajak atau menghabiskan tabungan (S). Karena keluaran identik dengan pendapatan, hal-hal di atas mengarah ke identitas berikut:
di mana tanda batang tiga (≡) menghasilkan suatu identitas. Identitas ini berbeda dari kondisi keseimbanganpasar barang, yang dipenuhi ketika investasi yang tidak direncanakan sama dengan nol:
Mengukur keluaran nasional
Produk domestik bruto (PDB) adalah ukuran paling sering digunakan dalam keluaran nasional. Tantangan utama dalam menggunakan metode ini adalah menghindari penghitungan produk yang sama lebih dari sekali. Secara logis, total keluaran harus sama dengan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara, tetapi bila menghitung secara tiap barang dan jasa, akan cenderung keliru dalam menghitung keluaran yang sama berulang-ulang atau perhitungan ganda pada berbagai tahap produksi.
Sebagai ilustrasi, penjahit membeli bahan gaun seharga 500 rupiah, lalu menjahit dan mengolah menjadi barang jadi pada gaun itu. Penjahit itu kemudian menjual gaun itu seharga 800 rupiah (biaya untuk menyelesaikan gaun itu adalah 150 rupiah). Dari transaksi ekonomi tersebut bisa diasumsikan bahwa penjahit menambahkan keluaran senilai 150 rupiah ke dalam gaun itu, asumsi lain yang berbeda juga melihat bahwa penjahit menghasilkan keluaran senilai 800 rupiah. Jadi nilai tambah sama dengan harga jual suatu barang atau jasa, dikurangi semua biaya non-tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksinya. Untuk menghindari masalah perhitungan ganda, harus berfokus sepenuhnya pada penjualan barang jadi.
Meskipun metode ini secara luas diakui akurat, metode perhitungan konsumsi barang jadi dikenal sebagai metode pengeluaran (expenditure) dan digunakan secara umum, dan merupakan metode standar perhitungan PDB di sebagian besar negara. Teori pengeluaran ini menggunakan asumsi bahwa semua pengeluaran untuk barang jadi ditambahkan, Formula perhitungan harus menghitung total produksi karena setiap barang yang diproduksi akhirnya diubah dalam berbagai bentuk.
Dalam metode perhitungan konsumsi barang jadi ini, ada suatu fakta bahwa konsumsi mencakup semua pengeluaran oleh rumah tangga, tetapi investasi bisnis tidak mencakup semua pengeluaran oleh perusahaan, karena akan menimbulkan penghitungan ganda besar-besaran karena banyak hal yang dibeli oleh perusahaan diproses dan dijual kembali ke konsumen. Akibatnya, investasi hanya mencakup pengeluaran untuk keluaran yang tidak diharapkan untuk digunakan dalam jangka pendek.
Output suatu negara (PDB) = C+I+G+X-M
Kondisi keluaran
Kondisi keluaran yang memaksimalkan keuntungan (P) bagi produsen secara efisien akan menyamakan biaya marginal (MC) relatif dari dua barang dengan harga jual relatif barang atau jasa lain, yaitu:
MC1/MC2 = P1/P2
Kesimpulan lain juga menjelaskan rasio biaya marginal sebagai kurva kemungkinan produksi pada suatu tingkat tertentu, membuat masyarakat dapat mengolah suatu barang menjadi barang lain.
Fluktuasi dalam keluaran
Dalam ekonomi makro, keluaran nasional selalu naik dan turun (berfluktuasi). Ada beberapa faktor yang menurut para ekonom membuat keluaran naik dan turun. Jika melihat dari metode pertumbuhan ekonomi, maka sebagian besar ekonom sepakat bahwa ada tiga sumber dasar untuk pertumbuhan ekonomi yaitu, peningkatan penggunaan tenaga kerja, peningkatan penggunaan modal, dan peningkatan efektivitas faktor produksi. Seperti halnya peningkatan dalam penggunaan atau keefektifan faktor produksi dapat menyebabkan keluaran naik, sebaliknya apapun yang menyebabkan tenaga kerja, modal atau efektivitas faktor produksi turun juga akan menyebabkan penurunan dalam keluaran atau setidaknya penurunan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi.
Sumber Artikel : Wikipedia
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025
Pendidikan merupakan landasan fundamental bagi pembangunan nasional. Untuk memberlakukan peningkatan substansial dalam sistem pendidikan Indonesia, upaya kolaboratif yang terkoordinasi di antara semua pemangku kepentingan sangat penting. Upaya kolektif ini membutuhkan partisipasi aktif dari lembaga pendidikan, orang tua, serta pemerintah daerah.
Pertanyaan kritis yang muncul berkaitan dengan perbaikan di tingkat pusat. Hal ini mencakup sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaran dengan data yang kredibel serta pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan yang disesuaikan dengan masing-masing daerah.
Rapor Pendidikan untuk pemerintah daerah merupakan solusi teknologi mutakhir yang dirancang untuk memfasilitasi perencanaan pendidikan di tingkat pemerintah daerah. Platform ini dirancang untuk menyajikan data yang sesuai dengan realitas saat ini, sehingga memungkinkan pemanfaatannya dalam mengatasi tantangan pendidikan di masing-masing daerah.
Rapor Pendidikan Daerah kini menggabungkan data dari kementerian dan lembaga pemerintah terkait. Tidak hanya menampilkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, platform ini juga menyertakan Indeks Pendidikan SPM (nilai pencapaian) yang disinkronkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Kumpulan data yang komprehensif ini berfungsi sebagai referensi yang sangat berharga, memberdayakan para pemangku kepentingan pendidikan untuk terlibat dalam upaya perencanaan yang lebih komprehensif dan terinformasi.
Sumber: www.govtechedu.id
Pengembangan fitur dan halaman Rapor Pendidikan untuk pemerintah daerah
Iterasi yang disempurnakan, Rapor Pendidikan untuk pemerintah daerah, memperkenalkan Indeks SPM (skor pencapaian) sebagai instrumen pengukuran yang mencakup semua aspek untuk mengevaluasi pencapaian SPM di setiap wilayah geografis. Indeks ini berfungsi sebagai alat ukur pencapaian SPM yang menjelaskan pencapaian yang telah direalisasikan dan bidang-bidang yang masih perlu ditingkatkan. Pemahaman yang lebih baik tentang pencapaian pendidikan ini membekali pemerintah daerah dengan wawasan yang diperlukan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih terarah dan tepat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah mereka.
Sumber: www.govtechedu.id
Bagian "Akar Masalah" dalam platform Rapor Pendidikan Daerah menawarkan analisis data mendalam yang menjelaskan faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi hasil kinerja satuan pendidikan. Proses analisis ini membantu mengidentifikasi tindakan korektif yang spesifik berdasarkan akar permasalahan yang teridentifikasi. Selain itu, halaman ini juga menampilkan empat indikator akar masalah utama, termasuk warna label capaian, peringkat terendah, penurunan paling besar atau peningkatan minimal, dan skor yang sesuai.
Sumber: www.govtechedu.id
Dalam laman khusus ini, Rapor Pendidikan Daerah berfungsi sebagai sumber inspirasi, yang menawarkan wawasan berharga untuk mengatasi akar masalah dan melakukan perbaikan. Unit pendidikan dapat dengan mudah mengakses dan mengasimilasi peningkatan yang direkomendasikan dari inspirasi yang disediakan.
Langkah-langkah yang disarankan ini telah dimasukkan ke dalam Platform Merdeka Mengajar dengan lancar, menyederhanakan proses implementasinya dan membuatnya lebih mudah diakses oleh satuan pendidikan yang ingin melakukan perubahan positif.
Sumber: www.govtechedu.id
Aspirasi yang mendasari platform ini adalah untuk memfasilitasi analisis data yang komprehensif dan terintegrasi, sehingga pemerintah daerah dapat melihat prioritas utama mereka dan merumuskan strategi penganggaran yang lebih efisien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan di setiap daerah di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kami mengundang Anda untuk menjelajahi situs web kami di raporpendidikan.kemdikbud.go.id.
Disadur dari: www.govtechedu.id
Politik
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025
Otoritarianisme adalah bentuk organisasi sosial yang ditandai oleh penyerahan kekuasaan. Ini kontras dengan individualisme dan demokrasi. Dalam politik, suatu pemerintahan otoriter adalah satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemimpin. Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu.
Otoritarianisme berbeda dari totalitarianisme di lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang terjadi, yang tidak di bawah kendali pemerintah. Sistem ini biasanya menentang demokrasi, sehingga pada umumnya kuasa pemerintahan diperoleh tanpa pemilihan umum secara demokratis.
Asal Kata
Istilah otoritarianisme berasal dari bahasa Inggris, authoritarian. Kata authoritarian sendiri berasal dari bahasa Inggris authority, yang sebetulnya merupakan turunan dari kata Latin auctoritas. Kata ini berarti pengaruh, kuasa, wibawa, otoritas. Oleh otoritas itu, orang dapat memengaruhi pendapat, pemikiran, gagasan, dan perilaku orang, baik secara perorangan maupun kelompok. Otoritarianisme adalah paham atau pendirian yang berpegang pada otoritas, kekuasaan dan kewibawaan, yang meliputi cara hidup dan bertindak.
Beberapa Ciri
Penganut otoritarianisme akan berpegang pada kekuasaan sebagai acuan hidup. Ia akan menggunakan wewenang sebagai dasar berpikir. Ketika berhadapan dengan orang lain dan menanggapi masalahnya, mereka akan menanyakan kedudukannya (sebagai apa) dalam lembaga dan organisasi. Dalam membahas masalah itu, dia tidak akan mempersoalkan hakikat dan kepentingannya, tetapi berhak ikut campur dan mengurus perkara yang dipersoalkannya.[5] Namun, hal ini hanya berlaku untuk dirinya. Untuk orang lain, orang otoritarian akan membatasi pekerjaan seseorang, yaitu agar orang tersebut bekerja menurut prosedur dan aturan yang ada. Jika orang itu tidak mengerti dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik, ia akan dianggap salah
Dalam Berkomunikasi
Penganut otoritarian hanya mengenal satu macam komunikasi, yaitu satu arah. Komunikasi dua arah, saling diskusi dan menanggapi, dan model demokratis dengan kemungkinan perbedaan dan pertentangan pendapat secara verbal atau secara konseptual akan dimengerti, tetapi sulit untuk dihayati. Komunikasi yang bebas dan terbuka, berasal dari berbagai arah dan tertuju ke segala penjuru akan asing baginya, karena gaya komunikasi tersebut tidak masuk dan klop dalam kerangka berpikirnya. Oleh karena itu, komunikasi satu arah menjadi andalan bagi orang ini dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya baik dalam menyampaikan gagasan, pemikiran, dan pesan, orang otoritarian hanya mengenal satu bentuk komunikasi, yaitu instruksi. Istilah yang dikenalnya terbatas pada pengarahan, petunjuk, wejangan, perintah, pembinaan, sehingga bentuk komunikasi yang sifatnya sekadar memberitahu perkaranya (informatif) dianggap sudah mencukupi. Bentuk komunikasi yang persuasif untuk meyakinkan, dinilai menghabiskan waktu dan tidak efisien.
Mengandalkan diri pada kekuasaan
Jika dalam komunikasi orang otorianisme hanya mengenal komunikasi dalam bentuk instruksi, dalam bertindak mereka suka main kuasa. Yang dimaksud dengan main kuasa adalah pemaksaan kuasa dengan melumpuhkan orang, menggunakan ancaman, dan menyepelekan perkara.[5] Orang otoritarianisme juga akan mempermainkan perasaan bawahannya dengan sengaja membuat mereka salah dan malu. Dengan kata lain, daripada bertitik tolak dari hakikat dan kepentingan perkara, keadaan dan kemampuan orang, serta situasi dan kondisi yang ada, dalam bertindak orang otoritarianisme akan berkutat pada kekuasaan yang dimilikinya.
Perbandingan Karakteristik Otoriter dan Totaliter
Berdasarkan penelitian ahli politik, Syed Mohd Aizuddin Tuan Sembak (UTM), Juan Linz, dan Paul C. Sondrol dari University of Colorado di Colorado Springs, maka perbedaan karateristik otoriter dan totaliter (diktator) dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
Kritik terhadap Otoritarianisme
Kekuasaan merupakan faktor penting dalam kehidupan. Dengan penggunaan kekuasaan yang baik dan tepat, banyak hal dapat diselesaikan dan berbagai prestasi dicapai. Kesalahan otoritarianisme dan para penganutnya ialah memandang kekuasaan bukan sebagai sarana, melainkan untuk tujuan sendiri. Karena itu, yang penting bagi mereka adalah bagaimana kekuasaan berfungsi, digunakan dan ditampakkan. Apa yang hendak dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan nasib orang-orang yang diikutsertakan dalam pencapaian tidaklah penting.
Pemutarbalikkan pemahaman tentang kekuasaan sebagai sarana menjadi tujuan itu mengakibatkan penggunaannya tidak pas. Hasilnya hidup menjadi sempit sebatas tanggungjawab dan wewenang, komunikasi menjadi satu arah, dan permainan kekuasaan merajalela. Akibatnya hidup tidak terkelola dengan baik dan yang berkembang adalah berbagai trik dan usaha untuk mendapatkan kekuasaan, mempertahankannya, dan memanipulasinya dengan alasan apapun. Otoritarianisme entah sadar ataupun tidak, berporos pada pemahaman tentang kekuasaan dan penggunaannya, dengan bentuk-bentuk akibat dalam komunikasi dan gaya hidup yang diciptakannya. Otoritarianisme dan orang-orang otoritarian akan berkembang dan banyak muncul dalam masyarakat yang formalistis, legalistis, dan konvensionalistis.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025
Sebagai rumah bagi lebih dari 264 juta penduduk, Indonesia adalah negara dengan populasi terpadat keempat di dunia. Lanskap pendidikan di Indonesia telah berubah selama bertahun-tahun dari masa penjajahan Belanda dengan sekolah-sekolah yang sangat tradisional hingga saat ini dengan berbagai macam institusi yang tersedia.
Perubahan standar dan institusi pendidikan terkait dengan peningkatan kualitas hidup di negara ini. Hingga saat ini, terdapat sekitar 170.000 sekolah dasar, lebih dari 66.000 sekolah menengah dan 4378 institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
Bagi ekspatriat asing yang telah mendirikan perusahaan di Indonesia, dan ingin membawa anak-anak mereka untuk belajar, atau pelajar yang mencari peluang pendidikan di Indonesia, Anda akan membutuhkan visa yang valid.
Secara umum, ada tiga tingkatan pendidikan di Indonesia - pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Hal ini serupa dengan banyak negara lain.
Pendidikan dasar di Indonesia
Pendidikan di Indonesia berkisar pada kementerian pendidikan nasional yang mewajibkannya. Durasi sekolah dasar adalah 6 tahun dan sekolah menengah pertama adalah 3 tahun.
Fase dasar mengikuti kelompok bermain pra-sekolah opsional yang mungkin dimulai pada tahun ketiga seorang anak. Sebagian besar sekolah dasar dikendalikan oleh pemerintah. Beberapa menawarkan program akselerasi yang mempersingkat fase menjadi 5 tahun mengikuti sistem pendidikan Islam.
Seorang anak harus terdaftar di sekolah dasar pada bulan April dengan harapan dapat diterima pada bulan Juli. Untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan memasuki pendidikan menengah, siswa kelas enam harus menyelesaikan dua ujian akhir:
Pendidikan menengah di Indonesia
Bagi siswa yang telah lulus sekolah dasar, mereka memulai tahapan kehidupan barunya di Sekolah Menahga Pertama (SMP), atau disebut juga sekolah menengah pertama. Hal-hal yang harus dipresentasikan pada saat pendaftaran antara lain:
Setelah menyelesaikan 3 tahun di SMP, siswa dapat memilih jalurnya, apakah akan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan yang disebut Sekolah Menahga Kejuruan (SMK) atau melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas, Sekolah Menahga Atas (SMA). dimana pada tahun ketiga mahasiswa akan dapat memilih 3 peminatan, yaitu:
Pendidikan tinggi di Indonesia
Terdapat total 5 jenis pendidikan tinggi di Indonesia yaitu:
Beberapa sekolah yang disebutkan di atas didanai oleh pemerintah, ada pula yang berafiliasi dengan agama, dan ada pula yang didanai swasta.
Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi sistem pendidikan tinggi dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu mengatasi beberapa permasalahan yang ada. Keluarga berpenghasilan rendah menghadapi hambatan seperti terbatasnya akses, kurangnya ruang di lembaga publik, dan beban birokrasi pemerintah yang berlebihan.
Apa sekolah internasional terbaik di Indonesia
Jika Anda seorang ekspatriat yang tinggal di Indonesia bersama keluarga Anda, atau berpikir untuk pindah ke Indonesia , Anda juga dapat mempertimbangkan untuk mendaftarkan anak Anda ke sekolah internasional. Berikut beberapa sekolah internasional terbaik di Indonesia yang bisa Anda pertimbangkan!
Sumber: www.paulhypepage.co.id
Ekspatriat dengan anak-anak yang tinggal di Indonesia
Bagi ekspatriat yang membawa anaknya untuk bekerja di Indonesia atau ingin membawa keluarganya masuk, diperlukan surat tanggungan. Berikut beberapa persyaratan untuk mengajukan visa tanggungan di Indonesia:
Disadur dari: www.paulhypepage.co.id
Ilmu Ekonomi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025
Produk domestik bruto (PDB) atau dalam bahasa Inggris gross domestic product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Teknik ini paling sering digunakan.
Definisi
Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil ←(atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan)→ mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktik menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Perbandingan antar-negara
PDB negara yang berbeda dapat dibandingkan dengan menukar nilainya dalam mata uang lokal menurut:
Peringkat relatif negara-negara dapat berbeda jauh antara satu metode dengan metode lainnya.
Sumber Artikel : Wikipedia